Diusianya yang relatif muda, Bunga. harus dihadapkan pada pernikahan dengan sang majikannya yang lumpuh, atas permintaan dari istri pertama nya Bella. yang lebih memilih sibuk dengan dirinya sendiri dan Dunia modeling yang selama ini dia gelutinya.
Arya CEO Tampan Itu hanya bisa pasrah, ketika diminta untuk menikahi Bunga. yang selama ini begitu tulus merawat dan memberikan kasih sayang pada putra satu-satunya Cecilio.
Seiring berjalannya waktu, akankah cinta tumbuh diantara mereka? setelah Arya sembuh. mampukah penyesalan Bella untuk kembali merebut cinta Arya yang dulunya begitu besar kini sudah hilang. tergantikan dengan sosok Bunga yang jauh lebih muda, cantik dan enerjik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penampakan Bidadari
Bunga kembali masuk dalam kamar mandi, membuka kembali kaos dalaman Arya yang berwarna putih, lalu memakai nya dengan benar, dia menatap pantulan wajah dan tubuhnya yang bisa dikatakan polos, karena yang melekat di tubuh nya dapat dikatakan tidak berfungsi.
“Seumur hidup ku, aku belum pernah disentuh laki-laki, apa lagi dengan berpenampilan seperti ini. Apa sekarang kami akan memulai yang namanya malam pertama.” Bunga mondar-mandir di depan pintu kamar mandi, dia belum berani keluar dengan penampilan nya yang sekarang.
Detak jantung Bunga semakin cepat, bercampur rasa takut membayangkan, akan memulai menjalankan peran nya sebagai seorang istri dari majikan yang dirawat nya selama ini.
“Coba disini ada pintu ajaib Doraemon, pasti aku langsung ngumpet disana. Atau Matra agar bisa menghilang seketika, bagaimana ini.....aku sangat malu, apalagi bagian ini dibolongin” Bunga tersenyum antara malu dan lucu dengan penampilan nya sendiri.
“Tok...tok.. “ Bunga terperanjat begitu pintu diketuk dari luar. Sebelum melangkah keluar Bunga menatap sekilas pantulan wajah nya di cermin, sambil mengulum senyum.
“Bunga kamu ngak napa-napa kan sayang.” Terdengar suara panggilan Arya, dari balik pintu.
“Ngak...ngak papa kok mas.” Balas Bunga perlahan tangannya menarik gagang pintu sambil mengumpulkan keberanian nya.
Ceklek... pintu terbuka, mata Arya membulat sempurna, dia begitu terkesima melihat penampakan Bidadari cantik dan sangat seksi yang tengah tersenyum manis berjalan kearahnya.
Sehingga Arya tidak menyadari jika bidadari tersebut sudah ada dihadapannya dengan jarak yang sangat dekat. Saking dekatnya Arya bisa mendengar detak jantung mereka yang saling berdetak, seirama dengan jakun Arya yang turun naik menelan Saliva nya.
“Mas kok terpana gitu?” Bunga mengibaskan tangannya sehingga Arya tersadar dari fantasi liarnya menatap keindahan dan kemolekan tubuh istri tercintanya.
“Sayang kamu benar-benar cantik dan seksi, rasanya mas pengen kamu berpakaian seperti ini terus menerus. agar mata ini selalu dimanjakan oleh pemandangan kemolekan tubuhmu yang putih bersih ini.” Ucap Arya yang sambil membetulkan celananya yang tiba-tiba sempit dan sesak.
“Masak sih Mas.” Ucap Bunga.
“Masak didapur sayang.” Godanya.
“Aaahh ngak lucu mas.” Keduanya sudah saling dekat, bahkan kecanggungan Bunga dulunya sudah tidak ada lagi.
Arya menarik tangan Bunga, lalu mendudukkannya dipangkuan dengan perlahan.
“Jangan mas.” Bunga ingin bangkit dari pangkuan Arya.
“Kenapa sayang?”
“Kakimu belum pulih sempurna mas, tubuhku berat. Aku khawatir akan membuat kaki mas akan bertambah sakit nantinya.” Ucap Bunga dengan begitu lembut, agar tidak menyinggung perasaan Arya.
“Baiklah sayang, kamu begitu peduli padaku Bunga. Aku mersa beruntung menikah dan mendapatkan dirimu.” Balas Arya.
Arya tidak sabaran lagi. dihati dan pikiran nya hanya ada Bunga dan Bunga, dia seakan-akan lupa jika dia juga mempunyai seorang istri lagi, yang dulu begitu disayangi nya.
Dia menarik tangan Bunga perlahan menuju ranjang, memulai cumbuan ringan, namun memabukkan. Bibir bunga yang manis seperti candu bagi Arya. Rabaan dan sentuhan Arya yang perlahan, namun pasti membuat Bunga terhanyut.
“Inikah yang dikatakan orang malam pertama dan bercumbu itu? Rasanya begitu indah.” Bunga memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan lembut sang suami yang membuat nya terbang melayang.
“Sayang, apa aku boleh melakukan tugas ku sekarang?” bisik Arya begitu dekat, saking dekatnya. Bibir Arya menyentuh daun telinga Bunga, membuat gadis itu kegelian.
Bunga membuka mata, wajah Arya tepat berada dihadapannya. hembusan nafas beraroma mint, mengenai kulit wajah Bunga yang terasa hangat.
Perlahan Bunga mengganggukan kepala, meskipun dihatinya belum siap seutuhnya menyerahkan sesuatu yang dijaganya dengan baik selama ini.
Arya mengulum senyum, dan membuka pembungkus terakhir yang masih melekat ditubuhnya yang sispek. tapi tidak dengan Bunga, dia langsung menutup mata sambil berteriak spontan.
“Jangan mas, aku malu.” Teriaknya dengan wajah memerah.
“Sayang pelankan suara mu,” bisik Arya, yang malu jika kedengaran Mama,
Arya benar-benar beruntung, yang tidak bisa dia ditolak . bagaimana tidak, diusianya yang matang selain kaya-raya, Arya juga memiliki dua orang istri yang sangat cantik-cantik, dan dua kali juga dia belah duren yang masih bersegel.
“Iiiya maaf mas.” Balas Bunga, sambil memalingkan wajahnya dari penampakan yang kali keduanya dia lihat, tapi sekarang bentuknya jauh berbeda lebih hidup dan menantang.
Arya kembali melanjutkan cumbuan nya, agar istri mudanya itu tidak kesakitan dan berteriak nanti nya, perlahan dia mulai melakukan.
“Aduuuuh sakiiit, stoop mas.” Ucap Bunga dengan mata memerah.
“Sayang, tahan dikitit dong.” Bujuk Arya.
“Pelan-pelan ya mas.” ulang Bunga.
“Tentu sayang.”
Arya juga memiliki pengalaman bercinta, sehingga dia begitu hati-hati memperlakukan istri mudanya, agar tidak merasa kesakitan lagi. Pemanasan demi pemanasan dia berikan pada Bunga, dengan kecupan dan sentuhan yang lembut.
“Sayang kita lanjutkan lagi ya.” Saat bnga kembali meminta nya untuk berhenti, meskipun Arya sudah cukup pelan dan sabar.
“Sayang tahan dikitit ya, pasti nanti kamu juga bakal ketagihan.” Bujuk Arya tidak bosan-bosan nya membisikan kata-kata tersebut.
Bunga kembali mengangguk, namun baru juga Arya memulai Bunga sudah berteriak kembali.
“Aduuuuh sayang, gimana dong? Mas udah ngak tahan ni.” Arya mengusap wajahnya kasar.
Arya berdiri dan meminum segelas air, berharap gairah nya sedikit menurun dan kembali tenang menghadapi hunga yang masih Virgin dan sangat polos.
“Sekarang diam, dan jangan ngeluh lagi ya.” Bujuk Arya namun terdengar tegas.
“Emang malam pertama itu seperti ini ya.” Tanya Bunga.
“Tentu sayang dan rasanya akan membawa kita ke surga, kalau ngak percaya, lihat ni orang-orang yang melakukan nya pada kenikmatan semua.” Arya memutar Film orang dewasa dan memperlihatkan pada Bunga.
“Mas seperti nya mereka ngos-ngosan, apa ceweknya kehausan ya?” ucap Bunga.
“Sayang istri kecil ku, kamu polosnya kebangetan ya.”
Balas Arya yang tidak ingin mendengar keluhan Bunga lagi, dia langsung memulai permainan yang sering tertunda-tunda, pelan dan pasti Arya berhasil memasuki sesuatu yang begitu sempit, dan membungkam mulut Bunga dengan ciuman mautnya.
Senyum bahagia mengembang di bibir Arya, ketika dia berhasil mencapai puncak bersama wanita yang dicintainya. Arya mengecup kening Bunga lalu memperbaiki selimut yang melilit tubuh polos mereka berdua.
“Terimakasih sayang, selamat tidur dan mimpi indah ya.” Bisik Arya yang dibalas Bunga dengan senyuman terindah nya untuk suami tercinta, sementara matanya sudah terpejam.
Pagi ini Bunga terbangun, diliriknya Arya masih tertidur pulas disamping nya. Dengan tangan yang masih melingkar di pinggangnya, perlahan Bunga mengangkat tangan Arya, dia ingin membersihkan tubuhnya dan membantu Mama dan bi Ratna menyiapkan sarapan atau membantu Cecilio yang susah dibangunkan jika ingin sekolah.
“Aduuuuuh,” tubuh hunga langsung terhenyak dilantai begitu dia berusaha untuk berjalan menuju kamar mandi. Teriakan Bunga tidak terlalu keras namun berhasil membangun kan Arya dari tidur lelapnya.
