NovelToon NovelToon
SLEEP WITH MR. MAFIA

SLEEP WITH MR. MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Duda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Roman-Angst Mafia / Dokter
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mae_jer

Damian, lelaki yang dikenal dengan julukan "mafia kejam" karena sikapnya bengis dan dingin serta dapat membunuh tanpa ampun.

Namun segalanya berubah ketika dia bertemu dengan Talia, seorang gadis somplak nan ceria yang mengubah dunianya.

Damian yang pernah gagal di masa lalunya perlahan-lahan membuka hati kepada Talia. Keduanya bahkan terlibat dalam permainan-permainan panas yang tak terduga. Yang membuat Damian mampu melupakan mantan istrinya sepenuhnya dan ingin memiliki Talia seutuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7

Pagi berganti dengan cepat. Cahaya matahari memancar masuk lewat sela-sela jendela kamar Talia. Si pemilik kamar sudah berdiri di atas sofa, menatap keluar jendela sembari menyanyikan lagu rock dengan nada-nada sumbangnya. Membuat Damian yang awalnya masih tertidur membuka matanya dan menatap ke arah gadis yang berdiri membelakanginya di depan sana.

Telinganya sakit karena gadis itu.

Damian mengerjap pelan, berusaha mencerna apa yang telah terjadi. Kepalanya masih berat akibat tidur yang belum cukup, dan luka tusuk semalam yang belum membaik, masih basah pastinya. Tetapi suara sumbang yang memenuhi ruangan terlalu mengganggu untuk diabaikan. Ia menghela napas, menutup wajah dengan bantal, lalu berguling ke samping, berharap suara itu berhenti dengan sendirinya. Dia masih menghargai kalau gadis itu yang sudah menyelamatkan nyawanya dan pemilik kamar yang sebenarnya.

Namun, harapannya sia-sia.

Gadis itu semakin bersemangat menyanyikan bait berikutnya, bahkan sekarang tangannya bergerak seperti sedang memainkan gitar di udara. Ia benar-benar larut dalam dunianya sendiri.

Damian akhirnya menyerah. Dengan gerakan malas, ia duduk di tepi kasur dan menatap punggung Talia. Ekspresinya kesal. Gadis itu benar-benar mengganggu orang sakit.

"Kau bernyanyi atau sedang mengusir setan?" suaranya serak karena baru bangun tidur. Tatapannya tajam.

Nyanyian Talia terhenti. Ia menoleh ke belakang. Begitu gadis itu menoleh, Damian tertegun. Menatap sosok di depan sana dengan heran. Wajah gadis itu pagi ini berbeda drastis bak langit dan bumi. Riasan tebal yang biasanya dia lihat di wajah gadis itu tidak ada pagi ini.

Wajahnya polos tanpa polesan apapun, mengenakan piyama tidur berwarna kuning tetapi warnanya tidak bikin sakit mata, dan wajah khas orang baru bangun tidur. Namun anehnya, penampilannya yang seperti itu membuatnya terlihat seperti bidadari.

Bahkan seorang Damian yang tidak pernah peduli dengan yang namanya wanita cantik, pagi ini berhasil di buat terpesona. Gadis itu tanpa polesan apapun sangat cantik. Bahkan dia mengakui aura kecantikan Kanara kalah dari gadis itu. Ketika sadar, Damian cepat-cepat menghilangkan wajah terpesonanya dan kembali menatap datar ke depan.

Gadis yang belum ia ketahui namanya itu menatapnya dengan dahi berkerut.

"Hei! Aku sedang menghayati liriknya, tahu!" protesnya, meletakkan tangan di pinggang.

"Musik rock itu soal ekspresi!" Serunya lagi.

Damian memijat pelipisnya.

"Kalau begitu, ekspresimu harusnya dilarang di negara ini."

Talia mengerucutkan bibir dan mendengus.

"Dasar tidak punya selera seni. Hmph!" Ia pun kembali menatap ke luar jendela dan mulai bernyanyi lagi. Tidak peduli laki-laki itu marah, lagian ini kan kamarnya.

Damian membuang nafas kasar. Ia sudah siap-siap melempari gadis itu dengan bantal, namun tiba-tiba suara teriakan dari luar kamar terdengar.

"TALIA! UDAH MAMA BILANG JANGAN NYANYI PAGI-PAGI BEGINIKAN? KAMU MAU BANGUNIN BABI-BABI TETANGGA DENGAN SUARA FALES KAMU?!"

Talia langsung melompat dari sofa dan turun mendekati pintu kamarnya.

"Mama dan yang lain udah pulang? Kok cepet banget? Katanya bakal dua hari di luar kota?" ucapnya sambil menatap ke Damian.

Damian juga sedang menatapnya, mengamati setiap gerakan yang dia buat.

"Keluarga aku sudah pulang, gak boleh ketahuan kalau ada laki-laki di kamar aku. Nanti aku bisa digantung hidup-hidup." ucapnya lagi dengan nada setengah berbisik dramatis sekali.

Damian mengangkat satu alis.

"Itu masalahmu, bukan masalahku," sahutnya tidak peduli, ia berusaha bangkit dari tempat tidur berniat ke toilet. Rasa nyeri langsung menjalar dari luka di perutnya, membuatnya mengerang pelan. Talia yang melihat itu segera berjalan cepat ke arahnya.

"Kamu kesakitan? Apa lukamu terbuka?" tanyanya panik. Ia memegang lengan Damian dan menatap ke bagian perut pria itu. Suaranya seperti bisik-bisik. Karena ia mendengar derap langkah kaki mamanya mendekat ke kamarnya. Ia makin panik.

"Cepat sembunyi di toilet." katanya.

Damian menatap Talia dengan ekspresi datar, seolah enggan menurut. Tapi langkah kaki dari luar semakin mendekat, dan sebelum ia bisa memprotes, Talia sudah menarik lengannya dan setengah menyeretnya ke dalam toilet.

"Jangan bersuara!" bisiknya tajam sebelum menutup pintu dengan hati-hati.

Baru saja gadis itu berbalik, pintu kamarnya sudah diketuk-ketuk dari luar. Dengan cepat Talia membukanya dan tersenyum lebar. Seorang wanita paruh baya berdiri di ambang pintu dengan wajah kesal.

"Talia! Kamu tuh ya, kan udah mama tegur berkali-kali jangan nyanyi pagi-pagi begini. Suara kamu itu gak enak di denger. Jatohnya bikin sakit telinga tahu. Masih baik orang yang denger nyanyian kamu nggak mati." wajah Talia berubah muram.

"Mama tiri ... cuma sayang ... kepada aaanaaknyaa sajaaa..."

Plakk!

Kepalanya di geplak saat dia menyanyikan penggalan lagu di atas.

"Mama tiri kamu bilang, mama tiri?!"

"Ya kan tiap hari mama selalu perlakukan aku kayak mama tiri." wajah Talia mengerucut.

"Makanya kalo mama tegur itu di denger. Jangan main terus hobinya. Kamu udah kelar kuliah, kalo belum mau kerja, lanjut S2 aja, jangan ngabisin waktu ikut-ikut audisi gak jelas. Gak pernah lolos juga."

Talia berdecak malas.

"Kamu denger mama nggak?!"

Talia tersenyum canggung.

"Dengar, Ma! Hehehe..." Ia menggaruk belakang kepalanya. Sang mama menyipitkan mata, lalu matanya menyapu seluruh kamar.

"Kenapa kamar kamu bau obat?"

Jantung Talia berdegup lebih cepat. Ia melirik ke arah meja, tempat kotak P3K masih terbuka. Sial.

"Eh ... Aku kena luka kecil kemarin, Ma. Cuma lecet biasa. Gak usah khawatir."

Mamanya masih menatap curiga, tapi akhirnya menghela napas.

"Kamu ini, ya. Udah besar masih ceroboh. Ya udah, jangan lupa sarapan."

Talia tersenyum manis, berusaha agar mamanya cepat pergi.

"Iya, Ma. Nanti aku turun."

Namun, wanita itu tidak langsung pergi. Matanya menyapu kamar sekali lagi, lalu mengerutkan dahi.

"Kenapa pintu kamar mandinya ditutup?"

Jantung Talia hampir copot.

"Um … aku baru aja pake. Belum sempat dibuka lagi."

Mamanya mengerling curiga, lalu tanpa peringatan melangkah ke depan. Talia buru-buru menghalangi dengan memasang ekspresi sok polos.

"Mama mau ngapain?"

"Ya mau buka pintunya. Siapa tahu kamu lupa matiin keran atau ada cicak di dalam."

"Mana ada cicak, ma! Lagian kamar mandi aku bersih. Nggak usah di cek, Mama nggak percaya sama aku?"

Mamanya menyipitkan mata.

"Justru karena kamu suka ngelantur, makanya mama curiga."

Talia panik. Di dalam toilet, Damian pasti mendengar percakapan mereka. Pria itu akan ketahuan kalah sampai mamanya buka kamar mandinya. Ia harus melakukan sesuatu.

Saat mamanya hendak menggapai gagang pintu, Talia tiba-tiba berseru,

"Aduh, ma! Aku mules!"

Mamanya terkejut. "Hah?"

"Aku butuh kamar mandi! Banget!" Tanpa menunggu jawaban, Talia buru-buru membuka pintu, menyelinap masuk, dan menutupnya kembali.

"Nggak bisa ditunda, ma! Nanti aja ngobrolnya!"

Dari balik pintu, terdengar helaan napas lelah. "Terserah kamu lah. Cepat turun sarapan nanti!"

Talia menunggu hingga suara langkah menjauh sebelum menghela napas lega. Ia menoleh ke Damian yang berdiri bersandar di wastafel dengan  ekspresi malas.

"Berisik." gumamnya.

Talia melotot. Udah di tolongin juga. Dasar kulkas.

Damian menghela napas, lalu berjalan keluar dengan langkah hati-hati. Sementara itu, Talia masih berdiri di depan pintu kamar mandi, mencoba menenangkan jantungnya yang masih berdebar kencang karena hampir ketahuan.

Pagi ini benar-benar membuat adrenalinnya naik.

1
Aqila Nindya
𝙅𝙖𝙨𝙤𝙣 𝙙𝙞𝙠𝙖𝙢𝙖𝙧 𝙧𝙖𝙬𝙖𝙩 𝙖𝙙𝙖 𝙡𝙞𝙗𝙧𝙖,,, 𝙣𝙖𝙣𝙩𝙞 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙨𝙪𝙧𝙖 𝙙𝙞 𝙖𝙥𝙖2 𝙞𝙣 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙩𝙝𝙚 𝙜𝙖𝙣𝙠 𝙡𝙞𝙗𝙧𝙖 𝙜𝙞𝙢𝙖𝙣𝙖 𝙠𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙞𝙣𝙜 𝙙𝙚𝙠𝙚𝙩2 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙖𝙢𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙨𝙤𝙣, 𝙮𝙜 𝙜𝙠 𝙖𝙢𝙖𝙣 𝙩𝙪𝙝 𝙟𝙖𝙣𝙩𝙪𝙣𝙜 𝙣𝙮𝙖 sura😁😘😁
Hafifah Hafifah
si sura habis dengerin gosip yg bikin hati g enak makanya dia g jadi kekamar
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
udah didengarkan Jason sura
雅婷郭
hhh..Damian pensiun JD mafia gnti JD bos opera hhh
mis.be
hukumannya sosor kalo jason mah.
mis.be
jitak nih jason
雅婷郭
hhh..ngakakkk yakin Thor bisa2nya mafia kaya Damian jatuh hati sama Talia yg semplak
Miss Typo
dikamar ada nenek lampir dan sepupunya jadi Sura gak balik lagi Jason, kpn sih Jason gercep nembak Sura, jadi gregetan sendiri aku 😂
Miss Typo
Talia emang lain dari yang lain 🤣
Miss Typo
berharap Jason gercep deh menjadikan Sura kekasih atau nikah gitu, biar bisa melindungi Sura
Momz Haikal Sandhika
jasson klo emg suka sama sura ngomong dong,, jangan bikin sura salah paham dengan omongan" dokter libra dan antek"nya
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
Tuti Tyastuti
jason suka banget bikin sura jantungan🤣🤣
Atik Marwati
deg...deg..deg..
Diedie
biar dihukum jg tuh sura jason 🤣🤣
Fhia
lanjut kakak 👍👍👍👍👍💪💪💪💪💪👌👌👌👌🙏🙏🙏🙏🙏
Desyi Alawiyah
Jason ih, suka banget membuat Sura deg-degan 😅

Kalo Sura pingsan gimana 🙈
Desyi Alawiyah
Thalia pasti sudah sangat merindukan hukuman dari Damini, ehhh maksudnya Damian...🤭
Mas Budian
dikit amat update nya. baru sekejap aja sudah bersambung. hmmmm
Sri Aminah
dikit amat thor.. lanjuttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!