Nerina Oceana, seorang mermaid muda, ditugaskan oleh ibunya, sang ratu, untuk menyelidiki hilangnya beberapa mermaid di daratan. Misinya berubah rumit saat ia bertemu Ethan Blackwood, pria yang pernah ia selamatkan. Tanpa Nerina ketahui, Ethan menyimpan rahasia keluarga kelam yang terkait dengan dunia mermaid. Kini, Nerina dihadapkan pada pilihan sulit: mengikuti kata hati dan bersama Ethan, atau mengkhianati cintanya demi membalaskan dendam klannya?
Dukungannya teman teman dengan like dan komen ❤️❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadinachomilk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Mafia Lautan
Para siswa siswi hanya terdiam mendengarkan ucapan guru mereka,ada beberapa murid yang malah berdoa agar mereka bisa satu kelompok dengan orang yang bener tak terkecuali Alia.
"Ya tuhan semoga aku tidak sekelompok dengan ketiga curut ini...Amiin"ucap Alia dalam hatinya.
"Baik untuk kelompok pertama, Jena,Ilham,Raka,Andre, dan Joseph"kata Guru.
"Sedangkan untuk kelompok kedua ada Ethan,Jacob,Haidar..." kata bu guru sambil menatap ke arah bangku Ethan dan kawan kawan.
"Yes kita satu tim bro"Haidar tersenyum ke arah Jacob.
"...Nerina dan..."
"Semoga bukan aku,semoga"ucap Alia.
"dan Alia,kalian berlima satu kelompok ya"kata Guru.
"Apa??Kita satu tim sama Alia cantik"kedua mata Jacob berbinar lalu tersenyum ke arah Alia.
Sedangkan Alia sangat frustasi harus satu kelompok dengan ketiga pria pembuat onar itu,Ethan yang mendengar itu merasa senang bahwa akhirnya takdir meminta dirinya di dekat Nerina.
"Aku akan mencari tahu tentangmu Nerina"batin Ethan.
.
.
Di belahan bumi yang lain seorang pria berumur yang bertubuh besar tengah berada di atas kapal,matanya melihat lihat ke arah luar kapal seolah sedang mencari sesuatu.
"Tuan,kita sudah mendapatkan dua mermaid selama satu bulan berlayar"ucap salah satu awak kapal.
"Apa?baru dua?aku sudah bilang kepadamu agar kita harus menemukan lima mermaid" ucap Pria itu sambil membuang rokoknya di laut.
"Maaf tuan,sepertinya kali ini para mermaid tidak memunculkan dirinya di laut atas" awak kapal itu menunduk merasa takut kalau tuannya mau menghajarnya.
"Ya sudah kita lanjutkan tiga bulan lagi,sekarang aku mau pulang"ujar pria itu.
Sang awak kapal itu hanya mengangguk dan memutar badannya untuk kembali,tetapi sebelum ia melangkah suara bariton milik pria itu terdengar.
"Oh ya antar kan saya bertemu dengan para mermaid itu"ujar pria itu.
"Baik tuan,mari ikut saya"sang awak kapal itu melangkah duluan"
Pria itu mengikutinya dari belakang sambil memainkan ponselnya hingga sampailah mereka di depan aquarium besar,disana ada dua mermaid wanita yang sedang berenang.
"Ini mermaid yang sudah kita tangkap tuan"ujar awak kapal.
"Baiklah silahkan pergi"perintah pria itu.
Pria itu berjalan ke arah aquarium sorot matanya tajam penuh intimidasi hingga ia tiba di dekat aquarium itu,ia menggedor gedor aquarium itu hingga membuat Mermaid itu mendekat. Para mermaid di dalam aquarium menatap pria itu dengan mata terbuka lebar, sirip mereka bergetar ketakutan.
"Kenapa… kenapa Anda begitu marah?" tanya salah satu mermaid dengan suara gemetar.
Pria itu menampar kaca aquarium sekali lago yang membuat air beriak keras.
"Kalian tahu kenapa aku di sini, bukan? Kalian yang membunuh istriku! Aku… aku tidak akan membiarkan hal itu berlalu begitu saja! Suaranya penuh amarah, hampir mengguncang aquarium.
Mermaid yang lain mundur, mencoba menenangkan diri.
'Kami… kami tidak pernah membunuh siapapun! Kami hanya… hanya menjaga keseimbangan laut dan daratan"ucap salah satu mermaid dengan tegas.
Pria itu menatap tajam, matanya berkilat penuh dendam.
"Bohong! Aku tahu kalian mermaid! Dan aku tahu kalian terlibat!" Ia menatap satu per satu, kemudian menepuk kaca dengan keras.
"Dengar baik-baik jika kalian tidak mau saling menyakiti satu sama lain, maka aku akan menguras air di sini, dan kalian akan mati!"
Mermaid-mermaid itu saling menatap dengan panik. Sirip mereka bergetar, dan beberapa mulai mencoba berbicara satu sama lain dengan terbata-bata.
"Tidak! Kami tidak akan saling menyakiti!" seru salah satu mermaid dengan tegas, air di sekitar siripnya beriak kuat karena kemarahannya dan ketakutannya bercampur.
"Kalian pikir aku peduli?Aku kehilangan istriku karena kalian, dan kalian harus membayar! Kalau kalian tidak mau aku pastikan kalian tidak akan pernah berenang bebas lagi!" Pria itu tersenyum sinis.
Mermaid yang lain menunduk, air di aquarium beriak kencang. Mereka tahu ancaman itu nyata jika pria ini benar-benar menuruti ucapannya, nyawa mereka bakalan terancam.
Satu mermaid menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan siripnya.
"Kita… kita harus tetap bersama jangan biarkan amarahnya menguasai kita. Kita harus berpikir"
"Ya kita tidak pernah membunuh,mungkin istri pria itu terbunuh oleh siren"ujar salah satu mermaid.
Pria itu menepuk kaca lagi, air beriak lebih keras, dan wajahnya memerah karena amarah.
"Cepat! Lakukan apa yang aku suruh! Atau kalian akan merasakan sendiri akibatnya!"
Aquarium itu bergetar kecil, air beriak, dan ketegangan semakin memuncak. Mermaid-mermaid itu hanya bisa saling menatap, takut, tapi juga tahu bahwa satu-satunya jalan keluar adalah tetap tenang dan mencari cara untuk bertahan.
"Kami tidak akan menyakiti satu sama lain,karena ini adalah prinsip kami"ucap salah satu mermaid sambil menatap tajam.
"Oke jika itu yang kalian pilih,lihat saja akibatnya"pria itu menatap tajam laku melangkahkan kakinya untuk menarik tua pembuangan air,sehingga air di dalam aquarium itu mulai menyusut sedikit demi sedikit.
Para mermaid di dalam sana hanya terdiam,mereka lebih baik mati daripada harus merusak prinsip mereka untuk tidak membunuh dan menyakiti semua makhluk hidup. Sebelum air itu benar bener menyusut, salah satu mermaid berteriak.
"Hentikan hal keji ini,kalau tidak bencana besar akan mendatangimu"teriak salah satu mermaid.
"Benar,ratu tidak akan membiarkanmu"teriak mermaid yang lain.
Salah satu mermaid menatap pria itu dengan mata yang berkilat marah.
"Kami bersumpah bahwa keturunanmu, anakmu akan menjadi pelindung bagi kami, mermaid, dan laut ini. Suatu saat, ia akan menebus semua kejahatanmu!"
Mermaid yang lain menambahkan dengan suara serak tapi tegas, "Dan kami bersumpah, meski nyawa kami hilang hari ini, prinsip kami tidak akan pernah mati. Kalian tidak akan bisa mematahkan kehendak kami. Satu hal lagi untukmu para mermaid tidak akan pernah membunuh makhluk lain jika makhluk itu tidak menyakiti kaum kita"
Pria itu tertawa keras tatapannya sinis, dan tanpa rasa bersalah.
"Hahaha sumpah-sumpah bodoh kalian! Aku tidak peduli!"
Tua pembuangan air ditarik lebih jauh, dan air di aquarium mulai menyusut cepat. Sirip mermaid bergerak panik, mereka mencoba bertahan, menatap satu sama lain dengan kesedihan yang dalam.
"Jangan… jangan seperti ini" teriak salah satu mermaid, napasnya tersengal karena air yang semakin sedikit.
Tetapi air terus menyusut, dan meskipun mereka saling menatap penuh keberanian, sirip mereka lemah, paru-paru mereka tidak bisa lagi mendapatkan cukup oksigen. Satu per satu, mermaid itu menutup mata, tubuh mereka mengapung di air yang semakin dangkal.
Pria itu berdiri di samping, tertawa puas, seolah semua itu hanyalah hiburan baginya.
"Hahaha… prinsip kalian tidak ada artinya"
Namun, di bawah air yang mulai tenang, suara sumpah mereka tetap bergema, samar tapi kuat, seolah membekas di lautan. Meskipun jasad mereka telah tak bergerak, janji mereka meninggalkan gema sebuah sumpah yang menunggu waktu untuk ditebus oleh keturunan pria itu, yang suatu hari akan muncul sebagai pelindung laut dan mermaid.
Pria itu hanya tertawa, menatap kosong ke arah aquarium yang kini sepi. Ia tidak menyadari, atau mungkin sengaja mengabaikan, kekuatan sumpah yang baru saja lahir sebuah ancaman tak terlihat yang akan menghantui keluarganya di masa depan.