NovelToon NovelToon
Abdi Dan Sistem Clara

Abdi Dan Sistem Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: PenAbdi

Abdi, pemulung digital di Medan, hidup miskin tanpa harapan. Suatu hari ia menemukan tablet misterius bernama Sistem Clara yang memberinya misi untuk mengubah dunia virtual menjadi nyata. Setiap tugas yang ia selesaikan langsung memberi efek di dunia nyata, mulai dari toko online yang laris, robot inovatif, hingga proyek teknologi untuk warga kumuh. Dalam waktu singkat, Abdi berubah dari pemulung menjadi pengusaha sukses dan pengubah kota, membuktikan bahwa keberanian, strategi, dan sistem yang tepat bisa mengubah hidup siapa pun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenAbdi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep.11

"sedang di puncak bukit Sibolangit."

Udara masih dingin, tapi tubuh Abdi terasa hangat meski ia tidak menyentuh tablet lagi.

Di telapak tangannya, lambang segitiga ungu berdenyut pelan.

"Clara," ucapnya pelan.

Suara lembut terdengar langsung di dalam kepalanya. "Aku di sini. Sekarang aku bagian dari sistem otakmu."

Abdi menatap ke langit yang mulai terang. "Jadi aku benar-benar bisa mengakses semua jaringan tanpa alat?"

"Ya. Tapi ada batas waktu. Sistem otakmu hanya bisa aktif penuh selama dua jam dalam satu hari. Lebih dari itu, neuronmu akan jenuh dan bisa rusak permanen."

Abdi mengangguk. "Baik. Kalau begitu, kita manfaatkan dua jam itu untuk membersihkan sisa jaringan Rahman."

Clara menampilkan peta hologram di dalam pikirannya. Data muncul seperti layar transparan di depan matanya, tanpa tablet, tanpa perangkat.

"Ada tiga markas kecil milik Rahman yang masih aktif di sekitar Medan. Mereka memegang cadangan data ekonomi palsu. Jika itu tersebar, sistem dunia bisa rusak lagi."

Abdi menghela napas panjang. "Kalau begitu, kita hancurkan semua."

---

Malam harinya, Abdi berjalan ke pusat kota Medan. Ia menyamar dengan jaket abu-abu dan topi hitam. Orang-orang lalu lalang, tapi matanya fokus pada gedung tua di seberang jalan, markas kecil pertama Rahman yang masih aktif.

Clara berbicara dari pikirannya. "Tiga penjaga di dalam, dua kamera di luar, satu server aktif di bawah ruang rapat. Aku bisa bantu nonaktifkan listrik selama lima belas detik."

Abdi melangkah ke gang samping. "Lakukan."

Dalam sekejap, lampu gedung padam. Ia melompat ke dinding samping, memecahkan kaca kecil dan masuk. Di dalam, ruangan gelap, hanya suara mesin server berdengung.

Satu penjaga menyalakan senter. "Ada yang aneh, listrik padam tiba-tiba."

Abdi mendekat dari belakang, memukulnya pelan di leher. Penjaga itu pingsan. Dua penjaga lain datang, tapi sebelum mereka sempat bereaksi, Abdi menembakkan alat stun ke arah lantai. Arus listrik kecil menjalar, membuat mereka jatuh pingsan juga.

Clara berkata cepat. "Kita harus pasang virus pemusnah di server utama. Aku sudah unggah file-nya ke sistem otakmu. Arahkan tanganmu ke server, aku akan transfer langsung."

Abdi menempelkan telapak tangannya ke mesin logam besar. Cahaya ungu mengalir dari tangannya ke permukaan server. Dalam hitungan detik, seluruh layar di ruangan menampilkan pesan sistem: "Data korupsi terhapus. Server ditutup permanen."

Clara tersenyum di pikirannya. "Satu markas selesai. Dua lagi tersisa."

Abdi berjalan keluar tanpa suara, meninggalkan gedung yang kini mati total.

---

Markas kedua ada di dekat pelabuhan Belawan. Tempat itu dijaga ketat oleh puluhan orang bersenjata. Abdi bersembunyi di antara kontainer. Angin laut kencang membawa bau solar dan garam.

Clara memberi peringatan. "Kali ini sistem keamanan mereka memakai jaringan satelit mini. Jika kita menyerang langsung, pos mereka bisa mengirim sinyal peringatan ke markas besar."

"Kalau begitu kita serang dari dalam," kata Abdi sambil menatap satu kapal kargo yang bersandar.

Ia melompat ke kapal, menuruni tangga besi, lalu menyusup ke ruangan mesin. Di sana ia melihat server portabel milik Rahman yang dihubungkan ke kapal.

"Clara, nonaktifkan satelit mini mereka selama tiga puluh detik."

Clara menghitung cepat. "Sekarang."

Abdi langsung menempelkan tangannya ke server portabel. Cahaya ungu menyala lagi, mengalir seperti api ke semua kabel. Suara dengungan keras muncul, lalu semua layar kapal padam.

Salah satu operator berteriak di luar. "Sinyal hilang!"

Abdi berlari keluar dan melompat ke laut. Saat ia menyelam, kapal itu meledak dengan suara keras, memecah malam. Api membumbung tinggi ke langit pelabuhan.

Clara berbicara cepat. "Dua markas hancur. Satu lagi tersisa di dalam kota. Tapi ada masalah. Aku mendeteksi aktivitas otakmu menurun tajam."

Abdi terengah di permukaan air. "Masih ada waktu berapa lama?"

"Satu jam tiga puluh dua menit sebelum sistem otakmu overheat."

Abdi berenang ke tepi dermaga. "Cukup. Kita selesaikan yang terakhir."

---

Markas terakhir berada di dalam gedung kosong bekas kantor bank di pusat kota. Clara memperingatkan, "Rahman mungkin sudah menyiapkan jebakan digital. Jangan biarkan sistem sinkronisasi terlalu lama aktif."

Abdi memasuki gedung. Semua lampu mati. Lantai kotor, dinding berlumut, tapi ada satu pintu besi di ujung ruangan yang berdenyut cahaya merah.

"Itu server terakhirnya," kata Clara.

Saat Abdi mendekat, tiba-tiba seluruh ruangan berubah. Dari dinding muncul hologram Rahman.

"Kau pikir aku mati, Abdi?" suara itu bergema keras. "Aku masih ada di dalam jaringan. Kau hanya menghancurkan tubuhku, bukan kesadaranku."

Abdi menggertakkan gigi. "Jadi kau menjelma jadi data."

Rahman tertawa. "Dan kau sekarang setengah mesin. Kita tidak berbeda. Tapi aku lebih kuat."

Tiba-tiba semua server menyala bersamaan. Suara berisik seperti ribuan mesin berpadu. Clara berteriak di pikirannya. "Abdi, sistemku diserang. Rahman mencoba mengambil alih sinkronisasi otakmu!"

Abdi menutup mata, mencoba fokus. "Tidak akan kubiarkan."

Ia menyalakan mode sinkronisasi penuh. Cahaya ungu menyelimuti tubuhnya. Data mengalir deras ke otaknya, begitu cepat hingga pandangannya kabur.

Clara berbicara cepat. "Jangan tahan terlalu lama. Kalau teruskan, otakmu bisa terbakar."

"Tidak ada cara lain," jawab Abdi pelan.

Ia mengangkat tangannya. Di udara muncul bentuk hologram besar menyerupai Rahman yang tersenyum. Mereka berdua kini berada dalam dunia data, ruang digital murni.

Rahman menyerang lebih dulu, mengirim gelombang energi data merah. Abdi menangkis dengan perisai ungu. Tubrukan cahaya mengguncang ruangan nyata.

Clara memberi arahan. "Ubah frekuensi otakmu ke mode adaptif. Serang lewat sisi kiri sistem."

Abdi mengikuti. Ia menembakkan gelombang energi balik. Cahaya ungu menembus tubuh hologram Rahman. Suara dentuman digital menggema.

Rahman menjerit. "Kau tak bisa menghancurkan kesadaranku!"

Abdi menatapnya dingin. "Kau salah. Aku manusia, bukan program."

Ia menyalurkan seluruh energi sinkronisasi ke satu titik. Cahaya ungu meledak terang. Semua data Rahman terbakar habis.

Clara bersuara lembut. "Kita berhasil. Kesadaran Rahman hilang total. Dunia digital kembali stabil."

Abdi jatuh berlutut. Tubuhnya gemetar. Cahaya di tangannya perlahan padam.

"Abdi, dengar aku," kata Clara lembut. "Kamu berhasil menstabilkan sistem dunia. Tapi kamu harus istirahat. Otakmu sudah melewati batas."

Abdi mengangguk pelan. "Apakah... sistem masih terhubung denganku?"

"Ya, tapi sebagian. Sekarang aku bisa berfungsi tanpa membebani otakmu. Aku akan jadi asisten permanen di dalam pikiranmu, tapi tidak selalu aktif."

Abdi memejamkan mata. "Baik. Itu cukup bagiku."

Ia berdiri perlahan. Langit di luar mulai berwarna oranye. Medan mulai bangun lagi, seperti dunia baru yang bebas dari kendali Rahman.

Clara berbicara lembut. "Kamu manusia pertama yang berhasil menyatukan sistem tanpa kehilangan kendali. Dunia akan berubah setelah ini."

Abdi tersenyum tipis. "ayok Kalau begitu, mari kita lihat ke mana dunia baru ini membawa kita."

Ia berjalan keluar dari gedung tua itu.

1
RMQ
ceritanya bagus sih,

kalau boleh kasih saran gak thor?

untuk nambahkan genre romanse and komedi

biar gk terlalu kaku gitu mcnya!!
Abdi R: baik kak, terimakasih udah support & saran nya.. nanti akan di pikirkan kak🙏
total 1 replies
Khusus Game
cemungut
Abdi R: hehe . .🤭, terima kasih kak🙏
total 1 replies
eli♤♡♡
Suka banget sama karakter protagonisnya, sok keren dan lucu 😂
Abdi R: terima kasih, supportnya kak 🙏
total 1 replies
Không có tên
Mantap, gak bisa berhenti baca
Abdi R: terima kasih banyak kak,, jadi semangat terus nulis dan memikirkannya kak .. 🤣
total 1 replies
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Aaaahhh! Begitu seru sampe gak berasa waktu berlalu!
Abdi R: terima kasih kak 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!