NovelToon NovelToon
DIVINE SIN

DIVINE SIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dark Romance
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ellalee

''Di balik malam yang sunyi, sesuatu yang lama tertidur mulai bergerak. Bisikan tak dikenal menembus dinding-dinding sepi,meninggalkan rasa dingin yang merayap.ada yang menatap di balik matanya, sebuah suara yang bukan sepenuhnya miliknya. Cahaya pun tampak retak,dan bayangan-bayangan menari di sudut yang tak terlihat.Dunia terasa salah, namun siapa yang mengintai dari kegelapan itu,hanya waktu yang mengungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ellalee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kehangatan di pagi hari

Pagi itu sinar matahari menembus jendela tipis, menebarkan cahaya hangat ke seluruh ruang makan. Rael melangkah keluar dari kamar, matanya yang merah menangkap sosok Jae-hyun yang duduk diam di meja makan, tampan dengan seragam sekolahnya. Dadanya sedikit berdebar, hati yang biasanya dingin mendadak terasa hangat dan cemas sekaligus.

Dengan langkah cepat, Rael menghampiri Jae-hyun, suaranya lembut namun penuh kekhawatiran.

“Jae-hyun… kenapa kamu memakai seragam? Jangan pergi ke sekolah… lukamu… belum kering sepenuhnya,” ucapnya, matanya menatap penuh perhatian. Tangan Rael bergerak, ingin membuka kemeja Jae-hyun untuk memeriksa luka bakar di dadanya.

Namun, suara dari dapur memecah momen itu, menghentikan gerakan tangannya.

“Eheeeemmm… Kalian itu jangan sibuk bermesraan! Masih pagi, udah bikin orang panas aja…”

Rael menoleh, menatap tajam ke arah Eomma Jae-hyun yang berdiri sambil menyeringai, nada ejekannya tajam tapi bercampur humor. Aura gelap di sekitar Rael seketika terasa lebih pekat, seolah menekan udara di ruang makan.

Jae-hyun sedikit tertawa, tapi juga gelagapan menghadapi tatapan Rael.

“Ah… Rael… aku… aku hanya ingin makan, dan kalian jangan terus bertengkar,” ujarnya, mencoba menenangkan suasana, meski hatinya berdebar karena kedekatan Rael.

Rael menunduk sejenak, menyesal karena kejadian kemarin. Tangannya yang sempat melepaskan panas dan kecemburuan itu membuat Jae-hyun terluka. Ia menggigit bibir, menahan rasa bersalah yang menusuk dada.

“Maafkan aku… kemarin… aku… aku seharusnya tidak meledak seperti itu…” gumamnya pelan, hampir tak terdengar.

Jae-hyun menoleh, matanya lembut, senyumnya menenangkan.

“Rael… jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Aku baik-baik saja. Serius,” ucapnya, suaranya hangat dan menenangkan.

Eomma Jae-hyun menepuk meja, tersenyum sambil menggelengkan kepala.

“Hah, kalian berdua… masih pagi sudah berdrama segede ini. Cepat makan sebelum terlambat, jangan malah kayak kemarin,karena kelaparan seseorang dapur malah jadi kayak kapal pecah!” sindir eomma jae-hyun menyeringai nakal ke arah rael.

Rael menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya, menatap Jae-hyun. Matanya masih merah, tapi lembut sekarang.

“huff....sabar rael...sabar,” ucapnya, tangan yang sebelumnya ingin membuka baju Jae-hyun sekarang perlahan menurunkan diri, membiarkan jarak aman, namun penuh perhatian.

Jae-hyun hanya tersenyum, namun hatinya lega melihat Rael kembali tenang. Di pagi itu, di antara sinar matahari dan aroma sarapan, keduanya diam sejenak, membiarkan dunia di sekitar mereka tetap bergerak sementara perhatian dan perasaan mereka saling menjaga, saling menenangkan, dan menyimpan rasa yang tak sepenuhnya terucapkan.

" Udara pagi menusuk kulit Rael, dingin namun segar, menyisir rambutnya yang sedikit tertiup angin. Jae-hyun berjalan di sampingnya, tatapan matanya tak lepas dari sosok itu, campuran kekaguman dan kekhawatiran.

“Lihat ke depan… jangan terus menatapku seperti itu,” ucap Rael, suaranya ringan namun tegas, seakan mencoba menahan gelombang perasaan yang tak mudah diungkapkan. Ia tetap fokus melangkah di koridor sekolah, menuju kelas yang jauh di ujung lorong.

Tiba-tiba, dari arah pintu, seorang gadis dengan senyum penuh percaya diri melangkah mendekat. “Rael… aku ingin bicara sebentar denganmu,” suara Hyeri menggantung di udara, menantang, sedikit memaksa.

Jae-hyun segera menyentak tangan Rael, menahan langkahnya. Tatapannya berubah dingin, aura protektif muncul, meski masih berada di bawah kesadaran manusia biasa.

“Hyeri… jangan terus mengganggu Rael kau baru kemarin selesai di skors,apa kau mau di skors lagi,” katanya, nada tegas namun masih cukup terkendali, seakan ingin memberi batas tanpa menimbulkan keributan.

Rael menoleh, menatap Jae-hyun sebentar. Bibirnya tersenyum tipis, senyumnya samar namun mengandung rasa kagum. Dalam hati, ia bergumam, Ah… Jae-hyun, kau terlihat sangat tampan saat berusaha melindungiku seperti ini…,, ahh aku seperti merasa jadi manusia seutuhnya sekarang....

Namun Rael tetap dingin dan tenang di luar, meski hatinya sedikit tergerak. Ia menarik napas, menenangkan aura di sekelilingnya yang selalu terlihat menakutkan bagi manusia biasa. “Tidak apa-apa, hyun-ah… aku akan bicara sebentar saja dengan Hyeri. Kau tidak perlu khawatir,” ucapnya pelan, menatap mata Jae-hyun dengan lembut tapi penuh keyakinan.

Hyeri, yang masih berdiri di depan mereka, menyingkir sedikit dengan senyum menantang. “Oh? Kau memang sepertinya tidak membutuhkan pelindung, ya, Rael. Tapi aku ingin tahu… apakah kau benar-benar tidak takut?” Suaranya mencurigakan namun tetap manis, menyiratkan tantangan terselubung.

Jae-hyun menarik napas panjang, menatap Rael sekali lagi. Tubuhnya kaku, namun matanya tetap mengikuti setiap gerakan Rael, bersiap menghadapi apapun. Ia tahu, meskipun Rael tampak kuat, ada sisi rapuh yang hanya ia bisa rasakan. Tapi Rael, dengan tenang, menepikan semua ketakutan itu.

“Aku baik-baik saja,” Rael menjawab, suaranya datar namun mengandung ketegasan yang tak bisa ditandingi. Ia melangkah ke sisi Hyeri, namun tetap membiarkan Jae-hyun berada di sampingnya. Posisi mereka kini seperti tiga poros yang saling mempengaruhi,kekuatan Rael yang menakutkan, keberanian Jae-hyun yang melindungi, dan sikap menantang Hyeri yang ingin menguji batas.

Hyeri melangkah mendekat, menatap Jae-hyun dengan senyum penuh tantangan. “Hmm… kau benar-benar ingin melindunginya, ya? Tapi aku penasaran… apa kau benar-benar tahu apa yang ia butuhkan?”

Rael tersenyum tipis, memandang Jae-hyun sekilas. “Hyun-ah, jangan terlalu tegang. Aku bisa menjaga diriku sendiri… tapi aku menghargai perhatianmu,” bisiknya, lembut namun penuh pesona. Seketika, udara di koridor terasa panas dan dingin bersamaan, gelombang aura Rael yang kuat namun tenang itu memaksa siapapun untuk tunduk sejenak.

Jae-hyun mengangguk, menahan detak jantungnya. Meski Rael mengatakan dia baik-baik saja, hatinya tetap gelisah. Ia tahu, melindungi Rael bukan sekadar menahan tangan atau berdiri di sampingnya. Ada bahaya yang lebih besar, gelap yang hanya Rael sendiri yang bisa hadapi.

“Baiklah… bicara sebentar saja ya, tapi aku tetap di sini,” ucap Jae-hyun, menegaskan posisinya. Rael menatapnya, matanya merah menyala samar di bawah cahaya pagi, senyumnya tipis namun penuh misteri. Dalam hati, Rael tahu… Jae-hyun tidak akan mundur, dan ia… mungkin sedikit lega, meski aura gelapnya tetap mengitari mereka.

Hyeri menelan ludah, sedikit terkejut, namun tetap menyeringai. “Hmph… kita lihat saja nanti, ya,” katanya, suaranya penuh janji tantangan. Rael hanya mengangguk singkat, lalu mulai berjalan bersama Hyeri, sementara Jae-hyun tetap berdiri di belakang mereka dengan posisi agak jauh Dikit, dan dai tak melepaskan tatapannya sekejap pun, bersiap menghadapi apapun yang mungkin terjadi.

" kenapa kau merasuki gadis lemah ini? apa segitunya kau merindukan ku? " tanya rael pada hyeri yang menatap rael dengan senyuman yang sulit di artikan.

“Kadang cinta tak butuh janji, cukup keberanian untuk tetap bertahan di sisi orang yang bahkan bisa menghancurkanmu.”

1
Ngực lép
Bikin klepek-klepek!
Zhunia Angel
Gemes deh!
Kakashi Hatake
Bagus banget thor, jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!