Cinta masa kecil yang tiba tiba menjadi calon pengantin karena harus menjadi pengantin pengganti menguak beberapa fakta yang tersembunyi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Jenna perlahan mulai membuka matanya menelisik ke sekeliling, ah ini bukan kamarnya, seketika wanita itu tersadar lalu segera bangun, tubuhnya kembali merinding mengingat penampakan yang ia lihat sebelumnya.
“Sudah bangun?”
Ucap Zavey yang baru saja masuk, begitu melihat Zavey, Jenna sontak saja menghampiri Zavey lalu memeluk lengan pria itu.
“Zavey, aku benar benar melihat hantu di sini, aku melihatnya di dapur, seorang wanita yang cukup berumur, dia memakai… Aaaaahhh itu hantu nya!!!”
Pekik Jenna menutup wajahnya begitu melihat sosok yang ia lihat sebelumnya berada di belakang Zavey, sedangkan Zavey hanya mengelengkan kepalanya melihat tingkah Jenna.
“Bu, dia baik baik saja, kepalanya memang sedikit kosong.”
Ucap Zavey pada wanita tua itu sedangkan Jenna yang mendengar itu sontak saja mengangkat wajahnya menatap Zavey yang baru saja berbicara dengan wanita itu.
“Hei hei, dia manusia?”
Bisik Jenna di telinga Zavey, Zavey tak menjawab dan segera keluar dari kamar itu, Jenna hanya mendengus kesal lantaran Zavey yang irit sekali bicara.
Kini mereka tengah duduk di ruang tengah, Zavey mulai memperkenalkan orang yang Jenna anggap hantu sebelumnya.
“Ini bu Hana dan ini suaminya pak Amta, Mereka yang menjaga rumah ini dan tinggal disini.”
Jelas Zavey, Jenna mengangguk setelah mendengar penjelasan Zavey, jujur saja ia merasa malu karena sudah mengatakan hal yang tidak tidak.
“Maaf ya Non, ibu nakutin non, ibu gak tau kalau non kembali.”
Ucap Buk Hana.
“Ah tidak bu, justru saya yang minta maaf karena sudah berteriak.”
Ucap Jenna.
“Tapi dari awak ke sini, kami tidak melihat kalian.”
Tanya Jenna penasaran lantaran memang ia tidak melihat kedua orang begitu tiba di sana.
“Ah kami sedang keluar untuk membeli beberapa bahan masakan begitu tahu kalian akan datang, nak Zavey juga tahu itu.”
Jelas bu Hana, mendengar itu Jenna sontak saja menatap tajam Zavey, bisa bisa nya Zavey tidak mengatakan apapun yang akhirnya membuat Jenna merasa malu, namun yang di tatap hanya bersikap tidak peduli sama sekali.
“Ah jadi ini istrinya nak Zavey ya, cantik sekali.”
Ucap pak Atma memecahkan keheningan, Jenna mengangguk kecil seraya tersenyum lalu memperkenalkan dirinya, mengingat ia belum memperkenalkan diri sejak tadi.
“Saya Jenna, pak, bu.”
Ucap Jenna, kedua pasangan suami istri itu tersenyum menatap Jenna, sepertinya mereka suka dengan Jenna.
“Ah kalau begitu ibu mau memasak dulu ya.”
Ucap Bu Hana, mendengar itu Jenna pun menawarkan untuk membantu, meskipun awalnya menolak namun Hana pun akhirnya memberi izin lantaran Jenna yang terus memaksa, kini tinggal Zavey dan pak Atma di ruang tengah.
“Dia orangnya?”
Tanya pak Atma setengah berbisik, Zavey pun mengangguk dengan wajah datarnya, sedangkan pak Atma hanya tersenyum lalu menepuk pundak Zavey.
“Ayo kita buat api.”
Ucap pak Atma seraya beranjak dari duduknya, Zavey pun mengangguk lalu mengikuti langkah pak Amta menuju ke samping rumah dimana semua peralatan sudah di siapkan, kali ini mereka akan membakar ikan hasil pancingan Zavey.
Sedangkan di tempat lain, Livy masih saja merasa gelisah menunggu Jenna membalas pesan nya namun anaknya itu masih belum membalasnya membuatnya semakin geram, namun tak lama ponselnya berdenting membuatnya segera mengecek ponselnya.
Namun keningnya berkerut melihat isi pesan dari orang tak dikenal.
“Jalan samudra, cafe alex. Saya tunggu kamu disana.”
Isi pesan yang membuat Livy bingung, siapa orang yang tiba tiba mengirimnya pesan? Bahkan ia tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu, Livy memilih untuk mengabaikan pesan itu, baginya yang terpenting saat ini adalah Jenna dan Zavey yang masih belum ada kabar.
Sedangkan yang di khawatirkan saat ini tengah menikmati hasil pancingan Zavey, namun mendadak hujan turun membuat Zavey khawatir, jika sudah turun hujan begini jalanan akan sedikit sulit untuk dilewati dan akak berbahaya.
“Wah sepertinya kalian harus menginap.”
Ucap pak Atma membuat Jenna tersedak, semua orang panik melihat Jenna tersedak, dengan cepat bu Hana menyodorkan minuman pada Jenna, Jenna segera menerimanya lalu meminum air yang bu Hana berikan padanya.
“Nak Zavey, tepuk punggung nona Jenna.”
Ucap Bu Hana, Zavey pun menurut lalu menepuk pelan punggung Jenna.
“Nona baik baik saja kan?”
Tanya Pak Atma, Jenna pun mengangguk menyeka mulutnya.
“Tapi apa maksudnya kami harus menginap?”
Tanya Jenna yang tak mengerti kenapa tiba tiba pak Atma menyarankan kami untuk menginap?
“Ah begini, jalanan disini akan sulit dan berbahaya jika dilewati saat hujan, jadi lebih baik kalian menginap saja, seharusnya kalian tidak datang sekarang karena sedang musim hujan, tapi nak Zavey tetap bersikeras untuk datang kesini.”
Jelas pak Atma membuat Jenna segera melirik Zavey yang terlihat tenang.
“Dia sudah tahu tapi tetap membawa ku kesini? Apa dia sengaja? Apa menyukaiku? Ah tidak tidak, apa yang aku pikirkan, mana mungkin seorang Zavey menyukaiku, aku pasti sudah gila.”
Jenna membatin namun kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menggelengkan kepalanya membuat semua orang menatapnya aneh.
“Kamu kenapa?”
Tanya Zavey membuat Jenna tersadar lalu menatap semua orang, ah lagi lagi ia mempermalukan diri sendiri.
“Tidak apa apa, kami menginap saja di sini, lagi pula sudah lama aku tidak menginap disini.”
Ucap Zavey, sembari mengingat masa kecilnya disini ia pun setuju untuk menginap.
“Boleh, nanti kalian tidur di kamar saja, kami berdua akan tidur di ruang tengah.”
Ucap bu Hana.
“Ah tidak, kalian di kamar saja, kami akak tidur di ruang tengah.”
Ucap Zavey membuat Jenna sedikit gelisah, maksudnya berdua dengan nya begitu? Ah mendadak Jenna menjadi gugup membayangkan hal itu.
“Tapi kalian hanya akan beralaskan selimut tebal saja, bagaimana mungkin kalian bisa tidur dengan nyaman?”
Ucap pak Atma tak ingin jika Zavey dan Jenna merasa tidak nyaman.
“Tidak apa apa, aku bahkan bisa tidur di lantai.”
Ucap Zavey tersenyum, Bu Hana dan Pak Atma bahkn ikut tertawa mendengar ucapan Zavey sedangkan Jenna justru merasa bingung, apa Zavey baru saja bercanda? Dan lihat dia tersenyum?
“Tapi nona Jenna belum tentu bisa tidur di atas lantai sepertimu, jadi kalian tidur di kamar saja ya.”
Ucap Bu Hana.
“Tidak Bu, saya bisa tidur hanya beralaskan selimut, saya sudah biasa, sejak kecil saya….”
Jenna menutup mulutnya, hampir saja oversharing, sedangkan yang lain menatap Jenna menunggu Jenna menyelesaikan ucapannya.
“Intinya, saya nyaman nyaman saja.”
Ucap Jenna tersenyum canggung.
Malam pun tiba, Jenna dan Zavey kini menatap selimut tebal yang Bu Hana maksud, memang tebal tapi ukurannya sedikit lebih kecil, sepertinya akan pas pasan untuk mereka berdua.
“Kamu bisa tidur disana, aku akan tidur di kursi.”
Ucap Zavey tapi kursi yang Zavey maksud terbuat dari kayu jati dan tidak ada yang berukuran panjang, bagaimana dia bisa tidur, Jenna menarik tangan Zavey.
“Tidur saja.”
Ucap Jenna segera berbaring di atas selimut, Zavey pun segera menyusul begitu melihat Jenna yang sudah berbaring membelakangi nya, keduanya saling membelakangi namun keduanya sama sama merasa gugup, ini kali pertama mereka tidur dengan berdekatan begini.