NovelToon NovelToon
Sang Penakluk

Sang Penakluk

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: RantauL

Dunia Kultivator adalah dunia yang sangat Kejam dan Keras. Dimana yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan ditindas. Tidak ada belas kasihan, siapapun kamu jika kamu lemah maka hanya ada satu kata untukmu yaitu "Mati".

Dunia yang dipenuhi dengan Keserakahan dan Keputusasaan. Dewa, Iblis, Siluman, Monster, Manusia, dan ras-ras lainnya, semuanya bergantung pada kekuatan. Jika kamu tidak ingin mati maka jadilah yang "Terkuat".

Dunia yang dihuni oleh para Predator yang siap memangsa Buruannya. Tidak ada tempat untuk kabur, apalagi bersembunyi. Jika kamu mati, maka itu sudah menjadi takdirmu karena kamu "Lemah".

Rayzen, salah satu pangeran dari kekaisaran Awan putih, terlahir dengan kekosongan bakat. Hal itu tentunya membuat Ia tidak bisa berkultivasi. Ia dicap sebagai seorang sampah yang tidak layak untuk hidup. Banyak dari saudara-saudaranya yang ingin membunuhnya.

Tetapi tanpa diketahui oleh siapapun, Reyzen ternyata memiliki keberuntungan yang membawanya menuju puncak "Kekuatan".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RantauL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26. Berkeliling Ibu Kota

Sepuluh hari setelah melakukan perburuan didalam hutan kabut, suasana pagi hari istana kekaisaran Awan Putih terasa sangat berbeda. Matahari bersinar cerah, menyinari setiap bangunan-bangunan mewah dan megah istana. Udara yang segar dan jernih, menambah semangat tersendiri bagi setiap orang yang tinggal di istana.

Ray Zen terbangun dari tempat tidurnya, meregangkan badan dan menghirup udara pagi yang segar. Wajahnya berseri penuh semangat, siap untuk menjalani harinya yang menyenangkan.

Beberapa hari belakangan ini, Ray Zen tidak menerima gangguan apapun. Kehidupannya berjalan dengan baik. Aura-aura negatif yang selama ini mengarah kearahnya sedikit berkurang, walaupun tidak sepenuhnya hilang.

Semenjak Han Yu, Bear, Tiger, dan Trile menjadi pengawal pribadinya, Fui Che dan anak buahnya tidak lagi melakukan hal-hal yang mencurigakan. Orang-orang yang tinggal di lingkungan istana juga mengalami perubahan sikap, mereka yang awalnya tidak pernah peduli dengan kehadiran Ray Zen kini menjadi lebih menghormatinya dan memberikan sapaan hormat saat bertemu.

Setelah selesai membersihkan diri, Ray Zen mengenakan pakaiannya, terlihat sederhana tetapi tidak mengurangi karisma alami yang ia miliki. Dengan langkah percaya diri, Ia membuka pintu kamar, di luarnya telah menanti lima orang pengawal pribadinya yang berdiri tegap dengan ekspresi serius, siap mengikutinya kemanapun ia pergi.

"Selamat pagi semua.., maaf membuat kalian menunggu," kata Ray Zen dengan sedikit terkekeh.

"Tidak masalah pangeran." jawab Bai Hu singkat, lalu mempersilahkan Ray Zen untuk berjalan lebih dulu. "Baiklah, kalau begitu ayo kita berangkat!" kata Ray Zen penuh semangat. Mereka pun perlahan berjalan meninggalkan tempat itu.

Hari ini Ray Zen akan berkeliling ibu kota kekaisaran Awan Putih, yaitu kota Makmur. Hal ini telah ia rencanakan dengan baik dan penuh persiapan. Sebelumnya ia telah meminta izin kepada Kaisar Jack Zen, ayahnya dan permaisuri Mei Ling, ibunya, untuk berkeliling seharian penuh.

Selama ini, Ray Zen jarang sekali meninggalkan lingkungan istana. Kebanyakan waktunya ia habiskan untuk belajar dan membaca buku di perpustakaan kekaisaran ataupun di taman istana. Selain itu, Kaisar Jack Zen dan Permaisuri Mei Ling memang melarangnya untuk keluar istana, takut jika sesuatu yang membahayakan terjadi padanya. Jika Ray Zen berada diluar istana, itu biasanya untuk kunjungan penting kekaisaran, yang mana selalu mendapatkan pengawalan yang sangat ketat.

Hal itu tentunya membuat Ray Zen tidak pernah merasakan, bagaimana kehidupan orang-orang diluar lingkungan istana kekaisaran berjalan. Ia hanya mengetahui berdasarkan dari apa yang ia baca dan pahami tanpa melihat langsung bagaimana prosesnya terjadi. Itu sebabnya hari ini ia memutuskan untuk merasakan hal itu bersama dengan pengawal pribadinya.

Ray Zen dan para pengawalnya telah berada di depan gerbang istana kekaisaran yang megah dan mewah, siap untuk berkeliling kota. Para prajurit penjaga yang berada disitu segera membukakan pintu gerbang, membiarkan mereka lewat.

Ray Zen sengaja memilih berjalan kaki dari pada menaiki kuda ataupun kereta kuda. Karena dengan berjalan, perjalanannya terasa lebih baik dan dapat dinikmati. Selain itu, ia juga tidak ingin terlihat mencolok dimata semua orang.

Dalam perjalanannya berkeliling, Ray Zen dapat menyaksikan pemandangan kota yang sangat memukau. Kota Makmur sangat ramai, dengan banyak orang berlalu lalang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, menciptakan suasana yang dinamis, bersemangat dan penuh energi.

Bangunan-bangunan megah dan mewah berdiri kokoh di sepanjang jalan, menampilkan arsitektur-arsitektur terbaik yang memadukan keindahan klasik dengan sentuhan energi. Wajar saja jika Kota Makmur, dijadikan sebagai ibukota Kekaisaran Awan Putih. Kota yang layak menjadi pusat perhatian dan kebanggaan bagi rakyatnya, serta destinasi impian bagi banyak orang dari berbagai penjuru kekaisaran. Dengan setiap langkah yang diambil, Ray Zen semakin merasakan kebesaran dan kemakmuran kekaisaran yang dipimpin oleh ayahnya.

Setelah berkeliling cukup lama, tibalah Ray Zen di depan sebuah restoran mewah yang sangat mencolok di antara bangunan lainnya. Bangunan restoran itu cukup besar dan luas, terdiri dari 5 lantai dengan arsitektur yang elegan dan desain yang mewah. Banyak para bangsawan, kultivator, dan orang-orang terpandang lainnya yang masuk ke dalam restoran itu, menunjukkan bahwa tempat ini memang menjadi destinasi favorit bagi kalangan elit.

Ray Zen berjalan memasuki restoran mewah itu, diikuti oleh para pengawal yang setia dibelakangnya. Di lantai pertama, ia tidak menemukan satu pun kursi yang kosong; semuanya telah terisi penuh oleh pengunjung yang sedang menikmati makanannya. Begitu juga dengan lantai kedua dan ketiga, tidak ada kursi kosong yang bisa ditemukan. Dengan rasa penasaran, Ray Zen menaiki tangga menuju lantai keempat, tempat yang mungkin masih menyisakan sedikit ruang untuk mereka.

Saat memasuki lantai keempat, Ray Zen langsung disambut oleh tatapan-tatapan tidak suka dari semua orang yang berada di dalam ruangan itu. Namun, bukannya merasa takut atau cemas, Ray Zen justru mengeluarkan senyuman khasnya. Dengan langkah tenang, ia berjalan menuju kursi kosong yang ada di pojok ruangan, tempat yang tampaknya memang disediakan untuk orang-orang tertentu. Ia lalu duduk bersama dengan para pengawalnya pada satu meja yang sama, tanpa memperdulikan tatapan-tatapan tidak suka dari banyak orang diruangan itu.

Beberapa saat kemudian, seorang pelayan wanita berjalan mendekat kearah mereka. "Selamat datang di restoran kami tuan, kalau boleh tahu, tuan-tuan dan nona ini, ingin memesan apa dari restoran kami?" kata wanita itu sopan. "Kami ingin makan makanan terenak yang ada di restoran ini." jawab Ray Zen singkat.

"Baik tuan, tunggu sebentar kami akan menghidangkannya." balas wanita itu lagi, lalu berbalik meninggalkan mereka. Tidak butuh waktu lama, wanita itu kembali bersama dengan beberapa temannya yang membawa banyak makanan. "Selamat menikmati tuan," ucap wanita itu setelah semua makanan siap dihidangkan.

Ray Zen pun menikmati makanan itu, bersama dengan para pengawalnya. Bear yang dari tadi sudah kelaparan, memakan makanan itu dengan sangat lahap. Ia sudah tidak asing lagi dengan makanan-makanan yang dimasak oleh manusia. Baginya masakan manusia sangatlah enak.

Sementara itu, Trile yang dari tadi selalu diperhatikan oleh banyak pria yang ada diruangan itu merasa risih. Ia jijik melihat tatapan-tatapan kotor para pria itu padanya. Walaupun ia menggunakan pakaian sederhana yang tertutup, tetap saja, wajahnya yang cantik membuat banyak pria di ruangan itu tak berhenti meliriknya.

"Jangan pedulikan mereka!" kata Ray Zen yang mengerti perasaan Trile. Mendengar itu, Trile mengangguk pelan, lalu mulai memakan makanannya.

Saat sedang asik menikmati makanan, sekelompok pemuda dengan pakaian bangsawan memasuki ruangan itu dengan aura yang mencolok. Salah satu pemuda berteriak keras memanggil pelayan yang berada sedikit jauh darinya, "Hei, kau! kemarilah!"

Pelayan wanita yang dipanggil dengan cemas mendekati para pemuda itu, "Ya, tuan?" jawabnya dengan suara gemetar. "Cepat siapkan makanan bagi kami sekarang juga! Cepat..!" perintah pemuda itu, membuat pelayan wanita berlari ketakutan.

Para pemuda itu tertawa keras, lalu berjalan menyusuri ruangan, mencari tempat kosong untuk mereka. Semua orang yang berada di ruangan itu ketakutan, mereka segera menyingkir dari setiap tempat yang dilewati oleh para pemuda itu, membiarkan tempat duduknya diambil tanpa perlawanan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Jangan Lupa Like nya Cesss Ku.

1
Christian Matthew Pratama
bai hu kmna, mc biarkan pengawal setianya mati demi menutupi kemampuannya, mc malah keliling hutan cari bawahan baru
Christian Matthew Pratama
mc tolol atau gmn, pengawalnya dalam bahaya malah dibiarkan, dia malah msk kehutan
Christian Matthew Pratama
ini critanya zaman kapan ada istilah big boss
Christian Matthew Pratama
mmg sdh ada jam ya🤔
Rizky Fadillah
suka aku sama guru nya,mengajarkan mc jngn naif,tidak ada kebaikan didunia kultivator,apa lgi di dunia nyata banyak tipu muslihat nya hahaha
Yuzuru03
Jalan ceritanya bikin penasaran
Dadi Bismarck
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
Mưa buồn
Aku suka banget tokoh-tokohnya. Jangan berhenti nulis thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!