(🌶️🌶️🌶️🌶️)
cerita mengandung cabe rawit. Pandai lah dalam membaca.
Matahari pagi baru saja menampakan diri Gea sudah dikejutkan dengan lamaran yang datang menghampirinya bagaikan Sambaran petir.
Ia dipaksa menikahi calon pamannya yang dinyatakan cacat setelah kecelakaan yang menimpahkannya.
tak bersanding dengan pria cacat, sang Tante pun memilih kabur membawa uang sebesar 5 trilliun.
Bagaimana kelanjutannya?
yuk mampir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kelinci percobaan.(*﹏*;)
...🚩🚩🚩...
...(Siang harinya)...
...Gea mengendarai motor sport miliknya menuju mansion, setelah singa di beberapa apotik dan toko obat herbal, kini ia siap untuk menghancurkan mood Alby. Sesampainya di mansion, Gea segera masuk sambil membawa sekantong paper bag sembari bersiul riang....
"Dari mana kamu?" tegur Alby sudah berada di ruang tengah.
"Eh?" Gea menghentikan langka kakinya, tersenyum lebar menatap Alby."Pak Tua... akhirnya kamu kembali!" seru Gea berlari kecil menghampiri Alby dan berdiri di hadapannya.
Alby mendongak."Apa hubunganmu dengan Niko?" tanya Alby setelah mendapatkan laporan dari kedua anggotanya.
...Senyum lebar Gea langsung sirna digantikan dengan wajah bingun dan kening berkerut....
"Dari mana kamu tau nama teman kecilku?" tanya Gea.
...Karena sejak mereka duduk di kelas 1 SD, mereka berteman, namun ia tidak pernah mengetahui siapa keluarga Niko, bahkan Gea tidak pernah menginjakan kakinya di mansion keluarga Lycan, hanya singa didepan mansion saat sopir yang menjemput Niko datang terlambat, dan Niko menebeng mobil keluarga Jones. Entah mengapa kehidupan keluarga Lycan begitu tertutup....
"Kamu hanya perlu menjawabnya saja," desak Alby dengan tatapan dingin.
...Kening Gea semakin berkerut mendekatkan wajahnya ke arah Alby, membuat Alby reflek sedikit mundur kebelakang....
"Apa kamu cemburu?" tanya Gea berbisik, perlahan senyuman jahatnya terukir di bibirnya.
"Jangan terlalu percaya diri, aku tidak tertarik dengan bocah dibawa umur," gerutu Alby.
"Benarkah?" Diam-diam Gea mengunci kedua kursi roda, tanpa sepengetahuan Alby. Kemudian ia memajukan wajahnya semakin dekat ke arah Alby.
"Apa yang ingin kamu, lakukan?!" bentak Alby meronta berusaha membuka kunci roda dan menjauh dari Gea.
Deg!
...Alby terdiam di tempat dengan jantung berdetak kencang saat Gea menyentuh dada bidangnya, kemudian......
"Apa kamu yaking... suamiku..." bisik Gea ditelinga Alby.
Deg!
...Jantung Alby serasa mau copot meninggalkan tempatnya, akibat ulah jail Gea, dengan kasar Alby mencengkram pegangan kursi roda dan meremas nya dengan kuat, hingga semua urat-urat ototnya muncul ke permukaan....
Krak!
...Semua tombol yang ada di pegangan kursi roda hancur, Gea pun terkejut segera menjauh menatap Alby....
"Kenapa kamu merusaknya?" tanya Gea.
"Bukan urusan mu," desis Alby nafasnya berat perlahan menatap Gea.
"Ini urusanku, Alby! Bagaimana kamu bisa bergerak tanpa kursi roda, hah?!" bentak Gea tak kalah marah.
...Suara Gea yang menggema membuat seluruh pelayan terdiam menatap satu sama lain dengan ketakutan, begitu pun dengan Pak Frank yang mulai berkeringat dingin....
"Pak Frank!" panggil Gea berteriak.
"I-Iya Nyonya," sahut Pak Frank segera mendekat secepat kilat.
"Ayo, bantu aku memapah Alby ke kamarnya," perintah Gea.
"Tapi-"
"Tapi apa lagi? Aku ingin mengobatinya, ayo cepat," potong Gea mendekati Alby.
...Dengan takut, Pak Frank berusaha mengalihkan pandangan ke arah lain kemudian mendekati Alby, lalu mereka berdua bersama-sama memapah Alby yang terdiam menuju pintu lift dan masuk....
...Di dalam lift, Pak Frank semakin tak nyaman, dalam hati ia berdoa agar lift itu cepat sampai, dan tak lama terdengar bunyi 'ting' pintu lift pun terbuka lebar, Pak Frank pun menghela nafas lega melangka keluar dari dalam lift bersamaan dengan Gea dan Alby. Mereka menuju pintu kamar dan masuk....
"Pak Frank," panggil Gea.
"Iya, Nyonya," sahut Pak Frank.
"Tolong telfon Tuan Farhan dan memintanya untuk membelikan kursi roda baru," tita Gea.
"Baik, Nyonya."
...Dengan susah payah mereka mendekati kasur, kemudian merebahkan tubuh Alby diatas kasur, serasa semuanya sudah selesai, Gea hendak menyampaikan terima kasih kepada Pak Frank, namun saat ia berbalik Pak Frank sudah menghilang dari sana....
"Eh... kemana Pak Frank pergi?" gumam Gea menatap bingun ke arah pintu kamar.
"Dia sudah pergi," sela Alby kesal.
"Hah... baiklah, mari kita mulai." Gea menghela nafas berat, lalu meletakan tas nya diatas lantai.
...Perlahan Gea membuka paper bag yang ia bawa, dan menatap ke arah Alby....
"Kau mau apa?" tanya Alby cemas.
"Mengobatimu," jawab Gea singkat mengeluarkan sebotol minyak dari dalam paper bag beserta akupuntur, lalu ia melangka mendekati Alby yang terbaring diatas kasur.
"Kau jangan macam-macam Gea! Kamu pikir aku ini kelinci percobaan mu?!" bentak Alby panik.
"Anggap saja begitu," jawab Gea naik keatas kasur dan duduk di samping Alby.
...Ia berusaha membuka celana Alby di bagian kaki, namun ia kesusahan akibat Alby memakai setelan kerja....
"Astaga... kenapa kamu memakai setelan kerja saat dirumah," kelu Gea menghela nafas kasar.
"Karena aku suka. Sekarang, cepat menjauh dariku," desak Alby dingin.
"Kau menantangku ya?" Nafas Gea semakin berat, dadanya mulai panas akibat marah melihat Alby yang seolah pasrah dengan keadaannya saat ini.
"Aku malas berdebat denganmu, Gea," ucap Alby memalingkan wajah ke arah lain.
"Baiklah, kamu yang memintanya," desis segera berpindah dan duduk diatas tubuh Alby.
...Alby terkejut setengah mati melihat aksi Gea. Ia pun berusaha meronta, namun Gea dengan cepat melepaskan dasinya, lalu mengunakannya untuk mengikat kedua lengan Alby, lalu meletakkannya keatas kepala Alby....
"Gea! Aku akan menghabisimu!" teriak Alby meronta.
"Ssstss... diam, suamiku." Gea meletakan jari telunjuknya diatas bibir Alby, membuat Alby seketika terdiam menatap Gea.
...Gea tersenyum lebar, perlahan ia turun ke bawa meraih dan membuka ikat pinggang Alby....
"Astaga... gimana sih, cara membukanya." Gea terlihat kesusahan membuka kepala ikat pinggang besi yang di pakai oleh Alby.
"Gea, kamu-"
"Ssttss... diam, aku bisa." Gea terus mencoba melepaskan ikat pinggang Alby, dan...
Brak!
"Tuan!" pekik Farhan membuka pintu kamar dengan lebar menatap ke arah kasur. Begitu pun dengan Gea dan Alby yang ikut menatap ke arah pintu kamar.
(Bersambung)
ayo up lg yg banyak
di tunggu yaaaaaaaaa
kami dah nungguuuuuuuuuuuuu dengan gelisah.
menunggu kelanjutannya.
ayo semangat semangat semangat
bagus. seru.
aku suka.
terus terus terus.....
teruskan lagi doooooong ceritaanya.
dan yang banyak biar kami puas membacanya.
seru banget, aku sukaaaaaaaaaaa
up yang banyaaaaaaak biar puas.
kasihan gea. mungkin saat ini gea sudah ada perasaan suka dan cinta sama alby. makanya saat ini gea merasa ada yg hilang dalam dirinya.