Mantan istrinya yang tidak pernah mencintainya tiba-tiba saja memberikan tubuhnya.
Selebriti tercantik dan paling terkenal mengejarnya dan memohon untuk bisa menjadi kekasihnya.
Putri dari orang paling kaya di sana memakai pakaian seksi untuk menggodanya.
Beberapa hari dirinya bukanlah siapa-siapa, dianggap sebagai pria tidak berguna.
Hingga kemudian ingatannya pulih yang ternyata dia adalah seorang dokter legendaris bermata emas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 JARUM PEMANGGIL JIWA
Anton mulai menusukkan jarum suntiknya pada urat nadi yang ada di tangan Anisa. Dengan cepat obat yang di suntikan itu mulai menyebar keseluruh tubuh Anisa.
Obat itu mulai memperbaiki dan menghidupkan kembali otot dan saraf tubuh Anisa yang sudah mati. Tubuh Anisa yang dalam kondisi vegetatif juga mulai menunjukkan tanda-tanda. Tiba-tiba saja jari tangan Anisa mulai bergerak.
"Coba lihat, jari tangan nona Anisa bergerak, ini pertanda baik," ujar salah seorang perawat.
"Obat dari dokter jenius Anton benar-benar luar biasa, efeknya langsung terlihat dalam sekejap," ujar perawat yang lain.
"Anisa putriku..." Arjuna juga tampak senang sekali melihat ini.
Karlina juga turut senang karena melihat jari tangan Anisa yang sudah bergerak.
Sejak menjadi koma dan vegetatif, gerakan jari tangan ini adalah kemajuan yang luar biasa. Dengan ini, semua orang juga beranggapan bahwa Anisa pasti akan segera sembuh.
Anton juga sangat puas sekali dengan hasil ini. Dengan obat yang dia berikan, Anton yakin, sebentar lagi nona Anisa pasti akan membuka matanya.
Namun yang tidak di ketahui oleh semua orang, di dalam tubuh Anisa kini sedang terjadi kontraksi. Semua otot dan saraf yang hidup, kini kembali menjadi mati tidak berfungsi.
Efek obat dari Anton yang mengakibatkan kontraksi ini juga langsung mempengaruhi sistem kerja jantung seperti yang Javier katakan sebelumnya.
Ketika semua orang sedang merasa senang melihat jari tangan Anisa yang bergerak, tiba-tiba saja sesuatu yang buruk pun terjadi.
Tubuh Anisa langsung kejang-kejang tidak karuan. Sontak saja semua orang juga langsung terkejut melihatnya.
"Anisa kamu kenapa...? Arjuna juga langsung panik bukan main.
"Nona Anisa kenapa, bukankah sebelumnya telah menunjukkan tanda-tanda baik, kenapa sekarang malah kejang," ujar salah seorang perawat.
"Apa mungkin obat yang di berikan dokter jenius benar-benar bermasalah seperti yang di katakan oleh pemuda sebelumnya?" ujar perawat yang lain.
"Dokter, kenapa keponakan ku Anisa seperti ini, cepat lakukan sesuatu!" ujar Karlina.
Anton juga tampak begitu bingung sekali saat ini. Obat yang dia berikan sudah sesuai prosedur yang dia pelajari, namun nona Anisa justru menjadi seperti ini. Anton tidak tahu harus berbuat apa saat ini.
Arjuna sendiri memegangi pergelangan tangan putrinya dengan sangat khawatir. kemudian Anisa berhenti kejang di ikuti oleh sebuah suara yang keluar dari mesin pendeteksi detak jantung di sana.
"Bip..." mesin pendeteksi detak jantung menunjukkan bahwa detak jantung Anisa telah berhenti.
Sontak saja semua orang menjadi sangat kaget sekali. Arjuna juga langsung panik sekali mengetahui detak jantung Anisa telah berhenti.
"Anisa putriku, jangan tinggalkan ayah, huhu..." Arjuna juga mulai menangis.
Karlina sendiri juga langsung menarik kerah baju dari Anton. Anisa bisa seperti ini, pasti karena obat yang di berikan oleh Anton.
"Jika terjadi sesuatu kepada keponakan, aku tidak akan melepaskan mu," marah Karlina kepada Anton.
Karlina mendorong anton, sehingga membuatnya jatuh ke lantai. Anton tampak bingung dan tidak mengerti dengan situasi ini. Apa mungkin obat yang dia berikan ini bermasalah, pikirnya.
Kedua perawat juga langsung bereaksi untuk memberikan pertolongan kepada Anisa. Perawat meminta Arjuna untuk mundur, sementara mereka akan melakukan RJP (resusitasi jantung paru).
Salah seorang perawat langsung menekan dada Anisa menggunakan tangannya beberapa kali, namun tidak ada tanda-tanda perubahan.
Segera perawat lainnya menggunakan sebuah alat menekankan ke dada Anisa. Tubuh Anisa juga terhentak karena alat tersebut, namun juga tidak menunjukkan perubahan.
Suasana di tempat ini juga panik sekali, kedua perawat itu juga sudah tidak memiliki cara lagi untuk menolong Anisa. Arjuna juga menangis sejadi-jadinya.
Lali tiba-tiba seseorang menerobos masuk ke dalam kamar tersebut. Orang tersebut ternyata adalah Javier.
"Kalian mundur!" pinta Javier.
Javier sudah berada di teras rumah Arjuna bersiap pergi dari sana. Mendengar suara tangisan membuatnya segera kembali ke kamar. Javier adalah seorang dokter, jiwanya tidak bisa menerima jika ada orang yang harus kehilangan nyawa di dekatnya.
Terlepas perlakuan buruk orang-orang kepadanya, nyawa seseorang hanya ada satu, dan itu menjadi paling utama.
Kedatangan Javier ini tentu membuat semua orang terkejut. Javier juga langsung mengeluarkan lima buah jarum perak dari dalam sakunya.
Dengan cepat Javier membuka dua kancing baju dari Anisa sehingga memperlihatkan sedikit bagian dada sebelah kirinya. dada sebelah kiri adalah letak dari jantung yang ada di dalam tubuh kita.
Javier juga segera menusukkan kelima jarum perak tersebut pada dada sebelah kiri Anisa. Sekilas cahaya keemasan muncul di mata Javier. Energi misterius dalam tubuhnya juga masuk ke dalam tubuh Anisa melalui setiap jarum perak yang dia tancapkan.
"Pria itu menusukan jarum, apa dia berniat menggunakan akupuntur untuk menolong nona Anisa," ujar salah seorang perawat.
"Akupuntur adalah metode pengobatan masa lalu, aku belum pernah dengar metode ini bisa di gunakan kepada orang yang sudah kehilangan detak jantung?" ujar perawat yang lain.
Sementara Arjuna dan Karlina memilih untuk diam. Walaupun Arjuna sebelumnya begitu meremehkan Javier, namun kini dia justru berharap Javier ini bisa menyelamatkan putrinya.
"Teknik jarum pemanggil jiwa," ucap Javier.
Teknik jarum pemanggil jiwa ini adalah teknik istimewa yang di miliki oleh Javier. Teknik ini adalah salah satu teknik legendaris yang kini hanya di kuasai oleh Javier seorang diri di dunia ini.
Energi misterius spiritual dari Javier juga langsung menyebar ke sekeliling jantung dari Anisa. Energi itu melakukan tekanan dari dalam agar bisa membuat jantung Anisa kembali berfungsi.
Hingga sesaat kemudian sesuatu yang luar biasa pun terjadi. Mesin pendeteksi jantung juga kembali berbunyi menandakan bahwa detak jantung Anisa kembali berfungsi kembali.
Sontak saja semua orang terkejut dengan hal ini. Javier telah berhasil membuat Anisa hidup kembali.
"Huh... untung saja masih sempat," pikir Javier menghela nafasnya.
Terlambat sedikit saja Javier bertindak, maka dirinya juga tidak bisa melakukan apapun lagi dan Anisa benar-benar kehilangan nyawanya. Kini Anisa telah tertolong berkat teknik akupuntur jarum pemanggil jiwa.
"Ini luar biasa, aku tidak menyangka ternyata akupuntur bisa sehebat ini," ujar salah seorang perawat.
"Siapa sebenarnya pria ini, ternyata dia memiliki kemampuan sehebat ini?" ujar perawat yang lain.
Kini kondisi Anisa juga telah stabil seperti sebelumnya. Walaupun masih dalam kondisi koma dan vegetatif, tapi setidaknya dia masih bisa bertahan hidup.
Arjuna juga langsung meminta maaf kepada Javier atas perkataan kasar dirinya sebelumnya. Jika bukan karena Javier saat ini, pasti putrinya sudah tiada.
Anton yang berada di lantai seolah tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Di saat dirinya yang seorang dokter jenius tidak bisa apa-apa, namun pria di hadapannya ini bisa menyelamatkan nona Anisa dari bahaya.
Anton juga segera bangkit dan pergi dari sana dengan diam-diam. Obat darinya sudah hampir membuat nona Anisa kehilangan nyawanya, jika tidak segera pergi, pasti mereka akan menutup tanggu jawabnya.
Terlihat di luar rumah, Anton berlari terbirit-birit keluar dari gerbang rumah Arjuna. Sementara itu, ada sebuah mobil model lama sedang terparkir hanya beberapa meter saja dari gerbang rumah.
Di dalam mobil tersebut ada seorang wanita yang mengamati rumah Arjuna dari jendela mobil. Wanita tersebut ternyata adalah Clara. Ternyata Clara diam-diam dari perusahaannya mengikuti kemana Javier pergi, hingga sampailah ke rumah ini.
Sementara di dalam kamar yang suasana sebelumnya begitu panik, kini sudah kembali tenang berkat Javier.
"Tuan Javier, terima kasih banyak," ujar Arjuna.
Saat ini sikap Arjuna juga begitu ramah kepada Javier. Arjuna bahkan memanggil seorang pria muda yang seumuran dengan putrinya dengan sebutan tuan. Ini karena bagaimanapun Javier adalah penolong putrinya.
"Seharusnya aku mendengarkan perkataan tuan Javier sebelumnya, bahwa obat dari dokter sialan itu bermasalah," sambung Arjuna.
Javier juga menjelaskan kepada mereka masalah kontraksi yang di akibatkan oleh obat pemberian dari Anton tersebut.
Dari penjelasan Javier ini, Arjuna juga bisa langsung mengerti, bahwa Javier ini bukanlah orang biasa.
"Javier, kamu begitu hebat, apa kamu bisa menyembuhkan putriku?" tanya Arjuna dengan penuh harap.
"Kondisi putri anda sudah separah ini, namun bukan berarti tidak bisa untuk di sembuhkan," balas Javier.
"Maksud tuan Javier, anda bisa menyembuhkan putri saya?" tanya Arjuna lagi.
"Semua penyakit bisa di sembuhkan, namun untuk membuat putri anda sembuh sepenuhnya itu memerlukan waktu," jawab Javier.