NovelToon NovelToon
Perjuangan Gadis SMA

Perjuangan Gadis SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hanafi Diningrat

Najwa, siswi baru SMA 1 Tangerang, menghadapi hari pertamanya dengan penuh tekanan. Dari masalah keluarga yang keras hingga bullying di sekolah, dia harus bertahan di tengah hinaan teman-temannya. Meski hidupnya serba kekurangan, Najwa menemukan pelarian dan rasa percaya diri lewat pelajaran favoritnya, matematika. Dengan tekad kuat untuk meraih nilai bagus demi masa depan, dia menapaki hari-hari sulit dengan semangat pantang menyerah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanafi Diningrat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Konspsresi pers

Ballroom Hotel Mulia Jakarta dipenuhi wartawan dari berbagai media nasional. Kamera televisi berjejer rapi, lampu sorot menyala terang, dan puluhan mikrofon terpasang di podium utama. Suasana sangat riuh dengan suara obrolan wartawan yang antusias menunggu konferensi pers besar.

"Deg-degan banget, Sin," Najwa berbisik sambil mengintip dari balik tirai backstage. Tangannya berkeringat dingin meski ruangan ber-AC dingin. "Gila, wartawannya buanyak banget."

"Santai aja, Najwa," Sinta memegang tangan sahabatnya dengan erat. "Kamu kan udah jadi putri orang terkaya. Harus percaya diri dong."

David muncul dari belakang dengan setelan jas hitam yang sangat rapi dan wangi parfum mahal. Wajahnya tenang tapi matanya berbinar bangga. "Siap, sayang?"

"Siap gak siap harus siap," Najwa menarik napas panjang sambil merapikan dress biru navy yang sangat elegan. "Mudah-mudahan gak gugup pas ngomong."

"Tenang aja. Ayah akan dampingi kamu sepanjang waktu."

Mereka berjalan menuju podium dengan langkah yang perlahan. Begitu muncul, suara kamera yang berbunyi klik berkali-kali langsung memenuhi ruangan. Lampu flash menyala silih berganti seperti petir.

"Selamat pagi," David membuka konferensi pers dengan suara yang sangat jernih dan berwibawa. "Terima kasih sudah hadir dalam konferensi pers yang sangat penting ini."

Najwa berdiri di samping ayah kandungnya dengan gugup. Jantungnya berdetak sangat kencang sampai terdengar di telinga. Keringat mulai mengalir di punggung meski dia berusaha terlihat tenang.

"Hari ini adalah hari yang paling membahagiakan dalam hidup saya," David melanjutkan dengan suara bergetar karena emosi. "Setelah sebelas tahun mencari, akhirnya saya bertemu kembali dengan putri saya yang hilang."

Murmur kaget terdengar dari para wartawan. Mereka mulai berbisik satu sama lain dengan mata berbinar penasaran.

"Nama putri saya adalah Lia Diningrat, tapi selama ini dia dikenal dengan nama Najwa Kusuma," David merangkul pundak Najwa dengan lembut. "Dia selamat dari kecelakaan kapal pada tahun 2011 dan dirawat oleh keluarga angkat."

"Pak David, bagaimana perasaan Anda saat ini?" seorang wartawan langsung mengangkat tangan tinggi-tinggi.

"Lega, bahagia, dan bersyukur luar biasa," David tersenyum sambil menahan air mata. "Sebelas tahun rasanya seperti seumur hidup."

"Dan Najwa, eh Lia, bagaimana perasaan kamu?" wartawan lain mengarahkan mikrofon ke arah Najwa.

Najwa mengambil mikrofon dengan tangan yang sedikit gemetar. "Jujur masih gak percaya banget. Tapi aku seneng bisa ketemu ayah kandung ku."

"Apa rencana kamu ke depannya?"

"Aku mau sekolah dulu di SMA Nexus. Pengen hidup normal kayak remaja biasa," Najwa menjawab dengan suara yang mulai lebih percaya diri.

Sesi tanya jawab berlangsung hampir satu jam. Wartawan menanyakan berbagai hal mulai dari kecelakaan, kehidupan di keluarga angkat, sampai rencana masa depan. Najwa menjawab dengan jujur tapi hati-hati.

"Terima kasih untuk hari ini," David menutup konferensi pers. "Mohon hormati privasi putri saya yang masih dalam masa adaptasi."

Begitu selesai, David langsung mengajak Najwa dan Sinta keluar dari ballroom. Mereka naik limousin mewah menuju kantor pusat Nexus Liberty untuk acara reunion yang sudah ditunggu-tunggu.

"Gimana tadi? Oke gak?" Najwa bertanya sambil minum air putih untuk meredakan tenggorokan yang kering.

"Sempurna, sayang. Ayah bangga banget," David tersenyum puas. "Sekarang seluruh Indonesia udah tau siapa kamu sebenarnya."

Di saat yang bersamaan, di berbagai tempat, berita tentang Najwa mulai menyebar seperti api. Televisi-televisi menayangkan breaking news. Media sosial dipenuhi dengan foto dan video konferensi pers.

Di sekolah lama Najwa, para siswa berkumpul di kantin sambil menatap layar TV dengan mulut menganga. Wajah mereka campur aduk antara shock, tidak percaya, dan menyesal.

"Gila, itu beneran Najwa yang dulu kita ejek?" bisik salah satu siswi dengan wajah pucat.

"Yang kita bilang anak gak punya bapak itu?" yang lain menambahkan sambil memegang kepala.

"Astaga, dia putri CEO Nexus Liberty. Orang terkaya nomor satu di Indonesia!"

Mereka saling berpandangan dengan wajah menyesal dan takut. Bayangan masa lalu ketika mereka sering mem-bully Najwa kini terasa sangat menakutkan.

Sementara itu, limousin David sudah sampai di gedung pencakar langit Nexus Liberty yang megah. Lobby marmer putih yang sangat luas sudah didekorasi dengan balon dan banner selamat datang.

"Wah, keren banget gedungnya," Sinta berkomentar sambil melihat ke atas. "Tinggi banget kayak mau nyentuh langit."

Mereka naik lift express ke lantai 50 dimana ruang meeting besar sudah disiapkan khusus. Begitu pintu lift terbuka, Najwa langsung melihat sekelompok anak-anak yang sangat dia rindukan.

"NAJWA!" Kirana berlari sambil menangis dan langsung memeluk sahabatnya dengan sangat erat. "Aku kangen banget! Aku pikir kamu udah mati!"

"Kir!" Najwa ikut menangis sambil membalas pelukan. "Maaf bikin kamu khawatir."

Anak-anak panti lainnya ikut mengerumunji dan memeluk Najwa bergantian. Ada yang menangis terharu, ada yang masih tidak percaya, ada yang tertawa senang.

"Najwa, beneran kamu anak CEO Nexus Liberty?" tanya Riko, salah satu teman di panti.

"Iya, tapi aku tetap Najwa yang dulu kok," Najwa mengusap air mata sambil tersenyum. "Gak ada yang berubah."

"Bohong! Semuanya berubah!" Kirana berkata sambil menunjuk dress mahal Najwa. "Kamu udah jadi putri raja! Beda banget sama kita!"

"Kirana, jangan gitu dong," Najwa meraih tangan sahabatnya. "Kita tetap teman seperti dulu."

"Gimana bisa tetap sama?" Kirana menangis lagi. "Kamu tinggal di hotel mewah, sekolah di tempat mahal, punya ayah kaya raya. Kita masih di panti yang kumuh."

Suasana tiba-tiba menjadi hening dan canggung. Anak-anak panti yang lain juga mulai merasa minder dan tidak percaya diri. Mereka mundur perlahan dari Najwa.

"Guys, dengerin aku dulu," Najwa berdiri di tengah-tengah dengan suara bergetar. "Kalian adalah keluarga terbaik yang pernah aku punya. Gak ada yang bisa gantiin kalian."

"Tapi kamu udah beda kelas sama kita, Najwa," bisik Dini, gadis kecil yang dulu sering curhat sama Najwa.

David yang melihat situasi canggung ini langsung mendekat. "Boleh Ayah bicara sebentar?"

Anak-anak panti menatap David dengan campuran takut dan kagum. Mereka tidak pernah bertemu orang sekaya dan sepenting ini.

"Najwa bercerita banyak tentang kalian semua," David berkata dengan suara lembut dan hangat. "Kalian adalah keluarga yang sangat berharga baginya."

"Tapi kami cuma anak panti, Pak," Kirana berkata dengan suara kecil.

"Dan itu yang membuat kalian istimewa," David tersenyum tulus. "Najwa belajar banyak hal baik dari kalian. Kebaikan hati, kesetiaan, dan cinta tulus."

David mengambil amplop besar dari tas kulit mahalnya. "Makanya Ayah sudah siapkan sesuatu untuk kalian semua."

"Apa itu, Pak?" mata anak-anak mulai berbinar penasaran.

"Beasiswa penuh untuk kalian semua. SD, SMP, SMA, sampai kuliah nanti," David membuka amplop dan menunjukkan sertifikat beasiswa. "Plus dana untuk renovasi panti asuhan biar lebih nyaman."

"BENEEEER?!" mereka berteriak bersamaan dengan mata terbelalak sangat lebar.

"Bener banget. Najwa yang minta ini khusus untuk kalian."

Kirana langsung memeluk Najwa lagi sambil menangis bahagia. "Najwa, kamu baik banget! Maafin aku tadi ngomong kayak gitu."

"Gak apa-apa, Kir. Aku ngerti kok," Najwa membalas pelukan sambil ikut menangis senang.

"Jadi kita masih bisa sekolah bareng?" tanya Riko dengan hopeful.

"Mungkin beda sekolah, tapi kita tetap teman selamanya," Najwa tersenyum lebar sambil mengusap air mata bahagia. "Kalian akan selalu jadi keluarga terbaik ku."

Pesta reunion berlanjut dengan makan-makan mewah dan berbagai permainan seru. Anak-anak panti yang tadinya minder kini kembali ceria dan akrab sama Najwa seperti dulu.

Sore itu, ketika semua sudah pulang, Najwa duduk di sofa ruang kerja David sambil merenung. Hatinya hangat tapi juga campur aduk.

"Gimana perasaan kamu sekarang?" David duduk di sampingnya.

"Lega banget, Ayah," Najwa tersenyum sambil menatap keluar jendela. "Akhirnya semua orang yang aku sayang udah tau kebenarannya."

"Dan besok kamu siap mulai hidup baru di SMA Nexus?"

"Siap. Excited banget malah," Najwa mengangguk dengan mata berbinar. "Gak sabar ketemu teman-teman baru dan nunjukin siapa aku sebenarnya."

1
kalea rizuky
Sinta ne sok tau
kalea rizuky
Sinta ne g tau ya di posisi nazwa
kalea rizuky
nah gt donk bales pake otak jangan teriak teriak
kalea rizuky
pantes like dikit MC terlalu goblok. Thor lain kali. bkin cerita yg valid donk
kalea rizuky
tolol mending gk usah sekolah
kalea rizuky
bisanya nangis mending g usa sekolah pergi dr situ jual rmh trs krja
kalea rizuky
ne cwek oon mending penjarain bapak lu yg durhala
kalea rizuky
bodoh mending pergi lahh atau racun aja bapak loe biar mampus
parti camb
saran aja kata gue diganti dgn kata "saya/aku
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
saran aja nih untuk author, harus nya klo sma polisi, atau sma orng lain yg gk d knal or orng yg lbih tua bilang nya saya, jngn gue. klo gue itu untuk k sesama teman... ttp smangat ya💪💪
Rarara: iya kak,lupa ganti itu
total 1 replies
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
devinisi bpk nyusahin anak... bkn nya anak d nafkahin mlh ank d sruh krja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!