NovelToon NovelToon
Bukan Kamu, Bukan Dia

Bukan Kamu, Bukan Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Oksy_K

Luka Vania belum tuntas dari cinta pertama yang tak terbalas, lalu datang Rayhan—sang primadona kampus, dengan pernyataan yang mengejutkan dan dengan sadar memberi kehangatan yang dulu sempat dia rasakan. Namun, semua itu penuh kepalsuan. Untuk kedua kalinya, Vania mendapatkan lara di atas luka yang masih bernanah.

Apakah lukanya akan sembuh atau justru mati rasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oksy_K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harga Diri Rayhan

Siang itu, kantin berubah jadi panggung patah hati massal. Sebab dua sosok primadona, membuat insiden yang akan membekas di  kepala semua orang. Terutama untuk Vania yang berhasil kabur dari Rayhan. Pelaku yang membuatnya malu setengah mati.

 

“Rayhan gila!” seru Vania kesal,  tangannya sudah keringat dingin. Ia berjongkok di pinggir jalan, kakinya masih bergetar seakan tulangnya tertinggal.

 

Vania mungkin mendapat pengakuan dari beberapa pria, namun baru kali ini ia mendapatkannya di depan umum.

 

 

“Tuan Rayhan, bagaimana perasaan anda? Untuk pertama kalinya ditolak seorang gadis?”  Ledek Ali, mengingat aksi nekatnya tak sesuai prediksi.

 

Rayhan terdiam, lebih tepatnya tidak ingin menjawab. Ia berjalan menuju ruangan diikuti Pandu dan Ali di belakang. Begitu pintu terbuka, tampak beberapa instrumen tersusun rapi: drum set di sudut, beberapa gitar tergantung di dinding, dan sebuah keyboard di atas meja panjang.

 

Rayhan meraih gitar akustik, lalu duduk di sofa panjang. Memetik senar dengan mata terpejam.

 

“Baru kali ini seorang Rayhan, yang biasanya digilai banyak wanita, harus menerima penolakan!” seru Ali, dengan nada reporter.

 

 “Gue gak ditolak, yang bener tuh belum di jawab.” Sanggah Rayhan, mencoba membela diri.

 

“Vania kabur dari lo, tanpa berkata apapun. Artinya lo ditolak, jadi terima aja, Ray.” Imbuh Pandu, sambil menepuk pundak Rayhan yang langsung ditepisnya.

 

Pandu dan Ali puas menertawakan Rayhan. Sedangkan Rayhan masih bergelut dengan pikirannya sendiri. Entah apa yang membuatnya melakukan aksi nekat itu, ia pun masih mencari jawabannya.

 

“Udah, nyerah aja. Kan gue udah bilang, susah buat deketin si Vania. Jadi, parkirin mobil lo ke rumah gue ya.” Ucap Ali, sambil tersenyum jahil.

 

“Enak aja, ini baru permulaan ya. Gue pasti bisa dapetin Vania.” Balas Rayhan dengan yakin.

 

“Mending kalian berhenti main taruhan kaya gitu. Kaya anak kecil tau gak.” Ujar Pandu mengingatkan.

 

“Lo juga Li, jangan mancing-mancing. Lo kan tau Rayhan paling gak bisa di remehin.” Imbuhnya lagi. Ali pura-pura tidak mendengar, ia mengambil sebuah gitar  bass.

 

“Santai aja kali Pan, kalau meraka beneran jadian, lo bisa tuh double date sama pacar lo nanti.” Jawab Ali dengan santai.

 

“Kalau nanti ketauhan, gue juga kena omel Okta!” Keluh Pandu.

 

“Makanya lo diem, percaya sama gue. Gue pasti bisa dapetin Vania, dengan cara apapun. Meski gue harus mengesampingkan harga diri.” Ucapnya dengan mantap.

 

Pandu menghela napas, tak tahu harus dengan cara apa ia bisa menghentikan aksi Rayhan, yang ingin mendekati Vania hanya karena sebuah taruhan konyol. Pandu  memilih diam,  tak  mau berkomentar lagi.

 

Sore itu, mereka bertiga melakukan latihan seperti biasa. Suara petikan snare dan dentuman drum, menggema dalam ruangan. Seolah menelan suara dari luar.  Sesekali Ali melempar ejekan, dan Rayhan balas dengan toyoran atau  tendangan ringan di pantat.

Dentuman drum Pandu menggema, lalu mereda. Napas mereka masih terengah ketika Rayhan berdiri, meletakkan gitarnya dan mengambil ponselnya. Jarinya sibuk mengegeser layar dengan pasti, seolah mencari sesuatu. Pandu sempat melirik, tapi pura-pura mengelap stik drumnya yang basah dengan keringat.

 

Ali malah langsung kepo.

“Ngapain Ray? Nyari strategi PDKT di Google?”  cibirnya sambil terkekeh.

 

Rayhan terdiam, ia terpaku pada foto profil seorang gadis dengan jepit rambut berbentuk beruang—Vania.  Ia menatap lama, seolah mencari teka-teki yang belum terpecahkan.

 

“Gue harus tahu rutinitasnya, jadwal kuliahnya, tempat dia biasa kunjungi, temen-temennya, dan timpat tinggalnya ...” Gumamnya lirih, lebih tepatnya kedirinya sendiri.

 

Pandu yang sedari tadi diam akhirnya buka suara.

“Nggak gitu juga, Ray. Lo mau deketin anak orang apa mau jadi stalker?”

 

Ali justru lebih semangat. “Gimana kalau kita bantu? Kita bagi tugas. Gue bagian tanya temen sekelasnya, lo yang ngikutin dan Pandu bagian logistik.” Seketika Ali lupa taruhannya, ia lebih tertarik melihat perjuangan sahabatnya yang sekaligus jadi hiburannya. Karena jika Rayhan gagal lagi, Ali yang akan tertawa paling keras.

 

Pandu langsung melotot, “Lo gila ya, gue nggak mau ikut-ikutan. Nanti kalau Okta tau, gue bisa kena gampar!” serunya.

 

“Serem bener cewek lo, belum jadi bini aja udah KDRT.” Cibir Ali.

 

Rayhan masih termenung,  tak meladeni ocehan kedua sahabatnya. Otakya sedang menyusun berbagai strategi. Entah apa yang membuatnya terpaku pada Vania, taruhan itu memang pemicu, tapi jauh di dalam lubuk hatinya ada perasaan ingin yang sulit ia jelaskan. Sorot mata Vania yang berlari menjauh seolah ada sesuatu, dan itu membuat Rayhan penasaran setengah mati.

 

“Besok, kita mulai strategi mendekati Vania!” ujar Rayhan dengan sorot mata berkobar.

 

Pandu merasa firasat buruk akan terjadi. Di sisi lain, Ali menggosokan telapak tangannya seperti anak kecil yang mendapatkan permen.

 

 

Malam itu, kamar Vania remang, hanya sinar lampu meja belajar yang menemani. Duduk dengan memeluk kaki, pandangan menatap kosong buku sastra yang belum sempat ia sentuh. Otaknya kembali memutar kejadian memalukan siang itu. Wajah Rayhan, tatapan semua orang di kantin, suara riuh yang seperti menampar telinganya. Reflek tangan Vania menutup wajahnya yang mulai memanas.

 

“Kenapa juga harus  di depan banyak orang ...” gumamnya lirih, nyaris tanpa suara.

 

Ponselnya berbunyi, tertera nama sahabatnya di sana.

 

“Hallo, Ta. Kenapa?” tanya Vania pada Okta di sebrang sana.

 

“Akun instagram lo di serbu para betina!”

 

“Betina apaan? Lo lagi ngigo apa gimana?” tanya Vania heran, mengingat waktu menunjuk angka sebelas malam.

 

“Lo liat sendiri, deh. Gue kirim email dan kata sandinya. Sekarang lo pegang akun lo sendiri, gue angkat tangan. Semua ini pasti karena  insiden di kantin tadi siang.”  Jawab Okta yang membuat Vania tambah bingung.

 

Panggilan pun terputus, disusul notif pesan dari Okta. Terpaksa Vania mengunduh aplikasi Instagram seperti kata Okta dan membuka akun yang sudah lama terpasang.

 

Seketika, puluhan notifikasi muncul dari DM dan komentar di beberapa postingan.

“Cewek ini yang berani nolak Rayhan?”

 

“Cantikkan juga gue, gak usah sok jual mahal.”

 

“Tapi dia juga banyak di sukai cowok di kampus, tau.”

 

“Oh pantes, merasa kaya di rebutin gitu ya.”

 

“Nggak usah deket-deket Rayhan gue.”

 

Beberapa cibiran terlihat memenuhi kolom komentar di postingan terakhirnya, hanya sedikit saja yang membela, selebihnya berkata kasar dan cukup membuat Vania kesal.

 

“Jadi ini, para betina yang Okta maksud.” Gumamnya pelan. Ia menonaktifkan komentar, tak ingin melihat komentar buruk atau membalasnya. Diam adalah emas, tak perlu buang-buang tenaga untuk hal yang tidak ada untungnya.

 

“Ngeri juga yah.” Lanjutnya.

 

Di luar, malam terasa sunyi, bahkan suara jangkrik bersahutan pun senyap. Vania menarik selimut, ia memutuskan untuk tidur saja. Tapi matanya tetap terbuka, pikirannya mengulang-ulang kalimat yang sama.

Kenapa kejadian memalukan itu harus terjadi padanya dan kenapa harus dengan Rayhan ...

 

 

1
Royati II
iya bang iya
Royati II
apa sih nih org ganggu mulu/Panic/
Oksy_K: Cassie: Aku kn calon pacarnya kak Ray/CoolGuy/
total 1 replies
Royati II
jangan galak-galak om
Royati II
ayo van, jangan lari di tempat Mulu, kejar balik
Oksy_K: /Determined//Determined//Determined//Determined/
total 1 replies
Royati II
lah malah tanya 😂
Oksy_K: emang gtu, denial mulu
total 1 replies
Oksy_K
/Heart//Heart//Heart/
Via Aeviii
Hai aku mampir kk ...🤗
Bagus k, saya suka yg temanya sekolahan gini. jadi kangen masa” skolah 😄
Oksy_K: ayo nostalgia bersama~~
total 1 replies
Jemiiima__
masa kalah sma bocil, ga dongg
Oksy_K: harus dilawan/Determined/
total 1 replies
Jemiiima__
cakep bgt kan ray /Facepalm/
Oksy_K: beutipuuuuullllll
total 1 replies
Jemiiima__
gada yg ga pantes semuanya perlu waktu, cuma waktumu dipercepat saja 😅
Jemiiima__
anjay dibahas wkwkw
Oksy_K
/Panic//Panic/
Oksy_K
padahal udh mau lupa/Grievance/
Oksy_K
/Applaud//Applaud//Applaud/
Jemiiima__
diateh bukannya msh bocil gak sih /Facepalm/
Jemiiima__
pake diingetin lg wkkw
Jemiiima__
oo tidak bisa, disaat seperti hari bergerak lebih cepat dr otak wkwkkw
Jemiiima__
yah gajadiii udh nunggu tdnya eh hahaha
Oksy_K: eaaakkk kena prank wkwk
total 1 replies
Royati II
inget ya, jangan berdua nanti ketiganya setan. nah, si Ali ini setannya/Curse//Curse/
Oksy_K: wkwk iya juga
total 1 replies
Jemiiima__
BOLEH BOLEH SOK LAH!
aww gemes ih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!