NovelToon NovelToon
Menuju Sukses Bersama Ayahku

Menuju Sukses Bersama Ayahku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:921
Nilai: 5
Nama Author: Monica Wulan

seorang anak perempuan bercita-cita untuk sukses bersama sang ayah menuju kehidupan yang lebih baik. banyak badai yang dilalui sebelum menuju sukses, apa saja badai itu?

Yok baca sekarang untuk tau kisah selanjutnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Monica Wulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Licik

    Zulaikha sampai di rumah dengan wajah merah padam, napasnya tersengal-sengal. Ia membanting tasnya ke lantai, membuat Arkan yang baru pulang dari kantor terperanjat.

"Mas, aku sangat kesal hari ini.! " Zulaikha mengadu, suaranya bergetar menahan amarah. "Aku gagal mempermalukan Aisyah di warung Bude Rita!"

Arkan mengerutkan kening. "Ada apa lagi, Lik? Ceritakan pelan-pelan."

Zulaikha menceritakan kejadian di warung Bude Rita, dari awal hingga akhir. Ia menceritakan bagaimana ia mencoba mencaci maki Aisyah, namun gagal karena Bude Rita memiliki CCTV.

"Dasar anak kampung yang jelek!" Zulaikha menggerutu. "Untung saja Bude Rita punya CCTV, kalau tidak aku sudah berhasil mempermalukannya!"

     Arkan mendengarkan dengan sabar. Setelah Zulaikha selesai bercerita, Arkan menghela napas panjang. "Aku juga kesal lik ," kata Arkan, suaranya berat. "Pak Kades lebih memilih Ramlan untuk mengawasi pengiriman padi. Dia bilang Ramlan jujur dan berpengalaman. Padahal aku yang lebih berpendidikan dari pada dia. !"

Zulaikha menatap Arkan, matanya berkilat-kilat. "Mas, kita harus melakukan sesuatu. Kita tidak boleh membiarkan mas Ramlan seenaknya saja. Kita harus membuatnya malu di depan seluruh desa!"

Arkan terdiam sejenak, memikirkan usulan istrinya. "Apa maksudmu, Lik?"

      "Saat panen padi nanti," bisik Zulaikha, suaranya licik, "kita harus melakukan sesuatu yang akan membuat mas Ramlan kehilangan muka. Supaya dia diusir dari desa ini!"

Arkan tersenyum licik. "Ide bagus, lik! Tapi apa yang harus kita lakukan?"

"Kita harus merusak sebagian padi milik warga yang sudah di kumpulkan," jawab Zulaikha, matanya berbinar-binar. "Kita bisa mencampur racun pada pupuknya, atau mungkin… kita bisa membakar sebagian padinya saat malam hari. Pasti mas Ramlan akan sangat malu dan diusir dari desa ini!"

    Arkan mengangguk-angguk setuju. "Rencana yang sempurna, Mas Ramlan pasti akan sangat malu dan kehilangan pekerjaannya. Dan Semua orang akan mengejeknya!"

"Tepat sekali, Mas!" Zulaikha tertawa jahat. "Kita akan membuat Ramlan dan keluarganya menderita. Mereka akan menyesal telah meremehkan kita!"

Mereka berdua merencanakan aksi jahat mereka secara detail. Arkan dan Zulaikha berjanji untuk merahasiakan rencana ini, memastikan tidak ada yang mengetahui kejahatan mereka. Senyum licik menghiasi wajah mereka, menunjukkan betapa jahatnya hati mereka yang dipenuhi oleh rasa iri dan dendam. Mereka tidak menyadari bahwa karma akan segera datang menjemput mereka.

     "Jangan pernah Melihat keberhasilan orang lain sebagai saingan, tapi lihatlah juga bagaimana usahanya untuk mencapai itu semua. " By author kiww kiww

     Bab di bawah akan terdapat adeg4n 21+, harap bijak dalam membaca dan author juga akan kasih pelesetan kalimatnya ya takut kena kick wkwkwk ⚠️

   Sementara di kota P seorang gadis tengah berada di kamar club dan bermain ranj4ng bersama 2 orang laki-laki tua. gadis itu menikm4ti permainan dari 2 orang pria tua itu

      "Auhh om en-enak om terusssshh... "

"Shh kau sangat nikm4t gadis kecil walau sudah longgar... "

  "Ashhh kau benar, dia bahkan kuat melay4ni kita berdua.. "

   "Achhh ya terus om lebih dal4m... "

   Gadis itu berada di tengah-tengah antara dua orang pria tua, ia sangat menyukainya tanpa terlihat tertekan sedikitpun.

    Lampu remang-remang menerangi ruangan. Seorang gadis muda berbaring di tempat tidur, di antara dua pria tua. Ia tersenyum, tampak puas. Setelah beberapa saat hening, salah seorang pria tua itu duduk dan menatap gadis itu.

"Kenapa kau melakukan pekerjaan ini, Nak?" tanyanya, suaranya lembut namun terdengar sedikit heran

Gadis itu tersenyum, matanya berbinar. Ia duduk, menata rambutnya yang sedikit berantakan.

"Aku menyukainya, om" jawabnya, suaranya mantap. "Aku ingin hidup mewah. Aku ingin punya banyak uang."

Pria tua itu mengerutkan kening. "Hanya itu?"

Gadis itu menggeleng. "Tidak hanya itu. Aku juga ingin membantu keluargaku di desa. Mereka miskin, dan aku ingin memberikan mereka kehidupan yang lebih baik."

Pria tua yang lain ikut bersuara, "Kau tahu ini pekerjaan yang berbahaya, kan?"

Gadis itu mengangguk. "Aku tahu. Tapi aku rela mengambil risiko. Aku harus melakukannya untuk keluargaku." Ia menatap kedua pria tua itu, matanya berkaca-kaca. "Aku ingin mereka bangga padaku."

Salah seorang pria tua itu menghela napas. "Semoga kau tidak menyesal di kemudian hari," katanya, lalu berbaring kembali di tempat tidur. Pria tua yang lain hanya mengangguk setuju, menunjukkan rasa simpati yang terselubung di balik sikapnya. Keheningan kembali menyelimuti ruangan, hanya diiringi oleh suara-suara samar dari luar club malam itu.

***Hayo tebak guys siapa tuchh***...?

Mentari telah tenggelam di ufuk barat, meninggalkan langit jingga yang indah. Aisyah pulang dari Warung Bude Rita, lelah namun hatinya tenang. Setelah menunaikan sholat Magrib, ia bergabung dengan ayahnya, Pak Ramlan, untuk makan malam. Rumah mereka sederhana, namun hangat dan penuh kasih sayang.

Setelah makan, mereka duduk di ruang tamu yang sederhana, hanya ada televisi tua dan beberapa kursi usang. Aisyah memecah kesunyian.

"Yah aisyah mau bicara," Aisyah memulai, suaranya lembut, "Pak Andi, wali kelasku, menawarkan beasiswa kuliah di kota. Meskipun bukan kampus ternama, tapi tetap kesempatan yang bagus katanya."

Pak Ramlan tertegun sejenak, lalu senyum mengembang di wajahnya yang penuh keriput. "Alhamdulillah! Ini kabar baik, Sayang. Ayah sangat mendukungmu untuk kuliah. Ini cita-cita ibumu juga."

Aisyah terdiam, matanya berkaca-kaca. Ia sangat ingin kuliah, namun ada keraguan yang menghantuinya.

"Tapi Yah…," Aisyah ragu-ragu, "Aisyah tidak ingin meninggalkan Ayah sendirian di desa."

Pak Ramlan mengusap lembut kepala putrinya. "Ayah baik-baik saja, Sayang. Ayah masih kuat bekerja. Lagipula, ada Bude Rita dan tetangga-tetangga lain yang selalu membantu Ayah."

Ia menatap mata putrinya dengan penuh kasih sayang. "Ingat, Sayang? Ini keinginan Ibumu. Ia selalu bermimpi melihatmu kuliah, meraih pendidikan yang lebih tinggi. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Ayah akan selalu mendoakanmu."

Aisyah terharu mendengar kata-kata ayahnya. Kenangan akan ibunya kembali menghujam hatinya. Air mata mengalir di pipinya, namun kali ini air mata bahagia. Ia memeluk ayahnya erat-erat, hatinya mantap untuk menerima tawaran beasiswa tersebut. Ia akan kuliah, mewujudkan mimpi ibunya, dan membanggakan ayahnya. Meskipun akan merindukan ayahnya, ia percaya bahwa ini adalah langkah terbaik untuk masa depannya dan keluarganya.

*Guys kalo ada yang buat kalian kurang suka entah itu di bagian pengetikan atau ceritanya boleh komen ya . Jangan Lupa Like nya makasih orang baik❤*

1
caca
cocok deh adik kakak nggak beres thor
caca
astagah ampunn bik otak mu
caca
bik zulaika sumpah ngeselin /Panic/
Proposal
Bagus Kaka🌟💫, jangan lupa mampir karyaku juga yaa🥰🙂‍↔️
Titus
Karakternya juara banget. 🏆
Monica Wulan: makasih kak udah mampir di cerita baruku
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!