(🌶️🌶️🌶️🌶️🌶️)
Apa yang terjadi jika orang yang pernah meninggalkan trauma besar di masa lalu kembali hadir di dalam hidupmu?
Itulah yang dialami oleh Luna, gadis cantik berumur 21 tahun.
Di tengah perjuangannya menyelesaikan kuliah, muncul sebuah berita bahwa mantan kekasihnya yang sangat posesif, kini telah di bebaskan dari penjara, setelah delapan tahun menetap di dalam penjara.
Akan kah Luna lolos darinya?
yuk mampir dan saksikan kisah selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-12
...🖤🖤🖤...
"Luna, kamu sedang apa?" tanya Sofia melangka mendekati Luna yang terlihat sibuk menelan sesuatu.
"Ah, i-ini... aku mengkonsumsi obat sakit lambung, karena akhir-akhir ini aku sering telat makan," jawab Luna berbohong, karena obat yang ia telan itu adalah obat pencegah kehamilan.
"Oh..." Sofia mengangguk paham."Tapi semalam kamu kemana?" tanya Sofia lagi.
"Apakah Mama mencariku?" tanya Luna cemas.
"Iya, tadi pagi Tante menelfonku, jadi aku berbohong kalau kamu ada dirumah," jawab Sofia.
"Fiuh... makasih ya." Luna menghela nafas lega.
"Tapi, kamu kemana Luna? Jangan bilang kamu pergi menemui Alex," tebak Sofia menatap Luna penuh selidik.
"I-itu..." Dengan gugup, Luna berusaha menghindari tatapan Sofia.
"Luna..." Sofia menepuk salah satu bahu Luna."Aku tidak keberatan jika kamu menemui Alex, aku hanya ingin kamu jujur dan tidak menutupi apapun dariku," ucap Sofia.
Maafkan aku... Sofia, aku adalah sahabat yang buruk..." batin Luna tersenyum canggung membalas tatapan Sofia.
"Kalau begitu ayo kita masuk," ajak Sofia menarik lengan Luna pergi.
*
*
*
(Di sisi lain)
"Bagaimana?" tanya Nyonya Pamela menaruh tasnya diatas meja restoran, lalu duduk.
"Ini, semua informasi yang Nyonya butuhkan," ucap privat detektif menaruh sebuah berkas diatas meja.
Ternyata, Nyonya Pamela diam-diam menyewa seorang detektif setelah ia berhasil mendapatkan foto Luna dari orang suruhannya tadi.
Nyonya Pamela meraih berkas itu, lalu membukanya. Ia menatap setiap informasi tentang Luna secara hati, lalu tersenyum smirk.
"Ternyata hanya anak dari orang tua gagal," cibir Nyonya Pamela membukanya tasnya mengeluarkan amplop berisi uang, lalu menyerahkannya kepada detektif tersebut."Ini upah mu," ucapnya.
"Terima kasih Nyonya," ucap detektif tersebut tersenyum penuh semangat meraih amplop tersebut, lalu membukanya dan menghitung jumlah uang yang ada di dalam amplop tersebut, kemudian tersenyum lebar."Senang berkerja dengan Anda."
"Hhhmm... kamu boleh pergi." Nyonya Pamela mengibas tangannya dengan gerakan malas.
Detektif itu pun bangkit dan melangka pergi. Nyonya Pamela segera mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi nomor Luna.
📱"Halo selamat siang, ini dengan siapa ya?" ucap Luna dari seberang ponsel.
"Aku adalah ibu mertua Alex, dan aku ingin bertemu denganmu, ada sesuatu yang harus kita bahas," kata Nyonya Pamela.
📱"Maaf Nyonya, saya tidak mengenal Anda, dan juga siang ini aku sedikit sibuk." Tolak Luna secara halus.
"Jadi kamu ingin aku menyebarkan fotomu yang baru keluar dari hotel bersama Alex, begitu?" ancam Nyonya Pamela.
📱"Baiklah, katakan kita harus bertemu dimana?" Luna akhirnya pasrah.
"Pilihan bagus jalang kecil," hina Nyonya Pamela, lalu mengirim lokasi dirinya kepada Luna."Datanglah ke restoran ini, jangan sampai telat, aku tidak punya banyak waktu," desak Nyonya Pamela.
📱"Ba-baik Nyonya, saya akan kesana." Luna segera mematikan panggilan.
Beberapa menit kemudian, Luna pun tiba mengunakan taksi lalu turun di depan restoran dan berjalan masuk. Orang suruhan Alex yang diam-diam mengikuti Luna, segera melaporkan hal itu kepada Alex, setelah ia membuntuti Luna masuk ke dalam restoran, dan mengetahui siapa yang mengajak Luna bertemu.
Brak!
Alex mengebrak meja."Untuk apa dia menemui wanita tua itu!" pekik Alex.
"Entahlah Tuan... sa-saya kurang tau," jawab orang suruhan Alex terbata-bata takut.
"Cepat kirim lokasi mereka," desak Alex bangkit, lalu meraih jas miliknya dan berjalan pergi meninggalkan ruang kerjanya dengan tergesa-gesa.
*
*
(Kembali ke restoran)
"Ha-halo, selamat siang Nyonya," sapa Luna terbata-bata takut menatap Nyonya Pamela.
"Hhhmm... aku tau hubungan mu dengan Alex, jadi aku ingin kamu menjauhinya," perintah Nyonya Pamela langsung ke intinya.
Hal itu juga yang aku mau, tapi bagaimana dengan nasib ayahku..." Luna diambang kebingungan, duduk terdiam meremas tas miliknya yang ada di pangkuan.
"Ini." Nyonya Pamela meletakan sebuah amplop diatas meja dan mendorongnya ke arah Luna."20JT, tinggalkan Alex."
Prok, prok, prok.
Suara tepuk tangan menggema di dalam restoran, menarik perhatian Luna dan Nyonya Pamela, serempak keduanya menoleh ke arah sumber suara dan membulatkan mata, tersentak yang bertepuk tangan itu adalah Alex yang kini berjalan ke arah mereka, lalu berdiri di samping Luna.
"Luna, kira-kira harga sebuah jantung berapa?" tanya Alex meraih amplop itu dari atas meja, lalu menatap Nyonya Pamela dengan tatapan tajam.
"Du-dua, setengah miliar euro?" jawab Luna terbata-bata menunduk takut.
"Lalu... berapa harga operasi transplantasi jantung, ibumu?" tanya Alex lagi, kini menatap Luna.
"Sa-satu setengah milliar euro," jawab Luna lagi, diiringi air mata yang mengalir deras membayangkan harga jantung dan operasi sang ibu, yang kini harus membuatnya membungkuk dihadapan Alex.
"Dan Nyonya Pamela." Alex beralih kembali melirik sang ibu mertuanya."Total semuanya 4 Milliar euro. Anda pikir, 20jt euro mu mampu mengembalikan kerugian yang aku alami?" tanya Alex.
Brak!
Nyonya Pamela menggebrak meja dengan marah, lalu bangkit menatap Alex dengan amarah menggebu-gebu.
"Tapi kamu sudah menikah dengan putriku Alex! Tidak seharusnya kamu sebagai seorang suami memelihara wanita lain diluar nikah!" pekik Nyonya Pamela.
"Sebelum menikah, aku sudah memberi tahu putrimu, kalau aku memiliki wanita lain diluar. Dan anda pasti sudah tau jawabannya," tekan Alex meraih lengan Luna dan memaksanya bangkit dari duduk."Ini urusanku, jangan sekali-kali kamu berani ikut campur," tegas Alex menarik Luna berjalan pergi tanpa pamit, meninggalkan Nyonya Pamela.
(Bersambung)