NovelToon NovelToon
Ketika Cinta Harus Memilih

Ketika Cinta Harus Memilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Cerai / Cinta pada Pandangan Pertama / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:76.3k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

Cinta bertepuk sebelah tangan sungguh menyakitkan hati Nadila Putri. Nyatanya Abdullah cinta pertamanya justru mencintai wanita lain yaitu Silfia Anwar.
Nadila pun memilih pergi meninggalkan mereka demi persahabatan.

Nadila memilih bekerja di UEA menjadi tkw, tetapi belum ada satu tahun kedua orang tuanya menyuruhnya pulang. Namun, tidak Nadila sangka ketika tiba di Indonesia justru dijodohkan dengan Abdullah.

Apakah Abdullah akan menerima Nadila? Lalu bagaimana nasib Silfia. Kita ikuti kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Faiz kalap ketika melihat sekelebat bayangan wanita tanpa busana berlari ke kamar mandi. Dia gedor-gedor pintu itu tetapi tidak dibuka.

Sementara Abdullah yang hanya mengenakan celana kolor, ambil kaos yang tergeletak di tempat tidur, lalu memasang di badan. Secepatnya menyusul Faiz yang sedang emosi di depan pintu kamar mandi.

"Kak Faiz mencari siapa? Tidak ada siapa-siapa di dalam" ujar Abdullah yang berdiri di belakang Faiz, berusaha melindungi wanita itu.

Faiz balik badan menatap wajah Abdullah seperti melihat binatang yang menjijikkan.

Plak!

Tamparan keras melayang ke wajah Abdullah. Abdullah mundur memegangi wajahnya, walaupun perempuan tangan Faizah rupanya keras juga. "Dasar pria bejat tidak punya moral kamu, hah?! Kamu gunakan rumah kakak kamu sendiri untuk berbuat mesum!" Faiz berteriak kencang, wajahnya merah padam, menatap Abdullah yang masih memegangi pipinya.

"Beraninya kamu menyakiti Dila, saya tidak menyangka jika perilaku kamu itu tidak sebaik nama kamu!" Dila menunjuk wajah Abdullah, lalu balik badan kembali menggedor pintu kamar mandi.

"Silfia... Keluar kamu, atau saya memanggil penjaga agar mendobrak pintu ini!" Faiz berteriak kencang.

Tidak lama kemudian pintu berderit, muncul Silfia yang menggunakan handuk kimono dengan wajah menunduk tidak berani menatap Faizah.

"Apa yang sudah kamu perbuat di rumah saya, Silfia?! Beraninya kamu berbuat zina!" Faiz sudah tidak bisa menahan emosi, tanganya gatal ingin menampar wajah baby sitter itu, tapi masih eling bahwa Silfia seorang wanita.

"Saya..." Silfia mengangkat kepala menatap Abdullah, minta bantuan agar menjawab.

Sementara Barra yang mendengar ribut-ribut di luar kamar segera berjalan cepat ke arah pertengkaran. "Faiz" gumamnya ketika mendengar istrinya marah-marah padahal tidak biasanya begitu.

Setengah berlari Barra ke kamar Abdullah melewati bibi dan juga Fathonah yang hanya berdiri di depan pintu kamar itu.

"Sayang... ada apa?" Barra merangkul istrinya dari belakang. Lalu melempar tatapan ke arah Abdullah yang hanya mematung. Beralih kepada Silfia yang menunduk meremas kimono kebesaran. Barra tahu, kimono tersebut milik Abdullah. Suami Faiz itu segera menarik kesimpulan, bahwa ada yang terjadi antara adik sepupu nya dan baby sitter.

"Pasti kamu tidak menyangka kan Mas, sepupu kamu yang sok alim ini sudah berbuat zina dengan wanita binal itu di rumah kita!" Faiz ingin suaminya itu mengusir pria dan wanita yang menurutnya bejat.

"Apa benar yang dikatakan Faiz, Dul!" Barra melepas pelukan Faiz lalu mendekati Abdullah. Barra tentu percaya karena Faiz tidak mungkin berbohong.

"Aku..."

Buk, buk, buk.

Belum sempat Abdullah menjelaskan, tiga tinju melayang ke wajah Abdullah. Tidak ada perlawanan sama sekali hingga jatuh tersungkur, darah menetes dari sudut bibir Abdullah. Barra maju hendak mengulangi, tapi Faiz merangkul suaminya dari belakang.

"Sudah Mas, aku tidak mau suami aku masuk penjara gara-gara membunuh pria ini!" tegas Faiz, begitu suaminya tenang, Faiz mendekati Silfia.

"Heh! Kamu. Setelah subuh nanti, saya tidak sudi lagi melihat wajah kamu di rumah ini!" Faiz mengusir Silfia, ia tidak mau anak-anaknya diasuh oleh wanita yang sudah jelas tidak baik. Bisa saja, Faiz mengusir saat ini juga, tapi ia masih punya pikiran jernih, karena saat ini sudah jam dua pagi.

Silfia tidak menjawab, ia hendak meninggalkan kamar itu, takut dengan tatapan mata Barra. Namun, Abdullah melingkarkan tangannya ke pundak Silfia.

"Jangan usir Silfia Kak, Dia istri saya" ucap Abdullah sambil meringis menahan sakit.

"Apa maksud kamu?!" Faiz semakin tidak mengerti.

"Kak Faiz, Abang, tolong dengarkan aku" Abdullah menceritakan jika ia sudah menikah siri dengan Silfia sejak tiga bulan yang lalu.

"Kurang ajar kamu! Jadi kamu menikah dengan wanita ini tidak memberi tahu Tante Ghina?!" Barra tidak menyangka Abdullah melangkahi kedua orang tuanya. Tidak mungkin om Ahmad dan tante Ghina akan merestui Abdullah menikah dengan Dila jika tahu bahwa Abdullah sudah punya istri.

"Lalu kenapa kamu menikahi sahabat saya juga, Dul?!" Faiz menyela, ia meneteskan air mata, yakin, Dila tidak tahu jika Abdullah sudah menikah dengan Silfia.

Sementara Silfia melepas tangan Abdullah, kaget mendengar ucapan Faiz, 'menikahi sahabatku' ia tidak mengerti siapa yang dinikahi Abdullah. Silfia sebenarnya marah ingin pergi, tapi penasaran juga siapa istri suaminya.

"Saya tidak mencintai Dila Bang, tapi Papa sama Mama memaksa aku untuk menikahinya" Abdullah menceritakan ketika dipaksa oleh kedua orang tuanya agar menikahi Dila untuk ajang balas budi.

"Balas budi apa? Jangan ngarang cerita kamu!" Barra memotong.

Abdullah menceritakan ketika papa membutuhkan donor ginjal, bapak Dila yang merelakan ginjalnya. Namun, ketika sekarang pak Umar sakit parah gara-gara ginjalnya tinggal satu, papanya memaksa agar menikahi Dila.

"Kamu jahat Bang!" Silfia pun berlari keluar kamar sambil menangis. Wanita itu masuk ke dalam kamar mengemasi pakaian.

"Silfia... dengarkan aku" Abdullah berjongkok di depan Silfia.

"Aku benci sama kamu Bang, kamu ternyata diam-diam menikah dengan Dila" Silfia sekarang baru sadar bahwa ternyata diduakan. Apa lagi wanita yang menjadi madunya adalah Dila, wanita yang menjadi saingannya.

"Silfia, maafkan aku sayang, kemarin itu aku tidak punya pilihan" Abdullah menahan tangan Silfia yang memasukkan pakaian dengan cepat, dan asal masuk.

Dengan ekpresi wajah sebal, Silfia pun berdiri hendak pergi tapi Abdullah menahan tangannya.

"Awas, biarkan aku pergi! Aku tidak percaya lagi sama kamu!" Silfia menghempas tangan Abdullah, tetapi tidak berhasil, karena tenaga Abdullah lebih kuat.

"Sekarang aku mau tanya, kamu mau pergi ke mana jam segini?" Tanya Abdullah, sambil menahan bibirnya yang sedang sakit. Sekali-kali mengusap darah dengan kaos bagian pangkal lengan, yang awalnya putih itupun belang-belang merah. "Sekarang kita pergi sama-sama" Abdullah berjanji akan mengajak Silfia menginap di hotel, jika hari sudah terang akan mencari kontrakkan.

Silfia pun akhirnya membiarkan tas miliknya dibawa Abdullah lebih dulu, ia mengikuti. Ketika lewat di depan kamar Abdullah, tampak sepi, mungkin saja penghuni rumah Barra sudah kembali ke kamar masing-masing.

Abdullah minta Silfia menunggu di teras, lalu mengeluarkan motor dari garasi. Dia menjalankan motornya setelah dibukakan pagar oleh penjaga.

.

Hari kedua bekerja di catering, seharian itu Dila mengantar ke beberapa tempat. Waktu sudah jam tiga sore, saat ini terakhir mengantar ke salah satu rumah.

"Assalamualaikum..." ucapnya sembari menekan bel rumah, tapi tidak ada sahutan. Sekali dua kali, ia mencoba kembali, tetapi tampaknya rumah itu kosong.

"Sepertinya pemilik rumah ini sedang pergi, sebaiknya aku menunggu saja" gumamnya, lalu duduk di kursi teras sambil menahan kantuk. Sebab, tadi malam ia tidur hingga larut, memikirkan Abdullah yang tidak pulang hingga pagi.

Angin sore sepoi-sepoi basah, menerpa wajah cantik itu seperti dinina bobo kan, hingga tertidur di kursi tersebut.

Lima belas menit kemudian, kendaraan roda empat masuk ke halaman rumah itu. Turun pria bertubuh jangkung dari mobil mewah itu, terlihat seksi menekan remot kemudian melangkah percaya diri ke teras rumah.

Pria berpakaian kemeja, jas, lengkap dengan dasi itu pun terkejut, ketika tatapan matanya tertuju kepada gadis muda yang pulas di kursi. "Siapa wanita ini? Sepertinya aku pernah melihat?" Gumamnya menatap wajah Dila lebih dekat, lalu menoleh ke arah motor Matic yang dipakir terdapat kantong plastik yang berisi box. Pria itu baru ingat jika gadis remaja itu pengantar Catering.

"Dek, Dek. Bangun Dek" pria itu membangunkan Dila.

...~Bersambung~...

1
Rina
Semoga wanita yg baru datang itu gak menambah beban Dila ya 🫢🫢🫢
Kasandra Kasandra
lanjut
Atalia
pokoknya harus ceria Dilla dari Abdullah kasian banget 😭😭😭😭
pokoknya ditunggu banget kelanjutannya author
flower
semogga bisa di kabulkan pembatalan pernikahan nya...
betriz mom
author pinter banget setiap akhir selalu menggantung bikin penasaran 🙏🤭
Azkia Amalia
up
sudarti darti
lanjut Thor ttp semangat berkarya
sudarti darti
mbak Faizah kah yang datang
@alfaton🤴
Dilla benar kata ibumu Dilla.....kamu sudah ada restu dan diijinin tuk bercerai.........dan jangan ada dendam biar Allah yang membalas semua kejahatan yang kamu terima.....pelan tapi pasti......semangat Dilla .....jodohmu sudah menanti 😍😍😍
🌷💚SITI.R💚🌷
smg kamu bisa kembali bebas bisa membahagiakan ke dua orang tua kamu ya dila, aku ikut sedih smg yg datang faiz ya bukan wanita munafik sm suamiy
@alfaton🤴
semoga orang baik yang menyapa bukan ibu mertuanya semangat Dilla
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
lanjut kak...

semngattttt
neng ade
siapa wanita yang menyapa Dilla??
neng ade
udah terbongkar semuanya.. sekarang Dilla tau kalau ginjal bapak nya udah di sumbangkan pada papa mertua..
neng ade
syukurin kamu Silfia.. sok banget tingkah mu mu itu
neng ade
itu pasti si Silfia yang datang.. permainan segera dimulai..
Retno Harningsih
lanjut
darsih
JD penasaran SM cerita nya
mery harwati
Faiz, kamu datang tepat waktu, saat keluarga Abdullah sudah pulangke Bogor, bukan langsung menemui orang tua Dila & menyerahkan Dila baik² pada orang tuanya, tapi malah Dila yang menceritakan RT nya tanpa didampingi keluarga Abdullah, habis manis sepah dibuang, setelah pengorbanan ginjal bapaknya Dila
Faiz, sementara ajak Dila ke rumah orang tuamu agar Dila menemukan kebahagiaan & kedamaian dirinya & keluarganya
Jengendah Aja Dech
❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!