Kau Yang Inginkan Aku Pergi

Raka melirik tajam ke arah Damar, dia merasa risih dengan kehadiran dua laki - laki tampan di ruangan mantan istri nya itu. Raka jelas tahu siapa kedua laki - laki itu, siapa sih yang tidak tahu tentang keluarga Rajendra.

Dalam dunia bisnis jelas keluarga itu paling di segani, begitu pun dengan Raka sendiri yang asli nya sangat menginginkan untuk menjalin kerjasama dengan salah satu perusahaan dalam naungan Rajendra group. Namun seperti nya keinginan nya itu harus dia bendung atau bahkan harus dia hilang kan saat ini.

"Ngga usah melirik seperti itu, jawab noh pertanyaan anak mu!" ucap Damar dengan begitu santai sambil menyilangkan kaki kanannya, kedua tangan nya pun dia lipat di depan dada nya. Jangan tanya ekspresi nya saat ini, sangat tengil sekali.

Raka berdecak kesal melihat tingkah Damar yang sangat tengil itu. Kalau sedang tidak berada satu ruangan dengan Azizah sudah di pastikan dia akan mengajak Damar untuk adu mulut bahkan bisa jadi adu jotos. Namun sebisa mungkin dia harus jaga image di depan Azizah saat ini.

Raka langsung menghembuskan nafas nya secara perlahan guna mengontrol emosi nya. Dia tatap Rizky dalam - dalam sambil mensejajarkan tubuh nya dengan Rizky yang saat ini sedang menatap ke arah sang ayah untuk menunggu jawaban dari pertanyaan yang dia lontarkan tadi.

"Rizky ...dengerin ayah baik - baik ya, ada alasan tertentu kenapa Ayah harus meninggalkan bunda, dan untuk hal itu ayah tidak bisa menjelaskan nya pada Rizky saat ini. Tapi ayah yakin, suatu saat nanti jika Rizky sudah besar dan dewasa nanti pasti akan mengerti dengan apa yang terjadi pada ayah dan bunda," Raka sebisa mungkin mencoba memberi pengertian kepada anak nya. Laki - laki itu berharap sang anak akan mengerti dan memahami nya seperti yang sudah - sudah.

Namun di luar ekspektasi Raka, ternyata Rizky langsung menghempaskan kedua tangan Raka yang sebelumnya berada di pundak Rizky. Dengan tatapan mata begitu dingin, Rizky menatap wajah Raka ada semburat kemarahan dan kecewa dalam sorot mata itu.

"Ayah tidak perlu memberikan alasan yang panjang lebar seperti itu. Karena Rizky tahu, ayah meninggal kak bunda karena Tante dan anak kecil itu kan?"

Deg,

Tidak hanya jantung Raka yang berdetak kencang saat ini, Azizah pun merasakan hal yang sama. Bahkan isi pikiran mereka pun di rasa juga sama saat ini, sama - sama berpikir dari mana Rizky mengetahui hal itu.

Padahal selama ini Azizah sama sekali tidak pernah menceritakannya tentang Rania dan Saka pada Rizky. Terus dari mana anak nya itu bisa tahu mengenai hal itu.

Jawaban Rizky itu pun sontak membuat tubuh Raka membeku. Laki - laki itu bingung sendiri dengan apa yang akan dia ucapkan.

Abian dan Damar yang sejak tadi melihat drama antara ayah dan anak itu pun melengkung kan senyuman nya, mereka berdua sangat senang melihat ekspresi cengo Raka saat ini. Ya walaupun baik Abian atau Damar tidak mengenal Raka secara personal namun setelah mengetahui masa lalu Raka dengan Azizah dulu cukup membuat kedua laki - laki itu ilfil dengan sosok yang sedang terlihat lesu di depan nya mereka.

"Kai...ayo kita keluar dari ruangan ini. Di sini bukan tempat kita," ucap Rizky tiba - tiba yang langsung menarik tangan Kaivan .

Bocah dengan pipi gembul itu hanya menurut saja dengan apa yang Rizky lakukan dan mengikuti langkah Rizky yang keluar dari ruangan itu. Sebelumnya Kaivan tadi juga sempat menengok ke arah Sanga Daddy dan setelah melihat Abian menganggukkan kepalanya, akhir nya Kaivan pun pergi meninggalkan para orang dewasa yang saling diam di dalam ruangan itu.

"Ekhem ..." Azizah sengaja berdehem guna menetralisir hawa dingin dan canggung dalam ruangan nya itu.

"Sebenarnya ada tujuan apa kamu datang ke sini mas," akhir nya Azizah pun membuka suara nya.

Raka melirik ke arah Abian dan Damar secara bergantian, seolah - olah memberi isyarat pada kedua laki - laki itu untuk segera meninggalkan tempat itu. Namun sayang nya kedua laki - laki yang diberi isyarat tidak merespon apa pun, justru kedua nya palah melayang kan tatapan tidak suka, bahkan sorot mata Abian cenderung mengintimidasi Raka sehingga membuat mantan suami Azizah itu seketika menelan ludah nya secara kasar.

Raka tahu betul siapa yang sedang menatap nya mengintimidasi itu, seorang Abian Al Rafa Rajendra yang terkenal dingin dan angkuh. Tapi sebisa mungkin Raka tetap bersikap tenang, toh selama ini dia tidak pernah ada urusan atau pun masalah dengan Abian.

"Ehm...apa kita bisa bicara empat mata saja Zah?"

"Maaf mas, kalau untuk berbicara dengan mu hanya berdua saja aku tidak bisa. Kamu jelas sudah tahu alasan nya apa," jawab Azizah dengan ekspresi yang masih sama tetap datar.

Raka menganggukkan kepalanya mengerti, sejak dulu Azizah selalu begitu, dia selalu menjaga batasan sebagai seorang wanita yang baik seperti apa. Hal itu yang menjadi point plus dari seorang Nur Azizah yang Raka kenal.

"Aku hanya ingin tahu kondisi kamu sekarang gimana? Aku tadi sempat melihat berita yang beredar di sosmed jika kamu habis di serang orang seorang wanita," ucap Raka dengan nada yang khawatir.

"Seperti yang Mas Raka lihat, Alhamdulillah aku baik - baik saja."

"Syukurlah kalau kamu baik - baik saja Zah, aku sangat mengkhawatirkan mu setelah melihat berita itu tadi maka nya aku langsung buru - buru ke sini. Tapi beneran kan Zah kamu baik - baik saja? Kalau semisal ada bagian tubuh kamu yang terluka bilang saja ke aku supaya aku bisa antar kamu ke rumah sakit sekarang juga," kata Raka yang merasa lega jika Azizah terlihat baik - baik saja.

Azizah mengernyit kan dahi nya, mantan suami nya khawatir pada nya? Pertanyaan itu yang saat ini berada di dalam otak nya.

"Terimakasih mas untuk rasa khawatir kamu, tapi maaf seperti nya aku tidak butuh lagi rasa khawatir dan perhatian dari kamu sekarang. Tentu mas Raka tidak lupa kan status kita apa sekarang?"

Jika dulu Azizah sangat menginginkan di beri perhatian seperti ini oleh Raka saat kedua nya masih terikat pernikahan tapi tidak untuk sekarang semua perhatian yang Raka berikan pada Azizah justru membuat wanita itu merasa muak.

Masih teringat betul apa yang Raka lakukan dulu saat dirinya sedang sakit, boro - boro di antar ke dokter, di tanya keadaan nya seperti apa saja tidak. Dan sekarang di saat kedua nya sudah tidak terikat hubungan apa pun justru Raka palah menunjukkan perhatian nya.

"Tapi Zah.... sungguh aku sangat mengkhawatirkan mu saat ini."

Azizah memutar kedua bola mata nya, sungguh jengah sekali wanita itu dengan tingkah mantan suaminya. Dia merasa seperti ada sesuatu yang Raka sembunyikan dari nya yang jelas ada maksud tertentu dari semua yang Raka lakukan beberapa hari terakhir.

"Kalau semisal sudah tidak ada yang dibicarakan lagi, silahkan mas Raka pergi dari sini.