Mohon dukungan 😁😁
Like,komen dan vote ya cinta 👌👌👌
Aku Mawar Paramitha tidak percaya dengan ada nya Tuhan,Lalu mengapa aku diminta untuk percaya pada CINTA???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5.King Arthur Wijaya
WIJAYA CORPORATIONS.
Di lantai tertinggi WIJAYA CORPORATIONS,kantor CEO berada.
King Arthur Wijaya tengah sibuk berkutat dengan berkas-berkas yang ada di meja kerja nya.
Jemari nya yang panjang dan kurus tampak pas saat menulis menggunakan pena,seolah-olah jemari nya memang diciptakan untuk itu.
Dia memiliki tubuh yang tinggi sekitar seratus sembilan puluh centi meter,dengan kaki yang panjang dan pinggang sempit.
Mata nya tajam bak mata Elang,dengan sudut mata yang miring keatas.Ditambah lagi bibir tipis nya yang merah merona.
Dia selalu membawa aura bermartabat pada dirinya,sehingga banyak kolega mereka yang merasa sungkan terhadapnya,meski terkadang usia mereka jauh ada diatasnya.
Sang sekertaris,Kelan Wijaya yang juga merupakan sahabat sekaligus sepupu angkat nya,tampak gelisah di samping nya.
Pria tiga puluh tahun itu merasa risih dengan sikap sekertarisnya ini.
"Ada apa?"
Suara nya rendah dan dalam,jika para wanita mendengar suara ini,mereka mungkin akan menjerit kegirangan.
"Itu,anu,tuan,ah..."
Mungkin karna berita yang di akan disampaikan terlalu menakutkan,jadi untuk berbicara pun,Kelan menjadi gugup.
"Sesuatu terjadi?" tanya nya dengan tajam.
Mata nya yang dalam memandang Kelan dengan tajam.Membuat bulu kudung Kelan meremang seketika.
"Begini Tuan Muda,nona Alea kabur."
Saat mengucapkan kata 'kabur' ,Kelan sengaja merendahkan suara nya.
Dia menundukan wajah nya,tidak ingin melihat wajah mengerikan Arthur jika sedang kesal atau marah.
"Apa maksud mu?"
Kening Arthur berkerut tidak paham,meski sebenar nya dia memiliki tebakan samar di dalan hati nya.
Namun Arthur masih memiliki setitik harapan di hati nya.
"Hemmm,orang-orang kita melaporkan jika nona Alea kabur dan hanya meninggalkan pesan,yang isi nya adalah..."
Kelan menelan ludah nya sembari menahan nafas nya."Nona Alea berkata jika dia masih belum siap untuk menikah,Tuan."
Tak.
Mata Kelan terpejam begitu pena mahal di tangan Tuan Muda nya patah menjadi dua bagian.
Tidak lama kemudian,
Brak.
Arthur menyapu semua isi diatas meja kerja nya,bahkan komputer mahal nya juga tidak terkecuali.
Kursi kebesaran nya sudah terjungkal kebelakang,saat Tuan Muda nya kini sudah berdiri menghadap ke jendela kaca,dengan kedua tangan nya masuk kesaku celana mahal nya.
Ekspresi Tuan Muda nya tampak tenang,ketika Kelan melihat pantulan wajah Tuan Muda nya dari kaca.
Namun Kelan paham,bahwa semakin tenang Tuan Muda nya,semakin besar amarah yang dia pendam.
"Belum siap?" tanya nya yang entah kepada siapa.
Yang pasti,Kelan tau jika pertanyaan ini tidak butuh di jawab oleh nya.
"Dia bisa menolak lamaran ku jika dia merasa ini terlalu cepat,tapi apa? Bukan nya menolak,dia bahkan sangat senang saat itu.Bahkan ketika kami memilih gaun untuk nya,undangan,gedung dan sebagainya.Dia tidak memperlihatkan ketidak siapan nya sedikitpun."
Suara Arthur sangat datar,namun tangan nya yang berada di dalam saku nya telah mengepal erat.
Meski dia sangat mencintai kekasih nya,tetapi di permainkan seperti ini benar-benar penghinaan besar bagi nya.
"Seperti nya diam ku dianggap candaan kan? Kalau begitu berikan pelajaran untuk keluarga nya.Aku ingin melihat seberapa tidak siap nya dia."
Kelan masih diam,dia tau jika Tuan Muda nya belum selesai memberikan perintah nya.
Dan benar saja,Arthur kembali berbicara kepadanya.
"Hentikan proyek pembangunan villa itu,tarik semua investasi kita yang berhubungan dengan mereka.Dan jika Paman Baskara ingin bertemu dengan ku,katakan jika aku sibuk."
"Aku ingin mereka tau bagaimana rasa nya di permainkan."
Lirih nya.
"Baik Tuan Muda."
Dengan begitu,Kelan keluar dari ruangan Arthur.
Sesampai nya di luar,Kelan segera mengeluarkan ponsel nya dan menghubungi orang-orang nya.
"Berhentikan semua kerja sama kita dengan perusahaan PARAMITHA CONSTRUCTION,ini perintah darurat dari atasan."
Selesai mengatakan itu,Kelan segera mematikan panggilan nya.
"Huh,masih saja ada yang ingin cari mati."
Kata nya sembari menepuk-nepuk pelan dada nya.
Dia yakin kali ini,keluarga Paramitha akan berada dalam kekacauan yang besar.
♧♧♧♧♧♧
Sudah larut malam ketika Arthur dan Kelan kembali ke kediaman utama Wijaya.
"Istirahatlah,besok kita akan memiliki tontonan yang menarik."
Ucapa Arthur kepada Kelan,lalu dia melanjutkan langkah nya menuju lantai dua,dimana kamar nya berada.
Kelan baru berani menegakkan tubuh nya ketika Arthur sudah tidak terlihat lagi.
Lalu dia melangkah menuju paviliun belakang,tempat tinggal khusus bagi para pekerja dan pelayan di kediaman utama keluarga Wijaya.
Namun sebelum dia benar-benar keluar dari ruang utama,sebuah suara tua menghentikan langkah nya.
"Kelan,Kelan"
Suara itu sangat kecil,seolah takut jika ada yang mendengar.
Kelan mengedarkan pandangan nya kearah sumber suara,lalu pandangan nya berhenti di pintu dapur.
Dimana ada sosok tua yang agak bungkuk,tengah menanti nya.
Dia adalah Tuan Besar Wijaya,Riodrigo Wijaya.Kakek dari King Arthur Wijaya.
"Ada apa Tuan Besar?"
Kelan juga membalas dengan berbisik.
"Kenapa anak itu tampak murung?"
Karna usia nya yang sudah senja,Riodrigo hanya memiliki satu hobi tersisa di dalam hidup nya,yaitu mengusik ketenangan hidup cucu kesayangan nya,Arthur.
Kelan menggigit bibir bawah nya ketika melihat tatapan semangat dari pria sepuh di hadapan nya.
Jika di hari lain,Kelan mungkin akan berbagi gosip dengan nya,tetapi untuk hal ini dia tidak memiliki keberanian sama sekali.
"Saya juga tidak tau Tuan."
Kelan memilih jalan yang aman.
Cih.
Raut wajah Riodrigo langsung berubah,dia mencibir ke arah Kelan.
"Ternyata pria berbadan besar seperti mu,penakut juga ya!. Aku sangat kecewa."
Kelan sama sekali tidak mau ambil pusing dengan ejekan yang diarah kan kepada nya.
Lebih baik diejek oleh pria tua ini dari pada menghadapi banteng tua yang baru patah hati itu,mengamuk.
"Maaf Tuan Besar."
Kelan meminta maaf dengan sangat sopan,lalu memilih kabur dari hadapan sang majikan.
Meski Kelan sudah diangkat menjadi bagian dari keluarga Wijaya,namun Kelan tetap membuat batasan yang tepat pada majikan yang menjadi penolong di dalam hidup nya ini.
"Pergi saja sana,kalian pikir aku tidak bisa mencari tau kan.Hemp!"
Dengan kesal Riodrigo melangkah menuju kamar nya.
Punggung nya yang sedikit membungkuk tampak sangat kesepian.
♧♧♧♧♧♧
Didalam kamar nya.
Arthur memilih melampiaskan rasa kesal nya dengan menenggak anggur klasik milik nya.
Dasi nya terlempar sembarangan,dan dia duduk di lantai kamar yang dingin.
Mata nya yang tajam tampak rapuh saat ini.
Dia dan Alea adalah senior junior dari universitas yang sama,meski jarak tingkatan mereka sangat jauh.
Tahun ini dia sudah berusia tiga puluh,sementara Alea masih berusia dua puluh satu tahun.
Mereka pertama kali bertemu saat dia menghadiri acara reuni di kampus.
Alea yang masih berstatus mahasiswa,kebetulan menjadi salah satu anggota BEM (badan eksekutif mahasiswa).
Waktu itu Alea tidak sengaja menabrak Arthur yang sedang melihat-lihat lingkungan kampus,dari ketidak sengajaan itu kedua nya menjadi dekat.
Setelah kurang lebih dua tahun berpacaran,Arthur memutuskan untuk melamar Alea.Meski perbedaan usia mereka cukup jauh,namun saat itu Alea sama sekali tidak mempermasalahkan nya.
Alea bahkan terlihat bangga ketika memperkenalkan diri nya ke teman-teman Alea.
Arthur juga berjanji saat itu jika Alea masih bisa melakukan aktivitas nya seperti biasanya.
Dia bahkan menyetujui permintaan Alea untuk menunda memiliki anak,walaupun dia pasti berada di bawah tekanan keluarga besarnya.
Tetapi pada akhir nya Alea hanya mengatakan belum siap,itu pun hanya lewat surat,dan dia mengetahui nya dari orang lain.
"Apakah menurut mu,karna aku mencintaimu maka kau boleh sesuka hati mempermainkan ku,Ale?"
Ale adalah panggilan kesayangan yang di berikan Arthur kepada Alea.
"Kau salah besar,sayang.Aku akan membuat mu kembali dan bertekuk lutut pada ku."
Gluk gluk gluk
Arthur kembali meminum cairan keras tersebut.
Dia menyenderkan kepala nya ke arah ranjang king size miliknya.
Mata nya memandang langit-langit kamar,seolah-olah sedang memandang Alea disana.
'Biarlah,biarlah malam ini saja aku bertingkah laku seperti ini,karna besok aku harus sudah menjadi King Arthur Wijaya yang disegani dan di hormati orang lain.'
Monolog nya,lalu meletakkan lengan nya diatas kening nya.
Gluk
Dia kembali meminum anggur nya lagi.
"Kembali Ale."
Gluk
"Aku menunggu mu."
Gluk
"Jika kau tidak kembali,maka jangan salahkan aku karena kejam."
Usai mengatakan itu,botol anggur yang ada di tangan nya terlepas begitu saja.
Isi anggur pun memercik membasahi permadani nya yang mahal.
Namun Arthur sama sekali tidak peduli dengan itu semua.
Kepala nya pusing,dua hari lagi mereka akan menikah tetapi calon pengantin wanita nya kabur entah kemana.
♧♧♧♧♧♧
Seperti yang sudah di perkirakan oleh Arthur.
Kekacauan memang terjadi di PARAMITHA CONSTRUCTION.
Baskara yang tengah rapat dengan para jajaran direksi,mendadak pingsan ketika mendapat kabar jika WIJAYA CORPORATIONS menarik kembali semua yang sudah mereka investasikan.
Belum juga selesai proyek pembuatan villa yang sudah mereka garap,kini terpaksa di hentikan karena pihak Wijaya membatalkan kerja sama mereka secara sepihak.
Adnan yang biasanya terlihat sombong dan angkuh,kini ikut kelimpungan juga.
Dengan panik dia berlari ke ruangan Ayah nya,namun gagal karna dia diberitahu jika sang Ayah tengah dibawa menuju ke Rumah Sakit.
Adnan memutar langkah nya menuju ke luar.
Dia benar-benar belum siap mendapat serangan mendadak ini.
Apalagi mereka belum memberitahukan kabar tentang kabur nya Alea kepada Arthur.
"Sial,sial,sial."
Maki nya sembari terus berlari.
Dalam hati dia berjanji,jika bertemu dengan Alea nanti,dia akan menampar wajah adik nya itu sebagai bentuk pembalasan,karna telah menimbulkan banyak kekacauan seperti ini.