NovelToon NovelToon
AKHIRNYA MENYESAL

AKHIRNYA MENYESAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Saling selingkuh / Pihak Ketiga / Pelakor / Balas Dendam
Popularitas:18.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Saat kehamilan itu benar-benar terjadi pada Livia, dia bermaksud memberikan kejutan dengan datang ke kantor suaminya untuk mengabarkan kabar bahagia tersebut.

Tapi apa yang dia dapatkan, sangatlah mengguncang perasaannya.

Ternyata di ruangannya, Alex tengah bersama seorang wanita berparas lembut, dengan gadis kecil yang duduk di pangkuannya.

Bukannya merasa bersalah, setelah kejadian itu Alex malah memberi pernyataan, "kita berpisah saja!" Betapa hancur hati Livia. Dia tak menyangka, Alex yang begitu

mencintainya, dengan mudah mengatakan kata-kata perpisahan. Lalu apa jadinya jika suatu hari Alex mengetahui kalau dia sudah menelantarkan darah dagingnya sendiri dan malah memberikan kasih sayangnya pada anak yang tidak ada hubungan darah dengannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KECEWA

"Mas, sadar! Kamu ini siapa? Kamu tak bisa melarang-larang aku!" sentak Livia. Tak terima dengan ucapan Alex yang melarangnya.

"Tapi aku masih mencintai kamu, Liv. Aku ingin kita rujuk dan memulai kembali dari awal."

Livia ternganga mendengar ucapan Alex. Segampang itu dia bicara rujuk. Lalu bagaimana dengan keluarganya sekarang?

"Mas, kamu sudah berkeluarga. Kamu suami wanita lain sekarang. Tentu saja aku tidak mau rujuk sama kamu. Aku bukan perempuan perebut suami orang!" ucap Livia marah. Sungguh, perasaan cintanya yang dulu sangat besar pada lelaki ini, kini sudah menguap. Entah sejak kapan. Mungkin saat Alex mengkhianatinya dengan Keysha dan Ishana.

"Aku akan menceraikan Ishana. Kalau kamu tidak percaya, ayo kita temui dia sekarang juga."

"Lalu Keysha? Bukankah kamu sangat menyayangi dia, melebihi sayang kamu padaku, Mas?"

Sindirnya, membuat Alex terdiam.

Livia berdecih denga senyum sinis di bibirnya.

"Turunkan aku di depan!" ujarnya tegas.

"Tapi Liv, kumohon kita bicara sebentar saja. Jujur, aku sangat kangen padamu."

"Aku bilang tidak, ya tidak, Mas. Tolong jangan maksa. Aku janji sama Mas Sean akan fitting baju pengantin hari ini."

Alex semakin tidak rela. Terlintas dalam benaknya untuk melarikan mobil ini ke mana saja. Membawa pergi Livia sejauh mungkin.

Sementara Sean yang baru tiba di gedung apartemen Livia, merasa bingung karena tak menemukan wanita itu. Tadi saat di telepon, katanya Livia sudah menunggu di lobby.

Terpaksa Sean memarkir mobilnya dan masuk ke dalam lobby apartemen.

Dia bertanya pada resepsionis dan dikatakan kalau tadi Livia memang ada di lobby. Tapi sekarang entah ke mana perginya.

Sean menelepon dan tersambung. Tapi saat ada jawaban, telepon itu langsung di-reject. Saat ditelepon lagi, ponselnya malah mati. Ini membuat tanda tanya besar di kepala Sean. Dan tiba-tiba dia merasa khawatir.

"Kamu ke mana sih, Liv?"

Sean kembali menghampiri meja resepsionis.

"Mbak, bisa saya lihat rekaman CCTV? Saya tadi

Janjian dengan Bu Livia di sini. Tapi barusan saat ditelepon. Ponselnya malah mati. Saya khawatir ada apa-apa." Ujar Sean dengan wajah cemas.

Resepsionis itu tampak ragu sejenak, namun melihat kecemasan di wajah Sean, akhirnya ia mengangguk. "Baik, tunggu sebentar, Pak. Saya coba hubungi bagian keamanan."

Tak lama, seorang petugas keamanan datang dan setelah Sean menjelaskan situasinya lagi, mereka berdua menuju ruang kontrol CCTV. Sean dengan mata tajam memperhatikan setiap rekaman yang diputar, mencari keberadaan Livia. Jantungnya berdebar kencang saat ia melihat Livia berdiri di teras lobi, lalu tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di hadapannya. Seorang Pria itu tampak menjulurkan kepalanya dan menyapa Livia.

"Alex..." gumam Sean

Livia seperti akan menghindar, tapi Alex memanggilnya. Kemudian ada gerakan dari Alex seperti memaksa Livia untuk masuk ke dalam mobilnya.

Kemarahan membuncah di dada Sean. Ia mengepalkan tangannya. "Sialan!"

"Bisa Anda beritahu saya plat nomor mobil itu?" tanya Sean dingin, menunjuk ke layar. "Dan ke mana terakhir mobil itu terlihat?"

Petugas itu memeriksa kembali rekaman CCTV. Lalu mencatatkan nomor polisi mobil Alex.

Dan arah lokasi terakhir yang terekam oleh CCTV atau sistem pemantauan, mobil yang ditumpangi Livia dan Alex ternyata melaju ke arah timur, ke pusat kota.

Setelah mendapat keterangan itu, Sean pun segera berpamitan, setelah mengucapkan terima kasih.

"Aku yakin Alex sudah memaksa Livia." Geram Sean sambil memukul setir mobilnya.

Dia terus melajukan mobilnya ke arah yang terdapat banyak kafe. Karena dia yakin, Alex akan membawa Livia ke salah satu kafe untuk bicara. Setidaknya berharap seperti itu. Dia tak berani membayangkan hal-hal gila yang akan dilakukan Alex.

Tapi di saat Sean sedang bingung mencari, tiba-tiba ada notifikasi pesan masuk ke ponselnya, dari Livia. Tidak ada tulisan pesan apa pun, tapi Livia hanya mengirimkan alamat keberadaan dia sekarang.

Tanpa buang waktu, Sean segera melarikan mobilnya ke alamat itu.

Beberapa saat kemudian, mobil Sean pun tiba di alamat yang diberikan oleh Livia.

Setelah memarkirkan mobilnya, Sean segera turun dan dengan langkah cepat memasuki kafe.

Lehernya dipanjangkan mencari keberadaan Livia.

Ternyata mereka ada di pojok ruangan.

Sean pun segera menghampiri mereka.

"Liv..."

Livia langsung menoleh.

"Mas, maaf aku minta kamu susul ke sini."

"It's okay, ayo kita pergi."

Mendengar itu Alex berdiri dengan wajah sewot.

"Enak saja main ajak pergi. Kamu enggak lihat kami lagi ngobrol?"

"Maaf Mas Alex, tapi tadi aku sudah bilang, kan, aku dan Mas Sean akan fitting baju pengantin?" Jawab Allin cepat.

Alex terdiam. Hatinya sangat terpukul menerima kenyataan ini.

"Kamu benar-benar akan menikah, Liv?"

Livia mengangguk. Dia mendekat ke arah Sean lalu menyelipkan tangannya di lengan laki-laki itu.

"Kami permisi dulu mas Alex, semoga harimu menyenangkan." Pamit Livia dan perlahan menarik tangan Sean untuk pergi dari hadapan Alex.

Kepergian Livia dan Sean menorehkan luka di hati Alex. Sebongkah penyesalan mengguncang perasaannya. Andai saja waktu bisa diputar, dia ingin kembali ke masa bersama Livia. Dan tak akan mengijinkan adanya perpisahan di antara mereka.

Alex pulang ke rumahnya dengan perasaan yang masih kecewa.

Saat Keysha menyambutnya dengan pelukan, tanggapan Alex begitu dingin. Keysha terlihat kecewa. Akhir-akhir ini, papa Alex nya tak lagi hangat. Tak lagi memanjakannya. Tak lagi ada waktu untuk bercanda dengannya.

"Mas, kamu sudah mengecewakan Keysha." Kata Ishana saat mereka berdua ada di dalam kamar.

Alex menatap tajam istrinya.

"Kamu, apa kamu sudah ada tanda-tanda hamil?"

Pernyataan Ishana tak dihiraukan. Alex malah menanyakan tentang kehamilan. Tentu saja wanita itu ketakutan. Dia langsung memutar otak, mencari jawaban yang tepat.

"Aku... tidak tahu. Tapi sudah beberapa hari ini haidku telat."

"Benarkah? Apa kamu sudah periksa?" Rasa kecewa Alex, sedikit terobati. Dia merasa punya harapan besar sekarang. Ibunya tak akan ngomel-ngomel lagi.

"Be-belum, mas." Jawab Ishana gugup.

"Ya sudah, kalau gitu sekarang juga kita ke dokter. Tunggu, aku mandi dulu."

Alex melangkah ke kamar mandi, sambil bersiul.

"Tak disangka. Sebentar lagi aku akan menjadi ayah.

Semoga anak pertamaku laki-laki." Batinnya dengan wajah sumringah dan melebur rasa kecewanya barusan atas rencana pernikahan Livia dan Sean.

Sementara itu Ishana semakin ketakutan. Jantungnya berdegup kencang. Dia mondar-mandir di dalam kamar sambil mencari alasan agar Alex tak membawanya ke dokter saat ini.

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka. Alex keluar dengan hanya melilitkan handuk sebatas pinggang. Rambut dan dadanya basah.

Ishana cepat-cepat memalingkan muka. Dia takut Alex menyadari kegelisahannya.

"Ayo cepat, kamu siap-siap!" Perintahnya. Tapi Ishana tak bergerak.

"Mas, apa tidak sebaiknya aku pake testpack dulu. Nanti kalau sudah garis dua, baru kita periksa untuk meyakinkan."

"Nggak apa-apa, kita langsung periksa aja. Setelah itu kita ke rumah mama untuk mengabarkan lehamilan kamu." Jawab Alex begitu yakin kalau Ishana benar-benar hamil.

"Sabar mas, aku akan beli testpack dulu. Aku malu kalau sudah periksa ternyata hasilnya negatif. Orang-orang juga suka begitu kok. Tidak langsung ke dokter."

Alex langsung mendelik tajam."Masa negatif. Beberapa Minggu lagi pernikahan kita genap satu tahu. Kalau sampai negatif, berarti kamu ada masalah."

"Kok aku? Kenapa bukan mas yang diperiksa? Aku sudah ketahuan pernah melahirkan Keysha."

Wajah Ishana memerah, antara kesal dan takut. Takut Alex benar-benar memintanya periksa kesuburan.

Bagaimana mungkin, rahim saja sekarang dia sudah tak punya.

"Aku sudah pernah periksa dan tak ada masalah dengan kesuburanku."

Alex menuju lemari dan memakai pakaiannya. Lalu mengambil sebuah amplop dari dalam laci lemari pakaiannya dan menyerahkannya pada Ishana.

"Baca!" Katanya.

Ishana membuka tutup amplop dan mengeluarkan isinya. Selembar surat ber-kop, sebuah ruma sakit besar.

Ishana membacanya. Isinya menyatakan tentang rentetan laporan yang menyatakan kalau Alex pria yang subur. Setelah itu melipatnya kembali.

"Berarti kalau aku negatif nanti, Tuhan belum kasih.

Karena anak itu rezeki. Dan mas tahu kan, kalau jodoh, maut dan rezeki, itu Tuhan yang atur."

Mendengar jawaban itu, Alex hanya mendengus kasar. Setelah berpakaian rapi, Alex menyambar kunci mobilnya. "Mas mau ke mana? Baru juga datang sudah mau pergi lagi. Sekarangas sudah tak punya waktu lagi untuk aku dan Keysha." Protes Ishana, yang kesal melihat Alex sudah bersiap akan pergi lagi.

"Aku akan ajak Keysha ke apotik, beli testpack."

Jantung Ishana serasa berhenti. Alex benar-benar sudah tidak sabar ingin memiliki anak.

Sepeninggal Alex, Ishana hanya bisa menangis.

"Apakah aku harus pasrah dan bersiap kehilangan suami lagi?" Bisik hatinya pilu. Dia menyesal, kenapa dari awal tidak jujur pada Alex?

Satu kejam kemudian Alex datang dengan beberapa testpack dari merk yang berbeda-beda. Dia langsung menyerahkannya pada Ishana.

"Kata petugas apotek, sebaiknya digunakan setelah bangun pagi, sebelum makan dan minum. Biar hasilnya lebih akurat."

Ishana hanya bisa mengangguk. Hingga keesokan pagi, saat semua testpack itu digunakan dan hasilnya negatif, Alex tampak kecewa berat.

1
Jumiah
sean suami yg bjak ,livia istri mengerti
kewajiban x mendampingi suami ..
semoga selalu rukun ,saling melengkapi
kekurangan masing 2 ...
Hasri Ani: aamiin.. karna katanya setelah mendapatkan yg buruk pasti akan dapat yg terbaik..
total 2 replies
Ayudya
makanya. jangan main api nath kalau ga mau kebakar hancur kan reputasi mu😄😄😄😄
Hasri Ani: terlalu berat cemburunya nya 🤭🤭🤭
total 1 replies
kaylla salsabella
itu si dedek lebih bagus klu di panggil axel
Ayudya
ayolah buat nathali jerah dan ga nganggu keluarga kecil mu lagi
Mundri Astuti
ga bisa dibiarin ni mah Sean ...kudu dibikin kapok
Ayudya
nat niat iri dan akan menghancurkan mu
Dila Dilabeladila
sukurin dan lo akan lebih menyesal pafa saat tau klu itu anak lo.behhhhhhhh
Hasri Ani: sabar saaaay sabaaar🤣🤣🤣
total 1 replies
Ayudya
maem tu sesal lex🤣🤣🤣🤣🤣
Hasri Ani: 🤣🤣penyesalan emang sllu belakng say.. klw di awal itu pendaftaran nmnya🤣🤣
total 1 replies
Ayudya
lah siapa lagi tu yg teriak teriak kayak tarzan
Ejan Din
punya niat jd pelakor
Ayudya
seru dan menarik
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
dih lu yg mandul
kalea rizuky
hahahaah mampus lu lek istri lu g ada rahim
kalea rizuky
woy Sean putusin dlu lampir serakah jg lu mau dketin Livia kok masih punya pcr mana mau livia
kalea rizuky
dih siapa loe lek ngatur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!