NovelToon NovelToon
Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Sistem / Budidaya dan Peningkatan / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: FAUZAL LAZI

[BIJAK LAH DALAM MEMBACA] yang menceritakan tentang Jian yu seorang pekerja biasa Dengan gaji yang pas-pasan , dan saat dia pulang dia malah dihadang oleh sekelompok preman yg mabuk dan membentak nya untuk menyerahkan uang nya ,Jian yu yang tidak bisa melawan pun lari bukan Karena takut tapi Karena di sendirian dan mereka bertiga, mau tidak mau tidak ia harus melarikan diri tapi, pelarian nya itu sia sia Karena salah satu preman berhasil memukul nya dan membuat nya jatuh dan setelah itu dia di buang oleh Meraka , dan saat Jian yu membuka matanya kembali dia sudah tidak berada di bumi kagak melainkan berada di dunia yg tidak dia kenal dan mendapatkan sistem terkuat yg akan merubah hidup nya kedepan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 28

Setelah sampai di wilayah kerajaan, Jian Yu turun di sebuah gang sepi yang tidak ada orang-orang. Ia segera membuka ruang dimensi miliknya dan masuk ke dalam. Begitu berada di dalam ruang dimensi itu, ia langsung pergi menemui Ling Dong dan saudara-saudaranya.

Saat mampir ke kediamannya, Jian Yu tidak melihat ada seorang pun di dalam. Ia sempat mencari ke seluruh sudut rumah, namun tetap tidak menemukan siapa pun.

“Mereka ke mana ya, kok tidak ada satu orang pun…” gumam Jian Yu, sambil terus melangkah ke bagian dalam.

Akhirnya, ia menemui mereka di sebuah taman di samping sungai kecil yang mengalir tenang. Mereka semua sedang duduk dengan posisi bersila di tempat ternyaman masing-masing.

Merasakan kehadiran tuannya, Ling Dong langsung membuka mata, berdiri, lalu membungkukkan badan dalam-dalam. “Selamat datang, Tuan. Maaf karena telat menyambut Tuan,” ucap Ling Dong yang masih menunduk. Saudara-saudaranya pun segera mengikuti gerakannya.

“Bagus. Aku bangga dengan kalian semua, yang tidak pernah malas berlatih,” ucap Jian Yu, tersenyum puas melihat kinerja mereka.

“Ling Dong, kau sudah berada di tahap Pengolahan Qi tingkat lima, ya?” Jian Yu menatap aura di sekeliling Ling Dong yang semakin padat.

“Benar, Tuan. Saya selalu berlatih keras agar bisa terus berada di sisi Tuan. Begitu juga yang lainnya, mereka juga selalu berusaha berlatih sekuat tenaga demi tetap bersama Tuan,” jawab Ling Dong, yang diangguki oleh saudara-saudaranya.

Jian Yu menatap mereka semua dengan bangga. “Bagus. Aku bangga dengan kalian. Ranah kalian sudah naik ke ranah Pengolahan Qi, dan perkembangannya sangat baik.” Ia kembali tersenyum memuji mereka.

“Terima kasih, Tuan. Semua ini berkat Tuan yang membiarkan kami tinggal di rumah dimensi ini, dengan energi Qi yang sangat berlimpah,” jawab Ling Bao, yang paling muda di antara mereka, dan langsung diiyakan oleh kakak-kakaknya.

“Apa kalian semua sudah siap? Malam ini kita punya tugas yang sangat besar. Ini menyangkut keselamatan seluruh nyawa di Kota Tianlong ke depannya, juga keselamatan kerajaannya.” Suara Jian Yu berubah serius, tatapannya tajam.

Ling Dong dan saudara-saudaranya langsung tegang mendengar perkataan itu. “Maaf menyela, Tuan… apakah kita akan berperang dengan kelompok lain?” tanya Ling Hao dengan hati-hati.

“Lebih tepatnya, iya. Bedanya, mereka bisa dibilang bukan manusia.” Jian Yu berhenti sejenak, membuat yang lain kebingungan. “Kita akan melawan manusia yang menjual jiwa mereka kepada iblis demi kekuatan.”

Mendengar itu, ekspresi mereka menegang sekaligus bersemangat.

“Jadi, persiapkan semua perlengkapan kalian. Kita akan bergerak sekarang,” pinta Jian Yu.

“Semua barang kami sudah siap di cincin penyimpanan masing-masing,” jawab mereka serentak.

Jian Yu mengangguk, lalu membuka lagi ruang dimensinya dan keluar ke gang sempit yang sebelumnya.

Ia lalu mulai menjelaskan rencananya. “Baiklah, aku akan masuk dulu. Karena aku mengenal putri kerajaan ini, jadi aku yang masuk lebih dulu. Kalian menyelinap sebaik mungkin tanpa diketahui siapa pun. Kalau ada pergerakan aneh, atau gerak-gerik mencurigakan dari anggota kerajaan, baik prajurit atau siapa saja, langsung lumpuhkan mereka. Kalian paham?” tanyanya.

Semua mengangguk serentak.

“Sebelum itu, aku punya sesuatu untuk kalian. Anggap saja sebagai hadiah,” ucap Jian Yu, membuat Ling Dong dan saudara-saudaranya bingung sekaligus penasaran.

“Sistem, apakah kamu punya belati yang cocok untuk mereka?” tanya Jian Yu dalam hati.

Sistem: Tentu saja, Tuan. Saya punya satu rekomendasi yang cocok seperti permintaan Tuan, yaitu belati Taring Serigala dengan ketajaman luar biasa, cocok untuk bawahan Tuan, dan bisa menyesuaikan dirinya dengan pemegangnya. Harganya untuk sepuluh belati Taring Serigala adalah 500 koin emas, termasuk sudah diskon.

Jian Yu langsung membeli belati itu, lalu mengeluarkannya dari cincin penyimpanan. “Ini buat kalian semua,” ucapnya sambil memperlihatkan senjata tersebut. “Ini adalah belati Taring Serigala, cocok untuk kalian dan bisa menyesuaikan diri dengan pemiliknya. Kebetulan aku menemukannya saat menjelajahi gua di dalam hutan.” Ia sedikit berbohong soal asal usul senjata itu.

Mereka semua langsung berseri-seri menerima hadiah dari Jian Yu. “Terima kasih, Tuan!” ucap mereka serentak.

Belum berhenti sampai di situ, Jian Yu juga mengeluarkan pil penyembuhan tingkat tinggi—masing-masing satu botol berisi lima pil.

Mereka segera mengambilnya, menyimpannya ke dalam cincin penyimpanan masing-masing.

“Sudah selesai dengan persiapan, sekarang cepat kita bergerak dengan posisi masing-masing,” ucap Jian Yu. Seketika tubuh mereka semua menghilang satu per satu dari hadapannya.

“Sekarang giliranku menjalankan tugasku sendiri.” Jian Yu melangkah santai ke arah istana kerajaan, hingga akhirnya berhenti di depan pintu gerbang.

Namun langkahnya terhenti karena dihadang oleh para penjaga.

“Orang luar dilarang masuk tanpa ada keperluan,” ucap salah satu penjaga dengan tegas.

“Aku hanya ingin menjenguk Raja. Apakah beliau sudah sembuh setelah mengonsumsi Bunga Teratai Langit?” ucap Jian Yu.

Perkataan itu membuat para penjaga saling pandang, heran, karena belum ada yang tahu tentang kondisi Raja mereka yang sakit.

“Tunggu sebentar, kami akan menanyakannya langsung pada Tuan Putri. Dan siapa nama Tuan?” tanya salah satu penjaga, bersiap pergi.

“Bilang saja pada Tuan Putri, ada tamu bernama Jian Yu. Katakan juga kalau tamu itu jijik dengan kecoak maka dia akan langsung tahu siapa aku.” Jian Yu tersenyum tipis, membuat kedua penjaga itu saling tatap, lalu tak kuasa menahan tawa geli.

Penjaga itu pun segera masuk ke dalam istana dan berdiri tegak di depan kamar rawat sang raja. Ia mengetuk pintu lalu berkata dengan hormat,

“Permisi, Tuan Putri… ada seorang anak muda yang ingin bertemu dengan Baginda Raja dan Tuan Putri sekalian.”

Ratu dan Xiao Ying yang tengah menjaga raja saling berpandangan. Ratu lalu bertanya,

“Siapa yang ingin bertemu?”

Penjaga itu menahan tawa saat menjawab,

“Anak muda itu menyebut namanya Jian Yu… dan katanya, ia jijik dengan kecoak.”

Xiao Ying yang mendengarnya langsung tertegun. Matanya melebar, bibirnya sedikit terbuka, tapi tidak sepatah kata pun keluar.

“Xiao Ying, siapa itu? Kau kenal orang yang disebut oleh penjaga?” tanya sang ratu dengan nada ingin tahu. Namun putrinya malah bengong, seakan tidak mendengar.

“Xiao Ying, kau tahu itu siapa?” Ratu kembali bertanya, kali ini nadanya sedikit keras.

“Aku kenal dia… aku kenal dia!” sahut Xiao Ying tiba-tiba. Ia segera bangkit, berjalan cepat ke pintu, lalu membuka daun pintu dengan tergesa-gesa. “Di mana dia sekarang?” tanyanya pada penjaga yang masih berdiri di luar.

“Dia menunggu di depan gerbang kerajaan, Tuan Putri,” jawab sang penjaga sopan.

Tanpa menunggu lebih lama, Xiao Ying langsung berlari dengan kecepatan penuh. Jantungnya berdentum kencang, seakan baru saja berlari mengejar sesuatu yang sangat berharga. Begitu tiba di gerbang, matanya langsung menangkap sosok Jian Yu yang santai bersandar pada tembok, seolah tak peduli pada dunia.

“Jian Yu! Jian Yu, terima kasih! Berkatmu… ayahku sembuh!” serunya dengan suara bergetar. Ia langsung melompat ke arahnya dan memeluknya erat-erat sambil menangis bahagia.

Jian Yu yang tidak terbiasa dengan situasi seperti itu hanya bisa mengangkat kedua tangannya kikuk. “Hei… hei… sudah, sudah! Kau itu Tuan Putri kerajaan. Mana keanggunanmu sebagai seorang putri?” ucapnya, nada suaranya setengah menggoda.

Xiao Ying langsung tersadar. Ia buru-buru melepas pelukan, menyeka air matanya, lalu memalingkan wajah yang kini merona merah. Dengan cepat ia berbalik, mencoba menutupi rasa malunya.

“Aaaa… malu sekali! Kenapa aku malah memeluknya begitu saja? Aku benar-benar lepas kendali,” batinnya sambil berusaha menenangkan diri. Ia kemudian berkata dengan suara dibuat setenang mungkin, “Ayo, kita masuk. Ayah ingin kujenguk bersama.”

Jian Yu hanya tersenyum kecil dan mengikutinya masuk. Dari kejauhan, beberapa anak buah Jian Yu yang sedang berjaga sebagai mata-mata hanya bisa menelan ludah melihat pemandangan itu.

“Enak sekali punya wajah tampan seperti Tuan Jian Yu,” gumam Ling Bao dengan nada iri.

Ling Ruan, kakaknya, langsung menoleh. “Hei, kenapa kau ada di sini?”

“Hehehe… aku tidak tahu kalau Kak Ruan ada di sini,” jawab Ling Bao polos sebelum buru-buru kabur ke tempatnya semula.

Sementara itu, Jian Yu yang baru pertama kali memasuki istana Tianlong dibuat kagum oleh pemandangan di dalamnya. Pernak-pernik emas, ukiran megah, serta ruangan yang luas membuatnya tak bisa menahan rasa heran.

Namun di tengah kekagumannya, suara sistem bergema di kepalanya.

[Sistem: Hati-hati, Tuan. Iblis Arkan terdeteksi berada di wilayah ini… dan dia sangat dekat.]

Jian Yu menahan ekspresinya tetap tenang, seolah tidak terjadi apa-apa. “Xiao Ying, apakah ayahmu sudah jauh lebih baik setelah mengonsumsi bunga teratai langit yang kuberikan?” tanyanya dengan nada biasa.

Xiao Ying menunduk sedikit, wajahnya muram. “Keadaannya memang membaik… tapi ayah masih sangat lemah. Kultivasinya bahkan menurun. Dari Ranah Raja Fana turun menjadi Prajurit Qi…”

Jian Yu mengangguk perlahan, menyembunyikan rasa prihatin yang ia rasakan.

Setelah berjalan cukup lama melewati koridor megah, mereka akhirnya tiba di ruangan tempat sang raja dirawat. Xiao Ying mengetuk pintu pelan, lalu masuk. Jian Yu mengikutinya dari belakang.

Begitu masuk, mata Jian Yu langsung tertuju pada sosok pria tua yang berbaring lemah di atas ranjang. Napasnya teratur, tapi wajahnya masih tampak pucat.

“Jian Yu, beginilah keadaan ayahku sekarang…” kata Xiao Ying lirih.

Sang ratu, Xiao Mei, yang duduk di tepi ranjang menoleh. Ia melihat putrinya masuk bersama seorang pemuda asing. “Xiao Ying, siapa anak muda ini?” tanyanya dengan penasaran.

Jian Yu segera menundukkan kepala hormat. “Yang mulia Ratu, perkenalkan, nama saya Jian Yu. Mohon maaf atas kelancangan saya sebelumnya… jika sikap saya ada yang kurang sopan.”

“Bu, inilah pemuda yang memberikan bunga teratai langit seribu tahun itu,” jelas Xiao Ying cepat.

Mata Xiao Mei langsung melebar kaget. Ia berdiri hendak membungkuk sebagai tanda hormat, tapi segera dicegah oleh Jian Yu yang sigap memegang bahunya.

“Yang mulia Ratu, jangan begitu. Saya hanyalah seorang anak muda biasa, sedangkan anda adalah Ratu kerajaan besar. Tidak sepatutnya anda membungkuk pada saya yang masih hijau ini,” ucap Jian Yu dengan nada tulus.

Seketika Xiao Mei terpana. Hatinya tersentuh oleh sikap Jian Yu yang penuh hormat tapi juga berwibawa. “Anak ini… memang tidak salah jika putriku menaruh hati padanya,” gumamnya pelan.

“Buuuuk! Ibu bilang apa sih?!” Xiao Ying langsung berseru panik sambil memalingkan wajah, pipinya memerah. Xiao Mei hanya tertawa kecil, geli melihat tingkah anak gadisnya.

Jian Yu pura-pura tidak mendengar. Ia menatap sang raja dengan seksama, lalu mengeluarkan sebuah botol kecil berisi pil berwarna perak kebiruan. “Yang mulia Ratu, tolong berikan pil ini kepada Baginda Raja. Ini pil penyembuhan tingkat tinggi. Dengan itu, kondisi beliau akan semakin membaik.”

Xiao Mei menerima botol itu dengan hati-hati. Begitu ia membuka tutupnya, aroma obat yang murni langsung menyeruak memenuhi ruangan. Matanya terbelalak. “A-apa ini… pil penyembuhan tingkat tinggi?”

1
Pakde
lanjut thor
FAUZAL aut: siap tingal di review aja nih Giman cerita nya udah menarik belum
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!