--bukan novel Horor--
--bukan novel bertema Mafia--
ini novel bertema Pendekar dan kesaktian jika tidak suka jangan di baca karena akan merugikan author jika kalian membaca tidak selesai. hargai karya orang lain.
***
Adiwijaya Bagaskoro merupakan anak yang selalu di manja kedua orang tuanya yang merupakan seorang demang di desanya. Namun penghianatan terjadi paman Adiwijaya membunuh kedua orang tua Adiwijaya dan mengambil mustika keluarga.
Adiwijaya mengejar Pamannya yang kabur ke dalam hutan hingga Akhirnya Adiwijaya bertemu dengan banyak kera dan seorang petapa sakti yang sulit mati sebelum menurunkan ketiga Ajiannya yaitu Ajian Anoman Obong, Pancasona, dan Ajian Bayu Saketi.
Bagaimana kisah Adiwijaya selanjutnya? dan akankah Adiwijaya mampu membunuh Pamannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adiwijaya vs Pangeran Brajasakti
Di kerajaan ghaib Madyapuro.
Putri Intan sudah sadar namun keadaannya masih sangat lemah, dia tersadar bahwa tidak lagi bersama dengan Adiwijaya. Dia berhasil di selamatkan oleh tabib kerajaan dan ayahnya terlihat memandanginya penuh dengan pertanyaan.
Raja Madyapuro tahu bahwa Putri Intan diam diam jatuh hati kepada Adiwijaya dan berniat menjadi manusia, walaupun hanya sementara menjadi manusia tetap saja raja Madyapuro tidak ingin itu terjadi, sebab selain umur manusia pendek apabila terjadi pernikahan antara lelembut dengan manusia akan terjadi ketidakseimbangan antara kedua alam.
"Tidak! Putriku tidak boleh menikah dengan Adiwijaya!" Batin Raja Madyapuro.
Di Goa tempat Adiwijaya....
Seorang Dukun terlihat menemui Pangeran Brajasakti, sosoknya yang menyeramkan dengan rambut panjang terurai itu di sembah sembah layaknya dewa.
Sementara Pangeran Brajasakti sudah mulai mencurigai bahwa pemuda berambut gondrong itu hanya berpura-pura mati, Pangeran Brajasakti langsung mengepalkan tinjunya.
Bang!
Dia meninju udara tembakan tenaga dalam berbentuk kepalan tangan berwarna hitam langsung mengarah ke tumpukan mayat.
Merasakan adanya tembakan tenaga dalam dari jarak jauh Adiwijaya langsung membuka matanya dan melompat.
Duar!
Tembakan tenaga dalam itu menghantam tumpukan mayat dan meledak di tempat.
Adiwijaya menatap tenang Pangeran Brajasakti yang duduk di atas batu, "Hmm... jadi Brajasakti merupakan sosok yang di sembah dukun ini, dia pasti tahu keberadaan Mahesapati!" Batin Adiwijaya.
Pangeran Brajasakti menatap dingin sosok pemuda bertubuh kekar dengan rambut gondrong di hadapannya. Dia menyipitkan matanya karena tidak asing dengan wajah pemuda itu.
"Kamu? Bukankah kamu merupakan salah satu musuh Mahesapati? Yang bertarung 2 bulan yang lalu?" Tanya Pangeran Brajasakti.
"Ternyata kamu masih ingat dengan saya, wahai Pangeran Siluman golongan hitam. Tidak usah basa-basi lagi, di mana Mahesapati? Sebagai sosok yang di sembah Mahesapati pasti kamu mengetahui di mana keberadaannya."
"Haha.... ada dendam apa kau dengan Mahesapati anak muda? Mengapa kamu sangat ingin membunuhnya?"
"Cih... aku tidak perlu menjelaskan urusanku dengan Mahesapati kepadamu, sekarang katakan di mana Mahesapati atau aku akan membumihanguskan tempat ini!" Ancam Adiwijaya.
"Silahkan saja kalau kamu bisa melakukannya, Keparat!"
Pangeran Brajasakti langsung melesat menuju ke Arah Adiwijaya, dengan cepat Adiwijaya melompat mundur kesamping. Sembari melompat Adiwijaya menyemburkan api dari Ajian Anoman Obong.
Blar!
Api langsung merembet kemana-mana membakar tempat ini.
Dukun yang melihat peetarungan itu panik dia langsung kabur dan berlari.
Melihat Goanya terbakar membuat Pangeran Brajasakti sangat murka, tangannya terselubung aura gelap yang sangat pekat.
Dia langsung melesat ke arah Adiwijaya dengan kecepatan penuh, tidak perduli semburan api merah dari Adiwijaya yang membakarnya.
Api merah semburan dari Adiwijaya di terobos begitu saja oleh Pangeran Brajasakti, dia langsung memukul Adiwijaya dengan tinjunya.
Secara refleks Adiwijaya menyilangkan tangannya.
Bang!
Tubuh Adiwijaya terpental sangat jauh bagaikan bola meriam, melesat hingga keluar dan mendarat di depan Goa.
Pangeran Brajasakti keluar dari Goa ternyata di luar Goa ada Dukun itu, pemilik warung, anaknya.
"Pangeran Brajasakti, dia menghancurkan tempat ritual kita, bagaimana ini?" Tanya Dukun itu.
"Kamu tenang saja, aku paling tidak akan mematahkan seluruh anggota tubuhnya sebelum membunuhnya!" Jawab Pangeran Brajasakti.
Adiwijaya menarik nafas panjang, siapa sangka asap yang membumbung di udara terhisap cepat ke lubang hidung Adiwijaya.
Nampak tubuh Adiwijaya bertambah semakin kekar setelah menghisap asap itu, ini adalah salah satu teknik pernafasan yang di ajarkan oleh Ki Srimulyo kepada Adiwijaya.
Di mana ketika Adiwijaya menghirup asap tubuh fisiknya akan semakin keras.
Adiwijaya langsung melesat dan hendak mengadu fisiknya dengan Pangeran Brajasakti. Pangeran Brajasakti tersenyum tipis melihat seorang manusia yang berani beradu fisik dengannya yang merupakan siluman.
Bang!
Bang!
Bang!
Duaaakk!
Bum!
Tendangan Adiwijaya berhasil menendang dada Brajasakti hingga Brajasakti terpental dan tubuhnya menghantam dinding Goa.
Betapa terkejutnya Pangeran Brajasakti mendapati dia kalah adu fisik dengan Adiwijaya bahkan dia berhasil di buat tumbang oleh Adiwijaya.
Belum selesai keterkejutan pangeran Brajasakti, dia kembali di buat terkejut kala melihat Adiwijaya yang melesat ke arahnya sambil memajukan tinjunya yang terselubung Api Putih.
Pangeran Brajasakti langsung berputar menghindari tinju Adiwijaya, namun siapa sangka Adiwijaya sangat cerdik dia sudah menduga gerakan Brajasakti dan dia hanya membuat gerakan tipuan.
Dia langsung bermanuver dan langsung meninju rahang Pangeran Brajasakti.
Bang!
Duar!
Tubuh Pangeran Brajasakti kembali menghantam dinding Goa dan kali ini Dinding goa langsung amblas membuat tubuh Pangeran Brajasakti kembali masuk ke dalam Goa.
"Aaaarrrrgghhhh!!!"
Pangeran Brajasakti menggeram marah kala dia berhasil di hajar oleh Adiwijaya. Aura gelap meletus dari tubuhnya.
"Aku tidak tahu bagaimana caramu bisa mendapatkan Api Putih, api pembakar para siluman, namun yang pasti aku akan membunuhmu keparat!"
Pangeran Brajasakti langsung menghentakan kakinya melesat dengan cepat menuju ke Arah Adiwijaya.
Tubuhnya kini di selimuti aura gelap yang sangat gelap bagaikan langit malam dengan mata yang merah nyalang.
Namun Adiwijaya sama sekali tidak gentar melihat hal itu, dia langsung menyemburkan api putih ke tanah di bawahnya dan sekelilingnya.
Adiwijaya yakin Pangeran Brajasakti takut dengan api putih.
Benar saja Brajasakti menghentikan gerakannya, dia malah melayang di udara dan menembakan puluhan tenaga dalam yang berbentuk kepalan tangan berwarna hitam ke arah Adiwijaya.
Melihat hal ini Adiwijaya tidak diam saja, dia langsung membuat segel tangan Ajian Bayu Dadali.
Badai tercipta dan langsung beradu dengan puluhan tembakan tenaga dalam itu, badai itu terhenti karena puluhan tembakan tenaga dalam itu.
Adiwijaya langsung menyemburkan api putihnya ke arah badainya membuat kini badainya terasa sangat panas dan semakin kuat.
Dua kombinasi serangan itu mampu menerobos puluhan tembakan tenaga dalam dari Brajasakti. Badai itu langsung menerjang ke arah Brajasakti yang melayang di udara.
Bum!
Angin badai yang di selimuti api putih langsung menghantam tubuh Brajasakti, tubuh Brajasakti langsung melayang dan berputar-putar terbawa angin badai.
Hingga akhirnya badai itu berhenti bersamaan dengan Brajasakti yang tersungkur ke tanah dengan api putih yang menyelimuti tubuhnya.
"Aaaarrrgghhhhh.... panaaasss...!!!" Dia meraung kepanasan.
Karena terluka parah seperti ini Brajasakti langsung mengeluarkan mustika penyembuhannya. Seketika itu juga api putih itu masuk ke dalam batu mustika itu seolah terserap sementara tubuh Brajasakti secara perlahan pulih.
Adiwijaya yang melihat tubuh Brajasakti semakin pulih tidak membiarkan hal itu, dia langsung melesat ke arah Brajasakti.
Namun dengan gerakan cepat Brajasakti mengeluarkan golok hitam dari mulutnya dan langsung menebas dada Adiwijaya.
Slash!
Luka sayatan lebar langsung tercipta di dada Adiwijaya.
"Mampus kau!!" Teriak Pangeran Brajasakti.