Dikira Duda Ternyata Perjaka

" kalau begitu, saya permisi dulu, Saya harus memeriksa pasien yang lain, tuan kecil akan segera di pindahkan ke kamar inap ... " kata sang dokter dengan ramah...

" baik dok... terimakasih " ucap semuanya, hanya Cinta yang diam, larut dengan pikirannya sendiri... bayang-bayang dirinya akan di usir dari suaminya terlintas di pikirannya, papanya sudah tidak ada, keahlian tidak punya, mau jadi apa Cinta di luaran saja, Cinta menggigit bibirnya sendiri, rasa cemas itu melanda hatinya....

Semua orang terdiam, Vano mengambil ponselnya lalu mengetikkan pesan pada orang kepercayaannya, supaya bisa menyelidiki apa yang terjadi.

Ceklek.....

Pintu IGD terbuka dari dalam, para tenaga medis mendorong brangkar yang di atasnya ada Tian, terlihat selang infus tertancap di punggung tangannya, Tian terlelap karena dokter memberinya obat tidur, agar Tian banyak beristirahat....mereka mengikuti dimana Tian akan di pindahkan....

Vano sudah mengkonfirmasi agar Tian di pindahkan ke kamar inap VVIP, Vano berjalan di sisi kanan putranya dengan ikut mendorong, sementara Cinta berjalan gontai di belakangnya, begitu pun pengasuhnya, dia mengikuti kemanapun majikannya di bawa... Maura berjalan pelan sampai tertinggal, karena dia baru teringat kalau sedang hamil, dia sangat terkejut mendengar kabar buruk tentang keponakannya,lalu Maura berjalan dengan langkah cepat karena terlalu cemas dengan keadaan keponakannya itu dan sekarang dia merasakan kram di perut nya, karena tidak ingin kenapa-napa, Dave langsung menggendong sang istri untuk mengikuti Vano.

" emmmm hubby....!, " panggil Maura dengan manja, entahlah kehamilannya kali ini membuat dirinya sangat manja, bahkan untuk memanggil nama Suaminya dia seenak jidatnya, asal keluar dari mulut manis nya.

" iya baby....ada apa...?" tanya Dave dengan memincingkan sebelah matanya...

Maura mempererat pelukannya di leher sang suami yang saat ini sedang menggendong dirinya ala bridal style.

" aku curiga dengan pengasuh Tian.... aku perhatikan,dia sering melirik sinis ke arah Cinta" kata Maura pelan, takut pengasuh itu mendengarnya, padahal posisi mereka sedikit jauh,

sedangkan Dave tidak memperhatikan, karena fokusnya pada sang istri saja, jadi tidak ada waktu untuk menatap perempuan lain selain Istrinya.

" nanti aku akan menyelidikinya" ucap Dave akhirnya,dia tidak mau membuat istrinya kepikiran.

" terimakasih Suamiku.... Kau begitu pengertian" ...

cup...

Maura mencium pipi suaminya yang kini sedang tumbuh bulu-bulu halus, karena kehamilan kali ini, Maura ingin suaminya membiarkan Jambangnya tumbuh.

"sama-sama, baby, semuanya untuk mu" balas Dave tersenyum.

***

Mereka sudah sampai di kamar inap VVIP, Vano memindahkan putranya dengan hati-hati pada ranjang pasien yang sedikit lebih besar dari brangkar, dia takut membangunkan sang putra yang sedang terlelap, ...

"kami permisi dulu tuan...kami harap, suasananya tetap tenang, agar pasien tidak terganggu" kata petugas medis yang mengantar Tian itu dengan sopan, lalu keluar dari ruangan tersebut, menyisakan keluarga pasien.

Vano mengusap wajahnya kasar, baginya... tadi itu seperti mimpi buruk, melihat putranya muntah-muntah sampai kejang-kejang.

Lalu menoleh ke arah susternya yang masih berdiri di sebelah kiri Tian.

" sus.... Kau bisa pulang terlebih dahulu bersama sopir, kau persiapkan kebutuhan Tian,dan berikan pada penjaga untuk mengantarkannya kesini" kata Vano datar, tanpa menatap wajahnya.

" emmmm, baik tuan, kalau begitu, saya permisi, semoga tuan kecil bisa cepet sembuh"ucap suster dengan ramah,lalu membungkukkan badannya sedikit pada semua orang,

" permisi.... assalamualaikum?" ucapnya.

" waalaikumsalam " jawab semuanya,lalu pengasuh Tian meninggalkan ruangan.

Setelah pengasuh itu keluar, Maura mendekat,mengusap bahu saudaranya yang masih berdiri melihat malaikat kecilnya,

" semuanya telah berlalu, sekarang Tian sudah baik-baik saja, apa rencanamu selanjutnya....?" tanya Maura lembut.

" Vano melirik istrinya yang duduk di samping Tian , menatap lekat wajahnya, membuat Cinta seketika merinding di buatnya.... dadanya berdebar hebat, bukan karena bahagia.... bukan, tapi perasaan takut yang begitu besar,kalau suaminya itu tidak percaya kepada nya. Dan menuduh dirinya melakukan hal keji seperti itu.pasti dia akan di ceraikan lalu di usir dari rumah mewah itu.

" ke Kenapa menatap ku se seperti itu...?, aku takut, seolah-olah kau menuduhku melakukan semuanya, menuduhku meracuni putraku sendiri" ucap Cinta dengan menggelengkan kepalanya. Suaranya bergetar takut.

Huft.....

Vano menghembuskan nafasnya kasar , " aku tidak menuduhmu....aku hanya menatap mu" balasnya membuat Cinta terkejut.

" ke Kenapa kau menatapku....?" tanya Cinta penasaran, pasalnya tatapan suaminya itu seperti orang yang akan membunuh.

" karena kau istriku" jawabnya....

Membuat Maura memutar bola matanya malas, lalu saling lirik dengan suaminya...dia kembali duduk di samping suaminya.

Sedangkan wajah Cinta memerah, " syukurlah karena suaminya itu tidak mencurigai dirinya" gumamnya dalam hati.

" kau harus menyelidiki secara tuntas, ini tidak bisa dibiarkan... sepertinya ada penyusup yang tidak suka dengan Tian" ucap Dave yang sedang duduk di sofa , bersama sang istri.

Vano mengangguk.

" kurasa ini bukan penyusup....tapi ada yang iri dengan kehadiran Cinta di sana, pasalnya dari dulu tidak ada apa-apa, semuanya baik-baik saja seperti biasa" celetuk Maura yang membuat semua orang menatap lekat-lekat dirinya.

Maura mengangkat kedua bahunya acuh karena melihat tatapan mereka yang penasaran.

" bisa jadi ada yang tidak suka dengan Cinta lalu menaruh racun pada makanan Tian, sehingga membuat seolah-olah Cinta lah yang melakukannya," kata Maura yang di angguki oleh semua orang, begitu pun dengan Cinta, perasaan nya mulai lega sekarang,

***

Sedangkan di rumah sakit yang sama,tapi ruangan berbeda, kini sepasang ibu dan anak itu saling diam, Sandra menceritakan kejadian semalam yang tiba-tiba saja kekasihnya itu memutuskan dirinya tanpa sebab.

matanya masih sembab karena terlalu lama dia menangis semalam.

" sudah... lupakan laki-laki seperti dirinya, lebih baik sekarang fokus saja untuk merebut hati tuan Devano , toh kalau dibanding dengan Tuan Devano, kekayaannya tidak ada apa-apanya, dia hanyalah seorang asisten, sampai kapanpun tetap akan menjadi asisten" tutur Nyonya Veronica pada putrinya yang terlihat sangat kusut pagi ini.

" mama tidak tahu sih, perasaan Sandra hancur seperti apa" gumamnya.

Tak lama kemudian muncullah notifikasi m-banking di ponsel ,lalu cepat-cepat dia buka,

Matanya membesar.

Di sana tertulis nominal yang membuat matanya seketika ingin keluar....

" tidak mungkin" gumamnya pelan.

" ada apa Sandra....?" Kenapa kau terlihat sangat terkejut setelah melihat ponselmu?" tanya Nyonya Veronica penasaran.

Sandra memperlihatkan layar ponselnya pada sang mama, membuat Nyonya Veronica terbelalak tidak percaya.

" ba ba banyak sekali itu" ucapnya terbata.

📱 maafkan aku Sandra atas kejadian semalam, itu uang kompensasi untuk mu, maafkan aku karena aku memutuskan mu begitu saja, aku tak ingin menyakiti perasaan mu karena memang di hatiku sudah tidak ada namamu.

Sandra hanya melihatnya tanpa mau membalas, setidaknya uang segitu banyaknya bisa menghidupkan dirinya beberapa tahun kedepan, itupun kalau hidupnya tidak berfoya-foya seperti dulu.

Sandra menerima uang kompensasi sebesar 2 milyar , membuat dirinya seketika melupakan kesedihannya tentang kejadian semalam.