Rumah pojok yang selalu bersuara desahan nikmat setiap malam nya selama beberapa tahun terakhir ini, seorang gadis belia yang menjadi primadona sehingga tidak pernah istirahat dapat tamu.
namun ada pula kabar mengatakan bahwa diri nya memiliki susuk, karena setiap pelanggan yang usai berhubungan dengan nya selalu meninggal dunia dengan cara bermacam macam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Siluman kucing lupa jalan
"Eh ya udah aku mau balik dulu ya, ini udah mau kemalaman nanti Bintari ada yang ganggu pula." pamit Kendal setelah lama ngobrol dengan Nana.
"Oke, lain kali aku ikut dengan mu ya kalau Purnama ke kota lagi." angguk Nana karena memang sudah mau malam ini.
"Hati hati ya kamu." Kendal melambaikan tangan dan segera berjalan.
"Dasar kucing putih!" Nana merutuk sambil tersenyum dan dia juga segera mau pulang.
Tapi Kendal di depan sana malah menghentikan langkah nya, Nana juga heran dan kembali mendekati karena wajah Kendal nampak bingung akan semua ini. entah apa yang membuat dia bingung begitu, pokok nya kalau yang warna putih polos maka sudah pasti ada kurang nya, ada bloon nya.
Sejenis apa pun yang berbulu dan warna nya juga putih sama sekali tidak ada corak lain, maka dapat di pastikan kalau dia akan ada kurang nya. memang beda beda pula kurang nya, serigala Davin sangat banyak kurang karena kerja nya cuma tidur dan kalau di suruh melawan pun tidak punya nyali.
Ini punya Bintari juga ada minus nya dan pasti ada sesuatu sekarang karena dia berbalik mendekati Nana, sebagai kucing hitam memang lebih pintar Nana dan pembawaan nya juga sangat galak dari wajah nya. tidak seperti Kendal yang manis dan polos, jadi tidak sama dan perbedaan nya juga sangat jauh.
"Ada apa?" Nana bertanya heran karena wajah Kendal sangat bingung.
"Aku lupa jalan pulang, Na." jawab Kendal apa ada nya.
"Whatt?!" Nana kaget bukan main karena ada kucing lupa jalan pulang.
"Bagai mana ini, aku benar benar tidak tau di mana jalan pulang nya." Kendal tidak bohong karena dia pelupa.
"Lah aku ya gimana wong aku juga enggak tau rumah Bintari." seru Nana.
"Gimana lah aku mau pulang ini? aku tidak tau jalan masalah nya!" Kendal berkata sambil memainkan ekor nya yang putih dan panjang.
Kalau ada Aksara sudah pasti akan di tarik tarik itu seperti ekor nya Nana, karena suami Nilam memang pecinta kucing dan dia selalu gemas sendiri apa bila melihat ekor Nana yang sering bergerak kesana kemari. yang punya ekor saja bisa sampai naik darah, Kendal belum pernah jadi dia belum naik darah dan pribadi kucing satu ini lebih kalem di bandingkan dengan Nana.
"Ta-tapi aku juga tidak tau rumah nya Purnama." Nana juga lupa jalan ini karena memang pertama kali nya keluar sendiri.
"Lah terus gimana, aku takut ini kalau tidak bisa pulang!" teriak Kendal mengeong keras.
"Aku antar kan dulu kamu pulang, kalau aku nanti bisa minta sinyal sama Purnama dan sampai lah aku pulang." jelas Nana.
"Antarkan ya aku, takut kalau sendirian dan nyasar." pinta Kendal.
"Masalah nya itu aku juga tidak tau rumah Bintari." Nana pun greget dengan Kendal.
"Kita jalan saja dulu, nanti siapa tau aku ingat kalau sudah jalan." ajak Kendal.
"Ah menyusahkan saja, malu aku punya rasa bloon begini." rutuk Nana.
Kendal tidak menjawab karena dia sedang berusaha mengingat kemana jalan yang harus ia tuju untuk mencari di mana lah rumah nya Bintari ini, sungguh ia telah lupa jalan yang harus ia tempuh. jarak nya lumayan, karena tadi Nana bilang tidak tau jalan sehingga ketemuan lah di luar.
"Nah itu simpang tiga pula, Ken! mau arah yang mana?" Nana melihat jalan.
"Kanan atau kiri atau lurus ya?" Kendal sungguh tidak ingat.
"Gimana sih?!" Nana berseru tidak sabar karena salah belok akan nyasar tambah jauh.
"Kita lurus saja dulu ya, rasa nya tadi aku tidak belok belok kok." yakin Kendal.
"Awas ya kalau sampai nyasar maka malu sekali." Nana pun mengikuti Kendal.
"Semoga saja tidak lah, aduh kasihan Tuan ku sendirian ini di rumah." cemas Kendal karena Bintari takut ada apa apa di rumah nya.
Tidak tau kalau di rumah Bintari ada anak ular yang sangat tengil dan banyak polah, bahkan sekarang dia sedang duduk santai seolah tidak ada dosa juga. Kendal yang kesasar bersama dengan Nana, Bintari di rumah dengan Arka dan dia merasa agak kurang nyaman karena Bintari kan harus menahan perasaan agar tidak semakin meledak.
Bukan karena tidak cinta, masalah nya itu karena Bintari terlalu cinta pada anak ular ini, takut nya nanti dia sudah kecintaan dan tiba tiba saja Arka ada gebrakan terbaru bersama Lula. Bintari menjaga hati nya sendiri agar tidak terluka, jadi dia memang ingin menekan perasaan nya ini dan andai nanti bisa ia ingin membuka hati untuk orang lain.
"Buang pikiran mu itu, siapa yang kau buka kan hati?" Arka tau tau saja sudah bicara karena tadi ia sempat menatap mata Bintari.
"Siapa saja." jawab Bintari cuek dan tidak mau melihat Arka.
"Heh, kamu jangan bilang kalau mau membuka hati untuk Digo ya!" Arka langsung bangkit mendekati Bintari.
"Sana lah, Ka! aku tidak ingin dekat kamu terus, sana lah." Bintari mau menjauh karena takut pula.
"Jawab aku dulu, kamu mau membuka hati untuk Digo kan?" Arka menekap wajah nya Bintari.
"Coba kamu jawab aku dulu, kamu mau aku atau Lula?" Bintari balik bertanya.
Arka yang tidak bisa jawab dan sekarang dia juga sadar kalau tidak bisa meminta jawaban dari Purnama, karena dia kan tidak bisa di baca pikiran nya. dan yang paling penting itu kan dia yang punya perasaan, bagai mana pula malah tanya sama orang lain.
"Kamu tidak bisa jawab kan? kamu tidak perlu minta jawaban dari Mbak Pur, karena yang tau perasaan kamu adalah kamu sendiri." ujar Bintari.
"Yah aku sudah tau, aku sudah tau perasaan ku!" jawab Arka sangking tengil dan banyak tingkah ini.
"Ya siapa? aku tidak mau terus kau permainkan ya!" Bintari hilang kesabaran dan akhir nya memang menjambak rambut nya Arka.
"Ah! Bintari, sakit!" Arka menjerit kaget karena tau tau malah di jambak.
"Rasakan ini, aku tidak ingin main main lagi dengan mu! silahkan kau keluar sana, aku capek punya urusan dengan mu ini." Bintari mendorong Arka sampai jatuh.
Braaaaak.
"Eh kok jatuh beneran!" Bintari agak kaget saat Arka jatuh telentang.
"Ka! Arka, bangun." Bintari menggoyang dengan kaki nya.
Tapi Arka tidak mau bangun sehingga Bintari pun panik, masa jatuh dari sofa saja bisa sampai pingsan dan rasa nya tadi tidak terbentur apa apa. Bintari pun agak takut ini karena Arka anak nya Purnama, kalau sampai celaka maka habis lah dia nanti kena amuk oleh Purnama dan Arya.
Bab kedua ya guys, jangan lupa like dan komen kalian buat cerita couple Kabin.
Udin ganteng bgt tp terlalu putih🤭
tapi gpp thor,,,kota berimajinasi sendiri²...hihihihiiii
bintari mo belajar ilmu dr mama pur,, katanya biar bisa jagain diri sendiri 😁😁😆😆😆