Karena sudah sangat lelah membuat seorang gadis dengan begitu penuh luka pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Dengan keputusasaan gadis tersebut mulai menaiki pembatas jembatan yang begitu tinggi.
"Semuanya sudah berakhir maaf aku tidak bisa bertahan sampai akhir, ayah ibu tunggu aku di sana ya." lirih wanita tersebut sambil menutup matanya dan bersiap untuk lompat.
Namun siapa sangka dia dipertemukan dengan seseorang yang pernah mengisi hati nya dulu dalam keadaan dirinya sudah ingin menyerahkan.
Bagiamana kelanjutannya????
Yukkk ikuti ceritanyaaaa
FOLLOW IG @Lala_Syalala13
FOLLOW FB @Lala Syalala
FOLLOW FN @Lala_Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Keesokan harinya Giselle berencana untuk menjenguk Hana, saat berada di meja makan dia menyuruh bibi di mansion nya untuk menyiapkan makanan untuk dia bawa, mama Rani yang melihat itu pun mulai penasaran.
"Dek buat siapa makanan itu?" tanya mama Rani penasaran.
"Mau aku kasih kak Gavin ma." ucap Giselle mencari alasan tidak mungkin dia bilang untuk kak Hana bukan.
"Kenapa emang nya kakak mu? perasaan selalu gak mau kalau di bawain bekal." ucap mama Rani penasaran.
"Mungkin lagi kangen masakan mama kali." jawab Giselle mencari alasan.
"Dasar kakak mu itu kemarin pulang tapi belum nginep udah balik aja." seru mama Rani kesal.
"Mungkin sibuk ma kan mama tahu sendiri kak Gavin itu gila kerja." jawab Giselle yang begitu masuk akal.
"Iya sih makanya jomblo terus gak ada yang mau deketin." sindir mama Rani dan hanya mampu Giselle kasih sebuah cengiran.
Setelah sarapan Giselle pun segera menuju ke rumah sakit, hari ini dia menggunakan mobil sendiri tanpa supir agar dia lebih leluasa.
TOK TOK TOK
Giselle pun masuk setelah mengetuk pintu, dan di sana dia melihat Hana yang sudah bangun dengan Gavin yang terus menjaga nya.
"Nona Giselle." seru Hana mencoba formal tidak ingin bersikap lancang karena bagaimana pun Giselle adalah adik dari bos nya Gavin.
"Kak bisa gak usah formal, panggil kayak biasa nya aja." jawab Giselle sambil menaruh barang yang dia bawa.
"Aku bawa sarapan buat kak Hana sama kak Gavin." ucap Giselle membuat Gavin mengacak rambut adik nya yang begitu perhatian sekali.
"Sarapan dulu ya." ucap Gavin menyuapi Hana.
Dengan patuh Hana pun memakan sarapan yang di bawa kan oleh Giselle.
"Kak hari ini aku cuti aja ya buat jaga kak Hana." ucap Giselle.
"Ya udah hari ini kamu kakak kasih keringanan buat jaga Hana karena kakak nanti ada meeting penting jadi tidak bisa jaga kakak mu." ucap Gavin yang langsung mendapatkan ciuman singkat di pipi nya dari sang adik.
"Yey terima kasih kakak ku sayang, akhirnya bisa lega gak usah pikirin berkas banyak itu." seru Giselle yang terlihat senang sekali.
Setelah sarapan Gavin pun harus pamit untuk ke kantor karena ada meeting penting, Hana tidak ingin mengganggu pekerjaan bos nya itu, dia sakit malah menyusahkan saja ini lah kenapa Hana tidak suka sakit.
"Giselle kalau kamu mau pergi pergi aja gak papa, aku bisa sendiri kok." ucap Hana setelah cukup lama Giselle di sana dan hanya berkutat dengan iPad di depan nya, Hana tahu kalau Giselle pasti sedang sibuk dengan pekerjaan nya.
"Aku udah selesai kok kak, mau jalan jalan ke taman?" tanya Giselle sambil menutup kembali iPad tersebut karena pekerjaan nya memang sudah selesai.
Dia tahu kalau Hana pasti sangat bosan di dalam kamar terus, Giselle berencana membawa Hana ke taman rumah sakit yang memang bagus sekali.
"Apa boleh?" tanya Hana yang jadi penasaran dengan teman tersebut.
"Bentar aku telepon kak Gavin dulu." ucap Giselle kemudian mengeluarkan telepon nya mencari kontak sang kakak.
Di sisi lain Gavin masih fokus meeting, ada sebuh proyek yang harus di kerjakan namun proposal belum memuaskan sama sekali, suasana rumah rapat begitu tegang tidak ada suara sama sekali kecuali detik jam yang terus berbunyi menandakan waktu terus bergerak.
"Sudah berapa kali saya bilang proyek ini sangat penting tapi setelah revisi masih seperti ini juga proposal yang kalian ajukan, kalian sudah tidak ingin bekerja lagi?!" seru Gavin dengan amarah nya dan semuanya hanya diam.
Saat sedang marah marah nya tiba-tiba telepon nya berdering menandakan ada telepon masuk, saat melihat siapa yang menelepon amarah Gavin pun tidak jadi tumpah karena ada nama sang adik di sana, dia takut jika terjadi sesuatu dengan Hana sehingga Gavin langsung mengangkat telepon tersebut.
Andai saja bukan Giselle mungkin sudah dia maki-maki penelepon tersebut karena sudah mengganggu waktu berharga nya.
^^^Gavin: [Halo ada apa?]^^^
Giselle: [Kak, kak Hana aku ajak ke taman rumah sakit ya biar gak sumpek di kamar terus.]
Mendengar hal itu Gavin pun berfikir sejenak, dia juga ingat dengan ucapan Satya kalau han butuh ketenangan dan juga hiburan agar suasana hati nya ceria.
^^^Gavin: [Ya udah, tapi nanti kalau sudah sore kembali.]^^^
Giselle: [Siap boss.]
Setelah itu Giselle pun menutup teleponnya nya, hati gavin yang awalnya marah pun mulai mereda seperti nya hanya Hana lah obat dari amarah Gavin.
"Segera selesaikan proposal ini, besok saya mau semua sudah siap karena minggu depan saya ada urusan." tutur Gavin kemudian pergi dari ruang rapat tersebut membuat para karyawan akhirnya bisa bernafas lega begitu pun Fita yang rasanya tercekat sekali di ruang tersebut, di saat seperti ini dia begitu merindukan rekan kerja nya.
Sedangkan Giselle setelah mendapatkan jawaban dari sang kakak pun memberitahu kan nya kepada Hana bahwa kakak nya memperbolehkan mereka ke taman.
"Ayo kak kita ketaman kak Gavin bilang gak papa." jawab Giselle.
Dia pun mendorong Hana yang berada di kursi roda menuju ke taman belakang, selama perjalanan Hana begitu senang sekali karena pemandangan nya yang memang begitu indah sekali.
Di lengkap dengan danau buatan yang begitu besar membuat taman tersebut seperti taman bermain, banyak pasien dan keluarga pasien yang mengunjungi taman tersebut.
Giselle mencarikan tempat yng cocok untuk mereka berdua dan kebetulan ada tempat duduk yang kosong di dekat danau tersebut.
"Wah cantik sekali." seru Hana begitu senang melihat pemandangan tersebut, bahkan rasa sakitnya tiba-tiba hilang di ganti dengan rasa senang melihat pemandangan tersebut.
Dia begitu bosan mencium bau obat yang begitu kuat di dalam namun saat di sini dia begitu senang karena seperti ada di alam terbuka bagaikan lebih dekat dengan alam.
"Kak Hana apa kak Hana masih sayang sama kak Gavin?" tanya Giselle yng sudah tidak tahan, dia gemas dengan sepasang mantan kekasih ini.
Sedangkan Hana yang mendengar hal itu di buat bingung harus jawab bagaimana, dia tidak ingin berharap apa lagi dengan apa yang dulu pernah di lakukan.
"Apakah itu penting Giselle?" tanya Hana balik.
"Apa selama ini kakak menahan semuanya sendiri?" tanya Giselle lagi bahkan belum ada jawaban dari pertanyaan mereka masing-masing.
.
.
Cerita Belum Selesai.....
Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....
Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa
FOLLOW FB AUTHOR :
@LALA SYALALA
FOLLOW IG AUTHOR :
@LALA_SYALALA13