Istri Kedua Suamiku

Dengan langkah gontai, Zahra memasuki mansion, wajahnya memar karena ditampar oleh Xavier, dengan wajah yang penuh dengan air mata. Zahra memberanikan diri untuk pulang dengan Rika.

"Kamu kenapa, nak?" tanya Ela, yang melihat anaknya

"Rika, Zahra kenapa?" tanya Ela lagi menatap kearah Rika.

Rika hanya menggelengkan kepala, karena dia tidak mempunyai hak untuk menjelaskan semuanya.

 "Jawab papah, kamu ini sebenarnya kenapa?" tanya Gunawan yang terlihat khawatir.

"Akan aku jelaskan, kita duduk dulu," jawab Zahra, mengeluarkan suara.

"Ayo jelaskan, kenapa kamu bisa sampai begini?" tanya Gunawan

"Sebelum aku menjawab pertanyaan mamah dengan papah, aku akan meminta sesuatu dengan papah," kata Zahra.

"Apa yang kamu minta nak, papah akan memberikannya," jelas Gunawan.

"Pah, kalo acara pernikahan aku dengan Xavier batal, bagaimana?" tanya Zahra.

Sontak saja pertanyaan Zahra membuat Gunawan kaget.

"Memangnya apa alasannya," kata Gunawa.

"Pah, mah. Ternyata Xavier tidak benar-benar mencintai aku, dia hanya mencintai Aluna, yang kebetulan wajahnya seperti aku," ujar Zahra.

"Kamu tahu dari mana soal itu?" tanya Gunawan.

"Aku dengan Rika selama ini mencari tahu, kenapa Xavier mau menikahi aku, ternyata itu alasannya pah," jawab Zahra,

"Aku tidak mau menikah dengan laki-laki yang sama sekali tidak mencintai aku," lanjut Zahra.

"Berani-beraninya dia melakukan itu sama kamu, nak," kata Gunawan,

"Papah akan membatalkan pernikahan kalian, papah tidak apa-apa kalo malu, karena kebahagiaanmu no satu," lanjut Gunawan.

"Papah yakin, mengingat kalo mereka bukan keluarga sembarangan," ujar Zahra.

"Kamu tenang saja nak, papah tidak akan takut dengan mereka," jawab Gunawan.

Gunawan mendekap tubuh Zahra, sungguh miris kali ini nasib Zahra.

"Maafkan ayah sudah ceroboh, kalo ayah salah langkah lagi, kemungkinan kamu akan menjadi korban lagi," ucap Gunawan.

 "Sudah malam, waktunya istirahat," titah Ela.

"Kamu istirahat, tidur yang nyenyak. Jangan memikirkan permasalahan ini, ya," kata Gunawan, mengelus pipi Zahra.

Zahra mengangguk pelan, setelah itu Zahra masuk kedalam kamar bersama dengan Rika.

"Rik, kalo keluarga Xavier melukai keluarga gua gimana?" tanya Zahra.

"Kayaknya Xavier bukan orang seperti itu, jangan mikir kemana-mana," kata Rika.

"Tamparan Xavier masih terasa sampai sekarang, dia marah saat aku bilang kalo Aluna tidak benar-benar mencintainya," ucap Zahra.

 "Udah ngak apa-apa, gua yakin kalo Xavier cuman butuh waktu buat mencerna keputusan Lo," kata Rika.

"Kenapa rasanya sakit sekali, padahal aku yang ingin membatalkan pernikahan ini," ujar Zahra.

"Jangan-jangan Lo suka lagi sama si Xavier," kata Rika.

"Jangan gila, gua bahkan benci banget sama dia," balas Zahra.

Rika hanya tertawa mendengar ucapan Zahra.

"Udah tidur sana," titah Rika.

Keduanya berbaring diatas kasur yang sama, namun. Zahra masih teringat masalah tadi.

"Xavier, Lo udah tahu kalo mantan suami gua ngak pernah cinta sama gua, tapi kenapa Lo lakuin hal yang sama," batin Zahra.

Tubuh Zahra terus berbaik arah, memikirkan Xavier.

Karena Zahra merasa tidak enak, lalu dia turun dari kasurnya, membuka jendela kamarnya supaya angin sejuk terasa sampai kedalam.

Saat Zahra sedang duduk sendiri di balkon, Zahra dikagetkan dengan kemunculan Andrea.

"Turun kesini, ada yang mau aku katakan," panggil Andrea dengan suara kecil.

"Ada apa, kenapa malam-malam banget," jawab Zahra.

"Turun saja," titah Andrea.

Terpaksa Zahra harus turun dari kamarnya, untuk menemui Andrea.

"Ada apa, kenapa malam-malam seperti ini?" tanya Zahra.

"Apa Xavier menemui kamu?" tanya Andrea.

"Ngak ada, memangnya kenapa?" tanya Zahra.

"Saya kira setelah kamu membatalkan pernikahan kalian, dia akan terus menganggu kamu," kata Andrea.

"Ngak mungkin, karena yang Xavier cintai bukan aku, tapi Aluna," jawab Zahra.

Andrea hanya terdiam, menatap indahnya langit malam ini.

"Andrea, aku juga ingin bertanya denganmu," ucap Zahra.

"Pertanyaan apa?" jawab Andrea.

"Kamu juga sama seperti Xavier, mendekati aku karena wajahku sama persisi dengan Aluna, adik kamu," ujar Zahra.

 "Aku jatuh cinta dengan kebaikanmu Zahra, kamu ingat waktu kamu menolongku kan, nah dari situ aku penasaran denganmu," jawab Andrea.

"Andrea, kenapa Xavier jahat banget," ucap Zahra.

"Menurut saya, kalian bicarakan lagi masalah ini, siapa tahu akan ada jalan keluarnya," ucap Andrea.

"Andrea, kamu mau ngak jadi kekasih aku?" tanya Zahra.

Sontak saja membuat Andrea membulatkan matanya.

"Biar Xavier cemburu dengan hubungan kita, dan dia tahu sakitnya bagaimana," kesal Zahra.

"Oh, jadi alasannya Xavier. Saya kira kamu seriusan menembak saya," kata Andrea.

"Ayo dong jangan gila seperti Xavier," ujar Zahra kesal.

"Kamu cinta dengan Xavier?" tanya Andrea.

"Ngak sama sekali," jawaba Zahra lantang.

"Kalo memang ngak cinta, kenapa kamu mau membuat dia cemburu," ujar Andrea.

Zahra terdiam tak bisa menjawab apapun.

"Saya cinta denganmu, tapi sepertinya rasa cinta kamu jauh lebih besar dengan Xavier, begitu pun sebaliknya," kata Andrea,

"Masalah kalian hanya Aluna, kamu cuman mirip dengan Aluna," lanjut Andrea.

"Aku tidak mau, hidupku dijadikan bayang-bayang masalalu dia," kata Zahra.

"Saya tahu bagaimana Xavier, dia tidak akan melakulan itu," ucap Andrea.

"Kenapa kamu membela dia, bukannya kalian bermusuhan?" tanya Zahra dengan memasang wajah kesal.

"Saya juga salah faham dengan Xavier, saya menduga kalo dia yang membunuh adikku Aluna, tetapi bukan," jawab Andrea.

"Jadi kamu berdamai dengan dia?" tanya Zahra.

"Ya sepertinya, bermusuhan tidak ada manfaatnya," jawab Andrea.

"Aku tetap dengan keputusanku, mau membatalkan perikahan ini," kata Zahra.

"Itu tidak mungkin Zahra," ujar Andrea.

"Kenapa tidak mungkin, kan aku yang mau menikah," ucap Zahra.

"Kalo Xavier tidak mau membatalkan pernikahan kalian, itu berarti kalian akan menikah, tanpa menanyakan kamu mau atau tidak," ujar Andrea,

"Aku cukup tahu bagaimana dia, segala keinginanya harus terwujud, mau bagaimana pun caranya," lanjut Andrea.

"Aku tidak takut dengan dia," ucap Zahra.

"Kamu tidak takut, karena belum mengenal lebih dalam, siapa Xavier sebenarnya. Dia yang menguasai dunia bawah selama ini," ucap Andrea,

"Dia seorang mafia kelas tinggi, dinobatkan sebagai mafia nomor satu, jadi tidak akan bisa ada orang yang bermain-main dengan dia, sekali dia mengatakan ia, hasilnya tidak akan tidak," lanjut Andrea.

Mendengar kebenaran itu, Zahra hanya menggigit jari manisnya.

"Lalu bagaimana dengan perusahaan papahku," ucap Zahra.

"Untuk tidak terjadi hal-hal buruk, kamu harus menikah dengan Xavier," kata Andrea.

Zahra benar-benar bingung, disatu sisi dia tidak mau menikah dengan Xavier, karena Xavier akan mempermainkan cintanya, karena Zahra mirip dengan Aluna, tapi disisi lain, Zahra tidak mau perusahaan ayahnya yang sudah di bangun puluhan tahun, harus bangkrut.

"Hanya itu pilihannya Zahra, tinggal kamu pilih," ucap Andrea.

***