Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 04 [ Bertemu Om-om ]
DIKEDIAMAN ERLANGGA.
"Apa!"
Suara itu terdengar sangat menggelegar, nafasnya naik turun setelah mendengar kabar kaburnya Adara dari rumah ini.
"Apa bapak yakin Non Adara pergi dari rumah?"
"Saya yakin Tuan, maafkan saya tidak bisa mencegah Non Adara, maafkan saya."
"Tidak apa-apa Pak, baiklah anda boleh pergi."
"Baik Tuan,"
"Adara ...belum puas bikin masalah baru yang belum terselesaikan, kenapa lagi dan lagi kamu menambahnya yang lebih besar lagi."
"Ada apa?"kata Lelaki sedikit tua.
"Ma? Pa, Adara kabur dari rumah!"
Namun tak ada raut wajah terkejut mereka setelah mendengar kabar ini.
"Mama dan Papa kenapa tidak terkejut dengan kabar ini?"seru Erlangga.
"Kenapa kita harus terkejut? Dia yang memulai, dia pula yang telah bersandiwara, jadi untuk apa harus dikasihani."
"Ma? Pa? Apa kalian sadar Adara itu Putri kandung kalian, dia seorang gadis kalau sesuatu terjadi sama Adara gimana?"
"Mama tidak peduli! Mama juga sudah capek menghadapi tingkahnya yang selalu bikin rusuh! Dia kabur mungkin takut karena niatnya untuk menggagalkan pernikahan Hendra dan Sandra gagal. Mama juga yakin kehamilan yang ia ucapkan tadi hanya bermaksud mengancam agar Hendra membatalkan pernikahan. Mama bersyukur Hendra tidak termakan tipuan Adara, mau kabur dan seperti apa nasibnya nanti Mama sudah tidak peduli!"
"Ma?"
"Apa yang dikatakan Mama kamu ada benarnya. Papa juga beranggapan ucapannya yang mengatakan ia hamil tidaklah benar! Itu hanya rekayasa yang ia buat-buat untuk mengagalkan pernikahan tadi, Papa mengenalnya dan Papa yakin dia sendiri bakal pulang tanpa harus Papa yang turun tangan, baiklah kita capek ingin istirahat."
Tak ada pembahasan lagi bagi keduanya untuk mencemaskan sang Putri, tapi tidak bisa dibohongi sang Kakak entah kenapa bisa mengkhawatirkan kondisi sang Adik."
"Entah kenapa firasat yang aku miliki tidak menjalar sampai kesana? Entah kenapa pula aku bisa percaya kalau sungguh adikku dalam masalah besar dan butuh perlindungan. Sebenarnya firasat apa yang aku miliki ini?"gumam Erlangga tak mengerti.
******
Dengan berjalan kaki menulusuri anak jalan disaat teriknya sinar panas matahari yang sangat menyengat.
Sesaat langkahnya terhenti setelah ia tak sengaja melihat ada seseorang yang terlihat mencurigakan yang dengan mata dan terbuka lebar melihat suasana yang cukup sepi.
Suasana sepi ini akhirnya dimanfaatkan pria itu untuk mengambil sebuah tas hitam yang berada didalam mobil mewah, biarpun dalam keadaan terkunci rapat masih ada cela si penipu untuk melancarkan aksi.
Berhasil mendapatkan barang yang ia inginkan, pelaku itu yang berniat ingin kabur dengan sigap Adara yang melihatnya ia berpura-pura tidak tahu apa-apa, melihat pelaku yang berlari kearahnya ia dengan sigap mengunakan kakinya untuk membuat si pelaku terjatuh.
"Kau sengaja membuatku terjatuh?"gertak sang perampok.
"Berikan tas itu?"
"Apa kau memerintah ku?"
"Perampok ...perampok ...tolong ada perampok disini tolong ...."
Menyadari bahaya telah mengintainya. Ditambah lagi langkah sekaligus pandangan beberapa orang yang beralih fokus menatapnya.
Perampok itu bergegas berniat ingin melarikan diri, tetapi para warga yang terlebih dulu mengetahuinya dan menangkapnya.
Setelah berhasil tertangkap seseorang pemilik dari tas hitam tersebut itupun bergegas datang.
"Ada apa ini? Tas ini? Ini kan tas saya apa yang terjadi?" tanya salah seorang laki-laki berusia 50 tahunan.
"Ini Tuan, Tuan hampir saja jadi korban perampokan karena ulah si bajingan ini, tapi untungnya ada gadis ini yang menggagalkannya," timpal seorang laki-laki.
"Mendingan sekarang kalian bawa pelaku kekantor polisi biar pihak kepolisian yang mengusut tuntas masalah ini, ingat jangan main hakim sendiri."
"Baiklah."
Segera pelaku dibekuk para warga. Sedangkan laki-laki yang berumur sekitar 50 tahunan itu mengeluarkan beberapa lembar uang.
"Terimalah ini karena hanya dengan cara inilah saya bisa membalas kebaikan anda."
"Tidak perlu Om, saya ikhlas menolong Om. Jika Om ingin memberikan uang akan lebih baik Om berikan uang ini pada seseorang yang lebih membutuhkan, jadi maaf saya permisi."
"Tunggu, maafkan saya bukan maksud saya ingin menghina atau pun membuat anda marah. Baiklah jika kamu menolak uang ini, anda pasti bersedia kan menerima tawaran untuk saya ajak makan siang?"
"Baiklah berubung saya juga belum makan siang saya terima tawaran tuan."
"Baiklah mari."
Tak membutuhkan waktu lama mereka telah sampai disalah satu restoran yang terlihat sangatlah besar dan megah bahkan hidangan yang disajikan di restoran ini tidak main-main.
"Aku rasa Om-om ini sangatlah kaya raya? Bahkan untuk makan saja ia mampu mentraktirku makan ditempat semegah ini. Bahkan menu hidangannya sangatlah mahal," batinnya yang masih terkejut dengan genggaman tangannya pada data menu tersebut.
"Hanya dengan menatapnya hal itu tidak akan bikin kamu kenyang, makanlah Nak."
"Maaf Om, mungkin saya terlihat norak, tapi apa kita tidak salah makan ditempat semegah ini? Ini terlalu mewah menurutku,"ujar Adara.
"Kenapa kamu harus panik dan punya perasaan seperti itu? Sudahlah cepat pesan makanan kesukaan kamu soal harga biar saya yang bayar."
"Baik Om, sekali lagi terima kasih."
BERSAMBUNG.
lanjut thor