Hampir Semua orang di desa Black Sword membenci Risa Ariz. Anak yatim piatu itu dijauhi, dianggap terkutuk, dan dipercaya menyimpan makhluk kegelapan di dalam dirinya.
Muak diperlakukan layaknya sampah, Ariz memutuskan untuk berbuat onar. Ia tidak melukai, tapi ia pastikan setiap orang di desa merasakan kehadiran dan penderitaannya: dengan menyoret tembok, mengganggu ketenangan, dan menghantui setiap sudut desa. Baginya, jika ia tidak bisa dicintai, ia harus ditakuti.
Sampai akhirnya, rahasia di dalam dirinya mulai meronta. Kekuatan yang ditakuti itu benar-benar nyata, dan kehadirannya menarik perhatian sosok-sosok yang lebih gelap dari desa itu sendiri.
Ariz kini harus memilih: terus menjadi pengganggu yang menyedihkan, atau menguasai kutukan itu sebelum ia menjadi monster yang diyakini semua orang.
"MINOTO NOVEL"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MINOTO-NOVEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPECIAL BAB EDITION (33): "REZA SUDAH MENENTUKAN PILIHANNYA...!"
Reza tiba-tiba menyela dan menyubit kedua pipinya, Lunalia: "KAKAK SEPERTI INI KARENA KHAWATIR DENGAN KEADAAN MU NANTI...!! JIKA SEMUA KEKHAWATIRAN KU TERJADI, SIAPA ORANG YANG AKAN MENOLONGMU NANTI...!!!" Reza terlihat gemes pada Lunalia. Ia terus mencubit dan memainkan pipi Lunalia, yang terlihat gemoy.
Lunalia yang terlihat kesal dengan prilaku kakaknya: "UMMM... KAKAK...! KAKAK TIDAK PERLU KHAWATIR DENGAN KEADAANKU...!" Lunalia, berusaha untuk melepaskan tangan Reza, dari kedua pipinya itu. Setelah cukup berusaha, tangan Reza pun terlepas, dan pipi Lunalia, terlihat ada sedikit bekas cubitan di keduanya. Lunalia terlihat sangat kesal dengan sifat kakaknya, yang selalu saja khawatir dengan keadaannya itu: "MMMM...!!!" Wajah Lunalia, menunjukan sebuah kekesalan, kepada, Reza.
Reza yang melihat Lunalia kesal, hanya bisa menunduk dan kembali duduk di tempat meja makannya: "Euumm.. Maaf. Kakak, hanya tidak mau kau sendirian." Reza terlihat sangat nurut. Melihat ekspresi Lunalia yang sudah kesal, Reza sontak menjadi jinak, dan mulai terdiam.
Lunalia, kembali mengatakan yang baru saja ia katakan tadi: "SUDAHKU KATAKAN, AKU AKAN BAIK-BAIK SAJA DI SINI..!" Lunalia, melipatkan kedua tangannya di dada. "Hmph! Kakak hanya dilatih selama satu minggu saja, kenapa harus mengkhawatirkan ku..?! Kakak tidak akan selamannya tinggal di sana..!" Terlihat, Lunalia sudah tidak mood lagi.
Melihat adiknya yang semakin kesal, Reza pun berjanji, akan cepat-cepat mencari jalan yang harus ia prioritas kan: "Euumm.. Baiklah, Maafkan, Kakak. Kakak akan mencoba, agar tidak terlalu mengkhawatirkan mu, Lunalia..."
Kini satu-satunya jalan yang harus Reza ambil, adalah mengikuti pelatihan Astranova. Walaupun ia masih sangat khawatir untuk keadaan Lunalia nanti. Tetapi, jika Reza tidak bisa cepat mengambil solusi... Ia akan terus berada di jalan yang sama! Lagi pula, Reza sama sekali belum bisa mengayunkan katana dengan benar, apalagi membangkitkan kekuatan api. Benar-benar sebuah impossible untuk bisa ia lakukan secara mandiri...
DI SEBUAH KAMAR...
Di sebuah meja belajar, nampak Lunalia sedang menggambar sesuatu. Terlihat juga, banyaknya tumpukan kertas gambar, yang telah gagal Lunalia buat. Mungkin gambar yang Ia buat hari ini, harus benar-benar istimewa!
Lunalia yang terlihat sedang kesulitan: "Hmmm..? Menggambar sebuah pakaian, memang sangat sulit..!?"
Tepat pada saat Lunalia mengeluh, Reza tiba-tiba mengetuk pintu kamar Lunalia dan membukanya. Lunalia yang mendengar suara pintu itu pun sontak langsung membereskan semua gambar-gambar yang telah ia anggap gagal, dan menyembunyikan nya di bawah meja: "Ahh... Kakak..? Ada apa kakak kemari..?" Berpura-pura polos dan Berharap, Reza tidak tahu, proyek yang akan Lunalia kerjakan hari ini.
Setengah badan dari Reza, masuk ke dalam kamarnya. Reza sepertinya ingin mengatakan sesuatu kepada, Lunalia: "Lunalia. Bisakah kita berbicara..?" Harap, Reza.
Lunalia yang masih berada di kursi belajarnya: "Umm.. tentu...!? Apa yang ingin kakak bicarakan..?" Penasaran, Lunalia.
MEREKA BERDUA MEMUTUSKAN UNTUK BERBICARA DI DALAM KAMAR LUNALIA. REZA DUDUK DI KASUR LUNALIA, SEDANGKAN LUNALIA, MASIH BERDIAM DIRI DI KURSI BELAJARNYA...
Lunalia: "Apa yang ingin Kakak bicarakan..?" Ucapnya, dengan kursi nya yang sedikit miring agar lunalia bisa menatap wajah kakaknya itu.
Reza terlihat ragu-ragu, untuk mengatakan semua ini kepada, Lunalia. Namun apa boleh buat, Justru, Lunalia akan kesal, jika Reza tidak bisa memilih solusi yang baik, untuknya sendiri: "Euumm.. begini. Apa yang kita bicarakan di dapur pagi tadi..." Reza, terlihat masih ragu-ragu dengan pilihannya. "Aku memutuskan untuk... Berlatih bersama para Ksatria muda lainnya..." Kini Reza sedikit yakin, dengan pilihannya itu. "A-aaku berjanji kepadamu, Lunalia. Aku akan menjadi seorang Ksatria yang hebat..! K-kau pernah berkata kepadaku, kalau kau ingin sekali melihatku, menjadi seorang penguasa api yang hebat..! Dan aku akan mengambil jalan yang telah aku pilih. Mengkuti, pelatihan Astranova.
Lunalia hanya bisa terdiam, mendengarkan semua alasan yang Reza bicarakan.
Ruangan seketika hening beberapa saat, Reza benar-benar harus menyelesaikan pembicaraan ini. Reza harus meyakinkan Lunalia, kalau ia akan menjadi seorang pemimpin Ksatria yang hebat..! Yang selama ini Lunalia harapkan: "Aku akan berlatih sekuat tenaga... Agar bisa menjadi seorang Ksatria yang tangguh, sama seperti, Ayah kita. Dan semua impian yang pernah kau katakan kepadaku. Lunalia, Aku sebagai kakakmu... Berjanji Akan mewujudkan semua impian mu ITU..!
Mendengar hal itu, Lunalia pun tampak terkejut. Matanya terbuka lebar, seolah-olah ia sangat tersentuh, dengan apa yang kakaknya janjikan.
Reza: "Lunalia. Aku harap, kau bisa mempercayai ku..."
Saat berkata seperti itu, Lunalia tiba-tiba menghampiri kakaknya, dan melompat memeluknya sampai Reza terjatuh dari kasur. Reza terlihat terkejut dengan apa yang Lunalia lakukan.
(Bruk!)
Lunalia terlihat mengeluarkan air mata, karena terharu dengan apa yang kakaknya katakan tadi: "Aku percaya. Aku percaya kepadamu, Kak..!" Tangisan Lunalia, membasahi pakaian Reza. "Kakak harus menepati semua janji-janji, Kakak..!" Lunalia, terus memeluk nya dengan erat.
Melihat Adiknya yang menangis terharu, Reza pun hanya bisa tersenyum bahagia seraya membalas pelukannya itu: "Aku berjanji padamu, Lunalia..."
. . . . . . . . . . . . . . . .
Masih berada di kamar. Kali ini jam sudah menunjukan pukul dua belas siang. Di mana kita diperlihatkan, Lunalia yang kembali melanjutkan gambaran nya itu. Pada awalnya, Lunalia nampak kebingungan, gambar apa yang harus ia buat: "Hmm..? Kenapa aku sama sekali tidak memiliki ide?" Lunalia nampak sedikit kecewa.
Saat sedang berpikir, pandangan Lunalia tiba-tiba terfokuskan dengan sebuah gambar, yang ia buat sebelumnya. Gambar itu adalah sebuah mahkota. Lunalia nampak memperhatikan gambar itu, dan sepertinya, ia memiliki sebuah ide: "Gambar ini..? Hmm..." Lunalia turun dari kursi, dan mencari sebuah barang bekas yang dapat digunakan. Dan Lunalia menemukan sebuah kardus bekas di bawah kasurnya. "Aahh..! Mungkin aku tahu, apa yang harus ku buat hari ini..!Hehe..." Lunalia nampak sangat senang, seketika ia memiliki ide yang sangat cemerlang.
KEESOKAN HARINYA...
Pria yang kemarin kembali datang untuk menemui, Reza. Pria itu ingin tahu, bagaimana hasil dari pilihan, Reza. Apakah ia setuju untuk mengikuti pelatihan Astranova, atau malah ia tetap akan bersama dengan adiknya itu..? Tinggal hanya membutuhkan beberapa langkah saja, untuk sampai kekediaman keluarga, Zora.
Beberapa saat kemudian, Pria itupun sampai dan membuka sebuah pagar kayu yang menghalanginya untuk masuk. Pagar terbuka lebar, dan pria itupun berjalan menuju pintu dan mengetuk pintu tersebut.
DI DALAM RUMAH...
Di dapur, Reza terlihat sedang duduk... Dengan pikirannya yang kosong. Entahlah, apakah pikirannya benar-benar kosong, atau ia sedang memikirkan sesuatu? Pasalnya, wajahnya saja seperti sedang siap menghadapi sebuah permasalahan yang sangat besar..! Padahal kita tahu, Reza adalah anak yang masih berumur enam tahun. Tetapi entah mengapa, ia sudah memiliki sifat sesedewasa itu..?
Saat sedang terdiam, ia dikejutkan dengan suara ketukan... Dari pintu terasnya. Sontak, Reza pun turun dari kursi makan, dan berjalan menghampiri pintu. Saat dibuka, ternyata itu adalah pria semalam. Pria itu memastikan agar pilihan Reza kali ini, harus benar-benar mengubah hidupnya.
Mengetahui itu adalah pria yang selalu memberikannya uang bulanan, Reza pun menyuruhnya untuk masuk: "Ternyata, paman. Silahkan masuk..." Reza mempersilahkan nya untuk masuk...
MEREKA BERDUA MEMUTUSKAN UNTUK BERBICARA DI MEJA MAKAN...
Pria itu duduk di sebuah meja makan. Reza menghampirinya dan menawarkan teh untuknya: "Apa paman ingin aku buatkan, teh?" Ucap Reza, ramah.
Pria itu tidak mau merepotkannya: "Tidak, tidak perlu. Aku sudah meminum kopi hangat... pagi tadi." Ucapnya, dan dilanjutkan oleh sebuah pertanyaan. "Bagaimana keputusan yang sudah kau pilih..? Berlatih bersama Ksatria muda lainnya, atau tetap berdiam diri di rumah ini..?" Ucap pria itu. Ia ingin tahu apa yang akan Reza pilih.
Pada awalnya, Reza terlihat ragu-ragu untuk menjawab pertanyaan dari pria itu. Tetapi karena ia tidak boleh membuang-buang waktu lagi, ia pun sudah resmi memutuskan... Untuk mengikuti pelatihan, Astranova... Bersama Ksatria muda yang lainnya: "A-aku..." Ia masih sedikit ragu-ragu. "Aku akan mengikuti pelatihan itu." Ucap Reza. Namun perkataan nya seperti keterpaksaan nya saja...
SPECIAL BAB EDITION...
(BERSAMBUNG)
bukan mencari kekuatan/bakat yang baru. sesuatu bakal bagus, kalau kita rajin👍