NovelToon NovelToon
Kualitas Mantan

Kualitas Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Beda Usia / Pelakor / Persahabatan
Popularitas:22.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sopaatta

Arlena dan Dominus telah menikah lebih dari enam tahun. Tahun-tahun penuh kerja keras dan perjuangan untuk membangun usaha yang dirintis bersama. Ketika sudah berada di puncak kesuksesan dan memiliki segalanya, mereka menyadari ada yang belum dimiliki, yaitu seorang anak.

Walau anak bukan prioritas dan tidak mengurangi kadar cinta, mereka mulai merencanakan punya anak untuk melengkapi kebahagian. Mereka mulai memeriksakan kesehatan tubuh dan alat reproduksi ke dokter ahli yang terkenal. Berbagai cara medis ditempuh, hingga proses bayi tabung.

Namun ketika proses berhasil positif, Dominus berubah pikiran atas kesepakatan mereka. Dia menolak dan tidak menerima calon bayi yang dikandung Arlena.

》Apa yang terjadi dengan Arlena dan calon bayinya?

》Ikuti kisahnya di Novel ini: "Kualitas Mantan."

Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U 🤗

Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Kualitas Mantan 2

...~°Happy Reading°~...

Para staf saling memberi komentar atas kejadian yang mereka lihat sebelum masuk lift untuk pulang. "Sepertinya ada yang kalah taruhan dan harus traktir."

"Maksudnya?"

"Ada yang tebak Pak Domi out. Tapi sepertinya Bu Arlen yang tersingkir."

"Bu Arlen bukan tersingkir, tapi menyingkirkan hati eh, diri."

"Setuju. Orang yang berhati lembut seperti beliau, ngapain beradu di sini. Bikin turun derajat."

"Lihat saja nanti, siapa yang menyesal."

"Ngga usah traktir, kalau ada yang menang. Doain saja, supaya kerjaan tetap aman."

"Iya, betul. Secara selama ini yang kerja keras ngelobi adalah Bu Arlen."

Para staf terus berkomentar sampai tempat parkir dan berpisah.

Di sisi lain; Selina berulang kali keluar dari ruang kerja untuk melihat keadaan di luar, karena ingin bertemu Dominus. Ketika melihat security masih berjaga, dia berpura-pura berjalan menuju toilet sambil melihat security dengan wajah galak. Namun security tetap sigap dan menunggu tamu bossnya.

'Ada apa dengan Bu Selina? Apa salah makan? Dari tadi terus bolak balik ke toilet.' Security bertanya dalam hati, karena mengira Selina sedang mules.

Setelah kesekian kali keluar masuk, Selina bernafas lega melihat security tidak berjaga lagi. Dia yakin, tamu Dominus sudah pulang. Rasa penasaran dan ingin tahu membuat dia segera membuka pintu ruang kerja Dominus dan masuk.

"Selin, kau tidak bisa ketuk pintu?" Dominus yang sedang diam menunduk jadi terkejut dan menegur Selina dengan mata membesar.

"Sorry, Mas. Aku ngga bisa konsen di sebelah." Selina bersikap manja untuk menurunkan tensi Dominus yang kesal kepada pengacaranya.

"Lain kali ketuk pintu. Bagaimana kalau pengacara ada di sini?" Dominus masih kesal, mengingat dia mengatakan kepada Amarta bahwa dia minta cerai dengan alasan sudah tidak cocok dan sering cekcok.

"Iya, Mas. Tadi aku masuk karena tahu pengacaranya sudah pulang. Jangan marah, lagiiii...." Selina langsung duduk di samping Dominus lalu bersandar di bahu sambil menggesek pipinya ke bahu Dominus.

"Sudah'lah.... Bereskan ruangan, kita pulang." Dominus tidak bereaksi terhadap sikap manis Selina karena pikirannya belum tenang, walau sudah bercerai.

"Apa belum selesai, Mas? Dia belum mau tanda tangan?" Selina berhenti manja.

"Sudah ditanda tangan. Makanya, mari pulang."

"Kalau sudah, apa yang bikin Mas begini? Mas Domi nyesal bercerai?" Selina menunjukan wajah sedih.

"Ngga nyesal, tapi ada yang belum selesai. Sabar saja." Dominus jadi menurunkan nada suara melihat Selina bersedih.

"Oh, iya. Kalau sudah tanda tangan, berarti besok kita sudah bisa pulang ke rumah?" Selina berubah riang dan kembali bersikap manis.

"Itu yang belum. Makanya aku sedang gusar."

"Apa maksudnya, Mas? Mengapa kita belum bisa pulang ke rumah?"

"Sepuluh hari lagi baru bisa. Arlen minta waktu untuk keluarin barang pribadinya."

"Sepuluh hari? Apa dia mau kosongkan isi rumah?" Selina terkejut.

"Barang pribadi, bukan isi rumah. Tangannya masih sakit, jadi butuh waktu. Sabar saja."

"Barang pribadi itu, pakaian dan perhiasan?"

"Yaa, seperti itu." Dominus menjawab sambil memasukan laptop ke dalam tas kerja.

"Jadi Mas ngga cantumkan untuk tinggalin perhiasan yang Mas beli?" Selina tidak tahan untuk bertanya. Dia sangat menyesal tidak minta untuk cantumkan itu.

'Mengapa aku jadi pikun? Padahal perhiasannya sangat unik, bagus dan mahal.' Selina hampir mengetok kepalanya, karena lupa minta seperti mobil.

"Ngga. Lagian itu perhiasannya. Ada apa?"

"Aku kira akan ditinggal... Sudahlah." Selina menunjukan wajah kecewa dan sedih.

"Ngga usah dipikirin. Nanti kita pergi beli setelah semua beres." Dominus berusaha meredam emosi dan kekecewaan Selina.

"Baiklah. Makasih, Mas. Yuuukkk, kita pulang..." Bisik Selina sambil meniup telinga Dominus lalu mencium pinggiran dagu sekilas.

'Sangat mudah membuatnya senang.' Dominus membatin sambil geleng kepala.

Selina kembali ke ruang kerja dengan hati senang dan bernyanyi riang, karena Arlena sudah tanda tangan surat cerai. Sekarang semua milik Arlena yang membuat hatinya gatal dan tidak bisa digaruk, telah jadi miliknya.

'Sebentar lagi aku juga akan miliki perhiasan yang mahal dan elegan.' Selina membatin.

'Sabar Selin, yang penting sumur sudah jadi milik." Selina menghibur hati.

Dia memasukan laptop keluaran terbaru yang baru dibeli menggantikan laptop yang dilempar Arlena, lalu melihat ruang kerjanya. 'Sekarang sudah 100 % jadi milikku.' Selina membatin sambil menari girang.

~*

Ke esokan harinya Selina masuk ke kantor dengan suasana hati yang berbeda. 'Aku bukan lagi bayang-bayang, tapi penguasa bersama Mas Domi.'

Tanpa malu-malu dia menegur jika ada karyawan yang menyapanya dengan Mbak Selin, bukan IBU. Hal itu membuat para karyawan mulai berbisik-bisik. Apa lagi mereka lihat, Arlena sudah tidak pernah masuk kantor dan Dominus sering masuk kantor bersama Selina.

Para karyawan saling mengingatkan agar berhati-hati kalau ada Selina di dekat mereka. Bagi yang mau cari aman, mulai atur strategi untuk menjilat.

Setelah meletakan tas di ruang kerja, Selina kembali turun ke lantai dasar. Tempat pertama untuk memperlihatkan statusnya. Dia ingin melihat reaksi orang pertama dalam daftar sakit hati dan dendamnya. "Citra, ikut saya." Ucap Selina saat melihat supervisor yang berjalan cepat tanpa menyapanya.

"Sebentar, Bu. Ini uda di ujung." Citra menunjuk ke arah toilet dengan jempolnya, tanpa berhenti. Wajah Selina langsung memerah, marah.

Tidak lama kemudian, Citra berjalan cepat mendekati Selina. Semua karyawan yang ada di dekat Selina menahan nafas.

"Iyu, Bu. Gimana?"

"Kau melawan saya?"

"Tidak, Bu. Tadi kebelet pipis. Kalau terlambat, bisa banjir di sini." Citra yang merasa aura negatif, mulai waspada.

"Kau lagi ngeledekin saya?"

"Tepatnya, lagi jelasin, Bu."

"Pergi beli bubur ceker buat sarapan saya." Selina mengeluarkan selembar 100 ribu, lalu berikan kepada Citra.

Walau heran dan kesal, Citra terima uang lalu menelpon OB. "Untuk apa telpon OB?" Tanya Selina yang mendengar Citra berbicara dengan salah satu OB.

"Buat pergi beli bubur, Bu."

"Saya minta kau yang pergi beli, bukan OB." Bentak Selina.

"Bu, saya mau mengarahkan team dan bertemu konsumen. Ini bisa dikerjakan OB."

"Saya tidak mau sarapan saya dipegang OB."

"Kalau begitu, saya pesan lewat gofood."

"Apa lagi itu. Kau yang pergi beli."

"Bu, tempat jualnya cukup jauh. Butuh waktu. Belum, macetnya."

"Saya tidak mau tau. Segera pergi."

"Maaf, Bu. Saya lebih utamakan pekerjaan yang jadi tanggung jawab saya ." Citra langsung kembalikan uang ke dalam tangan Selina.

"Ada apa?" Tiba-tiba terdengar suara Dominus menegur, karena para karyawan melihat ke arah Citra dan Selina yang bersitegang.

Selina mendekati Dominus lalu berkata pelan, manis manja. "Citra, lakukan yang diminta." Dominus berkata tegas.

Citra melihat Dominus dengan mata terbelalak. Dia sudah tidak tahan dengan sikap Selina ditambah lagi dengan Dominus. "Tapi, Pak. Tempatnya jauh dan saya mau bertemu konsumen."

"Pergi beli dulu, baru bertemu konsumen." Ucap Dominus lalu berjalan keluar kantor.

Selina melihat Citra dengan tatapan kemenangan. "Kau berani menantang kami? Segera angkat kaki dari sini."

...~*~...

...~▪︎○♡○▪︎~...

1
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ ͩᴍᷞᴏͧᴍᷡsͣ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘᴳᴿ
sikap selina bakal jadi bumerang nanti lama lama para konsumen kabur loh rasain nanti dom
🍁Ƭɧเҽ❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
Good job lahh Arlena demi mewaraskan diri, jarang2 ada cwe kaya Arlena yang mau menerima aja bukannya nuntut c Dom lagian dia pikir harta bisa dicari yang penting punya keahlian dan otak kreatif ya, gak kaya c Dom gak punya otak🤭😅
🍁Ƭɧเҽ❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
benar sekarang aja misuhnya kalo nanti takut shock bayi nya punya aunty kaya Calista 🤭🤣🤣
🍁Ƭɧเҽ❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
lahhh kirain c Dom kaya dari lahir ternyata cuma perintis yang dibantu dan dimodalkan pacar emang lupa diri c Dom nanti juga bakal hancur lagi
🍁Ƭɧเҽ❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
emang gila ya c Domdom gak adil bnget ngasih pembagian harta gono gini mending gugat juga dia nanti dipengadilan pastilah kalah kau Dom
🍁Ƭɧเҽ❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
wkwkk ketar ketir kau sama kelakuan sendiri dasar gak tau tempat sich, pastilah direkam buat dijadikan bukti
🍁Ƭɧเҽ❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
Domdom gak jujur tuch jangan sampai memalukan pengacaramu nanti di persidangan
sedangkan sudah banyak bukti perselingkuhanmu
🍁Ƭɧเҽ❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
baguslah mending bercerai dari c Dom yang gak ada akhlak itu biar hidup kamu tenang dengan bayimu Arlena
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
huh dasar ular betina Selina ini benar benar ya tak ada baik baiknya jadi orang dan di Bajing Dominus juga kek kerbau dicucuk hidungnya sudah tidak profesional lagi itu kan bukan desk job Citar ckckckck😱😏😏
🍁🐰Avrily❤🔍🌐
ini belum apa2 sudah menghina orang lain. ini pasti sudah simpan dendam sama citra. 🔎😡
🍁ᴍɪᴍɪ❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
Dalam mimpimu pelakorr yang ada perusahaan makinn hancur klo dipimpin macam Dom2
🍁𝐘𝐖❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
Aku suka ide ini hi hi biar tau rasa itu Di Bajiing & Besi Karatan 🤣🤣🤣
🍁Umma❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
Baru hari pertama tanda tangan surat cerai si ulat bulu bertingkah sudah selayaknya bos yg bertindak arogan padahal belum dinikahi sama si Domi lho sudah minta pindah rumah dan mengincar perhiasan Arlena saja ❣️
🍁NITA❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
Angkat kaki saja Citra sebentar lagi itu perusahaan hancur, pindah kerja ke tempat lain. Belum jadi nyonya dah belagu belatung nangka 😡
🍁HER❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
yaaaa kasih citra jadi korban songong selina. jadi gak sabar lihat dia dijorokin😡
🍁HER❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
dasar matre. semua mau diraup. selina gak tahu malu banget. pingin diketok peke sekop 🙈😡
🍁Zunia❣️💋🄹🄻🄴🄴👻ᴸᴷ
astaghfirullah tuh dom" buta atau gimana kalau gini terus yang ada perusahaan bangkrut
Selina" dah nikmati dlu yang sekarang NNT kalau udah ada karma nyesel kau
gemes aku up Thor 😭
🍁Zunia❣️💋🄹🄻🄴🄴👻ᴸᴷ
dih sok berkuasa aja tuh Selina nggak sabar jadi Bu Bos ya tapi nanti gimana ya kehidupan si dom" sama ulet bulu tuh setelah arlena tinggal 🤣hancur pasti
nggak sabar baca epsd selanjutnya up lagi kak
🍁Zunia❣️💋🄹🄻🄴🄴👻ᴸᴷ
ya walaupun berat tapi mau gimana lagi udah bener deh kamu lepasin si dom" itu biar kamu tenang juga ❣️
🍁Sђå❣️💋🄻🄺-🄰🄿🄿🄻🄴👻ᴸᴷ
jangan mau mengalah loh Ar mada kamu kebagian sedikit harta gono gininya🙄🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!