NovelToon NovelToon
Tawanan Spesial Mafia Kembar

Tawanan Spesial Mafia Kembar

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Selingkuh / Romansa / Suami Tak Berguna
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Agnes Fetrika

Dark Romance + adegan berdarah , para pembaca mohon bisa menyesuaikan usia.

“Jika kau ingin anakmu tetap hidup..”

“... Maka jadilah tawanan spesial kita berdua, sayang~”

Kamala Marchel tidak pernah menyangka dirinya diculik oleh kedua lelaki kembar yang mendapatkan sebutan Devil Twins. Dan kedua lelaki itu menginginkannya, disaat dirinya sudah memiliki dua anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnes Fetrika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TSMK : Sosok lain (2)

Saat ini, Kamala terbangun dengan kedua tangannya terikat dengan dasi. Sebenarnya Archer tidak suka saat sosok itu membawa Kamala ke dalam kamar, tetapi apa daya.. Sosok itu menarik Kamala, dan mengancam akan menembak Kamala jika keinginan sosok itu tidak terwujud, jadilah Kamala hanya bisa pasrah saja saat sosok yang entah siapa namanya itu menyeretnya ke dalam kamar.

Dan sosok itu mengikat kedua tangan Kamala di atas kasur, sosok lelaki itu menyeringai licik.

“Kau terlihat cantik, Kamala sayang~”

“Aku lebih menyukai Ardern..”

“Sayang, Ardern sedang tertidur untuk saat ini, kenapa tidak kita gunakan kesempatan ini untuk menikmati malam yang indah ini ??” Ujar sosok itu sembari menyeringai licik disana.

Sosok itu melepaskan pakaiannya menunjukkan tubuh atletis miliknya, ah salah tubuh milik Ardern, hanya saja dikendalikan oleh sosok tidak di kenal. Kamala menolehkan wajahnya, dirinya tidak suka..

Seb*j**-b*j** nya Ardern, tidak pernah lelaki itu sampai mengikat kedua tangannya di atas ranjang seperti ini. Kamala tidak pernah menyadari jika lelaki itu berada di atasnya, hanya saja dirinya tidak menindih tubuh Kamala, dirinya mengamati Kamala dari atas. Tangannya kemudian memaksa menarik wajah Kamala agar mengarah kepadanya, tangan kirinya kemudian menahan kepala Kamala, dan mencium bibirnya.

Tangan kanannya bergerak untuk melepaskan pakaian Kamala, sementara tangan kirinya menekan kepala Kamala agar ciuman mereka tidak terlepas. Sosok itu menekan bibir Kamala, dan memperdalam ciuman itu, sehingga membuat Kamala semakin tidak berdaya.

Sosok itu melepaskan ciuman mereka, dan kemudian memandang ke arah Kamala yang terengah-engah dengan wajah memerah akibat kehabisan nafasnya. Sosok itu terkekeh disana, jarinya mengelap bibir Kamala yang basah karena *** s**i** miliknya yang membasahi bibir Kamala.

“Suamimu sangat bodoh Kamala, menyia-nyiakan wanita secantik dirimu, dan senikmat dirimu.” Bisik sosok itu dengan nada nakalnya, Kamala tersentak saat sesuatu menyentuh titik sensitifnya. Kamala menoleh dan melihat jika tangan lelaki itu sudah melepaskan b** miliknya bermain-main di area pegunungan besarnya itu.

“Awh~ lihatlah, d*** besar milikmu sudah menghasilkan ****, hingga b** milikmu basah.” Ujar sosok itu dengan nada nakalnya.

“Hen.. Hentikan..”

“Kenapa harus berhenti sayang~ ?? Bukankah ini menyenangkan ??” Bisik lelaki itu sembari menj*l*** bagian telinga Kamala dengan lidahnya. Membuat wanita itu menahan dirinya, karena merasa tidak berdaya dengan sensasi sentuhan sang lelaki.

Ini sangat gila ?! Bagaimana bisa sosok lelaki itu sangar handal dalam hal seperti ini ?! Ah astaga, Kamala benar-benar tidak tahan, tanpa sadar Kamala mengeluarkan sedikit suaranya yang membuat sang lelaki terkekeh kecil.

“Suara d*****nmu terdengar sangat merdu sayang~ jauh lebih merdu daripada wanita yang aku pukuli tadi.” Ujar sosok itu sembari terkekeh dan mengecupi bagian telinga Kamala.

Sosok itu kemudian melepaskan Kamala sejenak, tapi Kamala yakin jika lelaki itu tidak melepaskannya saat ini juga. Benar saja, lelaki itu berada di atas Kamala, menarik wajahnya dan tangannya, dari sana. Tetapi kedua tangannya melepaskan b** Kamala sehingga kedua pegunungan besar itu terpampang nyata di depan mata sosok itu.

“A.. Aku mohon.. Lepaskan aku..”

“Sayang~ Ardern bahkan sudah meminum **** manismu, aku selama ingin hanya bisa melihat saat Ardern melakukannya denganmu, bagaimana jika aku merasakannya.. Sendiri ??” Ujar Sosok itu menyeringai licik disana, dia kemudian mendekatkan wajahnya di **** Kamala, dan memasukkan salah satu p****g Kamala ke dalam mulutnya.

Membuat Kamala melengkungkan  tubuhnya sendiri, seakan mencoba membebaskan diri dari siksaan kenikmatan itu, tapi tentu saja dirinya tidak bisa melakukan apapun, selain dirinya merasakan sensasi geli dan sesuatu yang menghantam dirinya, membuat suara itu terdengar dari mulutnya.

 

...

 

Kamala terbangun di pagi hari, dengan kedua tangannya sudah terbebas dari ikatan, tetapi dirinya berada di dalam ruangan itu sendirian. Kamala kemudian mencoba bangkit berdiri, dirinya mendapati sebuah pakaian rapi di sana, mungkin Archer memberikannya pakaian setelah semalaman dirinya justru harus bermain dengan sosok lelaki yang tidak dia kenali.

Kamala memakai pakaian itu, dan mencuci wajahnya sendiri. Setelah itu barulah Kamala keluar, dan tidak mendapati siapapun di luar sana. Kamala melangkahkan kakinya hendak melangkah ke arah kamarnya dan kamar bayinya, tetapi sebuah suara membuatnya tertarik, suara yang terdengar seperti tangisan ataukah.. Suara seseorang disana.

Kamala mendekati sumber suara itu, hingga dirinya melihat kamar yang terbuka disana, dia kemudian mengintip dan melihat disana Archer dan.. Entah apakah itu Ardern ataukah sosok lelaki semalam, tapi sepertinya itu adalah Ardern..

“Dia... Dia akan membenciku.. Dia akan membenciku..”

“Ardern, tenanglah.”

“Bagaimana aku bisa tenang ?! Aku tahu apa yang dilakukan monster jahat itu pada Kamala ?! Arghh !! Ini semua salahku !!” Ardern menarik rambutnya dengan sedikit frustasi, Kamala bisa melihat betapa kecewanya Ardern karena semalam.

Archer hanya bisa menghela nafasnya berat.

“Aku.. Aku tidak mau menemuinya... Dia pasti sangat trauma melihatku..” Ujar Ardern sembari menyandarkan tubuhnya pada dinding, dan kakinya terasa lemah saat menyadari apa yang terjadi pada Kamala akibat sosok alter egonya itu.

“Kalau begitu, aku yang akan menemuinya..” Ujar Archer, sepertinya dirinya harus membiarkan sosok Ardern itu sendirian, karena situasi psikisnya sedang tidak stabil, mungkin Archer tidak akan berangkat untuk saat ini, dan memilih mengerjakan pekerjaannya di dalam rumah, sembari menemani Kamala terlebih dulu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!