Kehidupan sempurna. Paras cantik, harta melimpah, suami yang berkuasa. Nayla merasa hidupnya begitu sempurna, sampai ketika Stefan suaminya membawa seorang gadis muda pulang ke rumahnya. Kecewa dan merasa terkhianati membuat Nayla memutuskan untuk menuntut cerai suaminya ...
Dan di saat terpuruknya, ia menerima lagi pinangan dari seorang pria muda bernama Hayden yang menjanjikan kebahagiaan baru padanya ...
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mari bersama-sama simak ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nikma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tahun Baru
Setelah keadaan Nayla jauh lebih tenang dan tangisnya sudah berhenti. Ia segera berhenti bersandar pada Hayden. Di saat itu juga, Hayden berbalik dan menatap Nayla yang masih tertunduk sambil mengusap matanya dengan tangan.
Dengan lembut, Hayden mengambil sapu tangan di sakunya dan berinisiatif membantu mengusap jejak air mata di wajah Nayla. Nayla yang merasa malu dan juga merasa kalau hal itu tak pantas segera mengambil alih sapu tangan dari tangan Hayden dan mengusap sendiri wajahnya.
"Saya sudah menunjukkan sisi terburuk saya pada anda. Padahal, baru satu minggu ini kita bertemu. Tapi, anda sudah mengetahui betapa berantakannya kehidupan rumah tangga saya." Ucap Nayla dengan tawa getir.
"Semua orang pasti pernah mengalami masa terpuruknya nona. Dan mungkin, Tuhan memang mengirim saya untuk menemani saat terpuruk anda saat ini. Anggap saja semua ini takdir. Saya juga tidak keberatan sama sekali." Kata Hayden dengan senyum lembut.
"Terima kasih tuan Hayden." Ucap Nayla dengan senyum tulus.
Dan di saat yang bersamaan dari kejauhan kembang api dengan segala macam warna dan bentuk memecahkan keheningan langit malam. Hayden melirik jam tangannya dan melihat saat itu sudah tepat tengah malam pergantian tahun.
"Selamat tahun baru nona Nayla. Saya harap di tahun ini, anda akan mendapatkan kebahagiaan yang berlipat ganda daripada tahun kemarin." Ujar Hayden dengan senyum cerahnya.
"Selamat tahun baru juga tuan Hayden. Saya juga berharap hal yang sama untuk anda. Dan juga semoga apapun yang anda usahakan di tahun ini, semuanya akan terwujud." Kata Nayla dengan senyuman juga.
Setelah itu, mereka menikmati pemandangan kembang api bersama dengan harapan-harapan lain yang mereka ucapkan dalam hati mereka masing-masing. Terutama Nayla, ia berjanji tahun ini dia akan jauh lebih kuat dan berani untuk menghadapi masalah rumah tangganya.
Ketika suara kembang api sudah mulai mereda dan tak ada lagi percikan warna-warni di langit malam. Hayden segera mengantarkan Nayla pulang ke rumahnya.
Setelah sampai tepat di depan rumah, Hayden segera turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Nayla. Ia juga mengantarkan Nayla sampai ke depan teras rumahnya.
"Terima kasih untuk tumpangannya tuan Hayden. Untuk jas anda, saya akan cuci terlebih dulu sebelum mengembalikannya. Kapan rencana anda akan kembali ke negara anda?"
"Santai saja nona. Saya berencana akan lebih lama menetap di sini, untuk menyelesaikan nurusan dan pekerjaan di sini." Jawab Hayden dengan senyumannya.
"Baiklah kalau begitu. Saya akan mengembalikan jas anda sekaligus menepati janji saya untuk mentraktir anda makan nanti."
"Baiklah. Saya akan menantikannya nona. Sekarang anda harus segera masuk dan beristirahat." Ucap Hayden pengertian sebelum berjalan ke arah mobilnya lagi. Nayla hanya tersenyum melihat kepergian Hayden.
Bertepatan dengan itu, Stefan juga baru pulang dari tempat acara. Diikuti oleh mobil lain yang membawa Roselyn di belakang. Nayla sekilas menatap itu sebelum memilih masuk ke rumah dan mengabaikannya. Sedangkan Stefan dan Hayden juga sempat beradu tatap. Dan mereka sama-sama melemparkan tatapan tajam satu sama lain.
"Wow. Sungguh luar bisa Nayla. Kamu pergi lebih dulu meninggalkan pesta, ternyata untuk berkencan berdua dengan pria asing itu?! Mana rasa tanggung jawabmu, Nay?! Kamu tau betapa aku kewalahan mencari alasan atas kepergianmu yang mendadak?! ... Dan apa itu, bahkan kau mengenakan jas pria lain? Apa yang sudah kau lakukan dengannya tadi?" Seru Stefan yang ternyata mengikuti langkah Nayla.
Dan sebelum Nayla masuk ke dalam kamar ia harus mendengar rentetan keluhan dan juga tuduhan tak berdasar dari Stefan.
"Aku lelah dan tak ingin berdebat lagi dengan Stef. Pergilah." Ucap Nayla yang masih berusaha menjaga ketenangannya.
"Kenapa?! Sekarang kamu mau melarikan diri saat aku bertanya padamu?!" Seru Stefan sambil menarik tangan Nayla hingga membuat istrinya itu menghadap ke arahnya.
"Aku pergi dari tempat pesta itu juga karenamu! Beraninya kau menciumku hah?! Aku sudah mengatakan berulang kali padamu, Stefan! Semenjak kau membawa pelac*r itu pulang, kau sudah kehilangan semua hakmu sebagai suamiku. Termasuk berhubungan fisik dan ciuman itu! ... Lalu, apapun pikiranmu tentang hubunganku bersama tuan Hayden, semua itu salah. Kami hanya berteman. Itu kenyataannya. Kau mau percaya atau tidak, terserahmu. Yang jelas aku bukan orang sepertimu yang dengan mudah mengkhianati hubungan pernikahan! Sekarang pergilah. Aku muak melihat wajahmu!" Seru Nayla melampiaskan semua kekesalannya. Ia segera masuk ke dalam kamar dan membanting pintunya tepat dihadapan Stefan.
"Nayla!" Seru Stefan sambil menggedor-gedor pintu kamar. Ia merasa belum selesai bicara dengan Nayla.
Namun, karena Stefan sudah tau kalau pertengkaran itu ternyata sudah menjadi tontonan pekerja di kediamannya. Akhirnya, Stefan mengalah dan memilih pergi ke paviliun untuk menemui Roselyn dan membujuk gadis itu juga karena, ia sedang merajuk setelah melihatnya mencium Nayla tadi.
Setelah Stefan pergi, Ana, Lisa dan Risa segera mengetuk pintu kamar Nayla untuk memastikan keadaannya.
"Nyonya, apa anda baik-baik saja?" Tanya Ana setelah mengetuk pintu.
"Aku baik-baik saja Ana. Aku ingin sendiri dulu malam ini. Kalian segera beristirahatlah juga. Maaf sudah menimbulkan kegaduhan malam-malam." Jawab Nayla dari balik pintu. Ia tak berniat membuka pintu. Ia ingin sendirian malam itu.
"Baiklah nyonya. Anda juga harus segera beristirahat. Jika anda perlu sesuatu segera panggil saya ya.." Pesan Ana yang masih sangat mengkhawatirkan keadaan Nayla.
"Iya, terima kasih Ana." Jawab Nayla sebelum ia berjalan ke arah ranjang dan segera menjatuhkan tubuhnya ke sana.
Setelah itu ia meringkuk seperti bayi memeluk dirinya sendiri. Sudah tak ada lagi air mata yang keluar. Ia hanya ingin menenangkan dirinya sendiri. Dan seperti biasaya, pesan masuk datang dari Elf.
"Dia selalu muncul saat kondisiku sedang kacau." Gumam Nayla sebelum membaca pesan dari Elf itu.
Elf : Selamat tahun baru, My Lady ... Pesta yang anda buat sangat menakjubkan. Pasti begitu banyak persiapan yang anda habiskan untuk menyiapkannya. Anda sungguh luar biasa, My lady ...
Membaca pujian dari Elf itu membuat Nayla tersenyum puas. Selama ia menyiapkan acara itu selama ini tak ada yang benar-benar memujinya. Semua orang, termasuk Stefan seakan meganggap pekerjaannya itu hal yang wajar dan biasa.
Dan sekarang ada seseorang yang benar-benar memberikan pujian untuk kerja kerasnya, rasanya membuat Nayla merasa sangat puas dan senang.
Nayla : Terima kasih atas pujiannya tuan. Anda satu-satunya orang yang memberikan pujian luar biasa seperti itu. Saya merasa tersanjung ...
Elf : Tak perlu berterima kasih, My Lady. Saya hanya memuji berdasarkan fakta ... Sekarang anda bisa beristirahat dengan hati yang jauh lebih bahagia. Semoga anda bermimpi indah, My Lady ...
Nayla lagi-lagi tersenyum membaca pesan itu. Sempat tadi suasana hatinya kembali memburuk setelah pertengkarannya dengan Stefan. Tapi, kini ia jauh merasa lebih baik lagi.
"Hari ini aku berhutang terima kasih pada tuan Hayden dan tuan Elf ini. Mereka lah yang membuat suasana hatiku menjadi lebih baik. Aku harus mentraktir tuan Hayden nanti. Dan untuk tuan Elf ini, aku harus segera menemukan identitasnya." Ujar Nayla semangat.
.
.
.
Bersambung ...