NovelToon NovelToon
Ketika Talak Telah Terucap

Ketika Talak Telah Terucap

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Leny Fairuz

Pernikahan yang terjadi antara Ajeng dan Bisma karena perjodohan. Seperti mendapat durian runtuh, itulah kebahagiaan yang dirasakan Ajeng seumur hidup. Suami yang tampan, tajir dan memiliki jabatan di instansi pemerintahan membuatnya tidak menginginkan hal lain lagi.
Ternyata pernikahan yang terjadi tak seindah bayangan Ajeng sebelumnya. Bisma tak lain hanya seorang lelaki dingin tak berhati. Kelahiran putri kecil mereka tak membuat nurani Bisma tersentuh.
Kehadiran Deby rekan kerja beda departemen membuat perasaan Bisma tersentuh dan ingin merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya, sehingga ia mengakhiri pernikahan yang belum genap tiga tahun.
Walau dengan hati terluka Ajeng menerima keputusan sepihak yang diambil Bisma. Di saat ia telah membuka hati, ternyata Bisma baru menyadari bahwa keluarga kecilnya lah yang ia butuhkan bukan yang lain.
Apakah Ajeng akan kembali rujuk dengan Bisma atau menerima lelaki baru dalam hidupnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leny Fairuz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Merindukan Saat Bersama

Bisma menghirup aroma segar parfum lembut saat Ajeng mengulurkan tangan di sampingnya. Rasa ingin merengkuh tubuh ramping Ajeng tiba-tiba muncul dalam benaknya.

Jantung Bisma berdebar cepat. Ia berusaha menepis pikiran nyleneh yang mulai merasuki akal sehatnya.

“Ade sarapan sama ayah ya .... “ ujar Bisma membalik badan untuk menjauhkan diri dari Ajeng.

Ia tak ingin pikirannya ngelantur kemana-mana. Saat ini saja, bayangan kebersamaan  keduanya mulai menari-nari dalam benaknya.

Ajeng menghela nafas kecewa atas penolakan putri kecilnya. Dengan berat hati ia mengikuti langkah Bisma keluar dari pintu samping menuju kursi pojokan yang menghadap taman  dan kolam yang berisi ikan hias.

“Siapkan sarapanku seperti biasa.  Jangan lupa Lala juga,” ucapan Bisma yang seperti perintah membuat Ajeng dengan berat hati menuruti keinginannya.

Bisma berusaha menahan senyum atas sikap datar yang ditunjukkan Ajeng. Matanya terus mengikuti pergerakan Ajeng yang menghilang di balik pintu. Jemarinya membelai rambut kriwil putri kecilnya  yang mengoceh menunjukkan rasa ingin taunya yang besar.

Tak lama kemudian Ajeng muncul bersama seorang karyawannya membawakan semua yang diminta Bisma.

“Sini sayang, sarapan dulu ya. Setelah ini baru kita mandi .... “ kembali Ajeng berusaha mengambil alih Lala dari gendongan Bisma.

Tiba-tiba Bisma merindukan saat-saat seperti ini. Ia ingat bagaimana kelembutan Ajeng dan segala perilakunya yang membangunkan dirinya dan mempersiapkan semua keperluannya.

Kemudian mengurus Lala, menyapihnya dan semua perlakuan Ajeng dalam rumah tangga mereka yang pernah terbina.

“Lala biar sama ayah ya, bunda juga perlu sarapan .... “ Bisma berkata dengan santai seraya mengulurkan nasi goreng ke hadapan Ajeng yang kini duduk di sampingnya.

“Gak usah,” tolak Ajeng cepat, “Saya sudah sarapan.”

“Ayolah, temani aku dan Lala,” Bisma berusaha membujuk Ajeng.

Ia tak ingin melewati pagi yang membuatnya merasa berbeda dari hari-hari yang telah ia jalani sendiri, dengan keluarga kecil yang telah ia lepas karena keegoannya.

Akhirnya Ajeng meminta Mimi salah satu karyawannya untuk mengambilkan  roti dan teh hangat.  Perasaan sedih hinggap di hatinya melihat perlakuan Bisma pada putri kecil mereka.

Ia berusaha menahan tetesan air mata saat Lala dengan senang hati menerima suapan demi suapan hingga bubur ayam bersih dari tempatnya.

“Wah, ade pintar sekali .... “ ujar Bisma dengan perasaan senang.

Kembali kecupan ia hadiahkan ke kening putrinya. Dari ujung matanya ia melihat Ajeng memalingkan muka atas semua perlakuannya pada Lala. Ia melihat ada sorot  kesedihan yang tergambar di mata Ajeng.

“Ayahnya Lala gak perlu melakukan semua ini ....” ujar Ajeng datar berusaha menahan emosi.

Hatinya terasa sakit mengingat semua yang pernah terjadi. Ia tidak ingin kehadiran Bisma membuat Lala merasakan ketergantungan dengan sang ayah. Walau pun Hilman berusaha mendekatkan diri dengan Lala, tapi Ajeng membatasinya. Ia tak ingin Lala menemukan figur ayah pada diri Hilman disaat hatinya belum siap untuk merasakan terluka kembali.

Bisma memandang Ajeng penuh arti. Ia merasakan suara Ajeng yang bergetar. Hatinya merasa tercubit mendengar ucapan Ajeng.

“Bukan maksud saya ingin memisahkan ayah dan anak. Tapi saya tau, anda sibuk. Dan saya tidak ingin Lala jadi bergantung dengan anda.”

Bisma merasa bahwa Ajeng berusaha memberi batasan dengannya. Bahkan percakapan yang terjadi seperti dua orang asing yang baru pertama bertemu.

“Kamu tidak perlu sekaku ini Jeng. Kita bukanlah orang asing,” potong Bisma cepat.

Terus terang ia tidak suka atas sikap yang ditunjukkan Ajeng terhadapnya. Sedangkan pada orang lain Ajeng begitu ramah dan santai

Ajeng tersenyum sinis. Ia menatap Bisma tajam, tiada kehangatan yang Bisma lihat dari sorot mata yang selama ini begitu lembut dan berbinar.

“Kita hanya orang asing sekarang. Kecuali bahwa Lala yang membuat kita pernah dekat. Dan saya tidak bisa menafikan, bahwa kita harus bekerja sama untuk tumbuh kembangnya,” ujar Ajeng  penuh penekanan.

Bisma masih menyimak perkataan Ajeng. Padahal ia ingin merasakan kehangatan yang ditunjukkan selama ini selama mereka masih bersama. Tapi Ajeng telah berubah. Hanya dalam waktu enam bulan, tiada lagi keramahan dan kelembutan yang ditampakkan Ajeng. Semua berubah kaku, seperti awal pertama mereka dipertemukan hingga dijodohkan.

“Lala sama bunda sekarang ya. kita mandi dulu.  Ntar  jalan sama om Dimas .... “ nada lembut Ajeng kembali membujuk Lala yang kini turun perlahan dari pangkuan sang ayah.

Bisma kembali menatap Ajeng lekat. Sementara yang dipandang mukanya datar tanpa perasaan. Ia tidak mengerti dengan perasaannya saat ini yang mendadak  melow. Raganya ingin tinggal dan kembali merasakan kehangatan sikap Ajeng dalam melayaninya seperti dulu.

“Mbak.... “ suara bass menghentikan keheningan yang terjadi.

“Dimas .... “ Bisma menyapa mantan adik iparnya yang sudah lama tidak ia lihat.

“Eh, ada mas Bisma .... “ dengan perasaan tak nyaman Dimas mengulurkan tangan pada laki-laki yang telah membuat saudaranya terluka.

Tapi ia berusaha menahan emosi, Ajeng telah mengingatkannya untuk tidak mendendam atas semua perlakuan Bisma. Karena masalah hati tidak bisa dipaksakan. Itulah yang membuat Dimas berusaha menjadi dewasa untuk melindungi kakak dan ponakannya.

“Permisi,” tanpa menoleh padanya Ajeng membawa Lala berlalu dari hadapannya.

Senyum  terbit di wajah cantik putri  kecilnya yang melambaikan tangan dalam gendongan sang bunda.

“Da da yayah .... “ suara kenes Lala membuat perasaan Bisma yang tadinya nelangsa hangat kembali.

Ia buru-buru menghapus setetes air mata yang tanpa sadar meluncur di pipinya. Ia tidak tau apa yang harus ia perbuat. Ajeng telah membuat jurang pemisah yang tinggi. Padahal ia baru saja merasakan kebahagiaan sesaat yang membuat paginya menjadi hangat setelah sekian lama menjalani kesendirian.

“Apa kabarmu?” setelah menetralisir perasaannya tatapan Bisma kembali pada Dimas yang masih berdiri di hadapannya.

“Baik mas,” saut Dimas datar.

“Duduk dulu, kita ngopi .... “ ajak Bisma.

“Gak usah mas. Saya masih banyak kerjaan,” Dimas menolak dengan halus.

Ia tidak ingin berbasa-basi dengan orang yang sudah melepas ikatan kekeluargaan dengan saudara perempuan satu-satunya yang ia miliki. Walau pun Ajeng tak pernah bercerita padanya, tapi Dimas tau kesedihan yang dialami kakaknya.

Dapat ia lihat, saat pertama-tama mereka pindah dan menempati rumah baru tempat usaha Ajeng sekarang, meninggalkan semua kemewahan yang dimiliki Bisma, betapa mirisnya kondisi Ajeng.

Setiap pagi matanya bengkak memerah saat menyiapkan sarapan untuknya. Tiada lagi obrolan hangat di pagi hari, hanya sekedar untuk saling bertukar cerita tentang aktivitas masing-masing. Ajeng yang dulunya hangat dan perhatian, kini pendiam dan kaku. Dimas berusaha memahami situasi yang terjadi.

Kini disaat Ajeng telah berdamai dengan semua yang terjadi, mantan kakak iparnya tanpa permisi  datang mengganggu suasana yang mulai kondusif.  Tapi melihat perlakuan Ajeng pada Bisma membuat Dimas yakin, bahwa kakaknya telah mengambil sikap yang tepat, dan ia lega untuk semua.

.................

Bisma belum beranjak dari duduknya. Para jamaah yang mengikuti salat Jum’at mulai bergerak satu persatu. Hanya di rumah Allah ini ia mendapat ketenangan selain di rumah mama tentunya.

Ibnu pun telah disuruhnya pulang. Ia masih ingin merenung akan masa depannya yang masihg menggantung.

Perasaan membara  yang pernah ia rasakan untuk Deby secara perlahan mulai menghilang. Walaupun perempuan muda itu tidak goyah, bahkan dengan beraninya mendatangi ke  rumah dinasnya di malam hari.

Sedapat mungkin ia membatasi diri. Berhubungan pun karena ada urusan pekerjaan yang membuatnya harus terlibat bersama Deby dan tim nya yang lain.

Kedekatan nya dengan Lala se bulanan ini telah menumbuhkan energi baru di hatinya. Walau pun dengan segala penolakan yang ditunjukkan Ajeng tak membuat Bisma bergeming.

Melihat sikap Ajeng yang dingin tak bersahabat  malah ia semakin  tertantang untuk  mendekat. Moodnya akan meningkat setelah bertemu sang mantan yang di matanya semakin memikat.

1
Mamah Dini11
sebenarnya perasaan si bisma tuh apa ya, liat ajeng sm laki lain cemburu denger ajeng di incar laki lain dah lama, jadi ajeng yg salah, di sangka mendua, maunya apa kmu bisma, jdi pusing ana he he, cepet nilai jeleknya kmu mh bisma, kayak kamu bener aja kelakuan, ibadah rajin punya istri di siasiain, mau nya apa siih
Mamah Dini11
makanya jgn suudzon dulu bisma, bilang matre tuh kmu tau sekarang, malulah kau bilang gitu
Mamah Dini11
sekarang si bisma jadi orang kepo ya, bknnya gk peduli ya sm mantan eeeeeh kepo bingit iiih, gk malu kali,
Mamah Dini11
mungkin karmamu telah tiba bisma, perempuan yg kau abaikan sekarang menjadi perempuan yg berkelas, sedangkan yg kau bangga2kan kmu liat sendiri kelakuannya rasain tuh makan tuh sayang dn cinta yg menggetarkan mu itu, Deby cintamu yg tertutup hijab dn santun dlm prilaku tpiii di blk itu semua fakta yg mencengangkan mu, Hai Pak bisma bodoh ayo mikir
Mamah Dini11
ooohhh baru nyadar (eling) kmu bisma melirik mantan begitu ingin taunya karna hatimu udh goyah sm calonmu si Deby gk sebaik yg kmu bayangkan, ayo nyesel mikir udh buang pertama demi sebuah batu kerikil dasar laki pengecut.
Mamah Dini11
apa ajengan gk pamitan sm mertua dn kaka iparnya kok gk ada kbr ke si bisma oon
Mamah Dini11
moga si bisma suatu saat ada masalah dgn pekerjaan nya apalagi udh bersama si Deby, yg membuat si bisma menyesal telah membuang ajeng demi ke egois annya
Mamah Dini11
makasih sari nasehatnya kmu bener2 sahabat sejati pemberi semangat dn kekuatan buat ajeng
Mamah Dini11
jgn pulang kampung dulu jeng dlm waktu dekat ini kalau kmu msh takut denger omongan yg gk enak dari para tetangga, udh kmu di kota aja kan bisma kasih rumah dn usaha kmu juga bkn di kampungmu kan, ayolah jeng kmu wanita kuat sabar tegarkan hati tekadkan kmu bisa berdiri sendiri tanpa laki2 pecundang itu, kmu pasti bisa
Mamah Dini11
kasian kmu jeng sabar ya, Li lah kan jeng semoga kedepanya masa depanmu dn lala lbh baik daripada yg kmu bayangkan, dn untuk si bisma jgn beri keturunan thor ku gk rela dia bahagia di atas penderitaan ajeng dn anaknya, kmu pasti bisa menjalani semuanya jeng apalagi kmu udh buka usaha sekarang, dn tegarkan hatimu sambutlah masa depanmu semoga kmu dn anakmu bahagia,walaupun tanpa si bisma.
Mamah Dini11
biar dia dapat karmanya sudah menyia-nyiakan seorang istri yg cukup sabar hatimu baik jeng,semoga suamimu gk punya keturunan dari wanita lain selain darimu, punya suami gk menghargai banget, malah bawa perempuan lain menjijikan juga si bisma, istri baru lahiran tega sekali dia, semoga kmu bisa menjalani kehidupan lbh baik jeng kedepanya, si Deby ini gk punya hati banget dasar ular kayak bkn perempuan baik2, dn suatu saat si bisma bikin menyesal thor udh melepaskan ajeng, kalau dia beneran berpisah, lanjut.
Mamah Dini11
pergi aja ajeng cukup sudah kesabaranmu jgn tangisi laki model gitu mh, bia
Mamah Dini11
asalamualaikum mampir thor 🙏
Leny Fairuz: Terima kasih. Salam sehat slalu...
total 1 replies
Maharani Rania
lelaki itu meskipun salah tetap aja yg di salahin perempuan
Maharani Rania
kan bener atas pake kerudung bawah buka warung 🤣🤣🤣
Maharani Rania
ngapain Bisma pulang kan itu rumah mahar jadi hak ajeng
ria sopingi
ya peran ajeng plin plan hrsnya tegas sebagai seorang perempuan karier yg independen
Ayu Mauliddia
lanjut tor...semakin penasaran he he..
Anna Nurhasanah
alhamdulillaah...meskipun ini hanyalah cerita,tp sy pribadi terbawa kedalam dunia halu-nya othor..dan bersatunya ajeng-bisma adlh halu-nya sy jg..
Anna Nurhasanah
bagus kok alur ceritanya,santay,tdk berlebihan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!