NovelToon NovelToon
BUKAN ANAK EMAS

BUKAN ANAK EMAS

Status: tamat
Genre:Wanita Karir / Keluarga / Karir / Kehidupan alternatif / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:26.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Seberapa tega orang tua kamu?

Mereka tega bersikap tak adil padaku namun segala macam kepunyaan orang tuaku diberikan kepada adikku. Memang hidup terlalu berat dan kejam bagi anak yang diabaikan oleh orang tuanya, tapi Nou, tak menyerah begitu saja. Ia lebih baik pergi dari rumah untuk menjaga kewarasannya menghadapi adik yang problematik.
Bagaimana kisah perjuangan hidup Nou, ikuti kisahnya dalam cerita ini.

Selamat membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KAMBUH

Nou kembali ke kota, kembali bekerja, setelah hampir seminggu menunggu sang ibu di rumah sakit, kondisi ibu sudah pulih. Bahkan Nou pun memesan catering pada temannya yang punya bisnis masakan ala rumah sakit, dengan gizi lengkap dan seimbang.

"Biar ibu gak usah masak lagi, urusan makan ibu sudah Nou tanggung, nanti ibu akan dikirim 3 kali, kebetulan rumah Nani juga dekat, jadi dia mau antar tiga kali," ucap Nou mengatur urusan makan ibu sebelum dia balik.

"Mahal, Nou!"

"Gak perlu memikirkan uang, biar itu urusan Nou. Tolong kerja samanya, makanannya di makan, jangan diberikan ke Kafa, roti tawar, juga sudah Nou stok, nanti kalau habis bilang saja. Ingat jangan sampai perut ibu kosong," begitu detail Nou menyiapkan urusan makan sang ibu, agar beliau tidak kambuh lagi asam lambungnya. Nou kerja jauh, untuk merawat tentu saja tak bisa, Iin tidak bisa diharapkan sama sekali. Selama 4 hari di rawat, Iin sama sekali tak menjenguk Ibu, hanya video call saja lantaran Kafa tidak ada yang jaga, dan harus dititipkan ke mertua kalau Iin kerja.

Begitu masih sempat kirim chat ke ponsel ibu, Mbah tetangga di sini ada yang punya truk besar, Kafa rebutan, dia gak punya soalnya.

Nou yang membaca chat itu, mengelus dada. Sempat-sempatnya ibu sakit malah minta dibelikan mainan secara tidak langsung. Nou pun membalas pesan Iin tersebut.

Ya belikan. Nou berusaha membalas sesuai kebiasaan sang ibu saat chattingan.

Lah aku dapat uang dari mana Mbah.

"Sinting nih, anak," Nou sudah gemas sekali pada sang adik.

Bilang ke Kafa, kalau orang tuanya masih gak punya, pinjam saja dulu atau menabung dulu saja.

Lamanya Mbah. Nunggu Mbah pulang aja gimana?

Lubang hidung Nou sudah tak terkondisikan. Keluar lah tanduk kemarahan Nou.

Kamu ini punya otak atau gimana sih, In. Ibu sakit gak pernah sambang, malah chat begini. Jadi ibu yang waras itu penting, bukan malah mengajari anaknya minta terus ke neneknya.

Mbak Nou?

Iya kenapa?

Mbak belum punya anak, mbak juga belum merasakan gak punya uang saat anak minta mainan.

Makanya kerja dulu yang mapan, punya tabungan baru beranak.

Pantas Mbak Nou gak nikah-nikah, gak nekad cari suami.

Sori, gue sadar diri sanggup gak menikah. Bukan modal nekad tapi merugikan orang sekitar apalagi ibu.

Dia loh ibuku juga, Kafa juga cucunya. Aku gak pernah minta, ibu yang ngasih juga.

Bodoh atau gimana, chat di atas saja belum terhapus, kamu minta truk besar. Sekali-kali ikut iuran dong, kalau gak iuran tenaga ya ikut iuran biaya naik kelas.

Mbak Nou bisa ngapain aku juga ikut iuran.

Nou tidak meneruskan chat, dia bisa gila sendiri kalau menanggapi chat Iin. Bahkan Nou saat di rumah sebelum balik ke kota, ia tidur di kamar ibu, menemani dan merawat beliau agar segera pulih. Tapi ya gitu gak mengajak omong Iin. Nou gak mau ibu jatuh sakit lagi kalau dia mengomel pada Iin, omongan Nou bakal lebih sadis kalau sudah membalas kebegoan Iin.

Nou pun minta tolong pada sepupunya untuk sering-sering mengecek kondisi ibu, sungguh pintu rezeki Nou banyak karena untuk merawat sang ibu, tak apa ia percaya suatu saat nanti akan dibalas dengan berlipat ganda.

"Jadi kamu mau rumah seluas 7 x 20 meter?" tanya Wicak yang kebetulan sore itu mengajak Nou makan setelah pulang kantor. Nou mengangguk. Mungkin saat Nou cuti, Wicak sempat ke kursinya dan melihat wishlist yang terpampang di meja kerja Nou.

"Masalahnya tanah yang saya punya lebih dari itu, gimana dong!" Nou mengerjapkan mata, masih belum tahu arah pembicaraan si bos.

"Bapak mau jual tanah, boleh deh tapi saya cicil ya. Berapa?"

"Bayar pakai akad nikah gimana, Nou. Bosen nih hidup sendiri."

"Pak ya elah, saya mau diajak makan karena saya pikir Bapak mau jual tanah dan bicara transaksinya. Kenapa menyinggung nikah segala sih?"

"Umur segini, No. Mengajaknya bukan lagi pacaran!"

"Ya tapi kenapa saya."

"Sholehah."

"Kelihatannya doang, tapi mak lampir saya ini." Wicak tertawa ngakak. Bisa-bisanya ada cewek yang mengaku mak lampir, bukan terlihat sebagai wanita cantik coba. Hanya Nou yang begini.

"Aku tunggu keputusan kamu sampai akhir tahun ini, kalau kamu tetap menolak maka aku minta dijodohkan oleh mama saja."

"Ngapain menunggu sampai akhir tahun sih, Pak. Sekarang saja. Saya menolak Bapak, bukan karena saya sombong, bukan. Tapi saya sadar diri saya gak pantas buat Bapak, saya anak orang biasa saja, gap ekonomi kita terlalu jauh."

"Tapi kamu punya potensi kaya kok."

"Gimana Bapak bisa tahu?" Wicak bilang seperti itu karena ia mendapat kabar dari Satria kalau Nou sekarang mengambil job freelance setelah pulang kantor, mama Wicak juga memberi laporan kalau Nou sekarang lebih sering beli emas dibanding dulu, mungkin dia sudah mendapat beberapa sumber cuan, sehingga dia invest banyak ke emas.

"Rizeki saya sedang dibuka lebar karena ibu saya sedang sakit, Bapak. Makanya saya mau ambil banyak job," ucap Nou sendu. Setiap ingat kesehatan sang ibu, Nou merasa tak berguna sebagai anak. Harusnya didampingi, harusnya dirawat, dimandikan juga, diajak jalan-jalan, tapi nyatanya Nou gak bisa. Ia harus kembali bekerja agar biaya berobat dan segala keperluan sang ibu bisa ia penuhi.

"Kalau butuh apa-apa bilang, No'. Jangan sungkan, saya soalnya udah naksir sama kamu," ujar Wicak yang dijawab dengan decakan sebal oleh Nou.

Hingga satu bulan kemudian, Nou terpaksa menghubungi Wicak saat tengah malam, kala itu Nou ditelepon ibu. Beruntung Nou mendengar ponselnya yang berbunyi. Ia terkejut setengah mati saat mendengar, No' ..No'... Ibu ..ibu sakit!"

Nou langsung mematikan telepon dan menghubungi Iin, seperti biasa Iin tidak akan merespon cepat kalau Nou yang meneleponnya.

Iin cek kamar ibu, ibu sakit, cepetan!

Tak kunjung dibalas, Nou panik setengah mati. Ia menghubungi sepupunya, dan tetangga yang bisa dihubungi.

"Mas Dul," Pak RT baru di kampung Nou, kebetulan Mas Dul baru saja pulang ronda, jadi langsung bisa mengangkat panggilan Nou. "Mas tolong cek ibu saya, Mas. Ibu saya barusan telepon katanya sakit, tapi pas saya panggil sudah tidak ada jawaban lagi, Iin juga tak ada respon, Mas." Beruntung beliau sigap, dan bersama istrinya beliau mengetuk rumah ibu Nou. Pesan Nou tadi tolong dibawa ke rumah sakit kalau keadaannya sangat lemah.

Iin yang membukakan Mas Dul dan terkejut dengan cerita Mas Dul, ia tergopoh melihat kamar ibu, dan ya muntahan sudah tercecer di kamar ibu. Beliau tergeletak lemas di atas kasur dengan baju penuh muntahan.

Mbak No'. Ibu ke rumah sakit, ini bagaimana soal adminsitrasinya. Mas Dul menghubungi Nou.

Iin gak ikut ke rumah sakit, Mbak. Kafa katanya lagi sakit.

Suaminya?

Suaminya di rumah mertuanya katanya. Nou memejamkan mata, di saat genting begini Iin kembali tak bisa diandalkan. Nou pun meminta tolong pada Mas Dul untuk mengurusnya dulu, nanti kartu bpjs dikirim Nou via Wa, serta naik kelas.

"Pak Wicak, bisa antar saya pulang?" ucap Nou panik dan menangis sehingga yang terpikir dlama otak Nou hanya Wicak saja.

1
Kyna Kyomoto
dong banget kamu, Iin. kebiasaan orang ga sadar diri ya gini, dinasehati malah nyerang balik
Lel: agak miring juga
total 1 replies
FiKiBiMi
lah kok..👍
Quinza Azalea
loh kok udah tamat aja sih thor 😭😭
Quinza Azalea: di tunggu karyanya lagi thor💕
total 2 replies
Quinza Azalea
biarkan saja Nou gk usah sedih 😭😭
LindaLW
beneran udh END ini Thor, yah kirain msh lanjuttt
Lel: udah kakak😆
total 1 replies
anggraeni utami
lanjut thorrr😍😍
Sri Wahyuni Abuzar
lhaa kok The End...
lanjuut sesi 2 nya yaa thoor 🥰
Lel: belum kepikiran kak
total 1 replies
muthia
lho kok tamat
Lel: buyarrr ganti cerita lainnn kakkk
total 1 replies
Septyana Kartika
Loooo....sudah buyar Thor....aku udah bawa camilan Lo iki
Lel: udaaaahhh Iiin udah pergi jauh
total 1 replies
FiKiBiMi
yah.. lagi dong.. dang ding dong
Quinza Azalea
setuju Nou,emang banyak di kehidupan nyata yg seperti si Iin ini.
Lel: gak bisa dikasih hati🤭🤭
total 1 replies
Septyana Kartika
Setuju No.....Iin ini waktu pembagian otak pasti datang nya belakangan...jd dptnya cm separo
Lel: seperampat aja gimana🤣🤣🤣
total 1 replies
partini
good 👍👍👍 ,blok aja biar ga bisa menghubungi kasih pelajaran biar dia mikir
Lel: gak papa kan ya
total 1 replies
muthia
selalu sabar menunggu
Quinza Azalea
next thoor💕
Lel: oke ditunggu
total 1 replies
Quinza Azalea
hayo ketauan
Lel: siapa tuch
total 1 replies
Sri Wahyuni Abuzar
yaa salam mbak...segala ukuran dedek manjaah nya pak wicak di tanyain ke nou 🤣🤣
Lel
baik saya dengar 🤣🤣🤣
FiKiBiMi
🤣🤣🤣
Lel: terimakasih kakak
total 5 replies
Ayesha Almira
pa Wicak denger tuh..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!