NovelToon NovelToon
Azzura ( Obsesi Sang Alpha)

Azzura ( Obsesi Sang Alpha)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Vampir / Manusia Serigala / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Fantasi Wanita / Kekasih misterius
Popularitas:48.3k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Sekuel dari novel Cintaku Dari Zaman Kuno

Azzura hidup dalam kemewahan yang tak terhingga. Ia adalah putri dari keluarga Azlan, keluarga terkaya dan paling berpengaruh di negara Elarion. Namun, dunia tidak tahu siapa dia sebenarnya. Azzura menyamar sebagai gadis cupu dan sederhana semua demi kekasihnya, Kenzo.

Namun, tepat saat perkemahan kampus tak sengaja Azzura menemukan sang kekasih berselingkuh karena keputusasaan Azzura berlari ke hutan tak tentu arah. Hingga, mengantarkannya ke seorang pria tampan yang terluka, yang memiliki banyak misteri yaitu Xavier.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obsesi Gelap

“Zura, tunggu!” Kenzo mencoba menahan tangan Azzura.

Tapi, belum sempat tangannya menyentuh kulit Azzura. Tiba-tiba...

Bugh!

Sebuah pukulan keras mendarat tepat di wajah Kenzo.

“Arrggghhhh!” Kenzo terpental jatuh ke rerumputan, berguling dengan ringisan kesakitan.

Semua orang yang ada di sekitar taman itu langsung membelalakkan mata. Beberapa mahasiswi menjerit kecil, sementara lainnya langsung berdiri menahan napas.

Dari balik kerumunan, berdirilah sosok pria tinggi dengan jas hitam kasual yang membalut tubuh tegapnya. Wajahnya dingin seperti es, mata tajamnya menatap Kenzo dengan kemarahan yang terkendali.

“Jauhi kekasihku,” ujar Xavier dengan suara rendah dan berbahaya.

Sania yang berdiri tak jauh dari Azzura langsung memekik tertahan. “Omo-omo ... pacarnya Azzura?! Gila! Gua ngiler!”

Sementara itu, Azzura sendiri membeku di tempat. Matanya melebar melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

“Xavier?!”

Dengan langkah cepat, Azzura menghampiri pria itu dan segera menarik tangannya menjauh dari kerumunan. “Ayo pergi dari sini,” gumamnya buru-buru, tidak peduli Kenzo masih meringis di tanah dengan pipi lebam.

Mereka berjalan cepat menuju sisi belakang gedung tua yang jarang dilewati mahasiswa.

Begitu sampai di area yang cukup sepi, Azzura menghentikan langkahnya dan langsung berkacak pinggang.

“Ngapain kamu ke sini, hah?” tanyanya dengan suara tertahan namun penuh teguran. “Ini kampus! Nanti orang-orang mulai bikin gosip lagi. Terus sampai ke telinga orang tua aku, bagaimana?”

Xavier hanya mengangkat alis, wajahnya santai seperti biasa.

“Biarin aja,” jawabnya enteng. “Sudah saatnya semua orang tahu hubungan kita.”

Azzura mendengus dan memalingkan wajah. “Tapi aku gak mencintai—”

Belum sempat kalimatnya selesai, Xavier maju selangkah dan mendorong pelan tubuh Azzura ke tembok di belakangnya. Gerakannya cepat namun tetap lembut. Tubuh mereka kini hanya berjarak sehelai napas. Azzura langsung menegang, napasnya tercekat.

“Tidak mencintai siapa?” tanya Xavier, suaranya rendah dan menggema di antara mereka.

Azzura menelan ludah. Jantungnya berdetak tak karuan. “Aku ... aku tidak mencintaimu ....” katanya terbata, menunduk, menghindari tatapan pria itu.

Xavier tersenyum tipis. “Benarkah?”

Azzura mengangguk pelan. Tapi wajah mereka semakin dekat. Xavier menatapnya dalam-dalam, membuat Azzura perlahan menutup mata, berpikir pria itu akan menciumnya.

Tapi bukan ciuman yang datang.

Xavier hanya membisikkan sesuatu di telinga Azzura dengan suara rendah yang membuat bulu kuduk berdiri.

“Sore ini, aku ingin membawamu ke suatu tempat. Jadi, siap-siap saja. Tunggu aku, ya ....”

Cup!

Dan sebelum Azzura sempat membuka mata, bibir Xavier mengecup singkat bibirnyalembut namun dalam, membuat tubuh Azzura lemas seketika.

Ketika Azzura membuka mata, pria itu sudah tidak ada. Hanya angin pagi yang bertiup pelan, dan degup jantung yang masih belum kembali normal.

***

Di sisi lain, suasana ruang kesehatan kampus Asteria terasa sunyi, hanya diisi suara denting alat medis dan desahan tertahan dari seorang pria yang tengah diobati.

Kenzo duduk di atas ranjang pemeriksaan dengan ekspresi meringis. Pipi kirinya membengkak, memar keunguan terlihat jelas. Perawat kampus dengan hati-hati mengoleskan salep di area luka sambil sesekali menggelengkan kepala.

"Untung gak patah tulangnya," gumam perawat pelan.

Di sisi ranjang, Bobby berdiri sambil memegang segelas air mineral. Wajahnya cemas, tapi juga lelah dengan tingkah sahabatnya.

"Zo, udahlah," ucap Bobby, menyodorkan gelas. "Lo tuh nyari perkara. Dari awal juga udah kelihatan Azzura gak minat lagi. Masih aja ngejar-ngejar. Sekarang malah dapet bogem mentah dari cowoknya."

Kenzo hanya diam. Matanya menatap lurus ke dinding, namun sorotnya tajam bukan karena rasa bersalah, tapi dendam dan obsesi yang semakin mengakar.

Yang lain, Rey, Dafa, dan Rama berdiri tak jauh, ikut meringis melihat wajah babak belur Kenzo.

"Parah juga tuh cowok Azzura," celetuk Rama, mencairkan suasana.

"Ya lo juga salah, Zo. Sembarangan mau nyentuh dia," tambah Dafa.

Rey menimpali, "Itu cowok Azzura kayaknya bukan orang biasa deh. Ngeri auranya."

Tapi, semua itu seperti angin lalu bagi Kenzo.

Dia mengepalkan tangannya yang masih gemetar. Bukan karena takut, tapi karena amarah tertahan.

"Azzura harus jadi milik gue," gumamnya lirih, nyaris tak terdengar.

Bobby menoleh cepat. "Apa lo bilang?"

Kenzo menatap Bobby dengan mata merah karena emosi.

"Kalian gak perlu ikut campur! Dari awal jodoh gue itu Azzura. Azzura hanya tersesat sekarang, nanti dia akan kembali pada pelukan gue seperti dulu," desisnya.

Semua temannya terdiam. Tak ada yang bisa menjawab.

Bukan karena setuju, tapi karena akhirnya mereka sadar ini bukan lagi cinta. Bukan juga sekadar rasa suka.

Ini obsesi. Dan obsesi itu makin hari makin gelap.

***

Sore menjelang, langit mulai berubah jingga. Mahasiswa kampus Asteria tampak berseliweran keluar dari gerbang, membawa tas dan kelelahan masing-masing.

Di antara kerumunan, Azzura berjalan santai bersama sepupunya, Sania. Tawa kecil Sania sesekali terdengar saat mereka membicarakan hal-hal ringan hingga langkah Azzura terhenti begitu saja.

Di depan gerbang kampus, sebuah mobil sport mewah berwarna hitam metalik sudah terparkir anggun. Siluet seorang pria tinggi bersandar santai di bodi mobil, mengenakan kacamata hitam dan jas ringan abu gelap. Aura dominan dan percaya dirinya memikat perhatian banyak pasang mata.

"Xavier," gumam Azzura, setengah terkejut setengah pasrah.

Sania yang melihatnya langsung berseru pelan, “Wah ... ini baru yang namanya cowok! Mobilnya aja udah bisa beli rumah dua lantai, belum gaya dan wajahnya. Aduh.”

Azzura mencebik, "Ssshh ... jangan ribut."

Namun Sania tidak peduli. Ia justru menambahkan lebih keras, "Nah ini baru cowok beneran. Orang kaya yang beneran. Bukan kayak si ono tuh pura-pura kaya, tapi hobinya ngerecokin hidup orang dan porotin anak orang!"

Azzura tersedak tawa. “Sania!” tegurnya tertahan.

Ucapan itu jelas sampai ke telinga seseorang yang berdiri tak jauh dari gerbang. Kenzo.

Kenzo yang baru keluar dari area parkir langsung menghentikan langkahnya. Matanya langsung menangkap sosok Xavier yang kini membuka pintu mobil untuk Azzura, lalu menatapnya lembut.

Dan ketika pandangannya beralih ke Sania, yang sedang melipat tangan dan menatapnya sambil senyum menyindir, bara dalam dadanya menyala.

Tangan Kenzo mengepal keras, sampai buku-bukunya memutih.

Tatapannya menajam, penuh dendam, memaku ke arah Sania seolah ingin melubangi wajah gadis itu dengan pandangan saja.

Sania yang sadar akan tatapan itu hanya mengangkat alis, lalu berseru pelan ke arah Kenzo, “Tatapan lo tuh, Zo ... kayak preman kelurahan. Gak ngaruh.”

Azzura buru-buru menarik Sania, menahan tawanya.

“Udah, udah. Jangan bikin keributan,” bisiknya.

Xavier menghampiri Azzura dan mengulurkan tangan. “Siap, Princess?”

Azzura mengangguk pelan, walau pipinya sedikit bersemu karena perhatian pria itu.

Sebelum masuk ke mobilnya sendiri, Sania kembali menoleh ke arah Kenzo dan menambahkan, “Tuh liat ... kalau udah punya yang baru, yang dulu-dulu udah kayak debu. Terima kenyataan, ya.”

Kenzo tidak menjawab. Ia hanya diam, matanya menyala penuh obsesi dan amarah.

1
Wahyuningsih
gak sadar diri si kenzo lacnut muka2 tembok ya kyk gitu gk punya malu menyebalkn,d tnggu upnya thor yg buanyk n hrs tiap hri jgn lma2 upnya ntar berlumut kan repot 😅😅😅 sellu jga keshtn thor n tetp semangat
Rosna Marleni
Kenzo, lebih baik sadar diri sekarang dari pada menyesal nanti...
Reni
takutnya ntar Kenzo jadi vampir dan berusaha ngerebut azzura
SENJA
kasian dia sakit jiwa 😌🥱
SENJA
si tapir kadang muncul tiba tiba weh 🤣
SENJA
kenzo cuma sampah dan tukang khayal 😠😤
SENJA
bukan sungguh berani lebih tepatnya sungguh bodoh! 😂
SENJA
aduh nyonya cari perkara aja 😂😪
SENJA
nah siksa aja! 😅 bawa je ke ruang dimensi siksa disana 🤣
vj'z tri
tiap paragraf di coba komen gak bisa bisa nangis akuh loh ini 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
vj'z tri
salah Zura bukan keturunan Avenger tapi Avatar 🤣🤣🤣🤣
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis: 🤣🤣🤣🤣 nah itu
total 1 replies
vj'z tri
sekarang amnesia lu ,kemaren ajj kelakuan lu 11,12 sama si rica rica 🙂‍↔️🙂‍↔️🙂‍↔️🙂‍↔️
zylla
Kenzo ini sakit jiwa!
Ayudya
Kenzo obsesi mu akan menghancurkan kan mu.sebelym semuanya terlambat lebih baik stop sampai di sini ok/Proud//Proud//Proud//Proud//Proud/
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
mamous kau ken
dlu aja sok lho skrg udh tau siapa azura mati2an kau kejar apa g malu ehhh
mana ada malu urat malunya udh putus kali yaaa 🤣🤣🤣🤣
Kasih Sklhqu
kacian si makondo Kenzo 🤣🤣🤣
lili Permatasari
/Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose//Rose/
Eka Awa
tu asisten nya Xavier jodohin ama sania biar sania gak jomblo lg Thor🤭
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Yulianti Azis: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Dian Susantie
hati² Sania.. takutnya si kadal buntung Kenjo lampiasin marahnya kr Sania..!! 😶😶😶
onsesi yg ga pd tempat nya.. dasar cowok mokondo..!! 🤪🤪🤪🤭🤭🤭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒓𝒔𝒏𝒚𝒂 𝑲𝒆𝒏𝒛𝒐 𝒅𝒊 𝒉𝒆𝒎𝒑𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝑲𝒆𝒏𝒛𝒐 𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒅𝒊𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒂𝒎𝒑𝒖𝒏 😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!