"Pembalasan istri cupu" adalah cerita tentang seorang wanita yang telah lama merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh suaminya. Namun, dia tidak lagi mau menjadi korban keadaan. Dengan tekad dan keberanian, dia memutuskan untuk membalas perbuatan suaminya dengan cara yang tidak terduga.
Dia mulai dengan meningkatkan penampilannya, mengembangkan bakatnya, dan membangun dirinya sendiri. Dia juga mencari dukungan dari orang-orang yang peduli padanya dan belajar untuk mencintai dirinya terlebih dahulu.
Pembalasan ini tidak hanya tentang membalas perbuatan suaminya, tetapi juga tentang menunjukkan dirinya sebagai wanita yang kuat dan mandiri. Dia ingin membuktikan bahwa dia tidak hanya menjadi istri yang patuh, tetapi juga seorang wanita yang berani dan berdaya.
Melalui perjalanan pembalasan ini, dia menemukan dirinya sendiri dan belajar untuk mengambil kendali atas hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Nurr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Tapi sekarang hatinya tidak terlalu sakit seperti semalam, semalam dia merasa masih bimbang dengan Nanda, tapi ternyata seekor Nanda, hanya laki-laki pecundang dan juga matre.
“Amit-amit jabang demit. Bisa-bisanya Aku terperangkap dengan laki-laki seperti itu, mana lama lagi, kenapa sih aku nggak disadarin cepet, Kenapa harus nunggu 15 tahun!! Itu terlalu lama woi!” Wanita itu berbicara sendiri.
Dan beberapa anak menatapnya, jelas mereka tahu jika Amel, adalah ibu dari Bulan. “Tante, Apakah Bulan akan benar-benar keluar dari sekolah ini?” Seorang gadis menghampiri Amel.
Amel menoleh, “iya! Bulan mau pindah, Maaf ya kalau selama sekolah di sini Bulan buat kamu atau temen-temen kamu dalam masalah.”
Gadis itu menggeleng, “enggak kok Tante. Bulan Gadis yang baik, hanya saja, dia mengungkapkannya dengan cara barbar, aku berdoa, di manapun Bulan sekolah. Semoga dia baik-baik saja dan mendapatkan teman-teman yang baik,”
Amel mengelus rambut gadis itu, “Makasih ya! Kalau gitu Tante permisi.”
Gadis itu hanya terpaku, menatap kepergian Ibu dari sahabatnya. “Bulan ! Sumpah, emak Lo keren banget!” Batin gadis itu, yang tak lain adalah Rani. Dia heran, Amel sangat keren dan kalem, tapi kenapa Bulan barbar sekali.
Amel pergi meninggalkan sekolah tersebut menggunakan sebuah taksi. Yang dikira Nanda, Amel akan datang dengan mobil mewah semalam.
Di perjalanan menuju sekolah baru Amel hanya menatap sendu, dia belum memiliki tujuan hidup sekarang. Anggap saja Dia sedang berduka pada dirinya sendiri, dan kita berikan dia kesempatan untuk memikirkan kehidupan selanjutnya.
“Kalau udah kayak gini tujuan hidup aku apa?” Batin Amel. Padahal dia masih memiliki anak.
Dan anak Amel.
“Kamu anak baru ya?” Seseorang bertanya kepada Bulan yang sekarang sedang berjalan di area komplek.
“Emang kenapa?”tanya Bulan, pada seorang gadis, yang lumayan cantik, tapi sepertinya culun.
“Enggak!” Jawab Gadis itu yang sekarang sedang berjongkok di depan sebuah rumah mewah..
“Lo mau ikut sama gue? Ayo kita main.” Ajak Bulan pada gadis itu.
“main ke mana?”tanya anak rumahan tersebut, dia tidak pernah pergi kemanapun, sehingga tidak tahu area rumahnya ini seperti apa, sedangkan Bulan, mengira Jika gadis ini hanya seorang anak pembantu.
“Mak lo pasti lagi beres-beres kan! Ayo kita jalan, kita bereksplorasi di tempat ini, di komplek mewah kayak gini sebenarnya ada apa aja.” Ucap gadis bengal itu.
Gadis tersebut menggeleng, “aku nggak tahu!”
Tapi seketika Bulan menariknya, “ayo jangan lemes-lemas kayak gitu kayak cacingan aja! Cepet, kita explore tempat ini!”
Gadis itu melotot ketika tangannya ditarik oleh Bulan dan mereka berdua berlarian di komplek, untuk pertama kalinya ada yang mengajaknya bermain.
Karena biasanya anak-anak di komplek itu tidak mau bermain dengan anak yang kuper sepertinya ini.
“Wah, ternyata komplek di sini gede banget ya, lihat rumahnya, kaya istana semua!” Seru Bulan “mak lo kerja sebagai pembantu kan di sini?”tanya Gadis itu kepada teman barunya ini.
“Hah?”tanya gadis itu, ibunya bukan pembantu, tapi karena dia mengira Bulan adalah seorang anak pembantu, akhirnya dia menganggukk.
“Nah, bagus deh. Ayo,” Gadis itu menarik teman barunya, menuju sebuah pembangunan terbengkalai yang ada di paling belakang komplek, Di sana juga ada kubangan kecil. Dia berani melakukan hal itu karena mengira jika gadis yang dia tarik ini adalah seorang anak pembantu, Jadi jika begitu dia mudah menindasnya, iya kan?
“Wah, banyak kodoknya!” Seru Bulan begitu excited ketika melihat kubangan tersebut berisi banyak kodok dan juga anak kodok.
Sedangkan teman barunya, meringis ketakutan ketika melihat kubangan kotor itu, seumur-umur dia belum pernah pergi ke tempat kotor.
Alah anak pembantu aja belagu, Ayo cepat turun sini!” Ketus Bulan menarik Gadis itu sampai tercebur ke lumpur yang ada di depan rumah terbengkalai itu.
“Gue nggak nyangka deh kalau tempat kayak gini ada, pembangunan mangkrak. Pasti yang punyanya keburu bangkrut.” Hahahaaaa Bulan berteriak sambil memegangi dua ekor kodok di tangannya.
“Itu nanti beracun!” Ucap Gadis itu meringis, ketika melihat teman barunya itu yang tak lain adalah Bulan memegangi dua ekor katak di tangannya, mana ukurannya gede-gede.
Tapi Bulan, “Heh mana ada beracun. Ini kalau lo cium. Nanti jadi pangeran!” Bulan, dia menyodorkan dua ekor katak itu kepada teman barunya untuk dicium.
“Aaaaaaa ,,,,,, Gak mau!” Teriak Gadis itu menolak.
“Ayo cium!” Paksa Bulan, dia tertawa puas, dengan dua ekor katak yang tersiksa di tangannya.
“Aku nggak mau!” Gadis itu menolak, sampai dia jatuh beberapa kali di kubangan lumpur itu.