NovelToon NovelToon
Berjaya Setelah Terluka

Berjaya Setelah Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kebangkitan pecundang / Persahabatan / Romansa / Menjadi Pengusaha
Popularitas:48.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Demi menikahi wanita yang dicintainya, Arhan Sanjaya mengorbankan segalanya, bahkan rela berhutang banyak dan memenuhi semua keinginan calon mertuanya. Terbelenggu hutang, Arhan nekat bekerja di negeri seberang. Namun, setelah dua tahun pengorbanan, ia justru dikhianati oleh istri dengan pria yang tak pernah dia sangka.

Kenyataan pahit itu membuat Arhan gelap mata. Amarah yang meledak justru membuatnya mendekam di balik jeruji besi, merenggut kebebasannya dan semua yang ia miliki.

Terperangkap dalam kegelapan, akankah Arhan menjadi pecundang yang hanya bisa menangisi nasib? Atau ia akan bangkit dari keterpurukan, membalaskan rasa sakitnya, dan menunjukkan kepada dunia bahwa orang yang terbuang pun bisa menjadi pemenang?

Karya ini berkolaborasi spesial dengan author Moms TZ.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Serangan preman

.

“Aku harus menyelamatkan diri dan restoranku.”

Malam telah larut, Nurmala berbaring seorang diri di atas ranjang yang ada di ruang istirahat restorannya. Fadil? Pria itu pergi entah kemana semenjak restorannya tutup tadi.

Nurmala termenung hanya diam dengan mata menerawang jauh, langit-langit kamarnya seolah berubah menjadi dunia baru yang tak ia lihat selama ini. Dunia yang hanya gelap gulita.

“Jika seperti ini terus, aku bisa mati kelaparan di sini. Pemasukan selalu jauh lebih kecil dari pengeluaran.”

Restoran yang ia miliki kini semakin tak bisa diharapkan, setiap hari jumlah pembeli semakin menurun, bahkan hari ini dari pagi sampai malam, tak lebih dari dua puluh orang yang datang. Kerugian terus bertambah, sementara ia tak lagi memiliki pegangan. Fadil? Pria itu sama sekali tak memberikan kontribusi apapun.

“Tapi bagaimana caranya?”

Nurmala menghabiskan malam itu dengan berpikir keras. Mempertimbangkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

“Jika aku datang dan meminta maaf dengan tulus, apa Mas Arhan mau menolongku?"

Nurmala mulai mereka-mereka segala kemungkinan yang bisa saja terjadi jika ia menemui Arhan. Apakah Arhan mau membantunya? Ataukah justru menertawakan dan menolak permintaannya?

Ia benar-benar tak memiliki pilihan lain. Fadil semakin hari semakin menjadi, semakin sering bertindak kasar padanya, bahkan mulai bermain judi. Beberapa perhiasan yang dulu dibeli dengan uang kiriman dari Arhan ketika pria itu masih berada di Korea, bahkan dijual juga oleh Fadil.

Nurmala merasa terjebak dalam situasi yang semakin buruk, bagaikan berada di dalam neraka yang tidak berujung.

*

Keesokan harinya, Nurmala benar-benar datang ke warung "Bara Api". Warung itu tampak lebih ramai dan ceria dari saat terakhir ia datang, kontras dengan hatinya yang gundah gulana.

Arhan, pria itu kini tak lagi berada di dapur bergelut dengan asap. Ia sudah menambah beberapa karyawan yang diantaranya bertugas memanggang ayam dan ikan. Bahkan terima pun juga sudah tak lagi bertugas mencuci piring, sudah ada karyawan untuk melakukan tugas itu. Kini tugas Rina adalah duduk duduk di meja kasir.

Hati Nurmala berdebar kencang melihat penampilan Arhan saat ini. Celana bahan kain berwarna hitam, kemeja abu lengan panjang yang digulung hingga ke siku, pria yang sedang berbicara dengan Rina Itu tampak benar-benar berkarisma. Benar-benar sudah seperti seorang bos.

Nurmala menarik napas dalam-dalam sebelum berjalan mendekat ke tempat Arhan.

"Arhan..." panggil Nurmala dengan suara lirih.

Arhan yang sedang bicara dengan Rina, menoleh. Ekspresinya berubah datar saat melihat Nurmala. Senyumnya menghilang, digantikan dengan tatapan dingin tanpa ekspresi.

"Ada apa?" tanya Arhan singkat, tanpa basa-basi.

Nurmala menelan ludah. Ia tahu, ini tidak akan mudah. "Aku... aku ingin bicara sesuatu denganmu."

Arhan menghela napas. "Aku sedang sibuk. Kalau ada yang penting, katakan saja sekarang."

Nurmala memberanikan diri. "Aku tahu aku salah. Aku menyesal telah meninggalkanmu. Aku... aku butuh bantuanmu."

Arhan terdiam sejenak, menatap Nurmala dengan tatapan yang sulit diartikan, kemudian tertawa sinis.

"Bantuan? Kamu butuh bantuanku? Apa kamu tidak salah?”

Nurmala menunduk. Air matanya mulai menetes. "Aku tahu aku salah. Aku mohon, maafkan aku. Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa.”

Arhan berdecih. “Kenapa datang padaku? Dimana pria kebanggaanmu?" tanya Arhan sinis. Berjalan mendekati Nurmala, membuat wanita itu mundur selangkah. Kedua tangannya bersedekap di depan dada, kedua matanya menyorot dingin.

“Dulu kamu bersandiwara seolah-olah dirimu dicopet dan tidak memiliki uang untuk pulang. Sekarang, sandiwara apa lagi yang sedang kalian mainkan?"

Nurmala menggelengkan kepala. Jadi, Arhan sudah tahu bahwa dulu dulu dia dan Fadil sengaja terus sandiwara untuk mendekatinya?

"Lihat aku, Nurmala. Apakah kamu pikir, setelah semua yang kalian lakukan, aku akan begitu saja memaafkan dan membantumu? Kamu salah besar. Aku bukan manusia sebaik itu," ucap Arhan dengan suara dingin.

Setelah berkata demikian, Arhan berbalik untuk kembali ke tempat Rina. “Pergilah! Kedatangan ke sini adalah sesuatu yang sia-sia!" ucap Arhan tanpa menoleh.

Nurmala terNurmala terdiam membeku. Kata-kata Arhan bagaikan cambuk yang menghantam hatinya. Walaupun sadar bahwa dirinya pantas mendapatkan penolakan, tetap saja rasanya sakit. Ia merasa seperti orang yang tenggelam dan tidak ada seorang pun yang bersedia mengulurkan tangan untuk menolongnya.

Dengan langkah gontai, Nurmala meninggalkan warung "Bara Api". Air matanya terus mengalir membasahi pipinya. Malu, menyesal, putus asa. Tak tahu lagi ke mana harus pergi. Ke rumah orang tuanya? Itu hanya akan sia-sia.

Arhan memperhatikan kepergian Nurmala. Ada sedikit rasa iba. Namun, rasa sakit akibat pengkhianatan tak bisa ia lupakan begitu saja.

"Aku sudah memaafkanmu, tapi untuk melupakan,,,?” Pria itu menggelengkan kepalanya.

“Apa aku terlalu jahat?" gumamnya.

“Tidak!" Sahutan dari Rina membuatnya menoleh.

"Mas Arhan nggak jahat. Siapapun yang ada di posisi mas Arhan akan melakukan hal yang sama,” lanjut Rina yang hanya ditanggapi dengan senyuman oleh Arhan.

“Mas Arhan hebat, bisa mengalahkan mereka." Rina menunjukkan dua jari jempolnya.

Arhan menggelengkan kepala. "Mas tidak merasa telah mengalahkan mereka, karena semua yang Mas lakukan adalah perjalanan dan perjuangan. Bagian dari hidup yang harus Mas jalani, bukan kompetisi. Mas juga tidak merasa bersaing dengan mereka. Jika pada akhirnya Mas lebih unggul itu adalah bonus.”

"Mas Arhan hebat. Rina bangga sama Mas. Semoga kelak Rina bisa seperti Mas Arhan.”

*

Sementara itu, Nurmala berjalan tanpa tujuan. Ia tidak tahu ke mana ia harus pergi. Ia merasa sendirian di dunia ini. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang telah terjadi.

Ia berhenti di sebuah taman yang sepi. Ia duduk di bangku taman dan menangis sejadi-jadinya. "Ini semua salahku. Aku pantas mendapatkan semua ini," ucap Nurmala lirih, di tengah isak tangisnya.

*

Perubahan sikap Nurmala yang semakin menyesali diri, membuat Fadil murka. Amarahnya mencapai titik didih. Ia merasa harga dirinya diinjak-injak. Dendam kepada Arhan semakin membara.

Malam itu, ketika warung mulai sepi, sekelompok preman berbadan kekar dengan wajah sangar datang menyerbu. Mereka mengacungkan balok kayu dan senjata tajam, mengobrak-abrik segala yang ada di depan mata.

“Serahkan uangmu pada kami!" teriak salah seorang preman dengan suara lantang.

Arhan, yang sedang menghitung hasil penjualan, terkejut dengan kedatangan mereka. “Pergilah ke belakang bersama dengan ibu!" perintahnya pada Rina. Ia tidak mau terjadi apa-apa pada adiknya.

Lalu, tanpa rasa takut, ia maju menghadapi para preman itu. Romi, Joni, dan empat karyawan pria lainnya, informasi bersama Arhan, sementara tiga karyawan wanita lainnya Arhan perintahkan untuk pergi ke belakang bersama dengan Rina.

"Siapa kalian? Apa mau kalian?" tanya Arhan tegas.

"Tidak perlu tahu siapa kami. Yang penting, berikan uang kepada kami," jawab preman itu sambil memberikan kode kepada teman-temannya.

Para preman itu mulai menyerang warung "Bara Api". Mereka merusak meja, kursi, dan peralatan masak. Beberapa pelanggan yang masih berada di warung itu berlarian ketakutan.

Namun, Arhan tidak tinggal diam. Ia bersama Romi dan beberapa karyawannya melawan para preman itu. Meskipun kalah jumlah, mereka tidak gentar. Mereka melindungi warung mereka dengan sekuat tenaga.

"Ayo, lawan mereka! Jangan biarkan mereka menghancurkan warung kita!" seru Arhan dengan semangat.

Perkelahian sengit pun terjadi. Arhan dan para karyawannya berhasil memberikan perlawanan.

“Andi, awas!" Arhan berteriak ketika salah satu karyawannya terancam bahaya.

Sret…

Parang salah seorang preman mengenai lengannya. Pertarungan pun menjadi tidak seimbang karena tidak semua karyawan Arhan menguasai ilmu bela diri.

“Arhan…!”

Beruntunglah ketika situasi semakin terjepit, Budi datang membawa bantuan. Preman kewalahan dan beberapa di antara mereka terluka lalu terpaksa melarikan diri.

“Syukurlah kamu datang!" Arhan meringis sambil memegangi lengannya yang terus mengeluarkan darah.

“Rina yang menghubungiku," jawab Budi.

"Terima kasih, ya?"

"Berhentilah berterima kasih! Lukamu terlihat parah ayo kita pergi ke klinik terdekat!"

1
Hasanah Purwokerto
Dih,,kepedean bgt sih bu...? emang itu anak siapa..? justru anak itu akan mengingatkan Arhan.pd pengkhianatan Nurmala & Fadil..
Hasanah Purwokerto
Ga usah berharap berlebihan Nur,,memang,,setiap org berhak mendapatkan kesempatan kedua,,kecuali kamu...🤭🤭🤭🤭
Hasanah Purwokerto
Memang gampang mencari teman saat senang,,tp sulit mencari teman saat kita susah...
Nar Sih
sdh nurmala terima sja nasib mu jgn berharap bnyk lgi pada arhan yg udh gk mau sma kmu
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: betul. bukankah lebih baik mulai perbaiki diri
total 1 replies
Warijah Warijah
Akhirnya Nurmala kecewa kn..
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: kasian kasian kasiaaannn
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
bersikap sekarang mungkin ki opo to mak mak👻😪
Hasanah Purwokerto: 🤭🤭🤭🤭
bersikap setenang mungkin...???
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
ngarep aja terus bu? emang anak dia sampai terketuk hatinya
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: lha iyo
total 1 replies
kaylla salsabella
semoga saja nurmala gak pendek pikiran nya habis di tolak arhan
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: Aamiin 🤲
total 1 replies
ora
Dih, ngatur /Smug/
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: lha iyo
total 1 replies
Warijah Warijah
PD sekali Nurmala.. smg cintanya Arhan diterima oleh Ersha dn keluarganya.
kaylla salsabella
heleh ngarep ya Nur.... 🤣🤣🤣
Nar Sih
jgn mimpi nur,mending kmu jalani sja hudup mu ngk usah kepikiran mau balik lgi dgn arhan ngk akan mungkin terjadi arhan mau sama kmu lgi
Was pray
Nurmala mulai bermain api lagi, belum cukup luka akibat kamu bermain kemarin nur??
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
yg tanya rista kenapa jawabnya jd rani?
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
serung? 👻👻👻 kirain tadi sarung loh/Joyful/
ora
Tapi kamu nggak layak dikasih kesempatan. Apalagi dengan Ibu mu yang karena mau hidupnya terjamin ....
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: lha iyo
total 1 replies
Patrick Khan
nur q bisikin ya.. km pasti di tolak arhan😁😂.. sakit lo di tolak
Warijah Warijah
Semoga Arhan target untuk kebaikan, bukan target balas dendam..
ora
Dan saat keadaan sudah kembali, jangan lagi mau berteman sama teman yang sudah meninggalkan Sa ....
ora
Oalah ....
Hasanah Purwokerto: neng ati Podo kak....oalaaaaahhhh...jebulnya.....😂😂😂😂😂😂
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!