NovelToon NovelToon
Dendam Membawa Bencana

Dendam Membawa Bencana

Status: tamat
Genre:Misteri / Desas-desus Villa / TKP / Tamat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Di desa kandri yang tenang, kedamaian terusik oleh dendam yang membara di hati Riani. karena dikhianati dan ditinggalkan oleh Anton, yang semula adalah sekutunya dalam membalas dendam pada keluarga Rahman, Riani kini merencanakan pembalasan yang lebih kejam dan licik.

Anton, yang terobsesi untuk menguasai keluarga Rahman melalui pernikahan dengan Dinda, putri mereka, diam-diam bekerja sama dengan Ki Sentanu, seorang dukun yang terkenal dengan ilmu hitamnya. Namun, Anton tidak menyadari bahwa Riani telah mengetahui pengkhianatannya dan kini bertekad untuk menghancurkan semua yang telah ia bangun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jejak Yang Tersembunyi

Pagi itu, Desa Kandri diselimuti suasana tegang yang mencekam. Kabar tentang hilangnya Dinda, putri kesayangan Pak Rahman, menyebar bagai api di ladang kering. Warga desa berkumpul di balai desa, wajah mereka dipenuhi cemas dan bisik-bisik yang tak berkesudahan. Polisi telah tiba, mobil-mobil patroli memarkir di depan rumah Pak Broto, menambah kesan suram pada suasana pagi itu.

Di dalam rumah Pak Broto, ketegangan terasa begitu pekat hingga nyaris bisa dipotong dengan pisau. Pak Broto dan Bu Lastri, orang tua Riani, duduk di ruang tamu dengan wajah pucat pasi, baru saja selesai menjalani interogasi yang melelahkan. Rina dan Roni, adik-adik Riani yang sudah dewasa, berdiri di dekat pintu, menunggu giliran dengan jantung berdebar kencang. Mereka saling bertukar pandang, mencoba mencari kekuatan satu sama lain di tengah badai yang menerjang keluarga mereka.

Inspektur Arya, pemimpin tim investigasi, seorang pria dengan tatapan tajam dan pembawaan tenang namun tegas, memanggil Rina dan Roni ke ruangan yang berbeda. Ia tahu, untuk mengungkap kebenaran, ia harus mendapatkan informasi yang mendalam dari orang-orang terdekat Riani.

"Rina, silakan duduk," kata Inspektur Arya, mempersilakan Rina duduk di kursi di hadapannya. "Aku tahu ini sulit, tapi aku butuh kejujuranmu. Kau adalah adik Riani, kau pasti tahu sesuatu tentang dirinya yang mungkin terlewatkan oleh orang lain."

Rina menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. "Aku... aku tidak tahu apa yang bisa kubantu, Inspektur," jawabnya, suaranya bergetar. "Riani memang kakakku, tapi kami tidak terlalu dekat. Dia selalu menyimpan sendiri masalahnya."

"Cobalah untuk mengingat," desak Inspektur Arya dengan lembut. "Apakah Riani pernah bercerita tentang masalahnya dengan Dinda? Apakah dia tampak aneh belakangan ini? Perhatikan hal-hal kecil, detail-detail yang mungkin tampak tidak penting, tapi bisa jadi kunci untuk mengungkap misteri ini."

Rina memejamkan mata, mencoba memutar kembali ingatannya. "Sejujurnya, aku memang merasa ada yang berbeda dengan Riani," jawabnya setelah beberapa saat. "Dia jadi lebih pendiam dan sering melamun. Dia juga sering pergi tanpa memberitahu ke mana. Dulu dia selalu ceria dan terbuka, tapi belakangan ini dia seperti menyimpan beban yang berat di pundaknya."

"Apakah dia pernah menyebut nama Dinda dalam percakapan?" tanya Inspektur Arya, menyelidik.

Rina menggeleng. "Tidak pernah," jawabnya. "Tapi aku pernah mendengar dia berbicara dengan seseorang di telepon. Aku tidak tahu siapa, tapi dia tampak marah dan mengatakan sesuatu tentang 'membuat perhitungan' dan 'balas dendam yang setimpal'."

"Membuat perhitungan? Balas dendam?" tanya Inspektur Arya, alisnya berkerut. "Apakah kau bisa mengingat lebih detail tentang percakapan itu? Apakah kau tahu siapa yang dia ajak bicara?"

Rina menggeleng lagi. "Aku tidak tahu. Aku hanya mendengar sebagian percakapan itu secara tidak sengaja. Aku tidak berani bertanya lebih lanjut, karena Riani tampak sangat marah."

Setelah Rina keluar, Inspektur Arya memanggil Roni. "Roni, silakan masuk," katanya. "Sebagai adik, kau pasti punya pandangan sendiri tentang Riani. Apakah kau bisa memberikan informasi yang berguna untuk membantu kami menemukan Dinda?"

Roni mengangguk, meskipun wajahnya tampak pucat. "Aku akan mencoba, Inspektur," jawabnya. "Tapi aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Aku tidak menyangka Riani bisa melakukan hal seperti ini."

"Apakah kau tahu tentang masalah antara Riani dan Dinda?" tanya Inspektur Arya, langsung ke intinya.

Roni menggeleng. "Aku tidak tahu apa-apa, Inspektur," jawabnya. "Seingatku, mereka berdua baik-baik saja. Mereka sering bermain bersama saat kecil, dan tidak pernah ada masalah yang serius."

"Tapi, apakah kau melihat sesuatu yang aneh belakangan ini?" tanya Inspektur Arya, mendesak. "Apakah ada perubahan dalam perilaku Riani yang membuatmu curiga?"

Roni berpikir sejenak, lalu menjawab, "Aku pernah melihat Riani membawa sebuah tas besar ke dalam kamarnya. Aku tidak tahu apa isinya, tapi tas itu tampak berat. Dia juga sering pergi ke hutan di belakang desa, sendirian."

"Apakah kau tahu ke mana dia pergi dengan tas itu?" tanya Inspektur Arya, semakin tertarik.

Roni menggeleng. "Aku tidak tahu," jawabnya. "Dia hanya mengatakan bahwa dia ingin mencari udara segar. Aku tidak curiga apa-apa saat itu."

Inspektur Arya mencatat informasi tersebut dengan cermat. Tas besar dan kunjungan ke hutan bisa menjadi petunjuk penting.

"Roni, aku ingin kau jujur padaku," kata Inspektur Arya, menatap Roni dengan tatapan tajam dan menusuk. "Apakah kau menyembunyikan sesuatu? Apakah ada hal yang tidak kau ceritakan? Ini kesempatanmu untuk membantu kami menemukan Dinda dan mengungkap kebenaran."

Roni terdiam sejenak, tampak ragu dan bimbang. Keringat dingin mulai membasahi dahinya. Akhirnya, dengan suara lirih, dia berkata, "Sebenarnya... aku pernah melihat Riani membawa sebuah pisau dapur ke dalam kamarnya."

Inspektur Arya terkejut mendengar pengakuan itu. "Pisau dapur?" tanyanya, memastikan. "Apakah kau yakin melihatnya?"

Roni mengangguk dengan wajah pucat. "Aku yakin," jawabnya. "Aku melihatnya dengan mata kepala sendiri. Aku sempat bertanya kenapa dia membawa pisau, tapi dia hanya menjawab bahwa dia membutuhkannya untuk memotong buah."

Inspektur Arya menghela napas panjang. Informasi ini mengubah segalanya. Ia memerintahkan timnya untuk segera mencari pisau dapur di kamar Riani. Ia juga meminta agar Rina dan Roni tetap berada di rumah, karena ia yakin mereka mungkin memiliki informasi lain yang berguna. Ia merasa, kunci dari misteri ini tersembunyi di masa lalu Riani, dan ia harus menggali lebih dalam, selapis demi selapis, untuk mengungkap kebenaran yang pahit. Desa Kandri menyimpan rahasia kelam, dan Inspektur Arya bertekad untuk membongkarnya, demi menemukan Dinda dan menegakkan keadilan.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

1
SitiGemini75
aku selalu update kok kak bahkan tidak cuma satu bab bahkan 4 bab
SitiGemini75
ya oke kak tunggu
Mari🧝‍♀️16
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
SitiGemini75: secepatnya kakak
total 1 replies
Donny Chandra
Bikin penasaran!
SitiGemini75: makasih ya kak
total 1 replies
StarJustStar
Thor, aku tunggu cerita selanjutnya, kasih kabar dong.
SitiGemini75: oke siap 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!