NovelToon NovelToon
Kunikahi Gadis Yang Mirip Mendiang Istriku

Kunikahi Gadis Yang Mirip Mendiang Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Duda
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: LebahMaduManis

Aksa bertemu dengan gadis pemilik toko kue yang memikat hatinya, namun ia terpikat bukan karena gadis itu sendiri, melainkan terpikat karena gadis itu sangat mirip mendiang istrinya.

Aksa berusaha mendekati Si Gadis untuk bisa mendapatkannya, bagaiman pun caranya ia lakukan bahkan dengan cara licik sekalipun, asalkan ia bisa memiliki gadis yang sangat mirip dengan mendiang istrinya

Akibat obesesi Aksa yang melampaui batas, gadis itu pun terjerumus dalam lembah penuh hasrat Si Pria yang dominan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LebahMaduManis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Dimana pak saya sudah didalam Apartemen?" Tanya Rio dalam telpon, ia memasuki kediaman Aksa atas perintahnya. Matanya menyapu pandangan mengitari setiap sudut ruangan

"Kamu sudah tahu ruangan kerja saya kan? Masuk saja !" jawab Aksa tegas

Rio melangkahkan kakinya cepat ke ruangan yang ia tuju, ia segera menghampiri kenop pintu dan membukanya. Rio menyapa Aksa dengan sedikit menganggukan kepala

"Bagai mana? Sudah kamu kerjakan apa yang saya perintahkan?" Tanya Aksa, ia menyimpan Ipadnya di meja

"Sudah pak, tapi apa itu tidak keterlaluan?"

Aksa menopang dagunya, di sertai dengan mata yang menyipit "Tidak ! Itu adalah bagian dari rencana saya, biarkan semua pergi darinya hingga gadis itu tak punya apa-apa dan siapa-siapa lagi, dan hanya saya satu-satunya orang yang bisa dia andalkan" ia tersenyum getir, mengingat apa yang telah ia lakukan. Entah sadar atau tidak pria ini, sebenarnya telah menyiksa Erina secara tidak langsung

"Apa sebenarnya bapak menyukai gadis pemilik toko itu?" Rio bertanya dengan menautkan alisnya, pertanyaan yang sudah lama ingin ia tanyakan pada atasannya

"Tidak"

"Lalu, kenapa bapak bertindak sejauh ini?"

Aksa mengerucutkan bibirnya dan menggaruk kecil pada pelipisnya

"Ah ... saya lupa, kamu tidak pernah melihat foto mendiang istri saya" Aksa menggulirkan layar Ipadnya, kemudian ia membalikan layar Ipad pada Rio, ia menunjukan foto seorang perempuan padanya

Rio menjangkau Ipad yang di ulurkan Aksa "ini mendiang istri bapak?" Rio membelalakan matanya, hingga mulutnya sedikit menganga memandang foto tersebut

Ipad itu Rio kembalikan pada si empu, kini serpihan puzzle yang berantakan yang membuat isi pikirannya kalut sudah mulai dapat ditata "Gadis itu sangat mirip dengan mendiang istrinya" gumam Rio, setelah ia melihat foto Ayesha

Rio mulai bekerja dengan Aksa setelah Aksa resmi menyandang gelar Duda, Aksa pun tak pernah mengekspose mendiang Ayesha pada orang-orang baru di sekitarnya.

Aksa menginginkan Erina bahkan lebih tepatnya Obsesi, karena paras Erina yang miripi dengan mendiang Ayesha, jika di presentasikan sembilan puluh persen mereka mirip, jika disandingkan, mereka bak pinang dibelah dua, namun mengingat rentang usia yang tak sama lebih tepatnya mereka seperti Adik dan Kaka.

"Saya tidak menyangka bisa melihat wajah istri saya di tubuh yang lain, hingga beranggapan kalau saya sedang kembali ke masalalu sebelum saya menikahi Ayesha" ujar Aksa, ia kembali terkekeh setiap ia membicarakan Erina, matanya memancarkan sorot bahagia, namun juga gelisah

Aksa berencana menghancurkan usaha yang sudah orang tua Erina dirikan selama ini, Aksa terlampau sangat terobsesi dengan Gadis itu, ia Tahu Erina bukan Gadis yang mudah didekati laki-laki, ia selalu memberi batasan, membuat Aksa harus berusaha sangat lebih untuk mendapatkannya. Alasannya, Aksa hanya ingin menjadikan dirinya dunia baru untuk Erina, meski cara yang ia lakukan sangat licik, banyak yang kadi korban didalam rencananya.

Aksa ingin menjadi satu-satunya orang yang pantas dia andalkan Erina, ia berharap dengan ini ia mudah membawa Erina berada dalam dekapannya.

Sangat mudah bagi Aksa jika hanya mensabotase pasokan bahan kebutuhan ke toko kue, Aksa cukup kerahkan anak buahnya untuk semua rencana licik yang sudah ia rancang, tak perlu mengotori tangannya, anak buahnya sudah mensabotase semua pengiriman ke toko Erina, hingga tidak ada distributor yang bisa menyokong keperluan produksi ke toko itu.

Sungguh, perasaannya yang sangat dalam terhadap masalalunya, telah melumpuhkan empati dalam diri si pria Bongsor ini, bagaimana jadinya jika suatu saat Erina mengetahui semua ini? Sepertinya Aksa terlalu yakin dengan dirinya, ia lupa bahwa setiap tindakan akan selalu ada konsekuensinya, setiap kejahatan akan ada karmanya, dan tidak ada rahasia yang benar-benar bisa tersimpan rapih dan terkunci selamanya, pasti akan meninggalkan setitik jejak yang bisa menjadi pemicu terkuaknya semua rahasia.

Suara ketukan pintu membuat keduanya menoleh ke arah yang sama, seorang pelayan membawakan baki berisi dua cangkir kopi dan beberapa cemilan untuk teman minum kopi, pelayan itu menaruhnya di atas meja kecil dekat sofa di ruang kerja Aksa yang berada di Apartemennya.

Pelayan itu hanya bekerja membersihkan Apartemen dan membuat sarapan untuknya, jika pekerjaan sudah selesai, pelayan itu akan pulang, dan kembali di pagi hari. Aksa tidak ingin hidup satu atap dengan orang asing, bahkan dengan seorang pelayan atau pembantu sekalipun, ia beranggapan orang asing hanya akan menjadi benalu dan pemicu penyebar segala Rahasia tentang jika terlalu dibiarkan mengetahui segala tentang dirinya, namun bukan kah Erina juga termasuk orang asing? Tapi justru ia ingin menariknya masuk dikehidupannya?

"Terima kasih" ucap Rio pada si pelayan, tatapannya menyelidik padanya, si pelayan pun keluar dari ruangan Aksa

"Pelayannya baru lagi pak?"

"Ya" jawaban yang Aksa berikan terlampau datar, matanya menatap kosong pada foto di Ipad yang yadi ia tunjukan pada Rio "duduklah Rio dan minumlah" Aksa berdiri dari kursi kerjanya dan berpindah duduk di sofa untuk menyantap sajian yang sudah di suguhkan pelayannya.

Asap dari kopi panas yang baru diseduh sungguh menggugah selera setiap pemilik indra pencium yang menghirupnya, kopi seakan menjadi hidangan wajib untuk disajikan pada setiap pertemuan

"Sepertinya bapak sering berganti-ganti pelayan rumah, bukankah yang sebelumnya juga belum ada satu bulan disini?" Tanya Rio ia menyeruput kopi yang di sajikan

Aksa menyandarkan bahu lebarnya di sofa "Iya, dia mengundurkan diri, entahlah apa masalahnya, sepertinya dia tak nyaman" jawab Aksa, ia mulai menyalakan roko kemudian menghisapnya cukup kuat.

Rio menarik nafasnya hingga menggembungkan pipi, ia pun rasanya ingin keluar dari pekerjaannya sebagai personal asisten Aksa, siapa yang akan tahan bekerja dengan Bos yang Memiliki ekspresi terbatas, datar, dan kikir dalam senyuman, tidak mentolerir kesalahan sedikitpun, semua harus perfect. Tidak heran jika dalam satu bulan ia bisa tiga kali ganti pelayan.

Namun Aksa akan menjadi sangat royal jika apa yang di tugaskan sesuai dengan ekspektasinya, tak tanggung-tanggung komisi yang ia berikan bisa hingga ratusan juta, itu lah yang membuat Rio bertahan bekerja dengan Aksa sampao saat ini.

"Rio, sudah berapa lama kamu bekerja dengan saya?

"Sudah dua tahun lebih pak" jawab Rio

Aksa mengangkat ujung bibirnya "sepertinya kamu satu-satunya personal asisten yang mampu bertahan cukup lama bekerja dengan saya"

Rio hanya menganggukan kepala dan tersenyum tipis

Aksa menghampiri meja kerjanya dan membuka laci lalu mengambil barang kecil seperti sebuah kartu, lalu menyimpannya di meja yang berada di tengah-tengah sofa tempat Rio dan Aksa duduk sebelumnya "ambillah. Itu kunci akses apartemen, selama kamu masih bekerja dengan saya, anggap saja itu milikmu. lokasinya tidak jauh dari kantor, dan tidak jauh juga dari apartemen saya, agar kamu bisa menghemat waktu perjalanan dan kamu tidak perlu tinggal lagi di panti asuhan"

Rio menautkan alisnya "Pak apa ini tidak berlebihan?"

"Selama ini saya tidak punya teman, bahkan hanya untuk sekedar berbagi cerita receh yang tak penting, dan kamu sudah cukup lama bertahan di bawah tekanan saya, saya apresiasikan itu untukmu, saya harap kamu bisa menganggap saya sebagi teman jika diluar pekerjaan kantor, namun tetaplah profesional" Aksa kembali menghisap roko yang yang terselip dijemarinya.

"Baik pak, saya sangat berterimakasih atas apresiasi yang bapak berikan, saya akan tingkatkan kinerja saya" tutur Rio, ia meraih kartu akses yang di berikan Aksa.

Sungguh Rio tak bisa menutupi gelenyar hangat yang menyebar dari dada, senyuman tersimpul di wajahnya, hingga menimbulkan cekungan di sebelah pipinya, ia teramat senang mendapatkan apresiasi dari atasannya.

Aksa menatap lekat Rio, ia sedikit terkikih "lesung pipimu, mengingatkan pada gadis itu lagi" ia menekan ujung roko pada asbak

Rio meraba pipinya dan ikut terkekeh "mungkin ini salah satu yang diturunkan dari orang tua saya" ucap Rio

Aksa mengintip pada jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya "Sudah waktunya makan siang, saya mau mengajakmu ke Resto yang akan menampilkan Live Drama yang sangat menguras emosi"

Mata Rio membulat "maksudnya pak?"

...***...

...JANGAN LUPA TINGGALKAN LIKE DAN COMMENT NYA YAA READERS...

...Terimakasih...

1
aliyanila
ayo lantkan ceritanya, aku penasaran
LebahMadu: siapp.. di tunggu
total 1 replies
LebahMadu
semoga secepatnya bisa banyak pembaca ya , dan terus dukung karya2ku👍
LebahMadu
Terima kasih dan tunggu plotwis2 berikutnya
LebahMadu
Terima kasih sudah mampir 😍
aliyanila
cerita sebagus ini, penulisannya bagus. bisa2nya sepi
aliyanila
tiap babnya bikin penasaran
aliyanila
ceritanya menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!