Entah apa yang membuat pernikahan yang baru berjalan tiga tahun hancur berantakan.Kakak kandungku yang menumpang sementara waktu dirumahku karna paska bercerai dengan suaminya,tega bermain api dengan ipar sendiri dibelakangku.
"Tega kalian..."ujarku.
"Maafin mas wan.Mas khilaf wanda."ujar irwan suamiku.
"Apa kurangku selama ini hah,dan kamu Ina sudah aku tampung malah jadi duri dalam pernikahan ku."ujar wanda menunjuk sang kakak yang bernama Ina.
Ina tidak menjawab sepatah katapun,dia hanya diam tertunduk mendengar apa yang adiknya ucapkan.
Kakak yang seharusnya mengayomi adiknya,ternyata menjadi duri dalam rumah tanggaku.Harusnyan dia bisa mengambil hikmah dari kegagalan rumah tangganya,ini malah menghancurkan rumah tangga adik kandungnya sendiri.
Entah mau dibawa kemana pernikahan antar irwan dan wanda selanjutnya?Apakah mereka mampu merajut kembali benang yang terlanjur kusut atau menyerah pada keadaan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Tumben siang - siang begini kamu mampir?Ada angin apa?" tanya Wanda sesaat sudah berada dihadapan laki - laki itu.
"Kangen pengen ketemu kamu." ujar laki - laki itu sambil mengedipkan matanya.
"Lebay." cibir Wanda.
"Gimana kerjaan baru kamu?" tanya laki - laki itu berubah ke mode serius.
"Lumayan melelahkan. Sudah lama aku vakum jadi belum terbiasa,masih kaku." kekeh Wanda.
"Butuh bantuan." ujar laki - laki itu.
"Untuk saat ini kaya aku masih bisa handle,Ries. Nanti kalau aku mentok juga nyariin kamu." menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.
"Kamu jangan terlalu gila dalam bekerja,ingat kesehatan itu penting. Istrirahat yang cukup,makan tepat waktu." nasehat Aries sebagai bentuk perhatiannya sebagai teman.
Sebenarnya Aries sudah menaruh hati terhadap Wanda. Tapi Aries belum berani mengungkapkannya. Rasa itu masih coba di tahan. Bila waktunya sudah tepat Aries akan mengutarakan isi hatinya.
Ia menyadari bahwa Wanda masih trauma dengan kisah rumah tangganya yang terdahulu. Untuk itulah Aries harus sabar untuk bisa membuka hati Wanda kembali. Berusaha menyembuhkan luka. Biarlah hubungan ini berjalan apa adanya. Mengalir seperti air.
Enam bulan sudah Wanda berpisah dengan Irwan. Untuk menghilangkan rasa jenuh,akhirnya wanda kembali terjun bekerja dikantor mendiang ibunya yang selama ini dikelola om nya. Tak ada orang yang mengetahui jika perusahaan ini adalah miliknya,termasuk mantan suaminya.
"Kok bengong?" tegur Aries. "Lagi mikir apa?" tanya Aries kembali.
"Aku lagi kepikiran mantan suamiku,Ries." ujar Wanda.
"Ada apa?" tanya Aries penasaran melihat kegusaran Wanda.
"Apa aku terlalu kejam ya sama mereka?"
"Maksud kamu gimana,Wanda. Aku kurang mengerti." tanya Aries yang tidak paham arah pembicaraan Wanita yang ada didepannya.
"Maksudku gini Ries. Aku mendapat kabar dari salah seorang temanku,mas Irwan dan kak Ina hidup serba kekurangan. Mereka sudah tidak punya apa - apa. Usaha toko Roti kak Ina gulung tikar,harta satu - satu mereka yang tersisa hanyalah rumah yang mereka tempaþi sekarang." jelas Wanda terlihat ada kesedihan dimatanya. Walau bagaimana pun perbuatan mereka dimasa lalu tapi mereka pernah menjadi bagian dari hidupnya.
"Udah biarkan saja mereka merasakan karma dari perbuatan mereka. Harusnya kamu tertawa sekarang,bukanya sedih seperti ini. Apa kamu tidak ingat perbuatan mereka kepada dirimu?" ujar Aries jengkel terhadap sikap lemah Wanda.
"Entahlah,Ries." ujar Wanda sendu. Matanya menatap lurus keluar jendela yang memperlihatkan gedung - gedung tinggi menjulang. Pikiranya menerawang entah kemana.
"Ga usah terlalu di pikirkan,fokus sama masa depan kamu sendiri. Biarkan mereka menikmati apa yang mereka tanam. Lupakan mereka,atau jangan - jangan kamu mau kembali kepada mantan suamimu yang brengsek itu." geram Aries yang secara tidak langsung memperlihatkan ketidak suakaanya pada tingkah Wanda.
"Enak aja,ya ga lah. Ngaco kamu,Ries." ujar Wanda cemberut.
Aries panas dingin melihat bibir ranum yang ada didepannya. Ingin rasanya mengecapnya. Aries memalingkan wajahnya kearah lain. Mencoba menetralisir sebuah rasa yang seharusnya ia sendiri tak tahu rasa itu kian hari makin tumbuh subur di hatinya. Perasaan ingin melindungi perempuan yang ada dihadapannya.
Begitulah mereka berdua kalau sudah berdua ,tak terasa waktu makin sore.
"Wanda,kamu sudah selesai dengan pekerjaanku hari ini?" tanya Aries.
"Udah." jawab Wanda sambil merapikan mejanya.
"Pulang bareng aku ya?" tanya Aries.
"Aku bawa kendaraan sendiri, Ries." ujar Wanda.
Ada guratan kekecewaan dimata Aries saat mendengar perkataan Wanda barusan.
gda guna nya juga..sama2 muna juga..saling gengsi...yg perempuan gengsi di gedein