Setelah melewati pernikahan selama empat tahun, semia kebahagiaan seakan sirna hanya karena belum bisa menghadirkan buah hati yang diidamkan oleh keluarga besar mereka. Terutama keluarga besar suaminya Jayandru Kertanegara
Ditambah lagi kesibukan mereka berdua yang makin menggila, pernikahan yang dulunya penuh cinta bisa terasa hampa.
Belum lagi keinginan Mama Jayandru yang menginginkan mantan kekasih Jayandru yang dulu menjadi istri putranya.
"Dia bisa memberikan Dru, anak, Nara. Keluarga Dru butuh pewaris."
**semoga suka, ya**
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembalasan Jayandru
"Pak Bos, mobil Pak Jayandru ke arah perusahaan anda," lapor pengawal Andy yang sedang mengikuti mobil Jayandru.
Tidak terdengar suara bosnya sejenak. Hening. Kemudian terdengar tawanya.
"Oke. Ikuti terus."
"Siap pak bos.".
Mobil Jayandru dan dua mobil lainnya memasuki parkiran lantai dasar perusahaan Andy.
Dia tersenyum ketika melihat sebuah suv hitam yang sama persis dengan mobil yang mengikuti istrinya Nara, juga memasuki parkiran ngga lama kemudian.
"Hajar mereka kalo mereka macam macam."
"Siap tuan muda."
Jayandru segera keluar bersama semua pengawalnya. Sebagian pengawal langsung menghampiri suv yang baru berhenti itu.
BUG
BUG
BLUP BLUP BLUP
Jayandru menembak semua kamera cctv yang ada di sana dengan pis tol berperedamnya. Asistennya-Onel juga membantunya. Sebelumnya dia sudah survey diam diam untuk mengetahui letak kamera cctv di basemen ini.
Jayandru bersama Omel bergerak menuju lift, sementara para pengawalnya yang lain melumpuhkan pengawal pengawal Andy yang kalah jumlah.
Onel merusak program lift yang tidak mengijinkan selain pegawai menaiki melebihi lantai satu.
Mereka menuju lantai teratas. Dulu Jayandru pernah ke sini sebagai teman dan relasi bisnis. Tapi sekarang dia datang untuk memberikan peringatan.
Saat pintu lift terbuka, beberapa staf yang ada di sana terkejut melihat kehadirannya. Wajahnya yang cukup familiar membuat mereka menunduk hormat.
"Pak Andy sudah menunggu," lapor sekretaris Andy yang berjalan tergesa menyambutnya. Matanya menatap kagum pada selingkuhan istri pak bosnya.
Tampan banget, pujinya dalam hati. Kemudian melirik asisten Jayandru.
Tampan juga, pujinya lagi dalam hati.
Jayandru hanya menganggukkan kepalanya dan terus melangkah memasuki ruangan Andy. Asistennya juga mengikutinya dari belakang. Kemudian menutup pintu.
Senyum memuakkan Andy menyambutnya. Sepertinya dia belum tau kalo para pengawal pengawalnya yang ada di basemen sudah dikalahkan.
Tanpa basa basi Jayandru mengacungkan pistol berperedamnya
"Sabar, bro." Dengan cepat dia menekan tombol untuk memanggil pengawalnya yang berada di lobby. Berusaha tetap tenang. Tapi dalam hati memaki kebodohannya, ngga nyangka Jayandru akan senekat ini.
Kalo saja dia menyadari niat Jayandru, dia akan meminta banyak pengawalnya berjaga di ruangannya. Saat ini dia sendirian, karena terlalu yakin Jayandru ngga akan mungkin melakukan tindakan yang bisa menjatuhkan harga dirinya. Bahkan karirnya.
BLUP
Jayandru menembakkan peluru itu tepat di dada Andy hingga dia terdorong ke belakang..Tatapnya dingin dan penuh benci.
BUG
Andy terjatuh sampai terduduk ke lantai sambil memegang dadanya yang mengeluarkan sedikit darah (?)
Dia mulai merasakan berat di kepalanya.
"Jangan khawatir, itu hanya peluru bius," ejek Jayandru ketika melihat Andy sedang berusaha keras menjaga kesadarannya
Sialan! Maki Andy dalam hati.
"Sebentar lagi polisi akan datang untuk membawamu tidur di kantornya." Jayandru sudah mengantongi bukti kalo mobil suv yang mencegat istrinya milik Andy. Memang ngga bakal di proses lama. Tapi faktor shock yang akan Andy terima bagi Jayandru sudah cukup untuk membalas ketakutan istrinya tadi pagi.
"Dengar, bodoh! Aku. Tidak. Pernah. Meniduri. Istrimu." Setelah mengatakannya Jayandru berbalik pergi bersamaan dengan hilangnya kesadaran Andy.
Setelah ini dia akan memperketat pengawasan terhadap Nara dan orang tuanya. Juga orang tuanya. Dia tau, Andy pasti akan membalasnya setelah urusan poli sinya selesai dia tangani.
*
*
*
Jayandru tersenyum melihat pengawal pengawal Andy yang sudah terkapar dan diborgol kedua tangannya.
"Bawa mereka ke kantor poli si," perintahnya sambil memasuki mobil.
"Siap pak bos."
Mobil suv yang ada di sana juga dibawa pengawalnya ke kantor poli si. Pengacaranya sudah menunggu di sana untuk memproses semuanya. Dia hanya tinggal menunggu hasil saja.
Dia tersenyum ketika ponselnya berdering dengan nada khusus.
Nara.
Satu lengkung tipis terukir di kedua sudut bibirnya.
"Halo sayang." Jayandru menyandarkan punggungnya di sandaran mobil yang sudah dia mundurkan sedikit. Demi kenyamanannya karena sebelum melakukan aksi tadi, perasaannya sangat te gang.
Dia tidak menyangka akan semudah ini. Tadinya Jayandru sudah memikirkan situasi terburuk. Untunglah Andy tidak sepintar yang dia pikirkan. Asistennya sudah menjalankan mobilnya dengan pelan.
"Emm.... Kita makan siang bareng aja. Emm.... Kamu bisa jemput aku sekarang...."
Jayandru.masih tersenyum saat mendengar suara istrinya. Hatinya senang karena dia tau Nara pasti mengkhawatirkannya. Dia tau, insting Nara sangat tajam.
Dia sudah dimaafkan?
"Bisa. Aku on the way ke kantormu sekarang, ya.... Setengah jam lagi nyampe." Jayandru melirik jam tangannya.
"Tadi kamu ngga aneh aneh, kan?"
"Aneh aneh apa?" tanya Jayandru dengan seringai tipisnya. Pura pura polos Asisten yang menyupir mobilnya meliriknya sinis.
Kemarin kemarin aja setres.
Seakan tau Onel sedang mengejeknya, dia meliriknya tajam. Onel yang ketangkap basah pura pura fokus ke depan.
"Iya, ngga melakukan hal yang bahaya."
"Ya enggaklah. Aku baru selesai meeting," jawabnya santai.
"Syukurlah." Terdengar helaan nafas lega Nara.
Jayandru tersenyum lagi seakan sedang berada di depan istrinya.
"Ya, sudah, aku tunggu, ya."
"Oke."
Jayandru menatap.Onel yang dia tau sudah menguping pembicaraannya.
"Sudah tau, kan, mau kemana?" tanyanya sambil memejamkan matanya.
"Ya, tuan muda."
*
*
*
Nara menatap.ponselnya resah. Dia tau Jayandru berbohong. Tapi dalam hati tetap saja ada kelegaan karena suaminya baik baik saja.
"Mau makan siang sama Jayandru?" tanya Warda mengusik dengan tatapan jahil.
"Iya." Nara menyimpan ponselnya ke dalam tas kecil yang selalu dibawanya. Dari brand yang terkenal. Jayandru yang menghadiahkannya beberapa bulan yang lalu, saat dia ulang tahun.
Nara sudah mewanti wanti, jangan lagi membelikannya hadiah semahal ini. Sayang uangnya.
"Ini hanya tas," protesnya selalu. Tapi Jayandru ngga pernah mau mendengar.
"Gitu, dong, bu. Baikan. Memang sulit, tapi maafkan dia pelan pelan," ucap Warda lagi, memberikannya nasehat.
"Aku rasa cuma gosip. Kalo kamu lihat yang di hotel, pasti juga ada teman temannya." Yuri juga ikut memberi pencerahan.
Nara tersenyum. Dalam hati dia membantah.
Kalian ngga lihat video yang dikirimkan Monica, sih.
Nara yakin, jantung mereka pasti mau copot melihat adegan semi panas itu.
"Pelakor bakalan tambah panas kalo melihat kalian tetap rukun, tetap guyup," tambah Nisya berapi api.
Tipe tipe suami Nara, kan, idaman banget. Nara harus tahan banting, batinnya.
"Betul, itu." Yuri setuju dengan yang dikatakan Nisya.
Nara tersenyum. Saat ini dia hanya masih merasa kecewa dengan Jayandru. Tapi tetap saja dia khawatir kalo laki laki itu melakukan hal hal yang membahayakan dirinya sendiri.
"Kalian hanya perlu refreshing. Program komputer aja butuh direfresh," tawa Warda.
"Otak kita juga. Kapan kapan kita traveling, yuk," ajak Yuri.
"Ayok. Kapan?" tanya Warda.
"Nanti kita cari tempat yang bagus dan ngga terlalu mahal," tawa Yuri si pemberi ide.
Mereka pun tergelak berderai derai.
Enak banget langsung dibikin mati itu Adel !! Udah bikin rusuh RT anaknya, tiba² koit, enak banget gak nerima karma & gak tobat dengan memperbaiki cara berpikirnya, bahwa pengalaman Adel gak harus Nara sang mantu juga mengalaminya 🫣
Belum tentu saat stroke, si Monika mau mbersihin BAB nya Adel kan? Secara sudah dijadikan mantu idaman sama Adel jangan dimatikan dulu Adelnya ya thor 🙏
Biar Adel menikmati bagaimana rasanya sakit stroke & tidak diurus oleh Monika😛
Tentu sj penyesalan ada di akhir
Monic aja bs boong demi tujuan nya padahal suaminya kasar dan temperamental apalagi cuma nenek tua penyakitan.