NovelToon NovelToon
Kujual Tubuhku Demi Sesuap Nasi

Kujual Tubuhku Demi Sesuap Nasi

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / PSK
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

“Di balik seragam putih abu-abu, Nayla menyimpan rahasia kelam.”

Di usia yang seharusnya penuh tawa dan mimpi, Nayla justru harus berjuang melawan pahitnya kenyataan. Ibu yang sakit, ayah yang terjerat alkohol dan kekerasan, serta adik-adik yang menangis kelaparan membuatnya mengambil keputusan terberat dalam hidup: menukar masa remajanya dengan dunia malam.

Siang hari, ia hanyalah siswi SMA biasa. tersenyum, bercanda, belajar di kelas. Namun ketika malam tiba, ia berubah menjadi sosok lain, menutup luka dengan senyum palsu demi sesuap nasi dan segenggam harapan bagi keluarganya.

Sampai kapan Nayla mampu menyembunyikan luka itu? Dan adakah cahaya yang bisa menuntunnya keluar dari gelap yang menelannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Langit mendung menggantung di atas pemakaman sore itu, seolah ikut berkabung atas kepergian seorang ibu yang begitu tabah menanggung derita hidup. Awan-awan kelabu seperti tumpukan duka yang menggantung di dada Nayla, tak kunjung runtuh namun cukup pekat untuk membuat seluruh dunia tampak suram.

Di depan liang lahat, tubuh Nayla berdiri tegak namun lemah. Di Tangannya menggenggam erat bahu Lili yang menangis sesenggukan, sementara Dio berdiri di sisi lainnya, diam membisu. Wajah bocah lelaki berusia sepuluh tahun itu tampak tegas, namun sorot matanya gelap, kosong, dan jauh dari kesan seorang anak.

Dari kejauhan, suara doa bergema, mengiringi jasad sang ibu yang kini perlahan diturunkan ke dalam tanah. Setiap gumpalan tanah yang dilemparkan ke liang lahat, seakan-akan menggugurkan serpihan hati Nayla sedikit demi sedikit.

Air matanya jatuh, tak bisa ia hentikan, tak bisa ia tahan.

Itulah cinta yang pergi, tanpa sempat ia peluk untuk terakhir kali. Tanpa sempat ia ucapkan maaf dengan utuh. Tanpa sempat ia jelaskan, bahwa segala aib dan kehinaan yang ia lakukan, semata-mata untuk mereka. Untuk keluarga ini. Untuk sang ibu yang kini diam membeku dalam tanah.

Tapi semua itu terlambat.

Di sisi lain pemakaman, sosok-sosok tak terduga muncul. Elang berdiri dengan wajah sulit ditebak, tatapannya tertuju pada Nayla namun ia tetap diam. Mira, dengan pakaian serba hitam, berdiri beberapa langkah di belakang, sorot matanya gelisah. Dan yang paling mengejutkan, Elvino, kakak Elang sekaligus lelaki yang pernah membeli tubuh Nayla dengan uang, juga hadir, wajahnya tanpa ekspresi, berdiri mematung di antara para pelayat.

Dan di sana, berdiri sang ayah. Wajahnya kusut, lelah, namun tak sedikit pun menunjukkan kesedihan sejati. Tak ada linangan air mata. Hanya rokok menyala di ujung bibir dan pandangan kosong yang sulit diartikan.

...

Malam itu, rumah kontrakan sempit Nayla dipenuhi tamu. Tetangga-tetangga datang membawa baki berisi makanan, duduk bersila di ruang tengah untuk membaca yasin dan tahlil bagi almarhumah ibu Nayla. Lantunan doa menggema lirih, mengisi ruangan yang masih berbau kematian.

Nayla duduk di sudut ruangan, masih mengenakan pakaian hitam. Di pangkuannya, Lili tertidur dengan air mata yang belum kering di pipi kecilnya. Di sisi lain ruangan, Dio duduk sendiri, diam, tak bicara, dan tak sekalipun melirik Nayla sejak mereka kembali dari pemakaman.

Nayla mencuri pandang pada adik laki-laki nya itu, berharap ada seberkas pengertian di wajahnya, atau mungkin pelukan. Tapi yang ia temui hanyalah tembok dingin yang tak bisa ditembus.

Dio yang biasanya memeluk Nayla saat sang kakak menangis, kini hanya memeluk lututnya sendiri. Dan diamnya lebih menyakitkan daripada ribuan caci maki.

Lalu...

BRAAAK!!

Pintu terbuka keras.

Sosok ayah Nayla berdiri di ambang pintu, tubuhnya sedikit limbung, bau alkohol menyengat dari napasnya. Matanya merah, penuh amarah, dan tanpa aba-aba ia mulai berteriak.

“HENTIKAN TAHILAN INI!!” suaranya menggelegar, membuat para tamu menoleh panik.

Salah satu tetangga berdiri. “Pak, ini malam pertama tahlilan untuk almarhumah. Mohon...”

“DIAM KAMU!” sang ayah membentak. Matanya kini menatap Nayla tajam. tatapan yang tak lagi menyimpan amarah biasa.

Ia menunjuk putrinya sendiri dengan jari gemetar.

“INI SEMUA KARENA PEREMPUAN JALANG ITU!! KALIAN SEMUA LIHAT!! INI DIA PENYEBAB ISTRIKU MATI!!”

Nayla tersentak. Lili terbangun dan langsung memeluk erat tubuh Nayla, menangis ketakutan.

“DASAR PELACUR MURAHAN! KAU JUAL DIRI KAU UNTUK APA?! MEMBAWA AIB KE KELUARGA INI!! IBU KAU MATI KARENA KAU!! KARENA KAU!!” teriaknya sambil meludah ke lantai.

Para tamu terpaku. Beberapa mencoba menenangkan, namun sang ayah mendorong mereka kasar.

“Aku TIDAK MAU perempuan ini dianggap seolah dia anak baik! Aku tidak butuh doa-doa palsu kalian! ISTRIKU MATI KARENA ANAK INI!!”

Nayla hanya tertunduk. Bibirnya gemetar. Air matanya mengalir deras.

Di dalam hatinya, ribuan kata ingin ia teriakkan.

"Kau ke mana selama ini?! Saat kami kelaparan?! Saat Ibu pingsan karena tak kuat bekerja?! Saat Lili menangis karena demam tinggi dan tidak ada uang berobat?! Kau sibuk mabuk! Kau sibuk berjudi! Kau memukul Ibu hanya karena tidak diberi uang! Kau lelaki pengecut yang hanya pulang saat butuh, bukan saat diperlukan!"

Tapi semua itu hanya tertahan di tenggorokan. Ia tidak bisa berkata apa-apa.

Yang bisa ia lakukan… hanyalah menangis.

Dan menatap para tamu satu per satu, melihat bagaimana wajah-wajah mereka berubah, dari iba menjadi curiga.

Akhirnya, sang ayah berteriak lebih keras lagi.

“KELUAR!! KALIAN SEMUA!! KELUAR!! SAYA TIDAK BUTUH ORANG MUNAFIK DI SINI!!”

Para tetangga mulai berdiri, satu per satu pergi dengan tatapan iba dan ketakutan. Tidak ada yang bisa berbuat banyak. Tidak ada yang bisa menghentikan badai yang telah meledak di tengah rumah duka itu.

Nayla terduduk lemas.

Lili menangis dalam pelukannya, tubuh mungilnya gemetar ketakutan.

Dan Dio...

Masih di sudut ruangan. Masih diam. Tapi kini ia berdiri. Dan menatap Nayla untuk pertama kalinya sejak pagi tadi.

Namun bukan dengan mata penuh kasih.

Melainkan mata yang asing, dingin, dan kecewa.

Itu lebih menghancurkan daripada kata “pelacur” yang diucapkan ayahnya.

Lebih menghancurkan dari semua tamparan dunia.

Nayla kehilangan ibunya.

Kini ia mulai kehilangan adiknya juga.

...

Tujuh hari telah berlalu sejak kepergian sang ibu, namun bagi Nayla, rasanya seperti tujuh tahun luka yang menumpuk dalam dada. Rumah kontrakan kecil mereka tak lagi terasa seperti rumah. Dindingnya dingin, udaranya hampa, dan setiap sudutnya memanggil kenangan yang kini berubah jadi perih.

Pagi itu, matahari baru saja mengintip malu-malu dari balik jendela saat Nayla bangun lebih awal dari biasanya. Tanpa suara, ia melangkah ke dapur, menyalakan kompor tua, dan mulai menanak nasi. Tangannya bergerak otomatis. memotong, menumis, mencicipi. Seperti yang dulu ibunya lakukan.

Ia menyiapkan sarapan dengan hati-hati. nasi hangat, tumis sayur dan ayam kecap kesukaan Dio. Sesederhana apapun menu itu, Nayla berusaha memberinya cinta dalam tiap irisannya.

Namun yang ia terima bukanlah senyuman atau ucapan terima kasih.

Begitu Dio keluar dari kamar, berseragam rapi, Nayla menyambutnya dengan lembut.

“Ayo, Sarapan dulu, Dio.”

Namun bocah laki-laki itu hanya menatap piring di atas meja. Lalu melirik Nayla. Tak berkata sepatah kata pun, ia langsung meraih tasnya dan berjalan menuju pintu.

“Dio, kenapa nggak makan sarapannya?” tanya Nayla, suaranya nyaris gemetar.

Dio tidak menjawab.

Ia hanya membuka pintu, dan pergi.

Tanpa menoleh. Tanpa mengucap salam. Tanpa pamit seperti biasanya.

Nayla terpaku. Piring nasi itu masih utuh di atas meja. Ayam kecap kesukaan adiknya, kini mendingin seiring dengan perasaan yang juga perlahan membeku.

Ia hanya tersenyum kecil. senyum yang dipaksakan, yang ia kenakan seperti tameng, untuk menyembunyikan ambruknya isi hati.

Dengan perlahan ia duduk, memanggil Lili yang baru keluar kamar sambil mengucek mata.

“Sini, Sayang. Mbak suapin ya…”

Lili mengangguk kecil dan duduk di pangkuannya. Nayla menyuapi gadis kecil itu sambil menyelipkan sedikit tawa palsu, menyanyi pelan seperti ibunya dulu. Meski hatinya bergetar, meski napasnya sesak, Nayla tetap tersenyum untuk Lili.

Ia tahu, jika dirinya ikut hancur. maka tak ada lagi tempat bagi Lili bersandar.

Setelah sarapan, Nayla menggandeng tangan adik bungsunya itu menuju sekolah. Di sepanjang jalan, Lili banyak bertanya. tentang bunga-bunga yang mekar, tentang ibu yang katanya kini tinggal di surga, dan tentang kenapa Dio sering marah.

Nayla menjawab sekenanya, sambil terus menggenggam tangan kecil itu erat-erat. Seolah hanya tangan Lili yang membuatnya tetap kuat berdiri.

Namun pagi mereka yang seharusnya berjalan damai, pecah lagi.

Begitu Nayla sampai di rumah, belum sempat ia menghela napas, suara menggelegar memecah udara.

“Hei! Anak tak tahu diri! Mana kopi gue, hah?!”

Itu suara ayahnya.

Nayla buru-buru berlari ke dapur.

“MAU NUNGGU SAMPAI KERONGKONGANKU KERING?! DASAR PEMALAS!”

“Sebentar, pak. Nayla baru nganterin Lili tadi, maaf.”

“BANYAK ALASAN!! KALAU BUKAN KARENA IBU KAMU MATI, AKU JUGA NGGAK SUDI MELIHAT WAJAH MU SETIAP HARI!!”

Nayla menunduk. Tangannya gemetar saat ia menyeduh kopi. Air panas hampir tumpah dari gelas. Tapi ia tahan. Ia telan semua. Seperti biasa.

Ketika ia menyajikan kopi itu di meja, ayahnya menatapnya penuh benci.

“Seharusnya kamu tahu diri. Jangan sok jadi anak baik. Bau dosa masih nempel di tubuhmu,” ujarnya sambil menyeruput kopi panas.

Nayla tidak menjawab. Ia hanya berdiri menatap ubin kusam yang sama dinginnya seperti sorot mata Dio.

Ia menutup mulutnya rapat-rapat, menyembunyikan isak tangis yang nyaris keluar. Ia tidak bisa menangis di depan ayahnya. Atau di depan Dio. Atau siapa pun.

Karena tidak ada satu pun di rumah ini yang akan menghapus air matanya.

1
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
waduuuuhhh kayaknya kalo menyangkut konplik orang tua dan perjodohan bakalan berat nih, apalagi saingannnya yg syar'i syar'i pasti dibanding bandingin trus nih....
Dzimar
Thor kmren2 sering triple bab😍
Her$a: besok kak insyaallah,, tapi cuma 2 bab pr hari... GPP yaa😉
total 1 replies
Dzimar
gak rela klu Nayla di tinggal nikah SMA elvino Thor ..elvino juga udh cinta bngt ke nayla
Dzimar
up Thor udh jam 6 blm up... menantikannya
Her$a: masih proses kak😁 agak terkendala hari ini
total 1 replies
Dzimar
Nayla pasti TLP elvino....ayo elvino datang&liat kondisi Nayla yg hdupnya hancur karena keadaannya 😭
Siti Aminah
trs lanjut ya kak AQ suka banget ceritanya.
Siti Aminah
seru banget . tlng di lanjut episode selanjutnya
Her$a: terima kasih 😘
total 1 replies
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
semangat kakak othor... aku gak tau mau bikin ulasan apa,,, tapi sejauh ini ceritanya bagus banget....
Her$a: Terima kasih 😘
total 1 replies
Bunda Dzi'3
hp Thor ..smngts bnyk pembaca karyamu thor👍
Bunda Dzi'3: smngtsss🖤
total 2 replies
Bunda Dzi'3
beban nya Nayla berat bngtt😭
Bunda Dzi'3
Aulia sma elang aja..sma2 bersih...biar Nayla sma elvino...krna Nayla udh di tidurin elvino biar Elvino tanggung jawab...Nayla khawatir hamil saat elvino nikahin Aulia...trs elang yg nikahin Nayla 😭😭
Bunda Dzi'3
ervino udh cinta sma Nayla...
Bunda Dzi'3
lanjutttt🖤
Bunda Dzi'3
buat aja Nayla hamil biar di nikahin Elvino Thor
Bunda Dzi'3
😭😭😭
Bunda Dzi'3
Elvino udh Cinta mungkin sma Nayla tapi gengsi...Dia pikir Nayla gak lebih dri pemuas ranjangnya...pdhl elvino udh ada rasa sblm kjdian MLM pertama...Haa khayalan Qu sperti ini ..nikahin Elvino buat Nayla bhgia👍
Bunda Dzi'3
elvino knpa gak di nikahin aja Nayla&angkat derajatnya Nayla..biar gak bnyk dosa&Dio gak benci lagi😭
Bunda Dzi'3
😭😭😭
Bunda Dzi'3
lanjut thor
Bunda Dzi'3
i
kasian Nayla hancur N merasa bersalah bngt pastinya ..ibunya mninggal karna tau kerjaan nayla😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!