NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pelacur

Aku Bukan Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Keluarga / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:33.5k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Malam itu, di sebuah desa terpencil, Alea kehilangan segalanya—kedua orang tuanya meninggal dan dia kini harus hidup sendirian dalam ketakutan. Dalam pelarian dari orang-orang misterius yang mengincarnya, Alea membuat keputusan nekat: menjebak seorang pria asing bernama Faizan dengan tuduhan keji di hadapan warga desa.

Namun tuduhan itu hanyalah awal dari cerita kelam yang akan mengubah hidup mereka berdua.
Faizan, yang awalnya hanya korban fitnah, kini terperangkap dalam misteri rahasia masa lalu Alea, bahkan dari orang-orang yang tak segan menyiksa gadis itu.

Di antara fitnah, pengkhianatan, dan kebenaran yang perlahan terungkap, Faizan harus memutuskan—meninggalkan Alea, atau menyelamatkannya.

Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Aku Bukan Pelacur.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 26

🤍 Versi Revisi:

Di kantor pusat Surabaya, Faizan duduk di ruang rapat eksekutif. Layar besar di depannya menampilkan grafik keuangan kuartal berikutnya, suara rekan-rekan kerja terdengar tegas, menembus kesunyian ruang rapat yang steril. Namun, pikiran Faizan jauh dari semua angka dan strategi itu.

Ponselnya di meja terus bergetar pelan. Nama yang muncul berkali-kali. 'Mamah '

Faizan melirik sekilas, rahangnya mengeras. Ia menolak panggilan pertama. Lalu yang kedua. Namun ketika nada dering itu kembali terdengar untuk ketiga kalinya, ia menarik napas panjang, menahan jengkel yang sebenarnya ia arahkan pada dirinya sendiri.

Dengan nada dingin dan datar, ia akhirnya menekan tombol hijau.

"Ya, Mah."

Suara di ujung sana bergetar lembut, namun penuh rindu.

"Faiz-- kamu nggak pernah kasih kabar, Nak. Sudah beberapa hari. Mamah cuma mau tahu, kapan kamu pulang?"

Faizan menatap jendela kaca tinggi di depannya, di mana hujan samar-samar membasahi kota. Suaranya tenang, tapi terasa begitu jauh.

"Faiz di sini lagi kerja, Mah. Banyak yang harus dibereskan. Soal pulang-- nanti, kalau semua sudah stabil."

'Mamah cuma khawatir, Nak. Rumah ini sepi. Alea juga--"

"Mah," potong Faizan cepat, nada suaranya meninggi sedikit. "Jangan bahas itu sekarang. Faiz lagi di rapat penting."

Hening sejenak. Hanya terdengar tarikan napas berat dari seberang.

"Baiklah, kalau begitu, hati-hati kerjanya, ya, Nak," ucap Ibu Maisaroh pelan, mencoba menahan kecewa yang merambat halus di ujung suaranya.

Namun Faizan sudah lebih dulu menutup telepon itu tanpa sempat membalas kata terakhir ibunya. Ia menatap layar rapat kembali, tapi fokusnya sudah lama pergi. Hatinya terasa sesak, tapi ia menolak mengakuinya.

~~

Di rumah Ibu Maisaroh, suasana makan siang begitu hening. Sendok di tangan wanita paruh baya itu tak kunjung bergerak. Di seberang meja, Alea duduk diam, menatap piring kosong di depannya.

"Alea, makan dulu, Nak," suara Ibu Maisaroh lembut, namun sarat kekhawatiran. "Tubuhmu makin kurus. Kalau begini terus, nanti bisa sakit."

Alea tersenyum tipis, nyaris tak terlihat. "Nanti saja, Bu. Alea belum lapar."

Padahal sejak pagi, ia bahkan belum menyentuh apapun selain segelas air putih. Di balik senyum tipis itu, hatinya seperti diselimuti kabut tebal_ antara menahan rindu, kecewa, dan putus asa.

Setiap kali memandang ke arah pintu, ia berharap ada suara mobil berhenti, langkah kaki yang ia kenal, wajah yang selama ini hanya ia temui lewat mimpi. Tapi yang datang hanyalah sepi.

Ibu Maisaroh menatap Alea lama, lalu meletakkan sendoknya perlahan.

"Alea," ucapnya lembut, "Faiz mungkin sedang banyak urusan. Tapi jangan salah paham, Nak. Ibu yakin, dia tetap peduli sama kamu."

Alea hanya mengangguk, tapi matanya tak berbohong. Pandangan itu kosong, seolah tak lagi percaya pada kalimat penghiburan apa pun.

~~

Sore hari, langit menumpahkan hujan rintik. Alea duduk di tepi ranjang, memeluk lutut. Di atas meja, nampan berisi makanan buatan Ibu Maisaroh masih utuh, dingin.

"Kalau aku pergi dari sini-- mungkin semua akan lebih tenang," bisiknya lirih.

Kata-kata itu menggema di kamar sepi, seperti pengakuan yang bahkan ia takut dengar sendiri. Ia menatap jendela, memperhatikan butiran hujan yang jatuh satu per satu, membentuk garis-garis kecil di kaca. Setiap tetes seolah membawa kenangan_ senyum Faizan, genggaman hangat di hari pernikahan mereka, lalu jarak yang kini tak bisa dijangkau lagi.

"Apakah dia akan peduli kalau aku benar-benar pergi?" gumamnya pelan, bibirnya bergetar.

Alea menatap koper kecil di sudut kamar. Dalam benaknya, pilihan-pilihan mulai muncul:

> Rumah Tante Mira, sepupu ibunya yang dulu pernah menawarinya tempat tinggal.

> Kos lamanya, tempat yang dulu ia tinggali sebelum menikah.

> Atau rumah Siska, sahabat lama yang tinggal jauh dari sini, yang selalu berkata, "Kalau kamu butuh tempat bernafas, datanglah, Ale."

Hatinya condong pada yang pertama. Ia ingin benar-benar pergi. Menjauh dari rasa bersalah, dari penantian, dari tatapan iba.

Untuk pertama kalinya sejak lama, air mata Alea jatuh_ bukan karena sedih, tapi karena tekad yang mulai terbentuk. Ia hanya belum tahu kapan akan melangkah. Tapi hatinya sudah berpamitan malam itu juga.

Malam itu, pukul hampir sepuluh. Di kamar hotel Surabaya, Faizan menutup pintu dengan gerakan lesu. Jas kerjanya ia letakkan di kursi, dasinya dilonggarkan, napasnya berat seperti menanggung sesuatu yang lebih dari sekadar kelelahan kerja.

Di ranjang, Nayla masih terbaring. Kaki kirinya diperban rapi, terlihat sedikit bengkak. Ia menoleh pelan, tersenyum tipis ketika Faizan masuk.

"Sudah makan?" tanya Faizan datar.

"Sudah, Pak. Raka yang bawain tadi."

Faizan hanya mengangguk. Ia menuang air ke gelas, meneguknya tanpa bicara. Sesekali pandangannya menatap ke arah kaki Nayla yang diperban, lalu kembali kosong.

"Masih sakit?" tanyanya kemudian.

"Masih agak nyeri. Tapi kata dokter, besok sudah bisa dicoba jalan pelan-pelan," jawab Nayla.

"Bagus." Itu saja respons Faizan. Datar.

Sunyi kembali mengisi kamar. Hanya suara AC yang pelan mendesis. Nayla mencuri pandang pria itu. Ada sesuatu di balik ketenangannya\_ lelah, tapi bukan lelah tubuh. Lelah hati yang disembunyikan terlalu lama.

"Pak Faizan--" Nayla memecah keheningan.

Faizan menoleh sekilas. "Hm?"

Nayla menggigit bibirnya, ragu, lalu memberanikan diri. "Boleh saya tanya sesuatu?"

"Tanya saja."

"Bapak-- sudah menikah?"

Pertanyaan itu jatuh seperti batu ke dalam kolam tenang. Wajah Faizan tak berubah, tapi sorot matanya sedikit redup. Ia menatap kosong ke arah dinding, seolah ada sesuatu yang tak bisa diucapkan.

Beberapa detik berlalu tanpa jawaban. Nayla menunduk, menyesal sudah bertanya. "Maaf, saya---"

'Sudah malam," potong Faizan akhirnya, suaranya pelan namun dingin. "Kamu istirahat saja."

Ia lalu berjalan ke balkon, membuka tirai, menatap gelapnya kota Surabaya yang basah oleh hujan. Dari pantulan kaca, matanya tampak lelah. Satu kalimat terlintas dalam hatinya—kalimat yang tak pernah sempat ia ucapkan:

"*Aku menikah, tapi entah kenapa, aku merasa kehilangan segalanya*."

Nayla memandang punggung Faizan dari ranjang. Ia tahu, di balik ketenangan itu, ada seseorang yang sedang tenggelam dalam luka yang bahkan tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Dan malam itu, keduanya terdiam dalam kesunyian masing-masing. Sama-sama merasa terjebak, tapi tak tahu bagaimana keluar dari lingkaran sepi itu.

...------------...

**Bersambung**...

1
septiana
sukurin...emang enak ga dianggap.. itulah yang Alea rasakan selama ini, mencintai dengan tulus tapi balasan mu sangat menyakitkan. sekarang hal itu berbalik kepada mu..
Jumi🍉
Cintamu udah basi Faiz didepan Alea...🥴🤮
👀 calon mayit 👀
😵 seruuuu... lanjooot 💪💪 samangat
septiana
dari kemarin kemana aja Faiz... giliran sekarang Alea udah bisa berdiri sendiri tanpa bayang2 mu,eh malah kamu sekarang yg mulai ngejar dia. yah begitulah, penyesalan selalu datang di akhir..
Nurhartiningsih
wah CLBK nih...udah lah.mending pergi aja
Nurhartiningsih
oon...mending pergi.biar tsurasa si Faiz
Jumi🍉
Udah telat Faiz ngejar sekarang dulu kemana aja.🥴
Nurhartiningsih
nyesek banget sih alea
Nurhartiningsih
sebel ah... ceweknya lemah
Nurhartiningsih
menarik
Jumi🍉
Profesional aja Alea pura-pura gak kenal sama Faiz sampai akhir.🙄😒
Miss Ra
ditunggu ya up nya..
aku udah Up dari semalem..
tapi masih di review sampe skrang..
kyknya NT lg ngambek sama aku..

/Proud/
Jumi🍉
Kamu itu laki-laki plin plan dan gak punya prinsip Faiz, saat ada Alea jadi istrimu semua perempuan masa lalumu pada gentayangan dimana-mana.😒 Udah ada istri Janet dikejar setelah ditinggal janet istri digalauin preet.🤮
Miss Ra: /Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful/
total 3 replies
Jumi🍉
Udah terima aja Alea lagi pula bosnya perempuan dan selagi kerjaannya gak aneh-aneh,,,😆Faiz biarkan aja dengan Jahetnya paling pas udah lihat kamu jadi model dia bakal mengepul tuh palanya.😏Nanti kalau disuruh pulang lagi dengan alasan ibu Maesaroh jangan mau, temuin aja ibu Maesaroh nya diam-diam tanpa perlu Faiz tau, gak penting juga laki gak punya prinsip itu.🙃
putri lilida
jangan lama2 update nya min..
Miss Ra: iya kak..
insyaallah kalo gak ada lemburan aku update cepet yaa
total 1 replies
septiana
lagian kamu aneh Faiz,udah punya istri malah ngundang perempuan lain kerumah. kaya Alea ga punya perasaan aja. giliran Alea yg cuma jalan bareng sama pria lain kamu langsung marah..
Jumi🍉
Terserah kamu lah Faiz suka-suka kamu aja sama Alea.🤣
Miss Ra: /Facepalm//Joyful/
total 1 replies
septiana
bagus Alea pergilah dari rumah itu,buat apa bertahan bila suami mu sudah tidak menginginkan mu. lanjutkan hidupmu dengan menjadi orang sukses.buktikan pada Faiz kalau kamu bisa hidup tanpanya
Jumi🍉
Sama Alea aja kamu gak becus ngurusnya Faiz malah ditambah Janet, berikutnya perempuan mana lagi yang kamu incar...🤧Udah Alea dekat dgn laki-laki lain kamu kebakaran jenggot...🤮
yoonamin
sedih... gak ada kemajuan alea dan fauzan, eh malah udh dtg orang baru aja😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!