NovelToon NovelToon
Ikhlasku Mencintaimu

Ikhlasku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:55.3k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Ketika di bangku SMA, Gaffi Anggasta Wiguna dan Bulan Noora selalu berjalan berdampingan layaknya sepasang kekasih yang penuh dengan keserasian. Di balik kedekatan yang mengatasnamakan pertemanan, tersembunyi rasa yang tak pernah terungkapkan. Bukan tak memiliki keberanian, melainkan Bulan Tengah mengejar seseorang. Anggasta memilih jalan sunyi, memendam dan mencoba tetap setia mendampingi sampai kebahagiaan itu benar-benar datang menghampiri perempuan yang sudah membuatnya jatuh hati. Barulah dirinya mundur pelan-pelan sambil mencoba untuk mengikhlaskan seseorang yang tak bisa dia genggam.

Lima tahun berlalu, takdir seakan sengaja mempertemukan mereka kembali. Masihkah cinta itu di hati Anggasta? Atau hanya bayang-bayang yang pernah tinggal dalam diam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Dibuat Syok

Anggasta tak menyangka jika Bulan akan mengadu pada kakaknya. Dan kini, dua lelaki itu sudah saling berhadapan.

"Kita emang sahabat, Bang. Tapi, tidak semua hal lu bisa ikut campur."

Sekai terdiam dan mulai mengulurkan tangan. Menatap lelaki itu dengan dalam.

"Maafin gua, Gas. Gua hanya khawatir karena Bulan telepon gua sambil nangis."

Anggasta mulai meraih tangan Sekai. Senyum pun melengkung dari keduanya. Persahabatan yang mereka jalin begitu dewasa.

"Gua duluan ya, Bang. Gua harus ke kantor lagi. Kerjaan gua belum beres."

Walaupun perusahaan di mana Anggasta bekerja milik keluarga, dia tetap menjaga keprofesionalan. Sengaja dia meninggalkan pekerjaan demi untuk bertemu dengan Sekai. Orang yang menurutnya penting.

Baru saja Anggasta pergi, Bulan keluar dengan mata yang sudah memerah. Berlari menuju sang kakak dan dipeluknya dengan begitu erat.

"Hargai keputusan Anggasta." Tanpa bercerita Sekai tahu apa yang dirasakan sang adik.

"Aku hanya ingin seperti dulu, Mas. Apa aku salah?"

Sekai memundurkan tubuh Bulan. Menatapnya dengan begitu dalam.

"Apa yang kamu pikir tidak salah, belum tentu sama dengan pemikiran orang lain. Tidak semua hal bisa dipaksa. Ada kalanya kita harus ikhlas menjalankan yang sudah terjadi."

Bulan terdiam. Apa yang dikatakan kakaknya itu benar. Tapi, dia masih sering merindukan sosok Anggasta. Lelaki yang selalu bersikap hangat kepadanya. Selalu ada untuknya.

"Hidup ini pilihan. Tak bisa semuanya kamu genggam." Semakin meneganglah tubuh perempuan yang masih Sekai tatap dengan dalam.

"Haidar yang kamu pilih. Dan biarkan Anggasta pergi bukan karena dia benci. Tapi, dia juga berhak mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri."

.

Hembusan napas kasar keluar dari bibir Anggasta yang barus saja duduk di kursi kebesarannya. Laptop sudah menyala dan kembali kefokusan itu tertuju pada benda segi empat yang ada di depannya. Perihal Bulan dia anggap angin lalu.

Ponsel yang diletakkan di atas meja bergetar. Awalnya tak dihiraukan. Lama kelamaan cukup mengganggu. Decakan kesal pun keluar. Ternyata pesan beruntun dari sahabatnya, Jeno.

Lelaki itu membagikan sebuah lokasi. Dahi Anggasta pun mengkerut. Apalagi pesan di bawahnya menuliskan bahwa dirinya harua datang ke tempat itu.

"Rumah sakit?"

Pikiran jelek sudah ada di kepala. Mencoba menghubungi Jeno pun tak dijawab. Tanpa berlama, dia segera menuju lokasi tersebut. Wajah penuh kecemasan sudah hadir.

Langkahnya begitu lebar menuju resepsionis. Suara orang yang dia cemaskan terdengar sangat jelas.

"Si bang--"

Jeno segera menarik tangan Anggasta menuju sebuah ruangan pemeriksaan. Hingga kata mutiara tak jadi dikeluarkan. Kedua alis Anggasta menukik tajam ketika Jeno membawanya menuju ruangan spesial. .

"Si Selir tadi masuk ke ruangan ini." Ruang spesialis penyakit dalam.

Anggasta pernah menceritakan sedikit kejanggalan yang sering dia lihat ketika bersama Alma. Perempuan itu seperti tengah menahan sakit, tapi selalu berkata baik-baik saja. Itulah yang membuat Jeno mulai penasaran. Dan tak diduga ternyata dia melihat Alma satu jam yang lalu di rumah sakit ini.

"Dokter spesialisnya gua kenal." Tanpa menunggu persetujuan, Jeno menarik tangan Anggasta untuk bertemu dokter spesialis tersebut.

Lelaki itu menatap Jeno dan anggukan menjadi jawaban. Pria yang memakai jas putih itu adalah paman sekaligus wali Jeno semasa SMA. Dan ternyata pria itu adalah seorang dokter.

Rasa penasaran membuat Jeno menjadi manusia yang tak sabaran. Tanpa membuang waktu dia menyebutkan satu nama, Alma Mahira. Sontak sang paman terdiam dan mulai menimbulkan sebuah curiga dibenak Jeno dan Anggasta.

"Apa dia sakit parah, Om?" Akhirnya, Anggasta membuka suara.

"Maaf, data pasien tak bisa Om--"

"Pasien Om itu tunangannya si Angsa."

Sang empunya nama membola mendengar ucapan asal Jeno. Rasa sakit mulai terasa di punggung kaki. Ternyata Jeno sudah menginjak kakinya cukup keras. Seperti memberikan sebuah kode yang harus Anggasta jalankan.

"Iya, Om. Gagas perlu tahu tentang kondisi tunangan Gagas." Terpaksa, tapi membuat Jeno melengkungkan senyum.

"Apa Alma tak pernah bercerita apapun?" Anggasta menggeleng.

Melihat mimik omnya Jeno yang berubah membuat rasa takut menjalar. Terlebih omnya Jeno menghembuskan napas yang amat kasar sebelum menjelaskan.

"Om--"

"Alma menderita penyakit yang belum ada obatnya." Tubuh Anggasta menegang. Kakinya seketika terasa tak menapak.

"Penyakit apa?" Jeno pun penasaran.

"Autoimun."

.

Anggasta memilih untuk segera pulang. Mengemudi dengan pikiran terus tertuju pada Alma.

"Penderita autoimun akan merasakan sakit pada sendi dan otot setiap kali bangun tidur. Apalagi jika stress datang. Sakitnya akan semakin parah."

Kajadian di mobil tempo hari setelah bertemu Haidar kembali berputar. Di mana di sepanjang perjalanan menuju restoran terlihat Alma terus terdiam dengan raut tidak nyaman seperti orang yang tengah menahan kesakitan. Juga, setelah tiba di restoran perempuan itu terlihat begitu sulit untuk turun dari mobil. Dan kini terkuak sudah apa yang terjadi sebenarnya dengan Alma.

"Anak itu begitu pandai menyimpan sakitnya. Sampai hari inipun sakit yang dia derita hanya Om yang tahu. Bahkan dia mengatakan jika ada tindakan yang harus dilakukan kepadanya Om yang menjadi walinya. Karena dia tak ingin membuat kakeknya terpuruk untuk kedua kalinya."

Hembusan napas kasar keluar dari mulut Anggasta. Dia tak habis pikir di balik sikap ceria Alma menyimpan sakit yang dia sembunyikan sendirian.

"Gejala yang sering Alma rasakan bisa membuatnya lumpuh."

Anggasta menggelengkan kepalanya pelan dengan pikiran yang masih tertuju pada sang mantan. Tak bisa dia bayangkan jika itu benar terjadi pada Alma. Bukan hanya sang opa yang sedih, dia pun pasti sangat sedih.

Mengatur napas sebelum turun dari mobil. Laangkahnya terhenti ketia dua orang dewasa tengah duduk di ruang tamu, Daddy Aksa dan papa Agha. Tak biasanya mereka ada di sana.

Kedua alis Anggasta menukik tajam serta Jantung yang mulai berdetak tak karuhan ketika Daddy Aksa sudah berdiri dan menghampiri. Serta tatapan papa Agha yang memiliki banyak arti.

"Opa Setta meminta kamu untuk segera bertunangan dengan Alma. Dia tak ingin kalian pacaran terlalu lama."

What?

Tubuh Anggasta seketika menegang. Kebohongannya tempo hari malah menjadi Boomerang untuknya. Syoknya perihal sakit Alma saja belum hilang dan sekarang semakin dibuat syok tak terkira ketika diminta bertunangan dengan perempuan itu.

Akankah Anggasta menyetujui keinginan Opa Setta? Bertunangan dengan perempuan yang memiliki riwayat penyakit yang belum menemukan obatnya sampai sekarang.

...***BERSAMBUNG***...

Hayu atuh dikomen

1
Rahmawati
skrg udah yakin kan? jenooo pinter bgt mancing🤣
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
nah kan kan selir nya jadi mewek loh.
Saadah Rangkuti
aaaaaahhhhh...jadi baper aku thor 🥰🥰🥰🥰
suryani duriah
hadeeh jadi meleyot🤭kalian tuh ya manis bgt😊lanjuuut💪
Amidah Anhar
Masih aja Sik Haidar gangguin Alma, awas ya Thor jangan belok belok 🤣🤣🤣
Sri Lestari
Bang Jeno mah ada aja proyeknya untuk nyatuin duo bucin yang gengsi ,,, semangat selir
Lusi Hariyani
alma cm membentengi diri agar g terluka lg
N I A 🌺🌻🌹
cus lah langsung ijab aja biar haidar sama bulan shak shek shok😂😂😂😂😂
Lusia
hayo lo, gara gara istri tua, si selir nangis dehh... pokoknya istri tua harus tanggu jawab... 🤣🤣🤣🤣🤣
Nurminah
ah akhirnya
mewek
Salim S
kondangan lagi ini mah...makasih istri tua udah membuka mata dan hati alma atas ketulusan gagas...
Ida Lestari
ah.....akhirnya Uda Sling sayang.....momen2 bucin bentar lgi brmunculan nie hehehehehee
lnjut trus Thor
semangat
Tanti Retno Wati
lanjut
Irma Minul
cpet2 kondangan ni🤭🤭🤭🤭
Kasih Sklhqu
yuuuhhh akhirnya si angsa dan Alma saking cinta 😍😍😍
Wiwin Winarsih
gagas adalah obat segala penyakit km alma....
Wiwin Winarsih
istri tua ngadi" minta cium 🤣🤣🤣
Wiwin Winarsih
apa yg gagas ga tau tentang km alma.. semua'y tau yaaa
Wiwin Winarsih
haidar, bulan kalian kepooo kaaaan
Riris
baru sayang alma
apalagi cinta....alma
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!