LANJUTAN NOVEL "AKU BUKAN WANITA MURAHAN"
Zaline Haena Cruise harus menjadi seorang Presdir di usianya yang masih muda. Wanita itu menjadi pemegang saham terbesar di PT. Cruise Kontruksi setelah kakeknya meninggal dunia.
Banyak sekali yang telah ia alami saat masih kecil karena keserakahan keluarganya sendiri. Namun kini ia bisa menjalani hidup lebih baik atas bantuan kakaknya Zionel Cruise.
Perusahaan yang ia pegang bersama kakaknya tentu saja tidak mudah menuju kesuksesan, apalagi ada perusahaan konstruksi baru yang terus saja menjadi pesaing mereka.
Namun siapa sangka, Zaline Haena Cruise justru harus jatuh cinta pada pemilik perusahaan pesaing tersebut.
Bagaimana kisah cinta mereka???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💞💋😘M!$$ Y0U😘💋💞, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acara Peresmian Presdir
Hari Peresmian...
Perusahaan Cruise sibuk dengan persiapan serah terima jabatan ditambah lagi pesta perkenalan Presdir baru pada kolega maupun sesama perusahaan konstruksi.
Zaline tentu saja sudah berada di perusahaan, ia bersama keluarga besar Cruise yang hadir sudah berada di satu ruangan sebelum keluar ke tempat peresmian tersebut.
Zaline terus mengepalkan tangannya karena begitu gugup. Untung saja Stevani ikut menemaninya disana, karena istri Zionel tersebut juga memiliki saham di perusahaan Cruise setelah masuk ke dalam keluarga Cruise.
Stevani terus memperhatikan adiknya yang terlihat tegang, ia segera mendekati Zaline karena adiknya terlihat semakin tidak tenang.
"Hei... kenapa gugup sekali?" tanya Stevani seraya menggenggam tangan adiknya. "Ya Tuhan... tanganmu..."
"Apa yang harus aku katakan nanti, tiba tiba pikiranku kosong kak." ujar Zaline.
Stevani mengulas senyumnya. "Mana Zaline yang begitu berani itu? Setahu kakak, ia orang yang sangat berani melawan apapun didepannya. Masalah serah terima jabatan ini sih, masalah kecil sekali."
"Aku takut salah bicara lalu menjadi bahan tertawaan."
"Percaya dirilah, kakak yakin kau pasti bisa mengatasi semua ini. Kau tak perlu gugup, serah terima jabatan ini hanya dihadiri oleh para pemegang saham dan staf inti perusahaan."
"Setelah itu aku akan tetap bertemu para undangan. Dan apa kakak tahu, perusahaan Cruise mengundang setidaknya 500 orang hari ini."
"Itu belum seberapa sayang. Ada begitu banyak kenalan perusahaan Cruise bahkan mencapai ribuan orang jika saja abangmu mengundang semuanya."
"Aku tahu, untung saja bang Zi membatasi undangannya. Jika tidak, aku akan menjadi patung yang dipertontonkan di tengah lautan manusia."
Seketika Stevani melepaskan tawanya membuat keluarga Cruise menatapnya begitu juga dengan Zionel. Pria itu seketika menghampiri istri dan adiknya.
"Apa yang membuatmu tertawa lepas seperti itu sayang? Aku tidak menyukainya." celetuk Zionel.
"Jangan mulai lagi suamiku, kau pencemburu sekali. Disini hanya ada keluarga Cruise." ujar Stevani.
"Wajahmu itu terlihat sangat cantik saat tertawa, aku tak ingin orang lain melihatnya." kata Zionel dengan wajah serius.
"Ya Tuhan... membuatku bergidik." ejek Zaline.
"Kau jangan sirik, itu perasaanku yang sebenarnya. Sejak aku mengenal kakakmu ini, aku..."
"Diamlah sayang." potong Stevani. "Bukan saatnya kau menunjukkan rasa cintamu yang begitu besar itu padaku, sekarang kau harus menghibur dan membuat Zaline percaya diri. Peganglah tangannya yang sedingin es." imbuhnya.
Zionel seketika mengerutkan keningnya. "Gugup? Takut? Seorang Zaline Haena Cruise?" ejeknya.
"Menyebalkan sekali, abang justru membuatku kesal saja. Usir saja kak." pinta Zaline membuat Zionel akhirnya tertawa kecil.
"Maaf bu Presdir, aku hanya berusaha mencairkan suasana saja. Sebenarnya apa yang membuatmu gugup nona?" tanya Zionel.
"Panggilan itu membuatku canggung bang, jangan panggil aku bu Presdir walaupun nanti sudah resmi. Aku hanya takut salah bicara atau mempermalukan diri sendiri di depan para pemegang saham. Belum lagi ini pertama kalinya aku akan bertemu banyak kolega bisnis dan pemilik banyak perusahaan konstruksi." jawab Zaline.
"Aku rasa itu hanya kegugupan yang tak berarti saja. Aku yakin kau bisa mengatasinya saat acara dimulai nanti. Tunjukkan Zaline yang pemberani itu." ujar Zionel.
"Benar sayang, karena yang kami tahu Zaline itu sangat pemberani." sahut Stevani.
Zaline tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. "Terima kasih bang Zio, kak Vani. Kalian selalu mendukungku."
"Tidak akan pernah lelah sampai Tuhan memisahkan kita." jawab Stevani.
"Jangan katakan hal itu kak. Aku tak suka kakak membicarakan tentang kematian."
"Aku akan menghukummu sayang." sahut Zionel seraya memeluk pundak istrinya.
"Aku tidak bermaksud seperti itu, maaf jika aku salah bicara." kata Stevani sambil menyeringai.
"Dimana daddy dan mommy?" tanya Zaline.
"Mereka sedang berbicara dengan para pemegang saham perusahaan. Aku kabur karena bosan." jawab Zionel seraya terkekeh.
"Lalu Roxy?" tanya Zaline lagi.
"Asistenmu sibuk di tempat peresmian. Roxy memang pantas menjadi asistenmu Zaline, ia selalu gerak cepat dalam hal apapun. Nah, setengah jam lagi dimulai, kau harus siap dan kendalikan kegugupanmu itu. Acara resmi hanya sebentar, kau juga sudah mempersiapkan pidatonya beberapa hari yang lalu. Setelah itu acara pesta akan lebih santai walaupun kau akan bertemu dengan banyak orang." ujar Zionel.
Zaline kembali menarik nafas panjang, ia kembali menatap sekeliling yang hanya ada keluarga Cruise. Ia mengulas senyumnya saat bertatapan mata dengan mereka.
"Aku siap bang." jawab Zaline seraya memejamkan matanya dan menautkan kedua tangannya di depan dada. "Kakek Cruise, aku akan mengambil alih perusahaan seperti yang kakek minta. Aku janji akan melindungi dan mengembangkan perusahaan bersama bang Zio dan keluarga Cruise lainnya. Kakek hanya perlu tidur dengan damai disisi Tuhan." gumamnya.
Stevani dan Zionel menjawab aamiin secara bersamaan seraya tersenyum saat Zaline membuka matanya.
*****
Alvaro nyaris diseret oleh Benny saat ingin berangkat menuju hotel tempat pesta pengenalan Presdir baru perusahaan Cruise. Pria itu walaupun sudah setuju berangkat ke pesta sebelumnya, namun saat harinya tiba, ia kembali enggan menghadiri tempat keramaian.
"Bersemangat sedikit Al." ucap Benny.
"Kau yang terlalu bersemangat, menyebalkan." jawab Alvaro.
"Aku sudah tidak sabar mengobati rasa penasaranku ini Al."
"Sebenarnya kau ingin membuat perusahaan maju atau hanya melihat Presdir itu Ben?"
"Keduanya. Jangan mematahkan semangatku Al. Ayolah cepat, kita tidak boleh terlambat hadir di pesta besar itu."
"Ckckck... aku lebih ingin mematahkan lehermu itu sekarang."
"Kau akan menyesal jika kehilangan sahabat baikmu ini." goda Benny.
"Harus ku akui itu memang benar. Ya Tuhan, menyebalkan sekali memiliki sahabat sepertimu." gerutu Alvaro seraya masuk ke dalam mobilnya.
Keduanya segera berangkat menuju hotel, tapi kali ini tanpa Leo karena pria itu harus menangani perusahaan selama mereka tak ada. Perjalanan cukup lama karena kemacetan seperti biasanya, dan lagi lagi Benny pusing mendengar omelan Alvaro yang tak tahan akan kemacetan. Namun akhirnya mereka sampai juga ke hotel.
Keduanya segera turun dari mobilnya, lalu segera masuk ke dalam hotel menuju tempat pesta tersebut. Benny menyerahkan kartu undangan pada panitia yang menjaga pintu pertemuan itu. Setelah itu keduanya pun masuk ke dalam ruangan.
Suasana pesta sangat ramai, begitu banyak yang hadir hingga membuat Benny semakin penasaran dengan tokoh utama dalam pesta tersebut. Suasana menjadi lebih ramai saat beberapa orang keluar dari pintu di dalam ruangan, sorotan kamera tertuju pada mereka yang masuk.
"Ya Tuhan, berisik sekali Ben. Ini seperti pasar raya." gerutu Alvaro.
Benny tidak mendengarkan omelan Alvaro, ia terus fokus ke arah tersebut. Matanya terbelalak lebar saat melihat sosok wanita cantik diantara beberapa orang yang melangkah masuk. Tangannya tanpa sadar menarik lengan baju Alvaro.
"Al... Al... wanita itu... aku yakin wanita itu Presdir Cruise sekarang. Ya Tuhan, bidadari surga." ucap Benny sambil terus menarik lengan baju Alvaro.
Alvaro mengumpat sambil menarik bajunya, ia mengikuti tatapan Benny. Matanya terbelalak lebar tapi bukan karena kagum, ia mengingat pernah bertemu wanita itu saat di bandara.
"Ternyata wanita gila itu yang berteriak seperti orang hutan kelaparan." celetuk Alvaro.
"Hah... apa kau bilang?" tanya Benny.
"Biasa saja Ben, wanita itu sangat berisik." jawab Alvaro.
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Kau ingat wanita yang membuatku kesal sebelum berangkat ke Jepang. Wanita itulah orangnya."
"Kau gila? Kau menabrak wanita cantik itu dan meninggalkannya begitu saja. Sepertinya kau memang tidak normal Al. Ya Tuhan, aku menginginkan wanita cantik itu."
"Lakukan sesukamu Ben." ucap Alvaro seraya beranjak dari sana meninggalkan Benny untuk mendekati seseorang yang ia kenal.
*****
Bagaimana reaksi Zaline saat melihat Alvaro? Apa ia ingat pria itu?
Nantikan Next episode...
Happy Reading All...
selamat untuk AlZa atas kebahagiaan nya dengan lahir nya putra pertama
selamat dan sukses selalu untuk mamiku author missyou terima kasih sudah menghibur kami dengan cerita mu yang luar biasa 😘😘😘
dan yang terpenting mamii sehat selalu 😘😘😘
kecuali bocil belum paham 😂😂😂🚴
akhir nya anuu juga kala ada kata malam pertama
selamat ya AlZa 😘😘😘