NovelToon NovelToon
Nikah Kontrak

Nikah Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

Amira 22 tahun menikah kontrak dengan Ferdi baskara untuk biaya kesembuhan ayah angkatnya.
Amira bar-bar vs Ferdi yang perfeksionis
bagaimana kisah tom and Jery ini berlangsung

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

antarkan aku pulang

Amira keluar dari toilet khusus polwan. Mili dan teman-temannya yang sedang asyik menonton drama Korea langsung kaget.

“Kenapa kamu bisa keluar?” tanya Mili.

Mereka segera berdiri dan mengelilingi Amira dengan sikap waspada. Baru sehari berada di penjara, Amira sudah banyak menimbulkan kekacauan.

“Aku cuma mau pipis. Tenang saja, aku tidak akan lari karena aku warga negara yang baik,” ucap Amira sambil tersenyum lalu kembali ke sel tempat dia dikurung.

Mili buru-buru pergi ke ruangan Zaki.

“Pak, sebaiknya pindahkan Amira ke sel teroris di Pulau Tengkorak. Kalau dia tetap di sini, akan terjadi kekacauan,” kata Mili sambil melihat Zaki yang sedang memijat pelipisnya.

Zaki menatap layar CCTV, lalu hanya bisa menggelengkan kepala. Amira benar-benar bisa membuat masalah besar. Jika terus seperti ini, bisa-bisa napi lain ikut melarikan diri.

Amira melangkah kembali ke sel tahanan. Anehnya, semua penghuni masih lengkap. Tidak ada yang kabur, meskipun pintu penjara terbuka.

“Anak-anak yang baik, ingat jangan pernah meniru apa yang gue lakukan. Karena tindakan gue hanya bisa dilakukan oleh orang-orang profesional dan berhati mulia seperti gue.” Amira duduk di tempat tidurnya dengan wajah percaya diri.

Para penghuni kaget. Baru kali ini mereka bertemu perempuan yang terlalu percaya diri, mengaku orang baik, padahal baru saja memukuli tiga pria sekaligus. Namun, tidak ada yang berani protes. Semua masih ingat bagaimana Amira bisa menyiksa orang sambil tersenyum.

Amira mencoba tidur, memejamkan mata. Tapi pikirannya tak pernah lepas dari ayahnya, Yono, yang akan dioperasi malam ini. Dalam hati ia terus menimbang-nimbang.

“Kabur, jangan…”

“Jangan kabur…”

“Kabur, jangan…”

“Saudari Amira.” Sebuah suara memecah lamunan.

Amira bangun. Di ambang jeruji berdiri seorang polisi.

“Apakah Ferdi sudah berubah pikiran hingga mau menyelamatkan gue?” pikir Amira. Suasana hatinya mendadak bahagia, tapi tekadnya tetap sama: ia akan memberikan pelajaran pada Ferdi.

Amira berdiri dan mendekati jeruji. Ia keluar dari sel kurungan dengan kawalan tiga orang polisi menuju ruang Zaki.

Sesampainya di sana, ternyata Zaki sudah menunggu bersama beberapa polisi bersenjata lengkap.

“Gila, si Ferdi. Apa dia menginginkan gue mati?” pikiran buruk langsung terlintas di kepala Amira.

“Kamu adalah napi berbahaya. Kami akan memindahkanmu ke Lapas Pulau Tengkorak, bersama para napi teroris,” ucap Zaki dingin.

Amira menyapu pandangannya. Ada sepuluh polisi bersenjata lengkap di dalam ruangan, belum lagi yang berjaga di luar.

“Apakah ini atas perintah Ferdi, Pak?” tanya Amira dengan nada dingin. Kekesalannya pada Ferdi semakin memuncak.

“Kamu tidak usah banyak tanya. Sekarang ikut kami,” kata Zaki datar.

Amira terdiam. Pikirannya kalut. Jika benar ia dipindahkan ke Pulau Tengkorak, itu berarti ia tidak akan pernah melihat ayahnya, Yono, yang malam ini akan dioperasi. Yang ia inginkan hanya satu: memastikan keselamatan ayahnya.

“Boleh saya minta keringanan, Pak? Bisa tidak saya menjenguk bapak saya dulu? Setelah itu, silakan Bapak tempatkan saya di mana pun, tidak masalah,” Amira mencoba bernegosiasi dengan polisi.

“Tidak bisa. Kamu terlalu berbahaya untuk kami lepaskan,” Zaki langsung menolak.

“Baiklah, aku akan ikut dulu. Setelah itu, aku akan kabur,” tekad Amira dalam hati. Kabur dari markas polisi memang sulit, tapi jika sudah di jalan, ia punya banyak ide untuk meloloskan diri.

“Ok, Pak,” jawab Amira datar.

Tepat saat Amira akan diborgol, seorang polisi datang.

“Tuan Ferdi mau bertemu Amira, Pak,” lapor polisi itu kepada Zaki.

“Kurang ajar! Dia sampai mau menyaksikan aku dibuang ke Pulau Tengkorak. Kurang ajar kamu, Ferdi. Kamu tidak akan selamat!” tekad Amira dalam hati semakin membara.

“Apa yang mau disampaikan Tuan Ferdi?” tanya Zaki sambil melirik tajam ke arah bawahannya.

“Katanya beliau mau jadi penjamin Amira dan membawa Amira bersamanya. Di depan sudah ada beberapa pengacara,” ucap polisi yang melapor.

“Nah, kan! Kata saya juga apa, Pak… saya pasti bebas,” ucap Amira dengan wajah lega.

Zaki bangkit dari kursinya dan keluar ruangan untuk menemui rombongan di depan.

Amira menyusul dari belakang dengan pengawalan ketat.

..

Sementara itu, Ferdi dilanda kecemasan. Ia khawatir Amira akan memukulinya, sehingga ia sudah menyiapkan rompi besi di balik bajunya dan membawa alat kejut listrik. Dalam benaknya, jika Amira berani menghajarnya, maka ia akan langsung menyetrum Amira.

Bayangan pertarungan dengan Amira sudah berulang kali terlintas di kepalanya. Badan Ferdi gemetar saat melihat Zaki berjalan keluar, dan di belakangnya tampak Amira. Ferdi langsung memasang kuda-kuda; alat kejut listrik sudah ia siapkan di sakunya, apalagi ketika melihat Amira tidak diborgol.

Amira tiba-tiba berlari ke arah Ferdi. Ferdi menahan napas, tubuhnya menegang bersiap menyambut serangan.

Namun, yang terjadi justru berbeda.

“Bruk!” Amira langsung memeluk tubuh tinggi besar Ferdi, seperti anak panda yang bertemu induknya.

“Suamiku… terima kasih sudah menyelamatkanku,” ucap Amira terisak. Namun, dalam hatinya ia bertekad, “Ferdi, aku akan menguras semua harta kamu.”

Zaki hanya bisa geleng-geleng kepala, tidak menyangka Tuan Muda Baskara memiliki istri aneh seperti itu. Bukan hanya Zaki, semua polisi yang melihat juga heran dengan sikap Amira yang berubah-ubah: kadang sopan, kadang baik, tapi di lain waktu seperti psikopat yang suka menyiksa orang.

“Gendong,” ucap Amira manja.

Entah kenapa Ferdi menurut. Menggendong Amira sama sekali tidak ada dalam skenarionya. Ia sudah membayangkan akan diserang, bukan malah diminta menggendong.

Sementara itu, para pengacara sibuk mengurus kebebasan sementara Amira dengan pihak kepolisian.

“Kenapa lama sekali bebasin gue?” tanya Amira dari dalam gendongan Ferdi.

“Aku sibuk,” jawab Ferdi singkat, meski jelas itu bohong.

Setibanya di mobil, Amira masuk begitu saja tanpa menunggu disuruh. Ferdi hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkahnya. “Ibuku memang sembarangan mencari istri pengganti… tapi yah, ibuku memang sembarono sih,” batinnya.

“Antarkan aku ke rumah sakit,” ucap Amira tegas.

“Mau apa?” tanya Ferdi datar.

“Mau lihat Ay… mau lihat sopirku yang sudah aku anggap orang tuaku. Sekarang beliau dioperasi.” Amira menunduk, suaranya lirih.

“Kenapa kamu menyuruhku?” Ferdi merasa kesal. Lagi-lagi Amira mendominasi.

“Ayolah… please… sekali ini saja. Selanjutnya aku akan nurut sama suamiku,” Amira memelas, matanya memohon.

“Ok, lah,” jawab Ferdi malas.

Perjalanan menuju rumah sakit berlangsung hening. Keduanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Tak lama kemudian mobil mereka berhenti di depan rumah sakit.

Semua orang kaget melihat Tuan Muda Baskara tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan. Tak ada yang sempat menyiapkan penyambutan, tapi Ferdi tetap cuek, melangkah masuk seolah tak peduli dengan tatapan orang-orang.

Mereka sampai di ruang perawatan Yono.

“Amira…” ucap Rahayu dengan mata berkaca-kaca.

“Kenapa kamu ke sini, Amira…” batin Yono, hatinya berdesir kuat menahan perasaan.

Belum sempat Amira dan Yono mengobrol, tiba-tiba seorang perawat masuk.

“Ibu Amira, ya?” tanyanya gugup, terutama karena melihat Ferdi berdiri di samping Amira.

“Ya, saya,” jawab Amira singkat.

“Dokter Amora ingin bicara dengan Anda,” ucap perawat pelan.

Wajah Yono langsung berubah cemas. Ia menoleh pada Rahayu. Mereka saling pandang, seakan ingin berkata dalam hati yang sama: “Ini semua sudah berakhir.”

1
partini
bulu bulu salah pilih lawan wkwkkw
fer kecintaan buangttt ma Kunti
3C
keren Amira...
Dea Wibowo
suka aja, bahasa nya natural, konplik ringan, cerita nya jg gak ribet .. enak buat d baca sambil rebahan /Facepalm//Good/
Mami Pihri An Nur
Ya Allah bab pertama sj sudah bikin aku ngakak,, smngat kak, aku kasi bunga deh
Dewi Anggraeni
sepertinya amora dan amira kembar an yaa
SOPYAN KAMALGrab
makasih Lo ka
partini
ao seperti itu
partini
sehhhh mantap sekali ini Oma
partini
dari sinopsis bikin curiga lah pas baca 👍👍👍👍
3C
Amira kereen...anak serigala gitu loh
3C
cerita nay bagus....unik beda dari yg lain. nyesel lho klo ga baca
3C
wah, makin seru ceritanya nih...
Heny
Kucing di kasi ikan mn nolak kwkw
y_res
boleh getok palax Ferdy e teflon gk sich bego banget jdi org,nenekx diselamatin eh malah gk sadar diri,ap dulu wkt sekolah cman ampe pagar 🙏🙏🙏
y_res
ntah si Ferdy in polos atw bodoh level dewa,ditinggalin di hari pernikahan msh cinta,,,gk ad harga dirix🙏🙏🙏
y_res
judul e berkaryalah....ta kirain suruh kerja a gitu eh ternyata suruh nglukis pake bibir 😅
y_res
biasax dlm nikah kontrak yg sadis tuh suami istri cman bsa manut trus mewek diam2,,,lah disini suamix malah frustasi gk bsa ngelawan😅
y_res
bru bab 1 dah ngakak🤣🤣🤣,tpi ta simpen dulu thor biar banyak soale aq tim maraton 😅🙏
Rian Moontero: mampiiirr/Bye-Bye/
total 2 replies
3C
wkwkwk...lucu bgt dah Amira. biasanya tokoh wanita itu cengeng, ini mah keren....
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih ka @
total 1 replies
3C
lanjut Thor....seru ceritanya
SOPYAN KAMALGrab: terimakasih ka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!