NovelToon NovelToon
Dua Hati Satu Takdir

Dua Hati Satu Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / CEO / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dinar

Ketika cinta dan takdir bertemu, kisah dua hati yang berbeda pun bermula.
Alya gadis sederhana yang selalu menundukkan kepalanya pada kehendak orang tua, mendadak harus menerima perjodohan dengan lelaki yang sama sekali tak dikenalnya.

Sementara itu, Raka pria dewasa, penyabar yang terbiasa hidup dengan menuruti pilihan orangtuanya kini menautkan janji suci pada perempuan yang baginya hanyalah orang asing.

Pernikahan tanpa cinta seolah menjadi awal, namun keduanya sepakat untuk menerima dan percaya bahwa takdir tidak pernah keliru. Di balik perbedaan, ada pelajaran tentang pengertian. Di balik keraguan, terselip rasa yang perlahan tumbuh.

Sebab, cinta sejati terkadang bukan tentang siapa yang kita pilih, melainkan siapa yang ditakdirkan untuk kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Malam ini disalah satu sudut kota sebuah bangunan yang menjadi salah satu tempat favorit para kaum muda, bahkan saat ini menjadi salah satu saksi bisu untuk sepasang kekasih yang kini tengah duduk bersama dalam hening.

Suasana hening yang ditemani oleh rintik hujan yang turun cukup deras menjadikan suasana semakin canggung. Entah, apa yang saat ini sedang berada dalam pikiran keduanya.

Sang pria yang sejak tadi terlihat gelisah masih belum membuka mulut untuk berbicara, sang wanita yang masih sibuk dengan pikirannya hanya bisa mencuri pandang menatap jengah sang kekasih yang masih betah berdiam diri.

" Apakah kita akan menghabiskan waktu percuma dengan berdiam diri seperti ini?, jangan menganggap diamku sederhana Kak" akhirnya kini suara Alya terdengar dingin.

Sudah 20 menit berlalu dan mereka masih betah dengan keheningan, membuat rasa cemas kini menghampiri Alya gadis lembut yang memiliki tingkat kesabaran yang cukup tebal.

Aldo, ya pria itu adalah kekasih Alya yang sudah menemaninya selama 2 tahun terakhir ini. Tidak ada yang bisa dilakukan seorang Aldo selain hanya mengaduk asal kopi dihadapannya, menarik nafas panjang dan keringat yang keluar meskipun suasana cafe terasa cukup dingin.

Kini dengan penuh keberanian akhirnya Aldo memberanikan diri untuk menatap kedua bola mata Alya, dulu ia pernah berjanji tidak akan menghadirkan air mata kesedihan apalagi sakit namun sepertinya janji itu akan ia langgar.

" Ekhemm... A..Al...." suara itu kini terdengar gagap seolah ada rasa bersalah yang hinggap dalam dirinya.

Alya mengerutkan kedua alisnya sampai bertemu, semakin besar rasa penasaran sekaligus gemas karena Aldo yang sejak tadi seperti mengulur waktu namun tidak ada tindakan yang dilakukan.

" Bicaralah yang jelas Kak, aku bukan peramal apalagi Tuhan yang bisa mengetahui isi pikiran manusia". Suara Alya sangat begitu tegas terdengar.

" M..ma..maafkan aku Al, sepertinya kita tidak bersama untuk kedepannya".

Deegg.....

Jantung Alya kini terdengar berpacu lebih cepat, mendengar ucapan sang kekasih.

" Jangan bertele-tele Kak, apa maksud ucapan kamu? Bukankah kita selama ini baik-baik saja? Justru kamu yang beberapa waktu terakhir ini sibuk, lalu ada apa?". Alya benar-benar diuji kesabaran oleh seorang Aldo.

" Aku tidak bisa berbohong Al, maafkan aku. Beberapa waktu terakhir aku berpikir dan terus meyakinkan diri bahwa kita memang pantas bersama, semua baik-baik saja tapi ternyata hatiku sudah tidak memiliki perasaan untuk kita terus bersama". Aldo kini terlihat mulai yakin dengan ucapannya.

Alya terlihat tersenyum menyeringai, tidak ada tatapan tajam, apalagi tangisan yang keluar dari kedua bola matanya, nafasnya cukup tenang dan teratur.

" Kenapa kak?" hanya dua kata yang keluar dari bibir tipis itu, tidak ada teriakan apalagi makian suaranya begitu tenang terdengar ditelinga Aldo.

Aldo kini menatap wajah Alya, sejak tadi dalam hatinya ia berpikir akan mendapatkan kata-kata kasar bahkan tamparan. Namun ternyata itu semua tidak terjadi.

" Aku merasa kita sudah tidak cocok Al, aku berusaha untuk meyakinkan diri jika kita mampu, namun ternyata aku semakin merasa jauh dari kamu Maaf....". Aldo kini memejamkan kedua bola matanya, ada rasa bersalah yang semakin besar dalam dadanya.

" Maaf Al, jika kita memaksakan untuk bersama aku akan semakin menyakiti perasaan kamu...".

Alya kini menghela nafas dalam dan cukup panjang, seakan sedang menabung oksigen didalam dadanya.

" Kamu sudah bosan dengaku Kak, tidak perlu berkelit kemana-mana. Apakah kamu sudah menemukan cinta yang baru? Jika memang iya, kejarlah tidak perlu mencari alasan lain".

Aldo yang mendengar langsung menatap wajah Alya, terlihat ada rasa sakit dikedua bola matanya namun Alya tidak menangis bahkan bibirnya masih terlihat menipis tersenyum.

" Al... Maafkan aku..." air mata Aldo kini terlihat jatuh dikedua bola matanya, bahkan kini pipinya terlihat basah.

" Tidak perlu menangis Kak, kamu ini aneh sekali bukankah kamu yang menginginkan kita berpisah? Aku menyetujuinya dan kini malah kamu yang menangis? Dimana...?" Alya sejenak terdiam.

" Dimana apanya Al?".

" Dimana otak dan perasaanmu? Kamu ini lucu sekali hahaha....". Alya terlihat tertawa geli melihat Aldo yang kini menatapnya bingung.

" Maafkan aku yang sudah mengingkari janji kita dulu Al, aku sudah berjanji untuk terus bersama namun ternyata aku kalah Al...".

Alya kini melipat kedua tangannya didada, nafasnya masih teratur tidak ada drama yang dilakukan. Justru Aldo yang terlihat menjijikan dengan menangis, bukankah ia sendiri yang menginginkan perpisahan ini tapi mengapa seolah-olah Aldo yang merasa tersakiti.

" Kamu itu masih ingat, tapi sepertinya omong kosong mu selama ini sudah habis masa aktifnya Kak. Tidak perlu khawatir, aku akan semakin lebih baik tanpa kamu Kak". Alya berbicara sangat tenang, namun kata-katanya sangat terdengar tajam.

" Al, sungguh aku sangat mencintaimu tapi hatiku terasa semakin hambar, perasaan itu semakin tidak bisa diterima oleh hatiku...".

Alya tersenyum kecil " Iya...iya Kak, anggap saja aku mempercayaimu dan aku menyetujuinya bagaimana apakah ini sudah membuat mu puasa?".

Aldo mengentikan tangisannya, menatap wajah Alya memastikan jika apa yang baru saja didengarnya memang benar.

" Al..."

" Hahaha, jangan kaget Kak, kamu seperti terjebak dengan permainan mu sendiri". Alya kini menyimpan gelas yang baru saja ia minum.

" Mari berpisah mulai saat ini, kejarlah cinta barumu yang telah diterima dengan baik oleh hati Kakak. Aku melepaskan kamu dengan tangan terbuka, dan Aku akan kembali dengan kehidupan ku yang lebih baik".

Aldo kini menundukkan kepalanya, terasa sangat abu-abu bukan? Aldo yang menginginkan perpisahan, ketika Alya menyetujui tanpa drama kini perasaannya terlihat tidak karuan.

" Apakah masih ada yang perlu kita bicarakan? Jika tidak aku akan pulang sekarang". Alya menatap sekilas jam ditangan kirinya, hujan yang tadi datang kini sepertinya sudah pulang.

“ Al, maafkan aku tolong hidup lebih baik setelah ini".

" Tentu saja Kak, tidak perlu mengkhawatirkan kehidupanku yang sangat indah ini. Pikirkan saja masa depanmu sendiri Kak, karena kita sudah tidak memiliki hak untuk ikut campur satu sama lain mulai saat ini". Alya yang dikenalnya sangat lembut, kini terasa sekali perubahannya.

" Maafkan aku Al, aku bahkan bingung saat ini harus mulai dari mana setelah perpisahan ini terjadi". Aldo mengusap wajahnya dengan tangan kanan, terlihat putus asa.

" Atur saja kehidupan mu Kak, setiap keputusan memiliki konsekuensinya sendiri. Lelaki tidak pernah menyalahkan apalagi mengingkari jadi selamat menikmati keputusanmu". Alya terlihat merapihkan barang-barang dihadapannya.

" Al, aku antar yaa..."

" Tidak perlu Kak, lakukan apa yang kamu mau begitupun dengan Aku. Ingat, kita sudah tidak memiliki hak apapun untuk lebih dekat". Alya kini bangkit dari duduknya dan pergi dari hadapannya Aldo dengan perasaan yang lebih lega.

Tidak ada kesedihan yang mendalam, Alya sudah terbiasa dengan kehilangan bahkan saat Aldo sudah mulai menjauh. Alya sudah menyiapkan diri untuk kondisi saat ini.

1
Wang Lee
Semangat dek
Wang Lee
Kenapa ngak bisa
Wang Lee
Biar tenang dulu iya
Wang Lee
Istirahatlah
Wang Lee
Kok diam
Wang Lee
Pasti angin sesat nih
Wang Lee
Jangan khawatir
Wang Lee
Jangan tatap
Wang Lee
Lihat aja sendiri
Wang Lee
Untuk apa
Wang Lee
Hampiri saja
Wang Lee
Kalau ngak jelas biarkan saja
Wang Lee
Rasa itu pasti timbul
Wang Lee
Terpenuhi semuanya
Wang Lee
Sudah jelas
Wang Lee
Siapa
Wang Lee
Biarkan saja
Wang Lee
mulai terlihat
Wang Lee
Semangat dek🌹🌹🌹🌹🌹
Dinar Almeera: terimakasih kakakkkuuuuu
total 1 replies
Wang Lee
Belum
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!