NovelToon NovelToon
Sang Penakluk Hati

Sang Penakluk Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Wanita Karir
Popularitas:98.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bunda RH

Memiliki watak yang berbeda dengan saudaranya yang lain, membuat Erina sulit diatur. Bahkan ia tidak mengindahkan permintaan orang tuanya untuk segera menikah. Ia lebih memilih tinggal di luar negeri dan sibuk dengan karirnya. Hingga pada suatu saat, ia tidak menyangka bisa berjumpa dengan seseorang yang dapat menaklukkan hatinya. Pertemuan mereka yang tidak disengaja mampu merubah kehidupan Erina. Meski awalnya ia tidak tertarik namun akhirnya ia yang tidak bisa menjauh darinya.

Laki-laki tersebut adalah seseorang yang juga sedang sibuk dengan dunianya sendiri. Namun setelah bertemu dengan Erina, ia mulai merubah pandangannya terhadap seorang wanita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obat mujarab

Ayah baru memahami maksud Opa. Tapi masalahnya opa sendiri yang memberi aturan. Kemudian ayah meminta izin kepada Opa untuk menghubungi Rasyad malam ini juga. Opa pun mengizinkannya daripada nanti Erina malah tambah parah.

Mendapatkan telpon dari sang mertua, Rasyad pun langsung mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

"Rasyad, maaf ayah mengganggumu malam-malam begini."

"Oh tidak kok, yah. Sama sekali tidak mengganggu. Kebetulan Rasyad masih mengerjakan sesuatu. Ada apa, yah?"

"Apa istrimu tidak bilang kalau dia sedang sakit?"

"hah sakit?"

"Iya, dari tadi pagi dia tidak keluar kamar."

"Tapi dia nggak bilang, yah. Dia bilang baik-baik saja."

"Pulanglah! Terserah kamu mau pulang malam ini juga atau besok. Tapi jangan beri tahu istrimu."

"Eh baik, ayah. Terima kasih."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

Dengan segera Rasyad mencari tiket pesawat malam ini juga mumpung masih jam 8. Ia tidak ingin menundanya sampai besok pagi. Untungnya ada penerbangan ke Surabaya jam 10 malam ini. Rasyad bergegas pamit kepada kedua orang tuanya.

Selama dalam perjalanan je bandara, Rasyad masih berbalas chat dengan istrinya. Erina memang membalasnya. Namun dengan jarak waktu yang cukup lama.

Akhirnya, Rasyad sampai di bandara. 10 menit kemudian ia cek in.

Di Surabaya.

Erina menunggu balasan chat dari suaminya. Namun tak kunjung ada. Ia mengira suaminya sudah tertidur. Akhirnya Erina pun mencoba untuk memejamkan matanya. Ia lupa untuk mengunci pintu kamarnya.

Rasyad baru saja turun dari pesawat. Ia langsung menghubungi mertuanya dan memberitahu bahwa ia baru saja sampai.

"Kenapa tidak memberitahu ayah kalau akan terbang malam ini juga. Biar ada yang menjemputmu ke bandara."

"Tidak apa, yah. Saya bisa naik go car atau taksi. Saya hanya khawatir tidak dibukakan pintu saat sampai nanti."

"Tenang saja, ayah akan menunggumu."

"Terima kasih, yah."

Rasyad akhirnya naik taksi menuju rumah Opa.

Sesampainya di rumah Opa, ia turun di depan gerbang. Beruntung security langsung membukakan pintu gerbang.

"Kok malam, den? Mungkin sudah pada tidur." Ujar security.

"Iya, pak. Saya sudah menghubungi ayah."

"Oh iya, den."

Rasyad menyeret koper kecilnya. Ternyata pintu rumah tidak terkunci. Ayah sedang menunggu di ruang tamu.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam. "

Rasyad mencium punggung tangan mertuanya.

"Istirahatlah.. semoga Erina tidak mengunci kamarnya.

Ayah mengunci pintu lalu kembali ke kamar. Rasyad pun naik ke lantai tas menuju kamar istrinya. Pelan-pelan ia memutar gagang pintu. Dan ternyata memang tidak dikunci.

"Alhamdulillah." Lirihnya.

Rasyad mengunci pintu dan berjalan pelan agar istrinya tidak terganggu. Ia menaruh kopernya lalu berganti sarung dan melepas bajunya.

Pelan-pelan Rasyad naik ke tempat tidur. Ia meraba kening istrinya yang terasa hangat. Rasyad pun mengecilkan volume AC. Setelah itu, ia berbaring masuk ke dalam selimut dan memeluk istrinya.

Keesokan harinya.

Erina terbangun karena mendengar bunyi alarm dari handphonenya. Ia merasa tubuhnya hangat karena ada yang memeluk. Erina membuka matanya pelan-pelan. Ia terkejut saat melihat suaminya sudah berada di sampingnya. Ia memastikan lagi kalau dirinya tidak sedang bermimpi. Erina mencubit tangannya sendiri.

"Au... "

Mendengar pekikan Erina, Rasya pun terbangun.

"Sayang, kamu kenapa?"

"Hubby, ini kamu? "

"Iya, kamu pikir siapa?"

"Aku pikir sedang mimpi." Erina mengusap pipi suaminya.

"kamu sakit, tapi tidak bilang sama aku. Kenapa?"

"Aku tidak ingin kamu khawatir."

"Kamu sudah membuatku khawatir."

"Siapa yang memberitahumu?"

"Ayah.... tenang saja, aku tidak sedang melanggar kok. Ayah sendiri yang menungguku semalam."

Akhirnya keduanya beranjak dari tempat tidur. Rasya memapah Erina ke kamar mandi. Meski Erina sudah mengatakan dirinya bisa jalan sendiri, namun Rasyad tetap memapahnya.

Akhirnya mereka shalat Shubuh berjama'ah di kamar.

Setelah selesai shalat dan berdo'a, Erina kembali merebahkan dirinya di tempat tidur. Rasyad membujuk Erina agar mau periksa ke dokter. Namun Erina tidak mau.

"Hubby, mendekatlah. Aku cuma butuh pelukanmu."

"MasyaAllah, kok kamu jadi manja gini sayang."

"Apa tidak boleh?"

"Boleh-boleh saja. Teruslah begini!" Raya memeluk Erina seraya mengecup keningnya.

"Aku cuma pusing kok."

Rasyad sambil memijat lembut pelipis istrinya.

Keluarga Opa sedang sarapan bersama. Opa menanyakan keadaan Erina kepada bunda.

"Masih di kamarnya, bi. Kan, obatnya sudah datang."

"Hah, Rasyad?"

"Iya, bi. Semalam nyampe sini jam 12." Sahut Ayah.

"Dasar anak muda. Secepat kilat dia langsung terbang."

"Abi kayak nggak pernah gitu saja sama bunda dulu."

Akhirnya mereka sarapan terlebih dahulu.

Tidak lama kemudian, Erina dan Rasyad turun ke bawah.

"Lho ini baru muncul. Kita baru saja selesai. " Tutur Ayah.

"Nggak pa-pa, yah. Kita bisa makan berdua." Jawab Erina.

Rasyad mencium punggung tangan opa dan oma.

"Bagaimana keadaanmu, dek? " Tanya Erika.

"Alhamdulillah sudah mendingan, mbak. "

"Ehem... ya harusnya begitu. Karena obatnya sudah ada." Sahut opa.

Rasyad dan Erina hanya bisa mengulum senyum. Mereka menjadi salah tingkah.

Erina dan Rasyad sarapan bersama. Namun kali ini Rasyad yang melayani istrinya. Bahkan Rasyad menyuapinya. Entah mengapa Erina ingin sekali dimanja suaminya.

Setelah selesai sarapan, Erina dan Rasyad kembali ke kamar. Rasyad menemani istrinya beristirahat sambil sedikit bercerita.

"Hubby, pinggul ku rasanya sakit."

"Sini aku pijit."

Erina pun tidur tengkurap. Ia menikmati pijitan lembut suaminya.

"Hubby... "

"Iya, ada apa?"

Tiba-tiba Erina beranjak lalu mengalungkan tangannya ke leher suaminya.

"Mau ke mana, hem?"

"Nggak ke mana-mana. Cuma pingin.... "

Rasyad mengerti maksud istrinya.

"Tapi kamu lagi sakit, sayang."

"Ya sudah kalau nggak mau!" Erina berbalik badan

"Eh, mau mau... " Rasyad mencekal tangan istrinya.

Ia tidak ingin istrinya merajuk karena masalah itu. Sebenarnya dari semalam ia juga menginginkannya. Namun mengingat keadaan istrinya yang tidak memungkinkan ia harus menahannya. Justru kali ini istrinya sendiri yang meminta. Tentu saja Rasyad tidak mau menyi-nyiakannya. Ia bergerak sedikit lembut karena tak ingin menyakiti istrinya atau membuatnya tambah sakit. Namun Rasyad salah besar. Kali ini istrinya nampak lebih agresif. Rasyad merasa ada yang berbeda dengan istrinya. Apa lagi saat ia menyentuh kedua sumber kehidupan calon anaknya yang semakin mengembang. Rasyad pun semakin bersemangat. Ia sudah lupa dengan keadaan Erina.

Setelah selesai memadu kasih, keduanya mandi bersama. Setelah itu, Erina mengajak Rasyad keluar karena ingin membeli sesuatu.

"Sayang, kamu masih sakit. Jangan ke mana-mana dulu. Aku nggak mau dimarahi keluargamu."

"Aku cuma sakit tenggorokan kok. Kamu pasti ingin aku sakit lebih lama kan? Supaya kamu lebih lama tinggal?"

Rasyad terkekeh.

"Lalu kamu keluar mau beli apa, hem? "

"Pingin yang seger-seger, by."

"Tadi udah yang seger."

"Ish... mesum."

Akhirnya Rasyad pun menuruti kemauan istrinya.

1
dewi rofiqoh
Lanjuut
Jenong Nong
mkn aja dikit jgn bnyak2 yg penting keturutan biar g ngeces.... 🤣🤣❤❤🙏🙏
Bunda RH: kalau ngeces biar papanya yang ngelap🤣
total 1 replies
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪😍😍
Bunda RH: siap kak
total 1 replies
Titin Maryati
saya suka sekali 👍💪♥️
Nurmiati Aruan
lanjut kak othor 💪💪💪
Bunda RH: ok kak 🙏
total 1 replies
Sri Rahayu
kl Erina pengen durian beliin aja Rasyad....makan sedikit tdk apa2 kan lg ngidam 😍😍😍...lanjut Thorr😘😘😘
Bunda RH: takut bablas ntar makan banyak 😄
total 1 replies
secret
smg segera dibuktikan dan hasilnya positif biar bisa lebih hati-hati dan jaga makanannya ya err
Bunda RH: iya kak 😇
total 1 replies
Ucio
Bahagia selalu kalian,,sehat² Bu Mil
Bunda RH: aamiin 😇
total 1 replies
Novita Sari
lanjut thor...
Bunda RH: siap kak 🙏
total 1 replies
dewi rofiqoh
Pengertian banget bang rasyad ama erina ❤️❤️
Sri Rahayu
semoga perkiraan dr benar....juga doa dari para orang tua cebong Rasyad uda ada dirahim Erina ....lanjut Thorr 😘😘😘😘😘
Nurmiati Aruan
lanjut kak othor 💪💪💪
Bunda RH: makasih kak 🙏
total 1 replies
Jenong Nong
Rasya junior otw.... 😁😁❤❤🙏🙏
Bunda RH: InsyaAllah 😄
total 1 replies
Jenong Nong
papi zaki dulu cool kok sekarang jadi usil kyak ayah Fadil... 🤣🤣❤❤🙏🙏
Supryatin 123
semoga debay nya otw nich lnjut thor 💪💪
Novita Sari
semoga erina hamil kembar tiga aamiin yra 🤲🤲
Bunda RH: aamiin 😇
total 1 replies
secret
tentuuu makin overprotective klo tau dah ada ErSyad junior nantiii 😁😁 semangat teruss thorr
Bunda RH: iya kak, pasti itu bukan
total 1 replies
Eka
lanjut thorrrr
Eka
inilah yg paling aq suka alur critanya norma2nta begitu bagus banget sebagai contoh hidup,dari dulu Opa haris
Bunda RH: makasih banyak kak eka 😍
total 1 replies
Teh Euis Tea
tokcer dong di arsyad bikin erina melendung🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!