Pesantren Al-Insyirah, pesantren yang terkenal dengan satu hal, hal yang cukup unik. dimana para santriwati yang sudah lulus biasanya langsung akan dilamar oleh Putra-putra tokoh agama yang terkemuka, selain itu ada juga anak dari para ustadz dan ustadzah yang mengajar, serta pembesar agama lainnya.
Ya, dia adalah Adzadina Maisyaroh teman-temannya sudah dilamar semua, hanya tersisa dirinya lah yang belum mendapatkan pinangan. gadis itu yatim piatu, sudah beberapa kali gagal mendapatkan pinangan hanya karena ia seorang yatim piatu. sampai akhirnya ia di kejutkan dengan lamaran dari kyai tempatnya belajar, melamar nya untuk sang putra yang masih kuliah sambil bekerja di Madinah.
tetapi kabarnya putra sang kyai itu berwajah buruk, pernah mengalami kecelakaan parah hingga membuat wajahnya cacat. namun Adza tidak mempermasalahkan yang penting ada tempat nya bernaung, dan selama setengah tahun mereka tidak pernah dipertemukan setelah menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penapianoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
USTADZ FAREL
Ustadz farel menatap wajah Adza dan intan yang ada di hadapannya. Pintu ruangannya sengaja dibuka karena dihadapannya adalah dua orang gadis yang bukan mahramnya walaupun salah satunya sudah dia lamar kemarin.
"Apa yang mau kalian tanyakan? Tumben datang ke tempat saya," ujarnya membuat Adza menatap intan yang langsung tersenyum.
"Emm, begini Ustadz ... Kemarin Adza di lamar oleh keluarga Kyai untuk Gus Azka. Dia sudah mau menjawab tapi dia bingung. Apakah ustadz tahu bagaimana sikap dan kebiasaan yang selalu dilakukan oleh Gus Azka? adza ingin mengetahuinya," ujar intan membuat Farel menatap wajah Adza yang ada di sebelah gadis itu.
adza terlihat menundukkan kepalanya dan itu membuat Farel tersenyum. "Barakallah atas lamaran yang dilakukan oleh keluarga Kyai padamu, Adza. Jadi kamu belum memberikan jawaban atas apa yang mereka tanyakan?" tanya Farel membuat adza menggeleng pelan.
"Saya belum mengatakannya dan waktunya adalah nanti malam, ustadz. Saya sudah melakukan salat istikharah dan meminta petunjuk tetapi hati saya yakin. Makanya untuk keyakinan terakhir kali saya ingin bertanya pada Ustadz selaku teman dari Gus Azka. Kedua orang tua saya sudah tidak ada dan saya takut mendapatkan suami yang salah. Makanya saya sekarang bertanya pada Ustadz tentang bagaimana sebenarnya sikap dari Gus Azka, karena setelah menikah saya akan kembali ke Sini untuk kuliah dan menunggu kepulangannya selama enam bulan."
intan membulatkan mata mendengar ucapan itu, bagaimana bisa selama enam bulan mereka akan berpisah? Itu sungguhan akan melakukan pernikahan atau hanya pura-pura?
Farel menarik napasnya, dia juga tahu kalau masa pembelajaran azka masih ada sekitar setengah tahun lagi. Tetapi itu tidak membuat dia harus bingung bagaimana menanggapi apa yang dikatakan oleh Adza.
"Kalau kamu mau saya jujur, sebenarnya Gus Azka adalah seorang pria yang baik. Sekarang dia sedang belajar di universitas islam madinah dan memang belum kembali sejak tiga tahun. Dia adalah seorang yang sangat tertutup pada awalnya, terlebih lagi karena masalah wajahnya karena kecelakaan. Tetapi setelah itu saya tidak tahu bagaimana keadaan wajahnya atau dirinya lagi, kami hanya pernah saling bicara tapi tidak pernah saya singgung tentang wajahnya."
Adza terdiam dengan wajah yang rumit saat mendengar semua itu. Dia memang tidak mempermasalahkan tentang wajah Azka yang berbeda atau cacat seperti itu, ini hanya tentang hati dan apakah dia bersedia atau menerima pria yang bahkan belum pernah bertemu dengannya sama sekali? Ada rasa ragu dihatinya, bagaimanapun juga pria yang melamarnya adalah seorang Gus sementara dia tidak memiliki kedua orang tua lagi karena tragedi yang menyentuh orang tuanya. Bisa saja ini sebuah pertolongan pada awalnya tapi nanti akan membuatnya merasa tersiksa karena suaminya tidak menyukainya.
Apakah dia akan menjalani pernikahan sebagai seorang wanita pajangan yang ada di rumah? Apakah dia bisa dicintai oleh suaminya?
"Dia seorang yang setia dan juga berilmu, sebagai seorang anak Kyai akhlaknya sudah terjamin sejak dia lahir walau memang tidaklah seperti akhlak seorang Nabi. Dia mencintai agama dengan sangat baik dan dia pasti tahu tentang apa yang bisa dilakukan dan tidak. Jika kamu menerima lamarannya, Ustadz yakin kamu pasti akan bahagia dunia akhirat dengannya."
adza menghela napas pelan. "Saya hanya seorang anak yatim piatu yang sudah tidak lagi memiliki orang tua, Ustadz. Bagaimana kalau karena masalah itu tidak akan ada kebahagiaan dalam pernikahan kami? Apalagi Gus Azka menerima saya karena tahu kalau saya adalah santriwati yang tidak ada pelamarnya sama sekali. Menikah dengan motif kasihan apakah akan berlangsung lama?" tanya Adza membuat Farel terdiam.
Dia sadar kalau santriwatinya itu sedang insecure. Padahal dia adalah anak orang kaya alias sekarang sudah menjadi pewaris dari semua kekayaan yang ditinggalkan orang tuanya. Tetapi tetap ada rasa tidak percaya diri di dalam hatinya dan itu membuat Farel tahu kalau adza bukanlah seorang wanita yang jelek seperti yang dipikirkan orang-orang.
"Adza ..." panggil Farel dengan nada yang terdengar seperti seorang kakak lelaki.
"Kamu bisa tidak terima dan menolak lamaran mereka kalau kamu memang tidak yakin. Jangan siksa dirimu sendiri hanya karena sebuah perasaan tidak enak pada keluarga Kyai. Menikah itu sesuatu yang dilakukan seumur hidup dan kita bisa dikatakan menikmati kehidupan di dalam pernikahan. Kalau kamu tidak bahagia bagaimana caramu akan menikmatinya? Ikuti kata hatimu dan dengarkan lalu putuskan apa yang ingin kamu putuskan. Tidak ada orang yang memaksamu untuk menikah dan tidak ada orang yang memaksa untuk menerimanya."
Adza mengangguk pelan dan menarik napas. Setelah bicara beberapa saat lagi mereka akhirnya pamit dan berdiri dari ruangan Ustadz Farel dan sepanjang jalan adza masih mendengarkan kata-kata pendukung dari sahabatnya, intan.
"Bismillah saja dulu, kalau memang ini gagal dan aku memang tidak mendapatkan kebahagiaan dari pernikahan maka mungkin ada cara lain dari Allah yang membuatku belajar banyak tentang kekuranganku. Tetapi menjalani LDR bukan hal yang mudah, akan ada cobaan dari dua belah pihak. Bagaimana kalau Gus yang tergoda di sana?"
adza masih memikirkan tentang lamaran itu bahkan sampai mereka masuk kelas dan mengikuti pembelajaran. Malam harinya barulah mereka kembali ke bilik dan adza menuju ke rumah keluarga Kyai untuk mengatakan apa yang menjadi keputusannya.
Saat dia datang kebetulan keluarga Kyai juga sudah selesai beraktivitas dan sedang ada di rumah hingga dia langsung diminta masuk dengan hangat oleh rini. Saat mereka semua sudah duduk mereka untuk saling tatap dan menunggu apa yang akan menjadi keputusan adza dan kali ini mereka benar-benar tidak akan memaksa sama sekali karena itu untuk kebahagiaan anak-anak ini.
"Saya hanya tidak mau mengatakan apapun yang menyakiti hati Kyai dan Ummi jadi saya sebagai seorang gadis yang sebatang kara dan ditinggalkan orang tua, saya hanya mau menerima lamaran yang diajukan oleh Gus Azka lewat Kyai. Tetapi saya meminta nomor ponselnya agar saya bisa bertanya secara langsung padanya tentang hal ini." adza berkata pelan membuat keluarga Kyai tersenyum dengan lebarnya.
Mereka mengucap syukur dan itu sempat membuat adza merasa senang karena bisa membahagiakan orang lain walau dia tahu ini adalah taruhan antara hidup dan kebahagiaannya.
"Terima kasih sudah menerima lamaran dari Azka, adza. Masya Allah, Tabarakallah, ummi senang sekali. Kamu tenang saja tentang nomor ponselnya karena kami juga sudah memberikannya dan dia akan menghubungimu ketika kamu sudah menerima lamaran. Mungkin dia akan menghubungi malam ini lewat chat ataupun saling menelepon jadi kamu bisa mengambil ponselmu dari bilik penyimpanan dan menunggunya menelepon." rini berkata dengan antusias membuat Adza tersenyum kikuk.
Dia sedang meremas kukunya sendiri dan berpikir dalam hati. Bagaimana nanti saat mereka chattingan? Biasanya apa yang akan dibahas? Karena dalam konteks ini mereka akan chattingan dalam suasana sebagai calon suami istri. Bagaimana caranya?
tafadhol artinya silahkan (untuk laki2)
Ayo! Jangan sedih lagi. Cepat atau lambat bahagia sedang menantimu di depan.