NovelToon NovelToon
Gadis Somplak Milik Cassanova

Gadis Somplak Milik Cassanova

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Nikahkontrak / Tamat
Popularitas:18.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Rita Tatha

Memergoki sepasang manusia yang sedang bercinta, membuat Kumala Rasya Putri—Kurap—harus terjerat sebuah perjanjian konyol dengan lelaki itu. Pandu Nugraha Andaksa—Panu—harus menahan emosi setiap kali berhadapan dengan Rasya yang begitu menguji kesabarannya.

Lantas, akankah mereka terjebak dengan sebuah pernikahan seperti kisah novel pada umumnya? Atau akan ada kejutan luar biasa yang mampu membuat kedua orang itu saling jatuh cinta?

Mau tahu jawabannya? Baca kisah ini dan jangan lupa beri dukungan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Di sebuah villa yang berada di salah satu kota di Indonesia yang dekat dengan wilayah pertanian, seorang lelaki tampan berdiri di balkon yang berada di lantai dua, sedang menatap hamparan tanaman padi yang begitu luas.

Dia menghela napas panjang sembari menghisap sebatang rokok yang tersemat di sela jarinya. Hampir dua puluh menit berdiri di sana, dan sudah menghabiskan dua putung rokok. Tiba-tiba, perhatian lelaki itu teralihkan pada suara pintu yang digedor dari luar.

Awalnya dia hanya diam saja. Namun, lama-kelamaan, suara gedoran itu semakin memekakkan telinga. Dengan langkah kasar, lelaki itu mendekati pintu dan membuka dengan kencang. Namun, dia terkejut saat tubuh mungil menabrak dada bidangnya dengan keras.

"Om, sakit!" teriak Rasya. Dia mengusap kening yang terasa sedikit nyeri. "Badan kekar tapi dada kaya batu, keras banget," gerutunya.

"Kamu bilang apa!" Suara Pandu mengeras, tetapi Rasya tetap bersikap biasa saja.

"Jangan marah-marah mulu, sih, Om. Kaya cewek PMS aja. Aku tuh cuma mau ngajak Om makan." Rasya menunjukkan senyum termanisnya, tetapi Pandu justru mengusap wajah Rasya hingga membuat gadis itu menghentakkan kaki seperti anak kecil.

"Makan aja sendiri! Atau kamu minta ditemani Arga." Pandu hendak menutup pintu, tetapi Rasya langsung menahan gerakan lelaki itu. "Apalagi?" sewot Pandu.

"Om, aku udah capek masak. Masa Om enggak mau nyicip meski cuma sebutir nasi. Jahat banget! Sebenarnya, aku salah apa sama Om?" Rasya berpura-pura mengusap air mata yang bahkan sama sekali tidak menetes.

"Kamu tuh harus ingat! Gara-gara mulut kamu yang ember, aku jadi dihukum daddy di sini!" bentak Pandu. Kepalan tangan lelaki itu, bermain di depan wajah Raya, seolah hendak menghabisi wajah yang terlihat begitu menggemaskan tersebut.

"Iya, aku minta maaf deh, Om. Kalau Om enggak mau makan ya udah. Biar aku habisin aja itu opor ayam, sambel tomat sama kerupuk udangnya." Rasya berbicara dengan lesu. Dia sengaja menyebutkan makanan kesukaan Pandu yang baru dia tahu kemarin dari Lisa. Gadis itu berbalik dan hendak pergi dari sana. Pandu yang melihat itu pun menjadi tidak enak hati.

Tanpa Pandu tahu, Rasya yang sudah berbalik, saat ini sedang menahan tawa dengan tangan bergerak sedang menghitung sesuatu.

Satu ... dua ... Ti ....

"Tunggu!"

Tepat ketika teriakan Pandu terdengar, Rasya bersorak hore tanpa suara karena apa yang dia perkirakan ternyata benar. Dia yakin, saat ini Pandu pasti sedang merasa bersalah dan ingin meminta maaf padanya.

"Udah aku maafin kok, Om."

Rasya berbalik dan keningnya kembali membentur dada bidang Pandu yang sekarang tubuhnya sudah berdiri tepat di depannya. Rasya tidak mengaduh, hanya mengusap kening itu dengan bibir mengerucut. Pandu yang melihatnya hanya tersenyum samar, dia mendorong tubuh mungil Rasya hingga tergeser beberapa centimeter.

"Di mana-mana, majikan itu di depan!" seru Pandu. Lelaki itu melangkah menuju ke ruang makan diikuti Rasya yang berjalan di belakang, bibir gadis itu komat-kamit, merapalkan berbagai umpatan untuk lelaki menyebalkan yang baru saja menjatuhkan bokongnya di kursi.

Manik mata Pandu menatap berbagai menu makanan yang tersedia di atas meja. Dia menelan ludah saat tatapannya terjatuh pada semangkok opor ayam yang begitu menggugah selera. Kuah kuning dengan taburan bawang goreng, membuat Pandu tidak sabar untuk segera menyantap makanan kesukaannya itu, apalagi ditambah dengan sambal tomat dan kerupuk udang.

Rasya yang melihat muka pengen Pandu, hanya menggigit bibir bawahnya supaya lelaki itu tidak menyadari kalau saat ini, dirinya sedang menahan tawa.

"Arga di mana?" tanya Pandu, mengedarkan pandangan ke segala sudut ruangan saat tidak melihat asisten pribadinya.

"Saya di sini, Tuan." Pandu mengalihkan pandangan ke arah pintu belakang yang menghubungkan ruang makan dengan dapur dan juga taman belakang.

"Makan, Ga." Pandu kembali menatap Rasya yang sedang mengambilkan nasi beserta lauk untuknya. Arga yang baru saja bergabung pun duduk di samping Pandu, dan berhadapan langsung dengan Rasya.

"Kak Arga mau sama opor juga?" tanya Rasya.

"Kamu manggil dia tidak Kak Arga?" Telunjuk Pandu mengarah tepat di wajah Arga, tetapi tatapan matanya masih lekat menatap Rasya yang baru saja menaruh piring di depannya. Tidak ada sahutan, gadis itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

Tangan Pandu terkepal erat, dengan gigi saling bergemerutuk, tetapi Rasya tetap terlihat begitu tenang dan sibuk mengambilkan sepiring nasi untuk Arga.

"Kenapa kamu tidak adil! Kamu manggil dia, Kak Arga, kenapa manggil aku om?" tanya Pandu membentak.

Rasya yang melihat Pandu mulai naik pitam, hanya mengembuskan napas kasar. "Memang Om mau dipanggil apa? Kakak juga? Apa Bapak Panu?" Rasya dan Arga terkekeh, sedangkan kepalan tangan Pandu semakin mengerat, membuat buku-buku kukunya memutih.

"Kamu ini keterlaluan!" hardik Pandu diiringi gebrakan meja yang begitu keras sampai membuat Rasya terjengkit.

"Astaga, jantungku hampir aja copot." Rasya mengusap dada saat merasakan jantungnya berdebar tidak karuan.

"Sabar, Tuan." Arga berusaha menenangkan Pandu yang sedang termakan emosi.

"Iya, sabar, Sayang." Rasya berkata sembari mengusap bahu Pandu untuk menenangkan lelaki itu. Mendengar Rasya memanggil 'sayang', emosi Pandu yang barusan hendak meluap, tiba-tiba lenyap begitu saja.

Entah mengapa, Pandu merasa begitu bahagia saat mendengar kalimat mesra itu keluar dari bibir Rasya. Lelaki itu memalingkan wajah, agar tidak ada yang tahu kalau dirinya sedang tersipu saat ini.

"Jangan ge-er dulu, Om. Maksud aku tuh, sabar ya Sayang, biar kepalamu enggak peyang karena orang sabar itu pasti kesel."

Ucapan Rasya barusan membuat Arga tergelak keras, sedangkan Pandu kembali mengepalkan tangan dan menatap Rasya dengan sangat tajam. Namun, Rasya hanya melipat bibir, menahan tawa.

1
Linda Nda
sama thor di dunia nyata sama di dunia novel 🥹
bhunshin
cie yg nyicil dulu MLM pertamanya karena terhalang lampu merah 🤣🤣🤣🤣
bhunshin
jgn pingsan du Ra masa di pelaminan udah pingsan aja blom juga di belah apemMu🤣🤣🤣🤣
bhunshin
ada tawon kah atau di gigit semut rangrang tuh bibir yg sering ngoceh²🤣🤣🤣
bhunshin
gea pasti suruh keluarga nya si pandu
bhunshin
ulet bulu mo Dateng siap² di geprek sama si Rasya🤣🤣🤣🤣
bhunshin
astagaaaaa dari tadi nahan ketawa supaya jgn pecah eh di bab ini bikin beneran ngek ngekan nafasku ketawa Mulu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
bhunshin
asli ini mah bagi pembaca yg maaf nih ya ada yg punya riwayat asma jgn kenceng² ketawanya takutnya ngik ngikan nafasnya ini cerita sumpah bener bikin ngakak terkencing²🤣🤣🤣🤣
bhunshin
emng cocok ya di mana ada kurap disitu pasti panuan pasti ada kaga cuma dikulit juga toh disini juga ada🤣🤣🤣🤣🤣🤣😭😭😭😭😭🤣🤣🤣🤣🤣
bhunshin
gak kebayang bakalan serusuh apa klo udah nyampe di rumh si panuan..kurap aku ingatin ya nanti ada momynya si panuan bersikap lah lebih somplak lgi biar membahana SE isi rumh si panuan 🤣🤣🤣🤣
bhunshin
buseeeeng blom nyampe rumh si panuan udah rese aja tuh si kurap...awas panu kurap klo udah berulah bikin gatek melebihi org panuan 🤣🤣🤣🤣😭😭😭😭🤣🤣🤣🤣
bhunshin
jujur saya blom baca cerita bab 1 kesini cuma mo numpang ketawa lihat nama pemeran tokohnya asli disingkat menjadi KURAP dan PANU..pasti ini cerita bikin mules perut ketawa Mulu ya Thor 🤣🤣🤣
Syarifah Kirei
sampe muless perutku🤣🤣
Ratna Ningsih
🤣🤣🤣🤣ya ya othor aku paham...
Ratna Ningsih
🤣🤣🤣🤣ya ya othor aku paham...
Lies Atikah
Rasya jadi Butik donk babu cantik hehe
Lies Atikah
mampir ah thor
bibuk duo nan
jadinya bisulan ya Kum hahaha🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ima Kristina
Aku juga mulai gemes sama sikapnya Rasya Pandu
Ima Kristina
waduh Rasya gak ada takut takutnya dia bikin tuan Pandu makin emosi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!