NovelToon NovelToon
ZAYRA

ZAYRA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: MayLiinda

Kehidupan Zayn berubah dalam semalam karena orang tuanya tega 'Membuangnya' ke Pondok Pesantren As-Syafir.
"Gila gila. Tega banget sih nyokap ama bokap buang gue ke tempat ginian". Gerutu Zayn.
---
Selain itu Zayn menemukan fakta kalau ia akan dijodohkan dengan anak pemilik pondok namanya "Amira".

"Gue yakin elo nggak mau kan kalau di jodohin sama gue?". Tanya Zayn
"Maaf. Aku tidak bisa membantah keputusan orang tuaku."
---
Bagaimana kalau badboy berbisik “Bismillah Hijrah”?
Akankah hati kerasnya luluh di Pondok As-Syafir?
Atau perjodohan ini justru menjerat mereka di antara dosa masa lalu dan mimpi menuju jannah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MayLiinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Author POV

Hari pertama Zayn di Pondok Pesantren As-Syafir terasa kayak hukuman seumur hidup.

Ba’da Ashar, suasana asrama mulai hening. Karena semua sudah berkumpul di masjid pondok sejak pukul 14.30 sebelum adzan ashar berkumandang,hanya ia yang belum keluar kamar asrama. Suara lantunan ayat Al-Qur’an terdengar samar dari masjid di tengah pondok pesantren. Zayn duduk di sudut ranjangnya, matanya menatap jendela. Setelah merenung lama akhirnya ia berjalan keluar kamar dan melihat-lihat sekitar,tiba-tiba ia di hadang oleh Hamdan,Ikhsan dan Hasan.

"Assalamu'alaikum wr.wb. mau kemana kamu?" Tanya Hamdan

"Gue?" Tanya Zayn

"Ya siapa lagi badrun masa iya saya nanya sebelah kamu,ya kamu atuh kan disini cuma ada kamu." Ucap Hasan

"Terus kalau ada orang kasih salam teh harusnya di jawab badrun bukan malah nanya balik." Ujar Ikhsan

"Betul itu. Jangan mentang-mentang kamu anak dari kenalannya pak Kyai jadinya kamu sombong." Sinis Hamdan

'What?' Batin Zayn

"Heh gue aja nggak kenal kalian anjir dan gue belum ngomong apa-apa tapi kalian yang nyerocos mulu." Ucap Zayn sambil geleng-geleng kepala.

Zayn mendengus kesal. Matanya celingukan, mencari celah buat lari. Tapi tiga santri ini berdiri di depan pintu gerbang kecil menuju jalan setapak belakang pondok.

Setelah itu tak lama Falah datang menghampiri mereka bersama Khairi dan Yusuf.

"Kalian teh kenapa disini? Bukannya udah mau ashar udah sana ke masjid." Ucap Falah

"Lah terserah kita dong emang ini pesantren punya bapak kamu apa nyuruh-nyuruh mulu." Ucap Hasan

"Betul tuh sok banget sih lagian yang berhak bilang kayak gitu tuh seharusnya Hamdan tau." Ucap Ikhsan

Hamdan hanya tersenyum pongah mendengar ucapan dari sahabatnya itu.

Zayn,Falah,Khairi dan Yusuf hanya bisa menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa gitu?" Ucap Khairi

"Ya kan Hamdan calonnya Amira." Ucap Hasan sambil tersenyum

"Betul itu." Jawab Hamdan

"Dih kata siapa kamu teh?" Tanya Yusuf

"Kataku lah. Emang siapa sih disini yang cocok bersanding sama Amira? Ya pasti cuman aku lah." Ucap Hamdan bangga

Ikhsan dan Hasan mengangguk menyetujui.

Zayn yang mendengar mereka adu mulut mencari kesempatan untuk bisa kabur,ia celingak-celinguk dan....

Yapp... ia menemukan jalan setapak di sebelah salah satu kamar pondok pesantren.

Author Pov end.

---

Zayn Pov

Gue pusing banget lihat mereka adu mulut. Saat gue melihat sekitar dan gue nemuin jalan setapak yang sepertinya jarang dilewati. Berhubung udah mulai sepi saat ia akan ke sana tiba-tiba..

"Zayn ayo ke masjid sholat ashar udah waktunya ini." Ajak Khairi. Dan gue baru sadar kalau trio semprul tadi udah pergi.

'Ckckck. Sial'

"Hehehe iya lu duluan aja." Ucap gue

"Udah ayo barengan aja takutnya kamu salah jalan." Ujar Falah

Dan mereka mengapit gue. Falah sebelah kanan,Khairi sebelah kiri dan Yusuf di belakang gue

“Kamu kenapa dari tadi celingak celinguk mulu?,” Falah nyeletuk sambil nyengir.

“Nggak nggak papa kok,cuman baru tahu kalau pondok pesantren itu kayak gini." Ucap Gue.

Khairi nyenggol bahu gue, suaranya diturunin, tapi tatapannya menusuk.

“Kita di sini sama-sama. Kalau kamu kabur, nama kita sekamar jadi kena. Kamu mau, Kyai marah gara-gara kamu?”

Gue mendecak pelan, tatapannya udah ngarah ke jalan setapak tadi.

“Heh, gue nggak minta di sini anjir! Gue nggak mau kabur kok jadi nggak usah diapit begini napa sih.”

Falah tertawa kecil. “Wah, wah, sangar banget. Sini, ikut ke masjid dulu. Abis sholat ashar kalau kamu mau kabur, kabur aja. Asal kuat nyebrang kebun bambu, nemu sungai kecil, sama jalanan gelap.”

Yusuf yang dari tadi diam ikut menimpali, “Iya, kemarin ada yang kabur, tau-tau balik lagi bawa dengkul lecet kena duri bambu. Lucu banget. Mau coba?”

Falah menepuk pundak gue agak keras. “Udah, Zay. Kamu tuh tamu di sini. Lama-lama juga betah. Lagian, denger-denger…” Falah sengaja nunjuk leher gue yang kelihatan tato bintangnya.

“Badboy gini biasanya yang cepet luluh sama suasana pondok.”

Gue melotot nggak percaya, tangannya refleks nutupin lehernya. “Apaan sih…”

Yusuf,"Udahlah Zayn terima aja emang udah takdir kamu tuh disini."

Akhirnya, Zayn hanya mendengus.

“Yaudah… Anjir ribet amat,” gumamnya sambil nyeret langkah.

Falah, Khairi, dan Yusuf saling tos pelan di belakangnya.

“Yah… Badboy kita gagal kabur, Bro.” bisik Falah sambil cekikikan.

Zayn Pov end

---

Author Pov

Falah, Khairi, dan Yusuf saling tos pelan di belakangnya.

“Yah… Badboy kita gagal kabur, Bro.” bisik Falah sambil cekikikan.

Khairi hanya menepuk bahu Zayn pelan. Dalam hatinya, ia berdoa, ‘Semoga dia kuat bertahan sampai benar-benar hijrah…’

Saat sampai di masjid Zayn di ajak wudhu oleh teman-teman barunya,disaat yang lain mulai berdoa dan setelah berdoa mereka ambil wudhu ia hanya terdiam di depan keran air untuk wudhu. Falah yang melihatnya mulai mendekatinya.

"Kenapa Zayn?"

"Gue nggak tahu caranya."ucap Zayn pelan

"Maksudnya kamu nggak tau cara ambil wudhu?"

Zayn menganggukkan kepalanya.

Falah yang memahami akhirnya mengajarkan Zayn cara berwudhu dimulai dengan doa sebelum wudhu.

Falah mendekat sambil senyum sabar.

“Zayn, sebelum wudhu tuh ada doanya. Sini aku ajarin, ikutin ya.”

Zayn mendecak pelan. “Halah, mau cuci muka aja pake doa. Ribet bener sih.”

Falah ngakak pelan. “Ribet dikit nggak apa-apa. Biar bersihnya nggak cuma badan, tapi hati juga.”

Falah merapikan posisi berdiri Zayn.

“Doanya gini, ulang ya pelan-pelan.”

Doa Sebelum Wudhu:

“Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Allahumma-ghfirli dzunubi wa wassi’li fi daari wa baarikli fi rizqi.”

(Artinya: Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, luaskanlah rumahku, dan berkahilah rezekiku.)

Zayn berusaha menirukan. Suaranya setengah malas.

“Bismillah… apa tadi? Dosa… ampuni dosa gue? Heh, dosa gue udah segunung bro.”

Falah tepuk bahu Zayn pelan. “Makanya mumpung masih bisa, pelan-pelan dikit dulu. Ayo, lanjut.”

Sekarang Cara Wudhunya.

Falah mulai mencontohkan, Zayn ngikut sambil sesekali misuh kecil.

“Pertama, niat. Dalem hati.

‘Nawaitul wudhu’a liraf’il hadatsil ashghari lillahi ta’ala.’

Artinya: Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah Ta’ala.”

Zayn merengut. “Niatnya aja udah panjang. Ribet banget…”

“Udah, udah. Ikutin aja dulu!” Falah ngakak.

Lalu Falah menunjukkan tahap-tahapnya:

Pertama basuh telapak tangan sampai pergelangan, tiga kali.

Zayn nurut tapi ngomel, “Tangan mulu, udah kayak mau cuci piring.”

Kedua kumur-kumur, tiga kali.

Zayn berkumur, air muncrat ke bajunya. “Woi! Nggak usah sampe banjir juga kali.”

Ketiga bersihkan hidung, menghirup air ke hidung lalu mengeluarkannya, tiga kali.

Zayn meringis, “Kena upil. Sial.”

Keempat membasuh wajah tiga kali.

Falah bantu Zayn yang masih kikuk. “Ayo muka kamu udah cakep, bersihin lagi.”

Kelima membasuh kedua tangan sampai siku, tiga kali.

Zayn: “Makin ribet! Ini kenapa sampai siku segala sih?”

Keenam mengusap kepala satu kali.

Zayn usap sambil ngedumel, “Udah ah rambutnya jadi acak-acakan.”

"Sabar dulu Zayn belum selesai ini." ucap Falah

"Hah..?Udah dari tadi tapi masih belum selesai?"

'Oh My God. Kapan selesainya njir.' Batin Zayn

"Udah yuk lanjutin bentar lagi udah mulai tuh sholatnya.

Ketujuh membersihkan telinga luar dan dalam, satu kali.

Zayn: “Kuping gue masih aman, kan?”

Kedelapan membasuh kaki sampai mata kaki, tiga kali.

Zayn sempat keseleo posisi, Falah ketawa. “Hati-hati, jangan nyemplung ke kolam.”

'Ck.' Decak Zayn dalam hati.

"Udah kan?". Tanya Zayn

"Udah kok.Tapi masih harus doa dulu."

"Oh My God. Ribet banget."

"Udah ayo ikutin.“Asyhadu...alla... ilaaha...illallaahu... wahdahu.. laa ...syarii...kalahu wa...asy...hadu.. an..na muham...madan..‘ab..du..hu...wa... ra...suu...luh. Allaah...hum..maj‘al...nii..mi...nat...taw..waa...bii..na..waj..‘al...nii.. mi...nal.. muta..thoh..hi..riin.”

"Asyhadu...alla...ilaaha...illallaahu...wahdahu..laa...syarii..kalahu..wa...asy...hadu...an..na...muham...madan..'ab..du..hu..wa...ra...suu..luh...Allah...hum...maj'al..nii...mi..nat...taw..waa...bii..na...waj...'al...nii...mi..nal...muta...thoh..hir...riin." ucap Zayn mengikuti Falah dengan terpaksa.

"Yang Artinya:'Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bersuci.'" Jelas Falah

Zayn hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Falah menepuk pundaknya. “Bagus! Sekali-sekali nggak apa-apa ribet. Kalau udah terbiasa, enteng kok.”

Zayn hanya mendengus, tapi dalam hatinya… sedikit ada rasa hangat yang nggak bisa dia jelaskan.

---

Sore itu, suara adzan Ashar berkumandang.

Di depan masjid, Zayn menatap tangannya yang basah.

‘Apa bener beginian bisa bikin dosa gue ilang? Hah… semoga aja.’

Sementara itu Falah, Khairi, dan Yusuf sudah menunggu di ambang pintu masjid, menatap Zayn sambil tersenyum lebar.

“Yok, Badboy! Bismillah hijrah, Bro!” kata Yusuf sambil menepuk bahunya.

Zayn menghela nafas. Untuk pertama kalinya, dia melangkah masuk ke masjid.

Langkah kecil. Tapi mungkin… awal hijrah yang besar.

---

Zayn POV

Gue jalan males-malesan banget ke masjid. Falah, Khairi, sama Yusuf udah jalan duluan sambil nyodorin sarung pinjeman.

“Ini, pakai sarung dulu,” kata Khairi.

Gue ngelirik kain itu kayak liat bendera surrender. “Serius harus gini banget?”

Yusuf nyeletuk, “Ya iyalah, masa mau sholat pakai celana robek-robek gitu?”

Gue manyun. Pas udah sampai depan masjid, suara adzan Ashar berkumandang. Para santri rapi berbaris di saf, pada baca doa sambil nunggu iqomah. Gue berdiri di belakang, garuk-garuk kepala.

‘Buset. Bener-bener penjara suci, dah. Orang-orang ini kayak robot. Nggak ada yang ngelamun. Nggak ada yang ngerokok. Nggak ada yang main HP…’ gerutu gue dalam hati.

Falah nyenggol lengan gue, nyuruh maju ke saf depan. Gue nyeret kaki setengah malas.

Pas takbiratul ihram, Khairi masih bisik-bisik, “Zayn, niatnya Ashar empat rakaat, jadi inget ya…”

Gue ngangguk doang, tapi di otak kosong. Suara imam lantang melantunkan ayat. Sementara gue cuma bengong, bolak-balik pengin batuk.

‘Gila, bisa mati kutu gue di sini kalau tiap hari gini.’

Zayn Pov End

---

Author POV

Di tengah saf, Zayn sholat dengan gerakan malas-malasan. Kadang dia ngelirik kanan-kiri, bingung kapan harus ruku’, kapan harus sujud. Falah di sebelahnya sampai berulang kali nyolek lengannya, membetulkan posisi tangan Zayn yang salah.

Selesai salam, Zayn duduk bersandar di tembok masjid, matanya ngeliat langit-langit. Suara zikir santri terdengar bergaung di seluruh ruangan.

Khairi merunduk sambil nyengir. “Lega kan, Zayn? Sekali Ashar, insyaAllah dosa berkurang.”

Zayn mendengus. “Dosa? Nambah stres iya!”

Falah ngakak pelan, Yusuf cuma geleng-geleng kepala sambil nutup wajah dengan sarung.

Di luar, senja mulai turun. Angin sore berhembus melewati jendela masjid. Tapi di dada Zayn, masih panas sama amarah, rindu kebebasan, sekaligus… rasa malu yang entah kenapa mulai muncul tiap dengar lantunan doa.

---

Dan di sudut lain, Amira berdiri di serambi perempuan, sempat menoleh ke saf santri putra.

Tapi dia hanya menunduk lagi. Dalam hatinya, ia berdoa lirih semoga Zayn kuat, semoga hijrahnya benar-benar terjadi, semoga hati yang keras bisa Allah lembutkan.

Dan Zayn sempat melihat Amira di saf perempuan dan ia tahu kalau Amira melihatnya.

'Menarik.' Ucap Zayn dalam hati dengan tersenyum smirk samar.

---

To Be Continued..😉

1
Tarwiyah Tarwiyah
critanya jngan bertele" kak jdi bosen .maaf ya bukan mksd apa" cuma saran
MayLiinda: Siap. Terima kasih kak atas masukkannya .., 🫶
total 1 replies
Rukawasfound
Baca cerita ini jadi penghilang suntukku setiap hari
MayLiinda: Terima kasih 🙏😊
total 1 replies
Donny Chandra
Bagus banget thor! Bisa jadi film nih!
MayLiinda: Terima kasih .., 🙏😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!