NovelToon NovelToon
Bayangan Di Balik Gerbang

Bayangan Di Balik Gerbang

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Mengubah Takdir / Akademi Sihir / Keluarga / Kontras Takdir
Popularitas:968
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Di dunia Eldoria, sihir adalah fondasi peradaban. Setiap penyihir dilahirkan dengan elemen—api, air, tanah, angin, cahaya, atau bayangan. Namun, sihir bayangan dianggap kutukan: kekuatan yang hanya membawa kehancuran.

Kael, seorang anak yatim piatu, tiba di Akademi Sihir Eldoria tanpa ingatan jelas tentang masa lalunya. Sejak awal, ia dicap berbeda. Bayangan selalu mengikuti langkahnya, dan bisikan aneh terus bergema di dalam kepalanya. Murid lain menghindarinya, bahkan beberapa guru curiga bahwa ia adalah pertanda bencana.

Satu-satunya yang percaya padanya hanyalah Lyra, gadis dengan sihir cahaya. Bersama-sama, mereka berusaha menyingkap misteri kekuatan Kael. Namun ketika Gong Eldur berdentum dari utara—suara kuno yang konon membuka gerbang antara dunia manusia dan dunia kegelapan—hidup Kael berubah selamanya.

Dikirim ke Pegunungan Drakthar bersama tiga rekannya, Kael menemukan bahwa dentuman itu membangkitkan Voidspawn, makhluk-makhluk kegelapan yang seharusnya telah lenyap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 – Gerbang Drakthar

Udara semakin dingin ketika rombongan kecil itu meninggalkan hutan. Langit utara dipenuhi kabut gelap yang tak kunjung terurai, meski matahari sudah tinggi. Bayangan gunung menjulang di kejauhan seperti dinding hitam raksasa, menutup pandangan ke segala arah.

Kael merasakan setiap langkah ke utara seperti berjalan ke dalam perut makhluk raksasa yang menelan cahaya. Bayangan dalam dirinya semakin gelisah, bisikan Umbra terdengar lebih keras daripada sebelumnya.

“Kau merasakannya, bukan? Panggilan itu. Di balik gunung ini, sesuatu menunggu kita… sesuatu yang bahkan para Master takutkan.”

Kael menggertakkan gigi, berusaha mengabaikannya.

---

Di kaki pegunungan, mereka menemukan reruntuhan sebuah benteng tua. Dindingnya retak, gerbang besinya patah, dan lumut menutupi hampir semua permukaan. Namun, di tengah-tengah reruntuhan itu berdiri sebuah gong raksasa dari batu obsidian, penuh ukiran runik bercahaya samar merah.

“Gong Eldur…” Elira berbisik ngeri.

Soren melangkah maju, matanya menyipit. “Jadi ini sumber suara yang kita dengar.”

Lyra menggeleng pelan. “Tidak. Gong ini hanya pemicu. Sesuatu yang lain yang memukulnya.”

Kael menatap gong itu, merasakan energi berdenyut keluar dari dalamnya. Setiap denyut membuat bayangan di sekitarnya bergerak liar, seolah ditarik menuju gong.

Umbra tertawa dalam pikirannya. “Lihatlah… gerbang pertama sudah terbuka. Dunia ini sedang dipanggil ke kegelapan, Kael. Dan hanya kau yang bisa menjawab panggilan itu.”

Kael mengerang, berlutut sambil menahan kepalanya.

Lyra langsung meraih bahunya. “Kael! Lawan bisikan itu!”

Bayangan Kael meledak tak terkendali, meluncur ke segala arah hingga menyentuh permukaan gong. Begitu bayangan itu menyentuh ukiran, cahaya merah gong semakin kuat, dan suara berdentum menggema ke seluruh lembah.

Tanah bergetar. Udara berubah dingin menusuk tulang. Dari balik celah retakan gong, keluarlah kabut hitam yang berputar liar.

Dari kabut itu, sosok tinggi muncul—makhluk humanoid dengan tubuh berlapis bayangan pekat, matanya menyala merah seperti bara api. Suara beratnya bergema:

“Pengemban Bayangan… akhirnya kau datang.”

Kael terpaku, tubuhnya kaku. “Siapa… kau?”

Makhluk itu menyeringai, meski wajahnya hanya kabut. “Aku adalah penjaga gerbang. Yang menunggu waktunya untuk membimbingmu kembali ke asalmu. Dunia ini bukan milikmu, Kael. Kau dilahirkan untuk menjadi jembatan bagi kami.”

Soren mengangkat pedangnya. “Jangan dengarkan dia, Kael! Dia mencoba mengendalikamu!”

Makhluk bayangan itu menoleh ke Soren, dan dengan satu gerakan tangannya, angin berputar ganas menghantam Soren hingga ia terlempar ke dinding reruntuhan.

Elira menjerit, meluncurkan dinding batu ke arah makhluk itu. Tapi kabut hitamnya menelan batu seakan hanya pasir.

Lyra melesat maju, panah esnya menembus kabut, menahan pergerakan makhluk itu untuk sesaat. “Kael! Hanya kau yang bisa melawannya! Gunakan Umbra!”

Kael terhuyung, tubuhnya gemetar. Suara Umbra kembali bergema dalam kepalanya. “Biarkan aku menguasai tubuhmu. Hanya dengan begitu kau bisa menandingi kekuatan penjaga gerbang ini. Serahkan kendali… dan aku akan menunjukkan kekuatan sejati bayangan.”

Kael menggenggam kepalanya. Ia tahu jika ia menyerahkan kendali, ia mungkin tak akan pernah kembali. Tapi jika ia tidak melakukannya, teman-temannya akan mati di hadapannya.

Lyra menatapnya dari kejauhan, matanya penuh keyakinan. “Kau tidak sendirian, Kael! Gunakan kekuatan itu, tapi kendalikan dengan hatimu, bukan dengan ketakutanmu!”

Hening sesaat.

Lalu Kael berdiri perlahan. Bayangan di sekelilingnya mulai berputar, lebih teratur dari sebelumnya. Tubuhnya dipenuhi aura hitam pekat, tapi matanya tetap bersinar biru—pertanda ia masih memegang kendali.

Penjaga gerbang terdiam, suaranya berat. “Jadi… kau berani melawan takdirmu sendiri?”

Kael menatapnya tajam. “Aku bukan jembatanmu. Aku adalah penguasa bayanganku sendiri!”

Dengan teriakan keras, Kael melepaskan gelombang bayangan yang berbentuk naga hitam raksasa, melesat langsung menghantam makhluk itu.

Kabut hitam di sekeliling gong berputar liar, dan suara dentuman bergema lebih keras daripada sebelumnya.

Pertarungan di Gerbang Drakthar pun dimulai.

---

1
Anonymous
😍
Sang_Imajinasi: siap jangan lupa supportnya
total 1 replies
Anonymous
lanjut thor
Sang_Imajinasi: siap jangan lupa support
total 1 replies
Anonymous
lanjut
Sang_Imajinasi: siap jangan lupa supportnya
total 1 replies
Ardi
bagus
Sang_Imajinasi: terimakasih jangan lupa supportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!