NovelToon NovelToon
Menantu Licik, Pembalasan Istri Yang Tersakiti

Menantu Licik, Pembalasan Istri Yang Tersakiti

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:44.1k
Nilai: 5
Nama Author: Reni Juli

Setelah dua tahun menikah, Laras tidak juga dicintai Erik. Apapun dia lakukan untuk mendapatkan cinta suaminya tapi semua sia-sia. Laras mulai lelah, cinta Erik hanya untuk Diana. Hatinya semakin sakit, saat melihat suaminya bermesraan dengan Dewi, sahabat yang telah dia tolong.
Pengkhianatan itu membuat hatinya hancur, ditambah hinaan ibu mertuanya yang menuduhnya mandul. Laras tidak lagi bersikap manja, dia mulai merencanakan pembalasan. Semua berjalan dengan baik, sikap dinginnya mulai menarik perhatian Erik tapi ketika Diana kembali, Erik kembali menghancurkan hatinya.

Saat itu juga, dia mulai merencanakan perceraian yang Elegan, dibantu oleh Briant, pria yang diam-diam mencintainya. Akankah rencananya berhasil sedangkan Erik tidak mau menceraikannya karena sudah ada perasaan dihatinya untuk Laras?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Malam Kemenangan Untuk Dewi

Restoran malam itu dipenuhi tawa dan suara gelas beradu. Dewi duduk di tengah keramaian, wajahnya berbinar penuh percaya diri. Malam ini adalah malam miliknya. Semua mata seolah tertuju padanya, sang pahlawan yang berhasil membawa kerja sama besar bagi perusahaan.

Laras yang sejak awal justru memberikan ide agar semua karyawan merayakan keberhasilan Dewi di luar kantor, tidak hadir.

Kesempatannya hanya malam ini karena besok dia akan memberikan tontonan yang menarik kepada seluruh karyawan yang datang. Dia bahkan meminta penjaga keamanan untuk ikut serta dan berbohong pada Erik bahwa dia sedikit tidak enak badan sehingga dia tidak bisa ikut merayakan keberhasilan Dewi.

Erik yang tadinya enggan ikut karena mengkhawatirkan keadaannya pada akhirnya pergi karena didesak oleh Laras. Mau tidak mau, Erik pergi bersama mereka.

Kantor kini sepi, tak ada seorang pun yang lembur, tak ada pula yang mencurigai dirinya. Hanya dialah yang berada di sana, sibuk memindahkan video dan foto-foto Dewi yang telah ia edit ke layar televisi besar dekat resepsionis.

Biasanya layar itu menyiarkan ucapan selamat datang bagi tamu perusahaan, dan mempromosikan perusahaan secara berulang-ulang selama sehari penuh. Tapi besok, yang akan disiarkan bukan lagi sambutan, melainkan tontonan istimewa. Hadiah untuk Dewi. dan untuk Erik.

Laras menatap layar televisi itu, jemari dinginnya menekan tombol terakhir. Dia sudah berada di sana hampir dua jam. Ia menarik napas panjang, puas, lalu segera beranjak. Tidak boleh terlalu lama. Jangan sampai Erik tahu ia berbohong sakit, dan jangan sampai penjaga keamanan kembali lalu memergoki dirinya. Rencana besarnya tidak boleh gagal.

"Ini kado istimewa untukmu, Dewi!" ucapnya, senyum puas melengkung di bibir.

 ***

Sementara itu di restoran, Dewi semakin mabuk oleh pujian. Ia menatap Erik yang duduk agak kaku di sampingnya. Ada sesuatu pada raut wajah pria itu, dia tampak gelisah, seolah pikirannya tak sepenuhnya ada di pesta ini. Dewi mendekat, bibirnya menyunggingkan senyum manja.

“Erik, kenapa wajahmu tegang sekali? Apa kau tidak suka makanannya?” bisiknya, menggoda.

Erik menahan diri, lalu mendorong pelan tubuh Dewi agar menjauh. “Jangan terlalu dekat. Kita sedang di depan karyawan. Apa kau mau semua orang tahu hubungan kita?”

Wajah Dewi menegang, namun ia tersenyum pahit. Ucapan Erik ada benarnya. Masih ada waktu setelah ini. Pesta akan segera usai, dan ia sudah berniat menyeret Erik ke apartemennya.

“Aku sudah berhasil mendapatkan kerja sama besar ini. Tidak bisakah kau memberiku hadiah malam ini juga?” tanyanya, penuh percaya diri.

Erik menatapnya sekilas. “Besok. Kau akan mendapatkannya besok.”

Jawaban itu justru semakin membuat Dewi percaya diri. Ia meraih tangan Erik, matanya berkilat. “Kau lihat sendiri, Erik. Aku tidak kalah dari Laras. Sudah saatnya kau menendang dia dari hidupmu. Aku bisa kau percaya dalam segala hal.”

Erik menghela napas panjang. “Seharusnya Laras belajar darimu.”

Dewi terkekeh. “Belajar dariku? Untuk apa?”

“Untuk tahu bagaimana mengambil perhatianku. Selama ini dia hanya merengek dan membuatku muak. Kalau saja dia memiliki sifat seperti dirimu… mungkin aku bisa mencintainya.”

Senyum puas terbit di bibir Dewi. Kemenangan terasa begitu dekat. Dalam hati ia mengejek.

Laras yang malang, dia terlalu polos dan munafik sehingga dikhianati oleh suaminya. Jika dia sedang berada di posisi Laras saat ini. Dia pasti akan menangis pilu mendengar ucapan suaminya yang seperti itu. Sayangnya Laras tidak datang, tapi tak apa, sebentar lagi Laras akan mendengarnya.

"Ah, kau terlalu pandai memuji tapi memang Laras terlalu Naif. Sejak dulu sikapnya memang tidak menyenangkan dan kau tidak perlu khawatir, aku siap menggantikan posisi Laras."

Dia tersenyum, Erik memandangnya dan menghela nafas berat. Seandainya Laras memiliki sifat seperti Dewi, dia yakin Laras bisa memaafkan perselingkuhan yang dia lakukan tapi yang dipikirkan oleh istrinya selalu uang dan uang.

"Lupakan percakapan ini. Aku sudah selesai!" Erik beranjak. Namun Dewi memegangi tangannya.

"Kau mau pergi ke mana, Erik? Apa kau tidak mau ke apartemenku?"

"Tidak, Dewi. Aku tidak ingin melanjutkan permainan kita lagi."

"Apa maksud perkataanmu?" Dewi tampak terkejut dengan perkataannya

“Permainan kita berakhir. Aku ingin serius memperbaiki hubunganku dengan Laras.”

Kata-kata itu menghantam Dewi seperti petir. Ia terpaku, menatap Erik yang melangkah pergi meninggalkan pesta. Semua karyawan terkejut, tapi Erik hanya meminta mereka melanjutkan tanpa dirinya.

"Tidak. Aku tidak akan membiarkan hubungan kalian kembali!" Dengan tangan gemetar Dewi mengambil ponselnya.

Dewi berjalan cepat ke sudut sepi, jemarinya gemetar saat menekan nomor Laras. Telepon diangkat setelah beberapa dering.

“Apa kau menikmati pestanya, Dewi?” suara Laras terdengar datar, seolah mencibir.

“Tentu saja,” jawab Dewi dengan nada tinggi. “Bahkan Erik bilang besok dia akan memberiku hadiah. Bisa kau tebak, Laras? Hadiah apa yang akan dia berikan?”

“Selamat, Dewi. Kau memang pantas mendapatkannya. Aku bahkan akan menyarankan Erik memberikan hadiah istimewa untukmu.”

Nada Laras yang acuh hanya membuat Dewi semakin panas. “Jangan pura-pura tegar! Aku tahu kau iri. Itu sebabnya kau tidak berani datang. Kau tidak sanggup melihat keberhasilanku!”

“Wah, begitu ya?” suara Laras tenang, membuat Dewi semakin tersulut.

“Jangan sok kuat, Laras. Sebentar lagi aku akan merebut posisimu. Kau akan terlempar dari hidup Erik, tunggu saja. Ini baru awal!”

“Lakukanlah. Aku tidak akan melarang. Bahkan jika kau berhasil, aku akan memberikan selamat untukmu.”

Perkataan itu terdengar seperti penghinaan. Darah Dewi mendidih. “Kau kira kau hebat? Erik sendiri bilang kalau saja kau punya sifat sepertiku, dia pasti akan mencintaimu! Itu artinya… aku yang bisa membuatnya jatuh hati, bukan kau!” Dewi tertawa, mengejek.

Laras terdiam. Kata-kata itu menusuk. Tangannya mengepal. Malu dan sakit bercampur jadi satu.

“Kalau begitu, selamat untukmu. Besok, kau memang akan mendapatkan hadiah yang sangat istimewa,” jawabnya lirih sebelum menutup telepon.

Ia duduk di sisi ranjang, menarik napas panjang. Tidak ada air mata kali ini. Tidak ada rengekan. Hanya hati yang mengeras.

Jadi Erik berkata seperti itu? Sungguh memalukan. Pantas saja Dewi begitu percaya diri mempermalukan dirinya. Dia rasa, Erik pun mengatakan hal buruk tentang dirinya pada setiap selingkuhannya.

Suara mobil terdengar. Laras mengintip dari jendela, Erik bergegas turun. Dia mengira Erik akan menghabiskan malam dengan Dewi.

Dia kembali ke ranjang, mematikan lampu. Dia tidak mau mengacaukan suasana hatinya.

Erik melangkah menuju kamar begitu masuk ke dalam rumah. Dia ingin segera melihat keadaan istrinya.

"Laras," Erik mengetuk, "Bagaimana dengan keadaanmu? Apa kau baik-baik saja?"

Hening, tidak ada jawaban. Erik kembali mengetuk pintu kamar dan menanyakan keadaan istrinya tapi lagi-lagi Laras tidak menjawab.

Erik menghela nafas. Lagi-lagi dia berpikir, seandainya Laras memiliki sifat seperti Dewi? dia melangkah pergi, mungkin saja Laras sudah tidur.

Laras memandang ke arah pintu dengan tatapan dingin. Hatinya semakin sakit, apalagi setelah tahu Erik membandingkan dirinya dengan Dewi.

Tidak apa. Besok dia akan menendang Dewi dan selanjutnya dia akan menendang Erik.

1
Ma Em
Erik tdk tau saja bahwa yg nabrak Laras mantan selingkuhannya si Dewi , semoga Dewi dihukum seberat beratnya .
Ikoh Jenggung
kaget ga tuh selingkuhanmu ternyata yg nabrak laras
Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄
pegang ucapan Erik, kau akan menuntut hukuman berat buat yg nabrak Laras n komplotannya yaitu emaknya walaupun emaknya sdh cuci tangan 😏
jgn shock ya Erik yg menabrak Laras wanita yg pernah bobo sama dirimu, dasar bodoh Erik yg mendepankan hawa napsu 😏
anik_seokjinie
kaget gk tuhhh si erik...
apa bnr nanti erik akan menuntut kalo tau dewi yg menabrak larasss, pasti nanti dewi mohon** sma erik agar tdk masuk penjara
Zahraputri Putri
deg degan lihat reaksi kang selingkuh 😁kaget, marah, apa hanya diam 😁
Susan Susanti
eng ing eng🤭😁lanjut Thor🥰🥰
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
rasakan kamu Dewi...
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Erik katanya mau berubah..eh tetap saja breng sekkkk
Ma Em
Bagus Dewi sdh ditangkap dan jgn dilepas lagi biar Dewi mendekam dipenjara , Briant telah bergerak cepat daripada si Erik cuma janji doang .
lyani
nahhhh mulai petiklah perbuatan kamu
Ikoh Jenggung
mantap briant grecep
Dewi Ariyanti
langsung garcep ni briant tanpa disuruh laras dia langsung bergerak sedangkan erick kemana aja
Zahraputri Putri
apa erik akan percaya kalau dewi yg melakukan penabrakan itu?
Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄
keren Briant gercep menangkap Dewi. kemana tuh si Erik? lagi uring2an Krn kontrak kerjanya di batalkan 🤣🤣
dasar si Erik yg di pikirkan cuan tp tidak mau mencari tau penyebab kecelakaan Laras, beeuh 😏
Ma Em
Erik suami yg gobloknya k mau menjual istrinya pada Roby demi keuntungan perusahaan nya , cepatlah Laras tinggalkan si Erik .
Mr Lie 🍇✰͜͡v​᭄
Laaah Erik bijimane, enak bgt cm mau cuan dr hasil kerja Laras sdgkan cuan yg di hasilkan Laras kau buang2 ke jablay mu sdgkan Laras gigit jari, sakit hatinya terus n terus kau lakukan Erik. dasar Erik pria menjijikan, semoga si Ratna cepat2 mengurus perceraian mereka n berhasil memisahkan Erik n Laras biar Laras tidak tekanan batin lagi.
Dewi Ariyanti
Kau selalu menuntut Laras tetapi kau selalu menyakitinya dasar laki2 ngak tau diri kau erick😡😡
Ikoh Jenggung
laras sekarang sudah bukan laras yg dulu erik sekarang laras pintar dan cerdas
Inah Ilham
dasar g*bl*k si Erik, astaga... baru kali ini aku komen kasar 🙊🙊 gedeg banget soalnya
mery harwati
Nah lho Erik, istrimu akhirnya malah lebih nyaman curhat sama orang lain yang artinya Laras tak percaya lagi padamu meski kau berusaha untuk memperbaikinya Erik & mungkin bisa dikatakan kelebihan hubungan RT Erik & Laras, sampai saat ini Laras masih perawan meski statusnya sudah beristri 💪 Laras
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!