NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:634
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Deni menundukkan kepala karena merasa segan, tak sedikit warga yang melayangkan pujian kepada nya. Sementara itu, kang Sa'ad yang turut berada di tengah-tengah kerumunan mulai melayangkan cocok logi atas peristiwa yang baru saja terjadi.

"Cun, kamu ingat nggak dengan ucapan setan penunggu tiang listrik barusan."

"Iya, aku masih ingat. Ternyata ucapan nya benar, keponakan nya pak Abdul di temukan malam ini." Jawab kang Ucun bisik-bisik.

Sayang nya, tidak semua warga menyambut kembali nya Ilham dengan suka cita, seorang pria yang baru saja tiba seketika melayangkan rasa tidak suka ketika melihat Deni di banjiri banyak pujian dan ucapan terima kasih.

Orang tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Rianto . Seketika itu Rianto merasa tersisih dan tidak lagi di perhatikan. Terlebih ketika seluruh pasang mata memusatkan kearah Deni.

"Pake ajian apa kamu? Kok bisa orang hilang berhari-hari bisa ketemu?" Tanya Lek To , dengan tatapan sinis.

"Ndak ada ajian Lek To , saya cuma kebetulan sedang keluar, lalu tanpa sengaja melihat Ilham di pos ronda."

"Tuh kan, kalian dengar sendiri, kembali nya nak Ilham ini bukan karena Deni. Akan tetapi karena kebetulan semata. Selain itu, sebenar nya selama ini aku juga berupaya untuk melakukan negosiasi kepada penunggu desa ini supaya nak Ilham bisa di kembalikan lagi."

Lek Rianto yang merasa tidak terima karena melihat Deni mendapat banyak sanjungan itu pun lantas mengambil bicara sekaligus merasa jika dia turut andil dan berjasa. Ia berkata dengan jumawa bahwa semua upaya mustahil akan berhasil karena ada campur tangan nya.

Melihat sikap tersebut tentu nya membuat Deni berdecih dalam hati. Ia baru sadar jika ternyata Lek To tidak sebaik yang ia kira. Banyak kebohongan yang ia ciptakan hanya sekedar untuk mendapatkan nama dan kehormatan.

"Lah dia kan nggak ngapa-ngapain Den? Bisa bisa nya dia bilang ikut andil?" Bisik Tegar kepada Deni yang merasa janggal dengan pengakuan Lek To .

"Udah biarin, kita lihat aja halu nya sampai mana."

Semakin malam, kerumunan warga mulai berkurang, sehingga hanya menyisakan empat orang yakni Deni, Dimas, Tegar, serta Rianto .

"Maksud kamu apa ngaku-ngaku begitu di depan warga?" Mau cari muka? Nggak cukup punya satu?"

Deni yang sejak tadi memilih diam akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. Ia merasa kesal karena lek Rianto dengan seenak nya mengakui usaha orang, sementara sebelum nya, pria itu pula yang membuat warga tak memercayai ucapan nya.

"Iya tuh, enak aja, perut emang butuh makan, tapi masa minum nya ludah sendiri," Timpal Tegar yang turut merasa kesal.

"Heh! Kutu! Disini yang jadi sesepuh itu aku. Bahkan sudah turun temurun sejak kakek moyang. Lah kalau kalian ini siapa? Punya ilmu apa bisa nemuin keponakan nya pak Abdul?" Lek Rianto tak kalah berani menjawab cibiran mereka sambil bertolak pinggang.

"Heh! Lek To ! Jangan sombong kalau profesi nya cuma jadi dukun mah. Lagian kalau Deni yang nemuin kenapa? Emang ada aturan nya?"

"Cih! Sebenar nya aku ndak sudi bersaing dengan bocil-bocil seperti kalian ini. Tapi Kita buktikan saja, siapa yang lebih di percaya warga." Ujar Lek Rianto sembari pergi meninggalkan mereka ber tiga.

Terlepas dari huru-hara yang sempat terjadi, benak Deni senyatanya merasa lega. Tidak perduli siapa dan bagaimana, Sekali pun semua warga kelak akan mengakui jika orang yang menemukan Ilham adalah lek Rianto ia tak mengapa.

Akan tetapi, selepas peristiwa ini diri nya mulai belajar, bahwa ilmu tingkat tinggi seorang dukun pun tidak akan bisa menandingi kuasa tuhan.

"Masih mau ngidolain orang itu mas? Masih mau ngikutin jejak dia?" Suara seorang perempuan tiba-tiba muncul di tengah-tengah perenungan. Sehingga membuat Deni terjingkat dan memperhatikan ke arah daun jendela.

"Ih, ngagetin aja kamu Nik! Ngapain muncul? Kalau mereka berdua tahu keberadaan mu bagaimana?" Deni berujar dengan memelankan volume suara karena Tegar dan Dimas sudah tertidur lelap.

"Santai saja mas, mereka nggak bakal bisa lihat keberadaan saya. Dan mengenai pemuda itu, saya nggak bohong kan, kamu sudah membuktikan kalau pemuda itu memang bisa kembali setelah tujuh hari."

"Ya, kamu benar, aku perlu berterimakasih kepada mu karena semua ini berkat bantuan mu. Tapi bagaimana selanjut nya? Apakah ini permulaan dari teror mbok Yem?" Pertanyaan yang di layangkan Deni membuat membuat Monik sejenak terdiam. Ia seakan turut merasakan kegelisahan yang Deni rasakan.

"Menurut kamu sendiri, mungkinkah mbok Yem memiliki dendam?"

"Kurasa tidak, bahkan mbok Yem di kenal memiliki hubungan baik dengan warga di desa ini. Emang nya kenapa?"

"Saya tidak tahu, ini akan menjadi hal baik atau sebalik nya, akan tetapi bukan pemuda itu alasan mbok Yem bergentayangan. Ada alasan lain yang belum saya ketahui sampai saat ini."

Ungkapan yang di sampaikan Monik membuat Deni teringat dengan tali pocong yang di bawa Sukma. Entah kenapa perasaan nya juga yakin bahwa tali pocong itu adalah penyebab nya. Namun ia tidak bisa mencari solusi sebab teringat dengan perjanjian yang ia sepakati dengan Sukma. Bahwasanya nya, ia tidak akan menyinggung, ataupun meminta tali pocong tersebut. Deni mendesah gundah, bahkan kegundahan itu dapat di tangkap oleh Monik.

"Mikir apa sih mas?" Tanya Monik.

"Nggak, nggak ada apa. Udah dulu ya, aku ngantuk. Mau tidur," Ujar Deni mengakhiri obrolan seraya merebahkan diri untuk menyambut alam mimpi.

Rupanya ketika semua sudah tertidur pulas, Monik belum beranjak pergi. Ia mengambil duduk di samping Deni sembari menyambut kesedihan yang perlahan datang.

Rongga dada yang senyatanya sudah tidak berfungsi itu tiba-tiba terasa penuh sesak. Tatkala ia kembali mengingat siluet kenangan sewaktu masih hidup di dunia.

Ia menyesali perangai nya yang jauh dari kata baik dan santun. Monik dulu di kenal sangat haus kehormatan dan arogan. Melihat Rianto tentu seperti melihat cerminan diri nya sewaktu ia masih di beri izin tuhan untuk bernafas.

Ia merasakan kesedihan yang begitu mendalam, bahkan menyesal karena sukar menjaga ucapan.

"Hukuman mu ini benar-benar setimpal gusti, jadi apa sekarang saya ini? Manusia bukan, malaikat apa lagi. Saya tahu, bertobat pun sudah terlambat, pengampunan ku juga tidak akan mengembalikan semua nya. Tapi aku berharap, sangat sangat berharap, melalui pemuda ini aku dan mas Anton bisa berkumpul lagi." Tutur Monik sembari menangis terisak.

"Mas, kamu sedang apa, aku rindu kamu mas, Ketika Monik sedang merenung dan meratapi nasib yang memilukan, tiba-tiba saja Dimas menggeliat, ia turun dari ranjang dengan mata yang masih terpejam.

"Lah, dia ngelindur? Kalau nabrak pintu bahaya tuh. Heh! Mas? Mas? Bangun!" Ujar Monik berusaha menyadarkan Dimas. Namun pria itu masih acuh tak acuh. Bahkan karena setengah tidur, dia tidak sadar saat menemukan Monik dalam wujud setan berdaster itu mengekor di belakang nya.

"Bentar, aku mau ngencingin muka nya Rianto biar dia tau rasa hi hi hi." Ujar Dimas lagi sambil berjalan keluar dengan mata terpejam menuju kamar mandi.

"Dih! Dasar manusia, ikutin ah."

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!